Topik
2
KARDIOTOKOGRAFI/ KTG
CardioTocoGraphy / CTG
Kardiografi Tokografi
Grafik dari pemeriksaan ultrasound Grafik dari pemeriksaan tonometer
untuk mengukur frekuensi denyut untuk mengukur kontraksi otot
jantung janin rahim dan gerakan janin
Kardiotokografi
Alat elektronik yang digunakan untuk memantau kesejahteraan
janin melalui penilaian pola denyut jantung janin dalam
hubungannya dengan kontraksi rahim dan gerakan janin
Deteksi dini
Mencegah morbiditas
3
Pemantauan kesejahteraan janin
1. Internal Electronic Fetal Monitoring
• Pemeriksaan denyut nadi langsung dari kulit kepala janin
• Memecahkan kulit ketuban, merupakan tindakan invasif
• Gambaran gelombang P, QRS, T seperti elektrokardiografi /EKG
4. Auskultasi
• Pemeriksaan frekuensi denyut nadi janin
melalui stetoskop Laenec/ Pinard atau dengan
Doppler ultrasound
6. Hormonal
Bila keadaan stres medulla adrenal mengeluarkan Epinefrin & Norepinefrin
Meningkatkan frekuensi, menambah kekuatan kontraksi, dan meningkatkan curah jantung
6
Pengaturan denyut jantung janin
Simpatis & Parasimpatis
Baroreseptor
Hormonal
7
Indikasi pemeriksaan KTG
Kehamilan
Hipertensi dalam kehamilan Pertumbuhan janin terhambat
Diabetes melitus, anemia Kecurigaan hipoksia janin
Kelainan jantung, paru, ginjal Inkompatibilitas ABO & Rhesus
Penyakit sistemik berat Kontraksi prematur
Kehamilan > 41 minggu
Bekas seksio sesarea
Ibu berusia lanjut
Ibu perokok
Persalinan
Inpartu
Akan dilakukan induksi persalinan
Akan dilakukan akselerasi persalinan
Gerakan janin berkurang
8
Persiapan pemeriksaan KTG
Syarat
1. Usia kehamilan > 28 minggu
2. Punktum maksimum DJJ diketahui
3. Ada informed consent
Persiapan pasien
1. Kosongkan kandung kemih
2. Ibu berbaring telentang. Pastikan ibu tidak terjatuh dari tempat tidur.
3. Pasang tokometer di daerah fundus uteri
4. Pasang transduser ultrasound (diberi jelly untuk menghindari adanya
udara antara kulit dengan transduser)
5. Pastikan kontraksi rahim sudah terdeteksi, lakukan reset pada saat tidak
ada kontraksi uterus
6. Pastikan DJJ terdeteksi jelas, tidak terputus-putus
7. Mulai rekaman. Perekaman selama 30 menit.
9
Alat pemeriksaan KTG
1 cm
3 cm
10 cm
Kardiografi
dpm
30 “
1‘
3‘
10 menit
Tokografi
12
Hasil pemeriksaan KTG
2. Reaktifitas
• Akselerasi
• Deselerasi
3. Gerakan janin
4. Kontraksi uterus
13
Hasil pemeriksaan KTG
Frekuensi dasar
Diukur minimal selama 2 menit
14
Frekuensi dasar
Takikardi Bradikardi
> 160 dpm < 120 dpm
24
Hasil pemeriksaan KTG
Variabilitas
1. Variabilitas jangka pendek (short term variability)
15
Variabilitas
Variabilitas DJJ berkurang pada
1.keadaan:
Hipoksia otak
2. Janin tidur (aktifitas otak berkurang)
3. Kehamilan preterm (SSP belum sempurna)
4. Janin anensefalus (korteks serebri tak sempurna)
5. Blokade nervus vagus
6. Kelainan jantung bawaan
7. Pengaruh obat narkotik, diazepam, barbiturat,
MgSO4 dan anestesi umum
25
Hasil pemeriksaan KTG
Akselerasi
Peningkatan frekuensi DJJ > 15 dpm dan selama > 15 detik
Lama tidak sampai 2 menit
Apakah Akselerasi?
BUKAN Akselerasi
Apakah namanya?
Perubahan Frekuensi Dasar
Kenapa?
Karena LAMA lebih 2 menit
17
Hasil pemeriksaan KTG
Deselerasi
Penurunan frekuensi DJJ > 15 dpm dan selama > 15 detik
Lama tidak sampai 2 menit
1. Deselerasi dini
2. Deselerasi lambat
3. Deselerasi variabel
18
Hasil pemeriksaan KTG
Deselerasi
19
Hasil pemeriksaan KTG
Deselerasi
20
Hasil pemeriksaan KTG
Deselerasi
21
Deselerasi
1. Deselerasi dini
Berhubungan dengan kompresi kepala janin
• Inpartu kala II
• Ketuban pecah sebelum waktunya
• Oligohidramnion
2. Deselerasi lambat
Berhubungan dengan insufisiensi utero plasenter
• Solusio plasenta
• Hipertensi dalam kehamilan
• Diabetes melitus
• Kehamilan lewat waktu
3. Deselerasi variabel
Berhubungan dengan kompresi tali pusat
• Ketuban pecah sebelum waktunya
• Oligohidramnion
• Lilitan tali pusat
• Kelainan letak janin
26
Hasil pemeriksaan KTG
Gerakan janin
• Subjektif: yang dirasakan oleh ibu pencet penanda
• Objektif: gambaran duri/ paku pada tokografi
22
Hasil pemeriksaan KTG
Kontraksi rahim
Sesuai usia kehamilan & fase persalinan
Frekuensi semakin sering & teratur, amplitudo semakin besar
Mempunyai fase kontraksi dan fase relaksasi
Normal
Katagori I adalah kondisi normal dari pemantauan DJJ dan menggambarkan status
asam basa janin saat pemantauan dalam keadaan normal. Katagori I dapat
dipantau pada pemeriksaan rutin asuhan antenatal dan tidak memerlukan
tatalaksana khusus.
Katagori II tidak memprediksi adanya abnormalitas status asam basa janin, saat ini
belum ditemukan bukti yang adekuat untuk mengkasifikasikan katagori inimenjadi
Katagori I atau Katagori III. Katagori II memerlukan evaluasi dan pemantauan lanjut
serta reevaluasi dan mencari factor-faktor yang berkaitan dengan keadaan klinis.
Pada beberapa keadaan diperlukan uji diagnostic untuk memastikan status
kesejahteraan janin atau melakukan resusitasi intrauterine pada hasil Katagori II ini.
Katagori III berkaitan dengan abnormalitas status asam basa pada saat pemantauan
janin tersebut dilakukan. Katagori III memerlukan evaluasi yang baik (akurat). Pada
kondisi ini, tindakan yang dilakukan tidak terbatas hanya untuk memberikan
oksigenasi bagi ibu, merubah posisi ibu, menghentikan stimulasi persalinan, atasi
hipotensi maternal, dan penatalaksanaan takhisistol, tetapi juga dilihat situasiklinis
yang terjadi pada waktu itu. Bila Katagori III tidak dapat diatasi, pertimbangkan
untuk mengakhiri kehamilan (persalinan)
KATEGORI II