Anda di halaman 1dari 37

ETHOS KERJA

I
ETHOS KERJA DAN PROFESI
II
MENGGUNAKAN WAKTU DENGAN BAIK
III
MELAKSANAKAN KEWAJIBAN
I .ETHOS KERJA DAN PROFESI
1. Pekerjaan dan profesi
1.1.Pekerjaan sebagai profesi
• Tidak semua pekerjaan dianggap sebagai profesi
• Suatu pekerjaan dianggap sebagai profesi bila; pekerjaan itu
dilakukan sebagai kegiatan pokok, untuk menghasilkan nafkah
hidup, dan mengandalkan ketrampilan.
• Seorang profesional adalah orang yang bekerja purna waktu dan
hidup dari pekerjaan itu.
1.2. Profesi Umum dan profesi khusus
• Sasaran utama bukan untuk memperoleh nafkah hidup, melainkan
untuk mengabdi dan melayani kepentingan masyarakat.
• Mereka menjalani pekerjaan itu sebagai panggilan.
• Imbalan yang diterim hanya dianggap sebagai imbalan terhadap
pelayanan
• Contoh klasik : dokter, penasehat hukum atau pembela di
pengadilan, rohaniwan, tentara, dan sebagainya
• semakin profesional seseorang akan semakin terjamin hidupnya

Bina Nusantara
2. Ciri atau sifat yang selalu melekat pada profesi

2.1. Adanya pengetahuan khusus


2.2. Adanya kaidah dan standar moral yang tinggi
2.3. Pengabdian pada kepentingan masyarakat
2.4. Biasanya ada izin khusus untuk bisa menjalankan
suatu profesi.
2.5. Kaum profesional biasanya menjadi anggota dari
suatu organisasi profesi.

Bina Nusantara
3. Keutamaan dan Ethos
3.1. Keutamaan
– Keutamaan adalah suatu disposisi watak, suatu kecenderungan
tetap
– Keutamaan berkaitan dengan kehendak.
– Keutamaan diperoleh melalui jalan pembiasaan atau latihan.
Walaupun keutamaan diperoleh melalui latihan, keutamaan tidak
sama dengan ketrampilan yang juga diperoleh melalui latihan.
– Ketrampilan berkaitan dengan bidang tertentu, sedangkan
keutamaan tidak dibatasi oleh bidang tertentu. Kejujuran sebagai
keutamaan dapat diperlihatkan dalam setiap bidang.
– Ketrampilan lebih bersifat teknis, sedangkan keutamaan
menyangkut kehendak
– Karena bersifat teknis, ketrampilan dapat diperoleh melalui latihan
yang sifatnya periodik dan temporal, sedangkan keutamaan
sifatnya kompleks; berkaitan dengan seluruh proses sosialisasi
sepanjang hidup.

Bina Nusantara
3. Keutamaan ……
3.2. Ethos
– Ethos berkaitan dengan suasana etis yang menandai atau
mewarnai keberadaan sebuah kelompok
– Kalompok yang merupakan tempat dimana ethos ini menjadi ciri
khas adalah kelompok kerja atau profesi
– Pada umumnya dapat dikatakan bahwa ethos suatu profesi
sebagian besar tercermin dalam Kode Etik untuk profesi
– Jadi ethos profesi tertentu merupakan tuntutan etis kepada
mereka yang bergabung dalam profesi itu dalam menjalankan
profesi mereka, secara pribadi.
– Dalam prakteknya, orang yang berkeutamaan akan lebih mudah
menghayati ethos kerja atau profesi; dan ethos kerja atau
profesi akan membantu menciptakan ruang dan sekaligus
tantangan dimana para individu dapat mempraktekkan dan
mengembangkan keutamaan yang ada pada mereka.

Bina Nusantara
4. Prinsip-prinsip Ethos Kerja atau Profesi
4.1. Prinsip tanggung jawab.
– Responsbility merupakan gabungan dari dua kata, yakni
response, yang berarti tanggapan, dan ability, yang berarti
kemampuan. Maka secara hurufiah responsbility atau
yang kita artikan sebagai tanggung jawab berarti
kemampuan memberi tanggapan.
– Dan dalam kaitan dengan pekerjaan, tanggung jawab
dapat diartikan sebagai kemampuan dalam menanggapi
dan menyelesaikan pekerjaan yang dilakukan
– Bagi kita seorang pekerja, tanggung jawab ini memiliki dua
arah:
• Terhadap pekerjaan itu dan hasil-hasilnya
• Terhadap dampak dari profesi itu untuk kehidupan
orang lain atau masyarakat pada umumnya.

