Anda di halaman 1dari 10

MENGANALISIS BUDAYA HIDUP

SEHAT
B Y: A U L I A B A I D H O T U N N I S A ( P 2 7 8 2 0 5 1 8 0 0 7 )
SUKU NUAULU, MALUKU TENGAH
(Memotong Tali Pusar Dengan Bambu)
Suku Nualu memiliki tradisi masyarakat
yaitu saat hamil perempuan Suku Nuaulu
diasingkan ke Gubuk Tikusune dan ketika
melahirkan ditolong oleh seorang dukun
beranak atau mama biang yang disebut
Irihitipue. Ilihiritipue merupakan gelar
yang khusus diberikan kepada seorang
wanita yang bertugas menolong proses
kelahiran.
CON..
Pada saat melahirkan biasanya Irihitipue
melaksanakan tugasnya dengan terlebih
dahulu mempersiapkan alat yang
diperlukan menolong persalinan seperti alat
pemotong tali pusar yang terbuat dari
bambu. Alat ini dinamakan kaitimatana atau
wane. Di samping alat ini, juga disediakan
air untuk dipakai memandikan bayi. Air itu
diambil dari sungai yang dianggap keramat
oleh masyarakat.
Praktek pemotongan tali pusat dengan bambu yang
dilakukan oleh dukun pada perempuan Suku Naulu
dapat merugikan kesehatan ibu dan bayi karena
menyebabkan infeksi yang berakibatkan kematian ibu
dan bayi.
SUKU SASAK
(Budaya Lantai yang terbuat dari kotoran kerbau dan pemberian Nasi papah)
• Lantai terbuat dari kotoran kerbau
Di Lombok, Nusa Tenggara Barat, ada
beberapa kampung yang masih
mempertahankan kehidupan suku
aslinya, Suku Sasak. Lantainya terbuat
dari kotoran kerbau dan kerap dilap
dengan kotoran kerbau. Suku Sasak
meyakini bahwa saat musim hujan
rumah jadi terasa hangat karena dibuat
dari kotoran kerbau. Sebaliknya, saat
musim panas rumah terasa adem.
Nyamuk-nyamuk juga hilang.
Mengingat lantai rumah Suku Sasak tersebut yang terbuat dari
campuran tanah liat dan kotoran kerbau dan sebagainya serta
menggunakan kotoran tersebut sebagai bahan untuk mengepel
lantai, memungkinkan adanya bakteri maupun virus berbahaya
yang tentu saja tidak baik bagi kesehatan, dan menimbulkan
berbagai macam penyakit saluran pernafasan.
CON..
• Pemberian Nasi Papah
Selain itu budaya yang masih ada di Suku Sasak
khususnya di Lombok Timur hingga sekarang
yaitu Nasi Papah. Nasi Papah yaitu nasi yang
dilumatkan dengan mulut yang kemudian
diberikan kepada bayi dan itu sudah berlangsung
secara turun temurun. Menurut penduduk Pulau
Lombok, nasi papah mempunyai pengaruh besar
pada perkembangan tubuh dan kecerdasan anak
serta percaya bahwa bayi juga memerlukan
makanan pendamping selain ASI.
Nasi papah dapat menjadi media penyebaran penyakit antara si ibu
degan bayi, dimana jika seorang ibu menderita penyakit-penyakit
infeksi menular tertentu yang berhubungan dengan gigi dan mulut serta
pernapasan maka akan sangat mudah untuk ditularkan pada bayinya.
Misalnya Tuberculosis. Dari segi kebersihan dan keamanan pangan nasi
papah masih perlu dipertanyakan juga, karena anak bisa tertular
penyakit yang diderita ibu melalui air liur, sedangkan dari segi
kuantitas dan kualitas nilai gizi jelas merugikan si bayi, karena ibu-ibu
akan mendapatkan sari makanan sedangkan bayinya akan mendapatkan
ampasnya.
SUKU BATAK
(Budaya Pengobatan Suku Batak)
Menurut kepercayaan orang batak, apabila
seseorang sakit, “tondi” atau “tendi” si sakit
pergi kesuatu tempat meninggalkan
tubuhnya. Karena tondi itu pergi, orang
tersebut jatuh sakit. Agar orang yang sakit
dapat sembuh, tendinya harus dipanggil agar
masuk kembali ketubuh orang yang sakit itu
(tondi mulak tu badan). Mediator untuk
memanggil tondi tersebut adalah baso atau
datu. Kalau tondi itu setelah beruang-ulang
dipanggil tidak mau pulang juga, berarti
orang sakit tersebut tidak ada harapan lagi
untuk hidup.
TERIMAKASIH 

Anda mungkin juga menyukai