Anda di halaman 1dari 52

‫بسم اهلل الرحمن الرحيم‬

HAKEKAT MANUSIA DALAM PANDANGAN


ISLAM
Pertemuan ke 2

Hasbullah, M.Pd.I
Dosen AIK STIKes Muhammadiyah Pringsewu
A. Kajian Tentang Hakekat Manusia
Manusia menerima pelajaran dari Allah ta’ala
sehingga memiliki ilmu pengetahuan yang luas.
Dengan ilmu pengetahuan manusia menjadi
tinggi derajatnya, manusia dapat mengatasi
masalah hidup dengan baik.
Manusia yang baik adalah manusia yang
amanah. Amanah pertama adalah amanah iman
yang pernah diberikan oleh Allah swt ketika di
alam roh.
Istilah manusia dalam Al Quran
1. Al Insan
Kata Al Insan berasal dari kata al-uns yang berarti
jinak dan harmonis. Kata insan digunakan Al Quran
untuk menunjuk kepada manusia dengan segala
totalitasnya, jiwa dan raga.
2. An–Naas keterangan yang jelas menunjukkan
pada korps atau kumpulan, yaitu seluruh umat
manusia sebagai keturunan Nabi Adam
3. Al Basyar
Al basyar adalah gambaran manusia secara materi yang
dapat dilihat, makan dan minum, berjalan dan berusaha
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Kata basyar
dipakai untuk menyebut manusia dalam kaitannya
dengan aspek-aspek jasmaniah. Dan (ingatlah), ketika
Tuhanmu berfirman kepada para malaikat:
Menurut asy syathi, pemakaian kata basyar di
seluruh isi Al Quran memberikan pengertian
bahwa yang dimaksud adalah anak adam yang
biasa makan, minum dan berjalan di pasar-pasar
yang saling bertemu atas dasar persamaan.
Dalam Al Quran Nabi Muhammad disebut al
basyar (manusia) seperti kita, hanya saja beliau
menerima wahyu dari Allah ta’ala.
4. Bani Adam
Bani Adam artiya keturunan Adam yang
menunjukan manusia dilihat dari sudut
keturunannya.
B. Asal-Usul Kejadian Manusia
Asal usul manusia menurut al-Qur’an diuraikan dengan
beberapa firman Allah sebagai berikut.

Ayat tersebut menegaskan mengenai asal usul atau


bahan jasad manusia adalah dari tanah yang terbaik,
yakni tanah untuk membuat tembikar (keramik) yang
dibentuk. Dan bahan tanah ini juga tidak terlepas
dengan air, karena kehidupan dimulai dari air.
Jenis-jenis tanah yang digunakan untuk
menciptakan manusia disebutkan dalam al-Qur’an
misalnya pada ayat berikut ini.

Pada ayat ini mengandung makna spiritual,yang


ditegaskan bahwa manusia dibuat dari tanah dan
kelak akan kembali ke tanah setelah kematiannya,
kemudian dikeluarkan lagi pada hari kiamat.
Dijelaskan oleh Allah di dalam Surah As-Sajdah ayat 7-8:

Dari ayat ini dapat kita pahami, bahwa :