Bina Nusantara
4.2. Prinsip otonomi
– Prinsip ini menuntut kaum profesional memiliki dan diberi
kebebasan dalam menjaklankan profesinya
– Itu berarti kode etik berfungsi sebagai pengangan umum yang
mengikat setiap anggota, dan merupakan pola bertindak yang
berlaku bagi setiap anggota profesi. Tetapi pelaksanaan dan
perwujudannya dalam situasi kongkrit yang dihadapi, tetap
berlangsung dalam iklim kebebasan setiap anggota Otonomi mau
menegaskan bahwa kita dapat mengambil inisiatif agar
pekerjaaan itu terselesaikan dan bahwa segala inisiatif dan
kreatifitas serta kebijakan yang kita kembangkan dalam
menyelesaikan pekerjaan itu dapat kita pertanggungjawabkan
– Atau dengan kata lain, dengan otonomi berarti sembari
berpegang pada ethos kerja atau kode etik, setiap pekerja atau
profesional teteap mempunyai kebebasan untuk memutuskan
apa yang terbaik untuk dijalankan dalam situasi dan tugas konkrit
yang dihadapinya
– Dan dalam kaitan dengan organisasi profesi, otonomi menuntut
agar organisasi profesi secara keseluruhan bebas dari campur
tangan yang berlebihan dari pihak pemerintah atau pihak-pihak
lain mana pun juga
Bina Nusantara
4.3. Prinsip keadilan
Prinsip ini menuntut kaum profesional untuk
memberikan kepada siapa saja apa yang menjadi
haknya. Ini berarti setiap orang profesional tidak
boleh melanggar hal orang lain atau pihak lain,
lembaga atau negara. Mereka harus menghargai
hak-hak pihak lain sebagaimana ia sendiri
mengharapkan agar orang atau pihak lain
menghargai haknya serta hak kelompok atau
perusahaan yang diwakilinya

Bina Nusantara
5. Mengatasi Hambatan Budaya
5.1. Dari agraris ke industri
– Kehidupan masyarakat pertanian ditandai dengan ciri-ciri: hidup
santai (alon-alon kelakon), menyesuaikan diri pada kondisi alam
(seperti cuaca), jam kerja yang tidak diatur secara ketat, cara
kerja yang tidak tersistematis, mengandalkan cangkul dan
peralatan sederhana lain, dan sebagainya
– Sebaliknya, kehidupan masyarakat industri ditandai dengan ciri-
ciri: waktu sangat dihargai, hidup serba cepat (sibuk, gesit),
mengendalikan alam (pabrik), jam kerja yang jelas, kerja
tersistematis, ada persaingan yang ketat, menggunakan
peralatan berat dan canggih (mesin) yang sekaligus rumit, dan
sebagainya.
– Arti emosilah yang lebih banyak menguasai setiap langkah
keputusan dan tindakan mereka. Sebaliknya, dalam masyarakat
industri, otaklah (ratio) yang lebih banyak berperan
– masyarakat pertanian menjadikan alam (panas, air, angin)
sebagai taruhan, masyarakat industri justru mengandalkan ilmu.
Bina Nusantara
5.2. Langkah penyesuaian
– Dalam dunia pertanian, ada masa tunggu antara menanam dan
panen, dan dunia industri, masa tunggu itu berlangsung antara
mulai bekerja dan saat penggajian (lebih singkat). Dalam dunia
industri terdapat semacam perang batin antara pekerja dan
pengusaha, masing-masing penya tuntutan dan tindakan yang
sangat mempengaruhi terhadap satu sama lain
– Di pihak pekerja bisa muncul tindakan malas, mangkir, protes,
mengajukan tuntutan, mogok, bahkan merusak
– Di pihak pekerja bisa muncul tindakan malas, mangkir, protes,
mengajukan tuntutan, mogok, bahkan merusak
– Dalam perang batin ini emosi bisa bergejolak, yang kalau tidak ada
titik temu, maka bisa membawa kerugian pada dua belah pihak.
– Perang batin ini terjadi karena situasi tersebut tetap berlangsung
terus, yang disebabkan kurangnya keterbukaan, dan juga karena
sikap yang selalu menempatkan orang atau pihak sebagai pihak
yang salah.
– Perang batin seperti ini tidak ada dalam masyarakat pertanian
dalam masa antara menanam dan panen
– Maka dengan beralihnya kehidupan masyarakat kita dari dunia
pertanian ke dunia industri, kondisi seperti diungkapkan disini
penting diantisipasi
Bina Nusantara
– Perang batin sebagaimana diungkapkan di atas, harus
diatasi dengan cara yang rasional dengan men-
sinkron-kan antara masa kerja dan gaji yang diperoleh
– Memperhatikan tingkat kemampuan yang dimilki oleh
para pekerja, ada yang tingkat terlatih, terampil, mahir
dan ahli
– Kemampuan yang berbeda ini akan membawa
dampak pada hasil kerja, yang berdampak pada
pembedaan prestasi. Perbedaan prestasi akan
berdampak pada rewards yang diterima.
– Pemahaman seperti ini bukan lagi konsep emosional ,
melainkan konsep rasional. Artinya, semakin
seseorang memeiliki kemampuan yang semakin baik,
akan memberikan hasil yang baik, bagi perusahaan
dan bagi si pekerja sendiri.
– Untuk bisa mempraktekkan honsep rasional tersebut
di atas, maka perlu ada bimbingan, pengarahan,
pelatihan dan pendampingan bagi para pekerja
Bina Nusantara
6. Kode Etik Profesi

