Anda di halaman 1dari 36

STROKE HEMORAGIK

kelompok : 1
Nama : cicin hasan
Ahmad surya pratam
Riska waty .g
Gianni anggita
Risman
Ibrahim alamsyah
Radayani
DEFINISI STROKE

Menurut WHO stroke adalah adanya tanda-tanda


klinik yang berkembang cepat akibat gangguan
fungsi otak fokal.

Stroke hemoragik adalah disfungsi neurologi fokal


yang akut dan disebabkan oleh perdarahan primer
substansi otak yang terjadi secara spontan bukan
oleh karena trauma kapitis, disebabkan oleh karena
pecahnya pembuluh arteri, vena dan kapiler.
JENIS STROKE HEMORAGIK

1. Hemoragik intra serebral

2.Hemoragik sub arachnoid
ETIOLOGI

Kekurangan suplay oksigen yang menuju otak.


Pecahnya pembuluh darah di otak karena
kerapuhan pembuluh darah otak.
Adanya sumbatan bekuan darah di otak.
Patofisiologi
stroke
TANDA DAN GEJALA

g. Perubahan gerakan biasanya pada


a. perubahan tingkat kesadaran
(mengantuk, letih, apatis, satu sisi tubuh, seperti kesulitan
koma). menggerakkan salah satu bagian
b. Kesulitan berbicara atau
memahami orang lain.\ tubuh, atau penurunan ketrampilan
c. Kesulitan menelan. motorik.
d. Kesulitan menulis atau
membaca. h. Kehilangan keseimbangan
e. Sakit kepala yang terjadi ketika
berbaring, bangun dari tidur, i. Mual dan muntah
membungkuk, batuk atau
kadang terjadi secara tiba-tiba. j. Kejang
f. Kehilangan koordinasi.
Lanjutan.......

k. Sensasi perubahan biasanyan pada satu sisi tubuh, seperti


penurunan sensasi, baal atau kesemutan.

l. Kelemahan pada satu sisi tubuh.


.
Pemeriksaan penunjang

a. Laboratorium :darah rutin, gula darah, urin rutin, cairan serebrospinal, AGD, biokimia
darah, elektrolit.

b. CT-Scan

c. Ultrasonografi Doppler :mengidentifikasi penyakit arterio vena.

d. Angiografi serebral membantu menentukan penyebab stroke secara spesifik seperti


perdarahan atau obstruksi arteri.

e. MRI

f. EEG

g. Sinar X tengkorak
KOMPLIKASI

a. Infark serebri.

b. Hidrosephalus yang sebagian kecil menjadi hidrosephalus normotensif.


c. Fistula caroticocavernosum.
d. Epistaksis.

e. Peningkatan TIK, tonus otot abnormal.


f. Gangguan otak berat.

g. Kematian bila tidak dapat mengontrol respon pernafasan atau kardiovaskuler.


PENATALAKSANAAN

a. Anti koagulan :Heparin untuk menurunkan kecenderungan perdarahan pada fase akut.

b. Obat anti trombotik : Pemberian ini diharapkan mencegah peristiwa trombolitik atau
embolik.
c. Diuretika :untuk menurunkan edema serebral.
d. Pembedahan

e. Endarterektomi karotis dilakukan untuk memperbaiki peredaran darah otak.


PENCEGAHAN

a. Khususnya pada orang tua, perawatan yang intensif untuk mempertahankan tekanan
darah selama tindakan pembedahan. Cegah jangan sampai penderita diberi obat
penenang berlebihan dan istirahat ditempat tidur yang terlalu lama.
b. Pembatasan makan garam
c. Peningkatan kegiatan fisik : jalan setiap hari sebagai bagian dari program kebugaran.
d. Penurunan berat badan apabila kegemukan
e. Berhenti merokok
KONSEP KEPERAWATAN