a. Unsur dasar manusia yang pertama kali berasal dari
tanah.
b. Unsur dasar kejadian keturunan manusia berasal dari
air hina (sperma).
Proses dan perkembangan kejadian
manusia di alam kandungan
Proses dan perkembangan kejadian manusia di
alam kandungan yaitu proses kejadian manusia
berawal dari dalam kandungan selama lebih
kurang sembilan bulan. Di dalam kandungan
kejadian manusia mengalami beberapa proses,
dari setetes air mani (nuthfah), menjadi
segumpal darah (alaqah), kemudian menjadi
segumpal daging (mudgoh)
Sebagaimana firman Allah swt:
Di dalam hadits Bukhari Muslim, masa tiap-tiap
perubahan adalah 40 hari dan setelah sempurna
maka Allah mengutus malaikat untuk menulis
empat ketentuan:
1. Menuliskan amal perbuatannya selama
hidupnya
2. Menuliskan rizkinya kaya atau miskin
3. Menuliskan nasibnya baik atau buruk
4. Menuliskan ajalnya kapan, dimana dan
bagaimana ia mati.
C. Potensi-Potensi Manusia
1. Potensi Jasad dan Roh
Manusia berasal dari tanah yang dinyatakan dengan
macam-macam istilah, seperti tanah, tanah kering,
tanah liat, dan tanah berlumpur, sampai ditiupkan-Nya
roh ciptaan Tuhan. Dalam bahasa manusia, lumpur
adalah simbol kenistaan terendah, sebagaimana tidak
akan ada Dzat yang paling luhur dan paling suci kecuali
Allah swt. Sedangkan bagian yang terluhur dan tersuci
dari dzat tersebut ialah roh-Nya.
Hal ini menjelaskan kepada kita bahwa manusia
adalah zat yang multidimensi sebagai gabungan
lumpur dengan roh Allah swt. Lumpur selaku unsur
materi atau jasad yang berasal dari bermacam-macam
bahan yang terdapat dalam tanah, dan roh selaku
unsur non materi atau rohani yang berasal dari Tuhan.
Keberadaan jasad dapat dilihat dan ditandai dengan
apa yang disebut bagian kepala, badan dan kaki
dengan segala bagian-bagiannya.
Jasad, sesuai sesuai dengan asal-usulnya maka ia
tunduk sepenuhnya dengan hukum-hukum
Tuhan yang berkenaan dengan materi yang
disebut dengan sunatullah. Manusia secara
jasadiyah adalah muslim, dan secara jasadiya
pula jika telah habis masa hidupnya ia akan luluh
dan kembali lagi menjadi materi yaitu tanah
sebagai asal usulnya. Oleh karena itu jasad
sebagai materi/benda ia akan dapat diteliti,
diukur, diamati dan dipelajari oleh akal manusia
Sedangkan roh, tidak demikian. Roh hanya dapat
diketahui melalui firman Tuhan. Dalam Al Quran
disebutkan:
Dan mereka bertanya kepadamu tentang roh.
Katakanlah: "Roh itu termasuk urusan Tuhan-ku, dan
tidaklah kamu diberi pengetahuan melainkan sedikit".
(Al Isro: 85)
Tuhan hanya mengisyaratkan keberadaan roh itu
dengan adanya: as sam’a, al abshara, dan al af’idah,
sebagaimana dalam firman Allah:
Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke
dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi
kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi)
kamu sedikit sekali bersyukur (As Sajdah: 9).
Al Quran mempergunakan istilah roh untuk arti
rahmat, malaikat jibril, Al Quran, Nabi Isa a.s atau
wujud spiritual yang menyatu dengan badan raga. Roh
dalam konteks wujud spiritual yang ada dalam badan
manusia, merupakan potensi untuk berhubungan
dengan Allah ta’ala.
2. Potensi Akal
Potensi akal banyak disinggung dalam Al Quran.
Al Quran menghendaki agar manusia dengan
akalnya itu bisa memahami.
Kemampuan berpikir adalah kekuatan yang
dimanfaatkan manusia untuk memahami.
Pemahaman yang benar dapat membedakan
antara baik dan buruk.
Berkaitan dengan akal, Al Ghazali mengatakan
bahwa apabila engkau mengadakan penyelidikan
atau penalaran terhadap ilmu pengetahua, meka
engkau akan melihat kelezatan padanya.
Pernyataan tersebut menunjukan bahwa
penelitian, penalaran, dan pengkajian yang
mendalam dengan mencurahkan tenaga dan
pikiran adalah mengandung kelezatan akal yang
menumbuhkan sikap ilmiah dalam mencari ilmu
pengetahuan
Menurut Al Qardhawi, berpikir dalam islam
adalah ibadah, mencari bukti adalah wajib dan
menuntut ilmu adalah fardu, sebagaimana
kejumudan itu keji dan taklid adalah kejahatan.
Akal yang benar ialah akal yang dibimbing
dengan petunjuk-petunjuk Allah swt. Al Quran
adalah hidayah (petunjuk) yang nyata bagi
potensi akal manusia. Oleh karena itu, potensi
akal perlu dididik agar tumbuh sehat dan genius.
3. Potensi Qalbu
Al Qalb secara bahasa adalah memindahkan atau
membalikan sesuatu dari permukaan. Sesuai denga
maknanya, maka sifat qalb yaitu mudah berbolak-
balik. Terkadang ia cenderung baik, terkadang pula
ia cenderung jelek.
Seorang muslim dianjurkan berdoa seperti yang
diajarkan Rasulullah saw:
Wahai Allah yang membolak-balikkan hati, tsabbit
qalbi (teguhkan hatiku) terhadap agamamu.
Dalam Islam, kedudukan qalb dalam diri
manusia terungkap dalam hadits Rasulullah saw:
“Ketahuilah sesungguhnya di dalam tubuh
manusia itu ada segumpal daging, bila ia baik
maka akan sehatlah seluruh tubuh itu, dan jika
ia rusak maka akan sakitlah seluruh tubuh itu.
Ketahuilah sesungguhnya itu adalah al qalb”
(HR. Bukhari dan Muslim)
4. Potensi nafs
Dalam Al Quran nafs diartikan beragam antara lain
jiwa, diri, dan nafsu. Makna nafs dapat dipahami
sebagai akumulasi kejiwaan manusia yang kompleks.
Allah memegang nafs ketika manusia mati dan yang
belum mati ketika tidurnya. Tiap-tiap yang memiliki
nafs akan merasakan mati. “Tiap-tiap yang berjiwa
akan merasakan mati” (QS. Ali Imron: 185). Jadi,
istilah nafs ini berkaitan erat dengan hidup atau
matinya makhluk hidup.
Nafs itu berkecenderungan untuk menyuruh
kejahata, kecuali nafs yang diberi rahmat.
Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan),
karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh
kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat
oleh Tuhanku. Sesungguhnya Tuhanku Maha
Pengampun lagi Maha Penyanyang. (QS. Yusuf: 53)
Nafs bisa mendorong kejahatan tapi juga ada yang
nafs mendorong kebaikan. Nafs kejahatan disebut
hawa nafsu, sedangkan nafs kebaikan disebut nafs
muthmainnah.
D. Kelemahan-Kelemahan Manusia
Manusia memang diciptakan Allah sebagai makhluk yang
terbaik dari segi penciptaannya. Manusia di anugerahi akal
dan nafsu yang karenanya bisa membawanya pada
kebahagiaan termasuk juga pada kesengsaraan, baik di
dunia terutama di akhirat.
Dalam kesempurnaan penciptaan manusia, terselip juga
celah kelemahan dan kekurangan manusia yang harus
dipelajari, diketahui dan diantisipasi. Tidak mampu
mengenali kelemahan diri akan berakibat fatal yaitu akan
menghantarkannya pada konsekwensi kedua diatas, yaitu
kesengsaraan.
1. Mudah putus asa dan tidak tahu berterima kasih.