6.1.Pengertian:
Secara sederhana kode etik dapat dimengerti sebagai tingkah laku moral
suatu kelompok dalam masyarakat, yang dirumuskan secara tertulis, dan
diharapkan akan dipegang teguh oleh seluruh anggota kelompok itu.
6.2.Manfaat kode etik :
Kode etik dapat berfungsi sebagai penyeimbang dari atas sisi negatif
tersebut, menjadi semacam kompas penujuk arah moral dan sekaligus
menjamin mutu moral profesi itu di mata masyarakat.
6.3.Hubungan kode etik dengan etika :
Kode etik merupakan produk etika terapan, yang dihasilkan berkat
penerapan pemikiran etis atas suatu wilayah tertentu yaitu profesi.
6.4.Agar kode etik dapat berfungsi dengan baik:
– Kode etik itu harus dibuat oleh profesi itu sendiri
– Kode etik harus menjadi hasil self-regulation (pengaturan diri) dari
profesi
– Pelaksanaan kode etik harus diawasi terus menerus
– Kode etik harus terus disertai refleksi etis

Bina Nusantara
II
MENGGUNAKAN WAKTU
DENGAN BAIK
1. Arti waktu bagi manusia
1.1. Waktu sebagai kesempatan

• Waktu adalah kesempatan kita mengaktualisasikan potensi diri


secara sadar dan bertanggung jawab.
• Dalam kaitan dengan pekerjaan,waktu adalah kesempatan untuk
menyelesaikan tugas dan tanggung jawab kita.
• Kadang-kadang ada begitu banyak pekerjaan yang menjadi
tanggung jawab kita. Dalam kodisi seperti ini kita dituntut untuk
dapat membagi dan memanfaatkan waktu dengan baik.
• Montaigne menulis; “nilai hidup…bukan terletak pada panjangnya
hari-hari, tetapi dari penggunaan kita atas hari-hari itu. Seseorang
bisa saja berumur panjang, tapi hanya sedikit memperoleh dari
hidup. Kebahagiaan yang kita peroleh dari hidup, tidak tergantung
pada deretan tahun-tahun kita, tap pada kemauan kita.

Bina Nusantara
1.2. Waktu adalah hidup

– Secara lebih luas, waktu dapat diartikan sebagai


hidup, artinya waktu adalah hidup kita (Time is Life).
– Buang-buang waktu berarti buang-buang hidup, dan
menyia-nyiakan waktu berarti menyia-nyiakan hidup
– Selama kita masih hidup, kita masih punya waktu.
Selama kita masih hidup, kita juga masih punya
kesempatan
– Waktu yang hilang tidak akan dapat ditemukan
kembali

Bina Nusantara
2. Manfaat menggunakan waktu dengan baik
2.1. Meyiapkan masa depan dengan baik
Seperti apa kita di masa depang, tergantung bagaimana kita
sekarang mememanfaatkan waktu dan kesempatan yang ada.

2.2. Mewariskan sesuatu kepada orang lain


Setiap manusia memiliki jumlah waktu yang sama yakni 24 jam.
Tetapi mengapa ada orang yang lebih sukses? Biografi-biografi
orang-orang sukses menunjukan bahwa kesuksesan mereka
tergantung pada bagaimana mereka menghayati waktu dan
kesempatan yang mereka peroleh. Dengan menggunakan waktu
dengan baik, mereka telah mewariskan sesuatu yang berguna bagi
kemajuan peradapan manusia. Mereka telah meberi arti bagi hidup
mereka dengan menggunakan waktu dengan baik kepada generasi-
generasi setelah mereka.

