Anda di halaman 1dari 16

KELOMPOK 6

OFFERING I-IL 2018

Helyu Listyka Afininda (180342618057)


Muhammad Noorjazuli Abdillah (180342618087)
Signal sekuens ini mengontrol V-J V-D dan D-J. terdapat 9
pasangan basa (nonamer) dan 7 pasangan basa (heptamer) dengan
jarak yang berbeda-beda. Penghubung JK-VK, jarak pada sekuen
Signal sinyal VK sepanjang 12 pasang nukleotida, sedangkan pada Jk, jarak
sekuen sinyanya sepanjang 22 pasang nukleorida. Sekuen heptamer
Sequences dan nonamer terletak “setelah” segmen gen VK yang telah
Govern Genome bergabung dengan segmen JK sebelumnya. Sinyal tersebut
Rearrangements berpotensi terbentuknya tangkai dan loop dan membuat segmen VK
dan JK dalam posisi sejajar dan siap untuk penyatuan. Penyatuan
akan terjadi ketika sinyal sekuens mengandung pemisah jarak 12
base-pairs dan yang lainnya 22 base-pairs.
Variable Joining Perbandingan keragaman urutan asam amino yang ada dalam
molekul antibodi dengan yang diprediksi dari urutan segmen gen
Sites and yang menyandikan antibodi ini mengungkapkan bahwa terdapat
lebih banyak variasi dalam urutan asam amino pada persimpangan
Somatic V-J daripada yang diprediksi oleh urutan nukleotida.
Mutation
Keragaman antibodi disebabkan oleh adanya
(1)penggabungan segmen gen V, D dan J
(2)serta adanya rekombinasi daerah alternatif yang melibatkan
suatu mekanisme lain.
Perbedaan macam antibodi telah diketahui dengan cara
membandingkan
(3)sekuens nukleotida dari gen yang diekspresikan oleh rantai induk
(4)sekuens asam amino yang berasal dari rantai antibodi dengan
urutan asam amino yang berasal dari sekuens nukleotida dari gen.
 Terdapat beberapa set gen yang terletak di setiap tiga
wilayah
 Selama perkembangan sel B akan memisahkan semua
Variable DNA kecuali satu gen di setiap wilayah dan
Joining Sites menggabungkan tiga gen yang tersisa untuk
membentuk segmen VDJ.
 Segmen VDJ, akan memproduksi antibody bersama
dengan gen wilayah konstan (CH)
(1)Pereplikasian pada sel B dirangsang Pada saat sel B berikatan
dengan antigen
(2) Ketika pereplikasian terjadi, gen yang berikatan dengan heavy
dan light chains akan mengalami mutasi.
Somatic
(3) somatik mutasi akan menghasilkan paling tidak 1 perubahan
Mutation pada nukleotida/gen variable di tiap pembelahan sel. hal tersebut
menyebabkan anakan sel B memperoleh perbedaan pada asam
amino domain variable antibody mereka.
Semua antibodi yang diproduksi oleh satu limfosit B memiliki
spesifisitas pengikatan antigen yang sama. Tetapi sel yang berbeda
Clonal dalam populasi limfosit B akan mengalami penataan ulang genom
yang mengarah pada produksi antibodi dengan kekhususan yang
Selection berbeda. Sehingga limfosit B akan memproduksi banyak jenis
antibodi.
Sel limfosit T memiliki peran dalam respons imun seluler. Sel T
mengenali antigen pada permukaan sel lalu membunuh sel target
T Cell tersebut. Sel T menghasilkan reseptor yang sangat mirip dengan
antibodi yang diproduksi oleh limfosit B. Selain itu, keragaman
Reseptor spesifisitas reseptor sel T dihasilkan oleh penataan ulang genom
yang serupa dengan yang terlibat dalam produksi antibodi.
Reseptor sel T terdiri dari dua rantai polipeptida yaitu α dan β ,
masing-masing dikodekan oleh segmen gen L-V, D, J, dan C seperti
rantai antibodi. Reseptor sel T menunjukkan keragaman yang besar,
dan keragaman ini dihasilkan oleh penyusunan ulang genom selama
diferensiasi limfosit T dengan cara yang serupa dengan produksi
T Cell keragaman antibodi dalam limfosit B.
Reseptor Protein yang dapat ditemui pada seluruh permukaan sel yang
ada di manusia dikodekan dalam major histocompatibility complex
(MHC). Dengan demikian maka sel T dapat mengenali sel yang
memproduksi antigen tertentu di dalam tubuh.
Gen MHC mempunyai 3 jenis protein yang berperan dalam mekanisme
imun yaitu,
1. Gen kelas I mengkodekan antigen transplantasi yang berupa
glikoprotein yang tertanam pada membran sel Antigen. Membantu
limfosit T untuk menentukan mana jaringan dari dirinya sendiri dan mana
jaringan “asing”. Berada pada sel manusia kecuali makrofag.
Major 2.Gen kelas II mengkodekan polipeptida yang terletak pada permukaan
Histocompatibility limfosit B dan makrofag sehingga bisa berkomunikasi dengan sel T helper.

Complex 3.Gen kelas III mengkodekan protein komplemen yang akan berikatan
dengan kompleks antibodi-antigen dan menginduksi lisisnya sel target.
(MHC)
Pada manusia, protein MHC dikodekan oleh lokus HLA (for Human
Leukocyte Antigen) pada kromosom 6, pada tikus lokus MHC diberi nama
H-2 (Histocompatibility locus 2) dan pada shromosom 17.

Anda mungkin juga menyukai