Dia tidak menghadirkan Allah saat mendapatkan


nikmat, akan sangat mungkin dihinggapi sifat putus asa
dan terkesan tidak pernah tahu berterima kasih. Putus
asa melambangkan bahwa seseorang tidak punya
mental yang kuat dalam menghadapi segala musibah
2. Suka berbuat dzolim dan mengingkari
nikmat.
Dalam konteks ayat ini, perbuatan dzolim itu
menyangkut perilaku manusia yang menghalangi
orang lain memperoleh haknya, atau mengambil
melebihi dari yang semestinya dia ambil, atau
melakukan tabdzir yaitu menyia-nyiakan
sesuatu. Semuanya berkaitan erat dengan
nikmat yang Allah berikan.
3. Suka membantah

Ayat ini menjelaskan tentang bangkangan atau bantahan


sebagian manusia tentang hakikat dirinya, Tuhannya serta
keras kepala dalam menghadapi siapapun. Mereka
membantah tentang keesaan Allah. Mereka membantah
adanya hari kebangkitan. Mereka mempertanyakan siapa
yang menghidupkan tulang-belulang yang sudah berserakan
ini?. Dia tidak menyadari bahwa dirinya juga hidup berasal
dari setetes mani yang sangat remeh dan menjijikkan jika
dilihat dari keadaan zahirnya.
4. Manusia mempunyai sifat tergesa-gesa