DIAGNOSA
INTERVENSI
DIAGNOSA

a. Gangguan perfusi jaringan otak b.d pendarahan intra


cerebral
b. Gangguan mobilitas fisik b.d hemiplegia
c. Resiko gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d
kelemahan otot mengunyah dan menelan
d. Resiko terjadinya ketidakefektifan bersihan jalan nafas
b.d menurunnya reflek batuk dan  imobilisasi
e. Resiko gangguan integritas kulit b.d tirah baring lama
INTERVENSI

NO DIANGNOSA INTERVENSI
1. Gangguan perfusi jaringan otak
b.d pendarahan intra cerebral 1) Observasi dan catat TTV tiap 2 jam
sekali
2) Anjurkan klien untuk bed rest total
3) Berikan penjelasan kepada keluarga
tentang sebab-sebab gangguan perfusi
jaringan otak dan akibatnya
4) kolaborasi dengan tim dokter dalam
pemberian piracetam 4 x 3 gr)
LANJUTAN........

2. Gangguan mobilitas fisik b.d


hemiplegia 1) Ubah posisi klien tiap 2 jam
2) Ajarkan klien untuk melakukan latihan gerak
aktif pada ekstrimitas yang tidak sakit
3) Lakukan gerak pasif pada ektrimitas yang
sakit
4) Observasi KU
5) Kolaborasi dengan fisioterapi

3. Resiko gangguan nutrisi


1) tentukan kemampuan klien dalam
kurang dari kebutuhan tubuh
b.d kelemahan otot mengunyah, menelan
mengunyah dan menelan
2) Letakkan posisi kepala lebih tinggi pada
waktu selama dan sesudah makan
3) Berikan makan dengan
perlahan pada
lingkungan yang tenang

4) Anjurkan klien
menggunakan sedotan
meminum cairan
4. Resiko terjadinya ketidakefektifan bersihan jalan nafas
1) Observasi pola dan
b.d menurunnya reflek batuk dan  imobilisasi
frekuensi nafas dan bunyi
nafas
2) Berikan intake yang
adekuat
3) Berikan penjelasan kepada
klien dan keluarga tentang
sebab dan akibat ketidak
efektifan jalan nafas

4) Rubah posisi tiap 2 jam


sekali
5. Resiko gangguan integritas
1) Observasi keadaan kulit pasien
kulit b.d tirah baring lama
2) Jaga kebersihan dan kelembaban
kulit
3) Rubah posisi tiap 2 jam
ASUHAN KEPERAWATAN STROKE

PENGKAJIAN DIAGNOSA

EVALUASI

INTERVENSI IMPLEMENTASI
PENGKAJIAN

A. Identitas Pasien
Nama : Ny. R
Umur : 40 tahun
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Agama : Islam
 Status : Menikah
 Pendidikan : SMP
 Pekerjaan : Ibu rumah tangga
 Suku : Jawa
 Alamat :Luwuk timur
 Diagnosa Medis : stroke hemorogik
 No. RM : 104888
 Tanggal masuk RS : 10Januari 2012
 Tanggal / Waktu pengkajian : 11 Januari 2012 Jam 08.00
LANJUTAN.......

B. RIWAYAT KESEHATAN
a. Keluhan utama :
Klien mengatakan pusing dan muntah
P: Saat bergerak
Q : Seperti diremas remas
R: Nyeri pada kepala           
S : Skala 4
T: Waktu tidak tentu
b. Riwayat penyakitnsekarang
Keluarga klien mengatakan, klien muntah-muntah 3 hari sebelum di bawa ke
rumah sakit 10Januari 2012dan dalam keadaan cemas (apatis) di rumah.RPS   :
Klien sakit sejak 3 hari lalu dibawa ke rumah mantri desa setempat kemudian di
rujuk ke rumah sakit melalui IGD dengan dipasang infus RL 20 tpm dan terapi
piracetam 4 x 3 gr.Kemudian dipindah di B II
LANJUTAN....

d. Riwayat penyakit yang lalu:


