Nim : 719324006 Prodi : Ilmu Ekonomi B Matkul : Pendidikan Pancasila Kegiatan awal diawali dengan rintisan gagasan mencari sintesis antar ideology, kegiatan merumuskan dasar Negara, dan diakhiri proses pengesahan pancasila sebagai dasar filsafat Negara dan pandangan dunia. Mencari sintesis antar ideology maksudnya, mencari fakta-fakta tentang pemikiran konsep ideology jauh sebelum tokoh kebangsaan bersidang pada BPUPKI 1945. Rinkasan fakta-fakta tersebut yaitu : sejak tahun 1924 perhimpunan Indonesia di belanda merumuskan konsepsi ideology di dalam 4 prinsip yaitu persatuan nasional, non kooperasi, kemandirian, dan solidaritas. Konsep ini sesungguhnya merupakan sintesis dati ideology politik Dari organiasasi pergerakan yang sudah ada sebelumnya. Misalnya : persatuan nasinal merupakan tema utama idesarti, non kooperasi merupakan flatporm politik kaum komunis, kemandirian merupakan tema utama sarekat islam, dan solidaritas merupakan simpul pemersatu. Tan Malaka pada tahun ( 1942-an ) menulis sebuah buku yang berjudul naar de Republiek Indonesia yang artinya menuju Republik Indonesia. Di dalam bukunya ini ia memberikan penekanan paham kedaulatan rakyat/ demokrasi yang memiliki akar yang kuat dalam tradisi masyarakat nusantara. Tjokroaminoto pada masa yang hamper sama mengidealisasikan sistem antara Islam, sosialisme, dan demokrasi. lIyas Ja’kub dan muchtar lutfi sebagai pemimpin himpunan mahasiswa nusantara dikairo mendirikan persatuan muslimin Indonesia (PMI) pada tahun 1933 dengan slogan Islam dan kebangsaan. Dari ketiga hal diatas merupakan catatan sejarah ringkas dari aktivitas mahasiswa nusantara yang belajar di luar negeri. Untuk tokoh di dalam negeri adalah sebagai berikut : Soekarno pada tahun 1926 sebagai tokoh pergerakan pemuda dibandung menulis essai dalam majalah Indonesia muda dengan judul Nasionalisma,Islamisme, dan Marxisme yang mengidealkan sintesis dari ideology besar tersebut dengan tujuannya yaitu mencari senyawa antar ideology dalam kerangka kontruksi kebangsaan dan kemerdekaan Indonesia. Tahun 1932 Soekarno mengontraksi sintesis menjadi 3 unsur ideologis dalam istilah Sosio-Nasionalisme, Sosio-Demokrasi, dan Sosio-Religius, dan di detik ini kandungan pancasila menemukan bentuk awalnya Pertukaran antara pikiran secara horijontal dan antar generasi secara vertical pada akhirnya bukan hanya melahirkan antithesis melainkan sintesis, kita dapat proses selanjutnya dapat terjadi benturan antara idoelogi karakter ke Indonesia yang serba menyerap dan menumbuhkam pada akhirnya cenderung mengarahkan tradisi pemikiran itu ke titik sintesis, misalnya : tergambar pada sidang-sidang BPUPKI. BPUPKI mulai bersidang pada 29 mei sampai dengan 1 juni 1945. Awal sidang Dr.K.R.T. Radjiman Wediodiningrat sebagai ketua BPUPKI menanyakan apa yang menjadi dasar Negara Indonesia Merdeka. sebelum Pidato Soekarno 1 Juni 1945 lebih 30 pembicara terlebih dahulu mengemukakan pendapatnya dari berbagai pandangan yang menyebutkan salah satu atau dua hal yang bersinggungan dengan nilai-nilai pancasila yaitu : Nilai Ketuhanan, Nilai Kemanusiaan, Nilai Persatuan, Nilai Nilai demokrasi dan permusyawaratan, dan Nilai nilai keadilan / kesejahteraan sosial, dan kelima Nilai tersebut diusung secara bersama-sama dan merupakan pembelajaran bagi generasi sekarang. Pancasila yang disampaikan Soekarno sebagai anggota resmi BPUPK (Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan) melalui pidato tanpa teks pada 1 Juni 1945 merupakan jawaban terhadap pertanyaan Radjiman Wedyodiningrat selaku ketua BPUPK tentang apa dasarnya bila Indonesia merdeka kelak. Soekarno adalah pencetus pertama Pancasila Dasar Negara dan pembicara terakhir dari 40 orang yang menyatakan pendapat . Kedudukan Pancasila bukan terletak di dalam Pembukaan UUD 1945 karena kedudukan hukum Pancasila terletak di atas dan menguasai UUD bukan sejajar apalagi menjadi sub bagian dalam UUD. Mengingat sistematika UUD 1945 sesuai Pasal II Aturan Tambahan UUD NRI 1945, menyatakan bahwa Pembukaan adalah bagian dari UUD NRI 1945. Hal tersebut diadopsi juga oleh UU nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan. Di samping itu, MK telah mengeluarkan putusan judicial review nomor 100/PUU-XI/2013 tentang pengujian UU nomor 2 tahun 2011 tentang Partai Politik terkait Pancasila bukan pilar yang sejajar dengan UUD.