Beragam orang dengan segala harapan dan ekspektasinya yang


dilakukan dengan penuh ketergesaan. Yang ingin bekerja baik swasta
maupun negeri, melakukan suap. Yang ingin menikah tidak menunggu
persiapan yang lebih matang, baik mental dan keuangan hingga
melakukan "hubungan" yang lebih awal tanpa ikatan. Yang ingin
sukses dan kaya bukan melakukan usaha giat dan sungguh-sungguh,
tapi melakukan kongkalikong dengan cara korupsi. Yang ingin memiliki
nama dan ketenaran melakukan jalan pintas dengan mengorbankan
segala cara termasuk eksploitasi tubuh.
5. Manusia memiliki sifat kikir

Ayat ini menjelaskan pengandaian makhluk, bahwa mereka


jika memiliki kekuasaan untuk menurunkan rahmat berupa
rezeki kepada yang lain maka rahmat berupa rezeki itu
akan ditahan. Karena watak mereka sebenarnya pelit. Ayat
ini hanyalah pengandaian yang tidak mungkin terjadi dalam
kenyataannya karena dalam ayat ini menggunakan kata ‫“ لو‬
untuk menunjukan makna kemustahilan.
E. Sifat-Sifat Manusia
Dua potensi yang diilhamkan Allah  ke dalam jiwa
manusia yakni takwa dan fujur adalah penentu
sifat manusia. Dari sifat itu akan tergambar
apakah manusia itu sebagai makhluk yang mulia
atau sebaliknya menjadi makhluk yang hina
maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu
(jalan) kefasikan dan ketakwaannya. (QS. Asy
Syams: 8)
Potensi takwa akan membawa kemuliaan sifat
manusia
“sesungguhnya beruntunglah orang yang
mensucikan jiwa itu” [QS. Asy Syams:9). Sifat
yang bersih dan dicintai oleh Allah SWT.
Karena itu, manusia yang beruntunglah yang
memiliki jiwa dan sifat yang bersih itu. Sifat itu
akan selalu terus melekat pada jiwa manusia
apabila ia senantiasa melakukan tazkiyah
terhadap jiwanya (at tazkiyatun nafs).
Tazkiyah adalah pembelajaran, pelatihan dan
pembinaan (tarbiyah) agar manusia memiliki sifat-
sifat 'ibadurrahman (yang dicintai Allah) yaitu:
1. Tawadhu’
Tawadhu dalam arti bergaya hidup sederhana dan
tidak sombong, memiliki tujuan hidup yang pasti,
sehingga jalannya selalu tenang, istiqamah, tidak
congkak dan takabur serta tidak berlebihan dalam
mengejar keduniawian. Tanda-tanda ketawadhuan
para Ibadurrahamn berwibawa dan tidak bermalas-
malasan. (Al Furqon : 63)
Rosulullah SAW bersabda “tidaklah sedekah itu
mengurangi harta seseorang dan tidaklah Allah
menambahkan ampunan seorang hamba kecuali
dia akan bertambah mulia, dan tiada seseorang
yang tawadhu (merendahkan diri) karena Allah,
melainkan Allah meninggikan derajatnya”.
2. Santun kepada orang bodoh
Ibadurrahman selalu menjauhi perdebatan sia-
sia demi menjaga waktu agar tidak terbuang sia-
sia. Mereka tidak pernah mencerna kebodohan
orang-orang di sekelilingnya dengan celaan yang
menyakitkan dan tak pernah membalas
keburukan dengan keburukan demi menjaga
kehormatannya.
3. Rajin Shalat Malam
4. Takut terhadap siksa neraka
Para Ibadurrahman takut terhadap siksa api neraka,
walaupun belum pernah melihatnya, maka mereka
selalu berdoa dan berharap dijahuhi dari siksa api
neraka. Al Furqon : 65,
5. Hidup sederhana
6. Mengesakan Allah dalam Ibadah
7. Tidak pernah membunuh
8. Menjauhi perbuatan keji
Sifat kehati-hatian Ibadurrahman adalah selalu menjaga
diri dari perbuatan keji dan hal-hal yang
menyebabkannya .
9. Menjahui kesaksian palsu
10. Menjauhi tempat-tempat hiburan
11. Melaksanakan setiap perintah Allah SWT
12. Membangun rumah tangga yang baik
Para Ibadurrahman selalu mengharapkan agar anak keturunan
mereka mengikuti jejak mereka dalam menyebarkan agama.
Dalam doanya selalu memohon agar dikaruniahi pasangan dan
keturunan yang sejalan dengan mereka. Firman Allah, “
Potensi fujur pada jiwa akan menjadikan
manusia bersifat buruk dan jahat. Itu karena jiwa
dibiarkan terlantar sehingga menjadi berkarat
dan kotor, apalagi jika sengaja dikotori
(tadsiyatun nafs). Akibatnya, melekatlah sifat-
sifat buruk padanya dan jadilah ia orang yang
rugi dunia dan akhirat.
Sifat-sifat buruk itu antara lain:
1. Suka tergesa-gesa ('ajulan)
2. Banyak berkeluh kesah (halu'an)
3. lalai (ghafilan)
4. Melampaui batas (thagiyan)
5. Pelit (Qaturan)
6. Kufur/ingkar (kafuran)
7. Banyak mendebat/membantah (kanudan)
8. Sangat zalim (zhaluman)
9. Sangat bodoh (jahulan)
Sifat-sifat buruk ini dapat menjadi dominan dalam diri
manusia, ketika ia selalu memperturutkan keinginan
hawa nafsunya. Jadilah ia manusia yang suka
membantah, zalim, keluh kesah , sedikit bersyukur dan
lain-lainnya
Apakah kebaikan atau keburukan yang menjadi pilihan
manusia, semua itu akan dimintai pertanggungjawaban
di sisi Allah.swt.
Allah berfirman :
Rasulullah SAW bersabda:
Orang yang dungu/lemah adalah orang yang
memperturutkan dirinya pada hawa nafsunya
dan kemudian berangan-angan mendapatkan
surga dari Allah (H.R. Muslim)
E. Kelebihannya Atas Makhluk Lain
1. Fisik. Allah swt berfirman:
2. Potensi Ilmu. Allah swt berfirman:
• Manusia diberikan kemampuan untuk belajar
yang tidak bisa dibandingkan dengan makhluk
yang lain. Manusia dapat berfikir, dapat
menganalisa, mengenal sesuatu, dapat
mempertanyakan mengapa ada sesuatu,
bagaimana bisa terjadi, dapat mengambil
manfaat suatu pelajaran, dapat berfikir sebab
akibat dan lain sebagainya
3. Kehendak/pilihan. Allah swt berfirman:

Setiap manusia bebas untuk menentukan sikap yang


dilakukan. Tidak ada yang membatasi ruang gerak
mereka, sehingga semua dikembalikan pada kehendak
atau pilihan masing-masing manusia. Oleh karena itu
akan kita dapati sikap yang berbeda-beda pada setiap
manusia terhadap satu kejadian.
4. Kedudukan dan kemampuan.
Manusia dalam kehidupan dunia ini
kedudukannya sebagai pemimpin karena segala
sesuatu ditundukkan baginya.
“Dialah Allah, yang menjadikan segala yang ada
dibumi untuk kamu (al-Baqorah : 29).
5. Penjelas/bahasa/bicara.
Allah swt berfirman,

Mulut hewan hanya mengeluarkan bunyi yang tidak


jelas, yang hanya dimengerti oleh hewan. Sedangkan
manusia mampu mengeluarkan bunyi yang lebih
bervariasi. Manusia mampu melafalkan 27 huruf, dari
huruf ini mampu menyusun bermilyar-milyar kalimat
yang berbeda
6. Potensi akal, daya tangkap, imajinasi dan
penggambarannya.
Hewan dan manusia mempunyai kesamaan dalam pancaindra,
namun manusia mempunyai keistimewaan daya tangkap,
gambaran dan imajinasi dalam bentuk yang lebih tinggi
7. Potensi Akhlak.
Ada akhlak yang tinggi, ada yang rendah, ada yang mulia dan
ada yang tercela. Manusia berpotensi untuk mempunyai
akhlak yang rendah hingga menjadi makhluk yang paling hina.
Atau berakhak mulia sehingga menjadi contoh kesucian. Ia
berpotensi menjadi baik dan buruk atau mencampurkannya
kedua hal itu.

Anda mungkin juga menyukai