Klien mengatakan punya riwayat penyakit hipertensi
e. Riwayat penyakit keluarga :
Klien mengatakan dalam keluarganya yaitu
ibu,menderita penyakit hipertensi.
f. Riwayat kesehatan lingkungan
Klien mengatakan kebersihan rumah terjaga
KLASIFIKASI DATAA

DS :
- Klien mengatakan kepalanya pusing.
- klien mengatakan tangannya sebelah kanan tidak bisa digerakkan.
- Klien mengatakan tidak nafsu makan, kesulitan dalam menelan

DO :
- Klien tampak kesakitan, gelisah.
- tangan sebelah kanan tidak bisa digerakkan.
- Makanan yang disediakan masih setengah porsi.
- Klien tampak makan habis ½ porsi.
- Dengan BB sblm sakit:43 kg  BB selama sakit : 39 kg
 
ANALISA DATA

NO DATA PROBLEM ETIOLOGI


1. DS :   Gangguan perfusi Perdarahan intra cerebral
Klien mengatakan jaringan otak
kepalanya pusing pecahnya pembuluh darah
P : saat bergerak otak
Q : seperti diremas.
R : nyeri pada kepala mengakibatkan darah
S : skala 4 masuk ke dalam jaringan
T : waktu tidak tentu. otak membentuk massa
DO : atau hematoma
Klien tampak kesakitan,
gelisah. menekan jaringan otak dan
menimbulkan edema
TTV : disekitar otak
TD : 20/90 mmHg,
S : 36,7OC Gangguan perfusi jaringan
N : 64 x/mnt otak
Hasil ST Scan : kesan stroke
hemorogik
LANJUTAN.......

2. DS : Gangguan mobilitas Hemiplegia


Klien mengatakan tangannya fisik.
sebelah kanan tidak bisa digerakkan. Disfungsi jaringan
DO : otak
Tangan sebelah kanan tidak
bisa digerakkan. Cerebellum
Tonus : tangan kanan menurun N
(kiri). Kemampuan jalan

turun,gangguan
koordinasi

Gangguan mobilitas
fisik.
LANJUTAN......

3. DS : Resiko gangguan Kelemahan otot


Klien mengatakan tidak nafsu nutrisi kurang dari mengunyah dan
makan, kesulitan dalam menelan. kebutuhan tubuh menelan

DO :
Makanan yang disediakan Disfungsi jaringan
masih setengah porsi. otak
Klien tampak makan habis ½ porsi

BB sblm sakit:43 kg Kemampuan


BB selama sakit : 39 kg menelan menurun
GDS : 157 mg/dl

Gangguan menelan
DIAGNOSA

1. Gangguan perfusi jaringan otak b.d pendarahan intra cerebral ditandai


dengan klien mengatakan kepala pusing
2. Gangguan mobilitas fisik b.d hemiplegia ditandai dengan klien mengatakan
tangannya sebelah kanan tidak bias digerakan
3. Resiko gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d kelemahan otot
mengunyah dan menelan ditandai dengan klien mengatakan tidak nafsu
makan, kesulitan dalam menelan
INTERVENSI

NO DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL


KEPERAWATAM KEPERAWATAN
1. Gangguan perfusi Setelah dilakukan  Observasi dan Untuk
jaringan otak b.d tindakan keperawatan catat TTV tiap 2 mengetahui
pendarahan intra selama 2 x 24 jam jam sekali setiap perubahan
cerebral ditandai klien perfusi jaringan  Anjurkan klien yang terjadi pada
dengan klien untuk bed rest klien secara dini
mengatakan kepala otaknya dapat total dan untuk
pusing tercapai dengan  Berikan penetapan
optimal dengan penjelasan tindakan yang
Kriteria hasil : kepada tepat
 Klien tidak gelisah keluarga  Mengurangi
Tidak ada tentang sebab- tekanan
keluhan nyeri kepala sebab arteri dengan
TTV normal gangguan meningkatny
perfusi jaringan a draimage
otak dan vena
akibatnya
 kolaborasi dengan  Untuk mencegah
tim dokter dalam pendarahan ulang
pemberian piracetam 4  Keluarga
x 3 gr) berpartisipasi lebih
dalam proses
penyembuhan
 Memperbaiki sel
yang masih
reviseabel

2. Gangguan Setelah  Ubah posisi klien Menurunkan resiko


dilakukan tiap 2 jam terjadinya iskemia jaringan
morbilitas fisik tindakan Ajarkan klien untuk akibat sirkulasi darah yang
keperawatan melakukan latihan jelek pada derah yang
b.d hemiplegia selama 2 x 24 gerak aktif pada tertekan
ditandai dengan jam klien ekstrimitas yang tidak Gerakan aktif
klien mampu sakit memberikan massa, tonus,
melaksanakan Lakukan gerak pasif dan kekuatan otot serta
mengatakan aktivitas fisik pada ektrimitas yang memperbaiki fungsi
tangannya sesuai dengan sakit jantung dan pernafasan
kemampuannya Observasi KU Otot akan kehilangan
sebelah kanan dengan Kriteria Kolaborasi dengan tonus dan kekuatannya
tidak bias Hasil : fisioterapi bila tidak dilatih untuk
digerakkan
digerakan
Untuk mengetahui
kebutuhan nutrisi
klien

3. Resiko gangguan Setelah dilakukan tentukan untuk menetapkan


nutrisi kurang dari tindakan kemampuan klien jenis makanan yang
kebutuhan tubuh b.d keperawatan dalam akan diberikan pada
kelemahan otot selama 2 x 24 jam, mengunyah, klien
mengunyah dan tidak ada gangguan menelan untuk klien lebih
menelan ditandai nutrisi lagi pada Letakkan posisi mudah menelan
dengan klien klien dengan kepala lebih karena gaya gravitasi
mengatakan tidak Kriteria Hasil : tinggi pada waktu klien dapat
nafsu makan, kesulitan 1. BB dapat selama dan berkonsentrasi pada
dalam menelan dipertahankan sesudah makan mekanisme makan
  /ditingkatkan Berikan makan tanpa adanya distraksi
2. Nafsu makan dengan perlahan menguatkan otot
bertambah pada lingkungan tasial dan otot
yang tenang menelan dan
Anjurkan klien menurunkan
menggunakan resikoterjadinya
sedotan tersedak
meminum cairan
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

NO HARI/TGL JAM IMPLEMENTASI EVALUASI


1. Senin, 08.00 1) Mengobservasi dan catat TTV tiap S : Klien mengatakan masih pusing
21 2 jam sekali. Hasil : TD : 20/90
08.15 O : -TD : 60/90 mmHg, S : 36,7OC,
Januari mmHg, S : 36,7 C, N : 64 x/mnt
O

N : 64 x/mnt
2018 2) Menganjurkan klien untuk bed rest
08.30
total. Hasil : pasien sudah mulai - Pasien terlihat masih tampak
09.00 beristirahat gelisah dan kesakitan
3) Memberikan penjelasan kepada A : Masalah belum teratasi
keluarga tentang sebab-sebab
P : lanjutkan intervensi
gangguan perfusi jaringan otak dan
1. Mengobservasi dan catat TTV
akibatnya. Hasil : keluarga pasien
tiap 2 jam sekali
sudah mengetahui sebab-sebab
2. Menganjurkan klien untuk bed
munculnya kembali penyakit klien
rest total.
4) Mengkolaborasi dengan tim dokter
3. Mengkolaborasi dengan tim
dalam pemberian piracetam 4 x 3
gr). Hasil : pasien mendapatkan dokter dalam pemberian
obat piracetam 4 x 3 gr).
LANJUTAN.......

2. 09.10 1) Mengubah posisi klien S : Klien mengatakan belum bisa

tiap 2 jam. Hasil : pasien menggerakkan tangan kanannya.


09.20
mendapat perubahan
09.30
posisi setiap 2 jam O : klien terlihat belum bisa
09.40 menggerakkan tangan kanannya
2) Mengajarkan klien untuk
09.50 A : Masalah belum teratasi
melakukan latihan gerak
aktif pada ekstrimitas P : Lanjutkan intervensi.

yang tidak sakit. Hasil :  mengajarkan klien untuk


pasien melakukan gerak melakukan gerak aktif pada
aktif ekstremitas yang tidak sakit
3) Melakukan gerak pasif Melakukan gerak pasif pada
pada ektrimitas yang ekstremitas yang sakit
sakit. Hasil : pasien Mengkolaborasikan dengan
melakukan gerak pasif fisioterapi
3. 10.00 1) Mententukan kemampuan klien S: klien mengatakan belum
10.11
10.15 dalam mengunyah, menelan. nafsu makan
10.20 Hasil : pasien mengtakan tidak
dapat mengunyah dengan baik O : Klien tampak  sulit
2) Meletakkan posisi kepala lebih mengunyah
tinggi pada waktu selama dan
A : Masalah belum teratasi
sesudah makan. Hasil : pasien
mendapatkan posisi kepala P : Lanjutkan intervensi
tinggi selama dan sesudah
1. Mententukan kemampuan
makan
klien dalam mengunyah,
3) Memberikan makan dengan
menelan
perlahan pada lingkungan yang
tenang. Hasil : pasien
2. Meletakkan posisi kepala
mendapatkan makanan di lebih tinggi pada waktu
lingkungan yang tenang selama dan sesudah
4) Meganjurkan klien makan
menggunakan sedotan meminum
cairan. Hasil : pasien minum
dengan sedotan
1. Selasa,22,ja 09.00 1. Mengobservasi dan catat TTV S : Klien mengatakan sudah
nuary,2018 09.54
10.00 tiap 2 jam sekali. Hasil : TD : tidak pusing
100/90 mmHg, S : 36,7OC, N :
64 x/mnt O : -TD : 100/90 mmHg, S :
2. Menganjurkan klien untuk bed 36,7OC, N : 64 x/mnt
rest total. Hasil : pasien - Pasien terlihat sudah
mendapatkan istirahat
rileks dan sehat
3. Mengkolaborasi dengan tim
A : Masalah teratasi
dokter dalam pemberian
piracetam 4 x 3 gr). Hasil : pasien P : Hentikan intervensi.
mendapatkan obat Pertahankan hasil
2. 10.10 1. Mengajarkan klien untuk
10.20 S : Klien mengatakan sudah
10.30 melakukan latihan gerak aktif dapat mengerakan tangan
pada ekstrimitas yang tidak
kanannya
sakit. Hasil : pasien
melakukan gerak aktif O : - Klien tampak dapat
2. Melakukan gerak pasif pada menggerakkan tangan
ektrimitas yang sakit. Hasil : kanannya
pasien sudah dapat A : Masalah teratasi
menggerakkan tangan P : Hentikan intervensi.
3. Mengkolaborasi dengan
fisioterapi. Hasil : pasien
mendapat penanganan dari
fisioterapis
3. 10.00 1. Menentukan kemampuan klien dalam S : Klien mengatakan sudah
10.14
10.44 mengunyah, menelan. Hasil : pasien nafsu dalam makan
sudah dapat menelan dan mengunyah
dengan baik O : Klien tampak dapat
mengunyah dan menelan
2. Meletakkan posisi kepala lebih tinggi
pada waktu selama dan sesudah makan. dengan baik
Hasil : pasien mendapatkan posisi A : Masalah teratasi
kepala tinggi pada waktu selama dan P: Hentikan intervensi
sesudah makan

3. Memberikan makan dengan perlahan


pada lingkungan yang tenang.hasil
pasien mendapatkaan makanaan di
lingkungan yang tenang

4. Menganjurkann klien menggunakan


sedotan minuman cairan hasil : pasien
minum dengan sedotan

Anda mungkin juga menyukai