Bina Nusantara
2.3. Manfaat praktis lainnya.
• Kita dapat melakukan pengurangan dan pengontrolan
terhadap jadwal/ pekerjaan/aktivitas yang padat
• Dapat melakukan sesuatu lebih banyak karena
mampu menentukan prioritas.
• Mempunyai energi yang lebih karena setiap energi
yang kita keluarkan sesuai dengan kebutuhan
• Kesempatan mencapai suatu keberhasilan lebih
mudah karena kita mampu melakukan pengaturan
kegiatan sesuai dengan tingkat kebutuhan yang kita
miliki
• Kita merasa lebih baik, tidak tegang, bisa relaks,
bukan karena kerja menjadi enteng, tapi karena kita
sudah mempunyai peta masalah untuk diselesaikan
berdasarkan pada waktu yang tersedia

Bina Nusantara
3. Membuat Perencanaan Waktu
3.1. Pentingnya Perencanaan
– Perencanaan merupakan fungsi dasar dari managemen.
– Perencanaan merupakan kompas tempat semua orang
mendasarkan kegiatannya.
– Perencanaan juga berfusngsi sebagai peta yang
membimbing orang ke arah tertentu sesuai dengan tujuan.
3.2. Prinsip Perencanaan
– Perencanaan ditujukan untuk pencapaian tujuan dengan
hasil yang optimal.
– Perencanaan harus dibuat berdasarkan fakta atau sesuai
dengan kenyataan.
– Perencanaan harus dibatasi oleh target waktu tertentu.

3.3. Manfaat Perencanaan


– Dengan adanya perencanaan, tindakan kita menjadi
terarah, teratur, dan efisien.
– Kita dapat mendayagunakan sumber-sumber terbatas.

Bina Nusantara
3.4. Pra-perencanaan.
Pra-perencanaan berfungsi memberikan input data
yang dibutuhkan dalam perencanaan
3.5. Perencanaan jauh dan dekat.
3.6. Daftar “to-do list” dan schedule. Lihat contoh berikut

Hari/tanggal jam To Do Prioritas Penyelesaian

Senin, 4 Juli 10.00- •Meeting B Selesai


2008 12.00 •Laporan bulanan A Tertunda
15.00-
17.00
Selasa, 5
Juli 2008
Rabu, 6 Juli
2008
Kamis, 7 Juli
2008
Bina Nusantara
4. Membuat prioritas
4.1. Pentingnya prioritas
Pentingnya prioritas disebabkan:
• Masing-masing kegiatan memiliki bobot yang berbeda
• Waktu untuk menyelesaikan tugas yang banya terbatas
• Kita tidak dapat berada di dua tempat sekaligus
• Prioritas sangat penting untuk produktivitas dan
efektivitas pekerjaan
4.2. Kendala yang sering dihadapi
• Tidak paham bobot kegiatan
• Ketidaksanggupan melihat tujuan dari suatu kegiatan
• Kecenderungan menghindari yang sulit

Bina Nusantara
4.3. Efektifitas penggunaan waktu
– Prinsip pareto: 20 % kegiatan menyumbang pada 80
% hasil, dan 80 % dari kegiatan hanya menyumbang
20% hasil sisanya
– Dengan prinsip itu, maka yang perlu dilakukan adalah
bagaimana memiliki waktu khusus sebanyak 20 %
untuk melakukan apa yang yang harus kita lakukan,
yang mempengaruhi 80 persen sisa waktu kita
4.4. Menentukan skala prioritas
-Beberapa hal yang diprioritaskan, misalnya adanya
permintaan yang urgent dan juga fasilitas keselamat
kerja dll.
-

Bina Nusantara
5. Pendelegasian dan Penggunaan Waktu
5.1. Manfaat pendelegasian
• memungkinkan pengerjaan tugas dengan lebih efektif
• memungkinkan peningkatan produktivitas
• Organisasi hanya mungkin karena adanya
pendelegasian.
5.2. Cara pendelegasian
• Meminta orang lain untuk mengerjakan sesuatu
sepenuhnya.
• Meminta orang lain menggantikan posisi kita untuk
sementara
• Meminta orang lain untuk menemui seseorang
• Meminta orang lain membantu sebagian pekerjaan
5.3. Pembatalan pendelegasian;
Kalau waktu dan kualitas sudah tidak cocok sebagaimana
diharapkan.

Bina Nusantara
6. Kemampuan lain yang menunjang penggunaan waktu
dengan baik

6.1. Membaca dengan cepat


• pilihlah bacaan yang benar-benar menunjang profesi,
• Menyeleksi bahan bacaan
6.2. Mengelola kertas kerja
6.3. Menjawab surat kerja dengan efektif.
6.4. Mengelola e-mail.
• Beri e-mail hanya kepada pihak yang berkepentingan saja
• Keluar dari chat group atau milis yang tidak perlu
• Lakukan cek e-mail tiga kali sehari dengan jadwal ketat dan
terbatas, misalnya pagi satu jam, siang satu jam, dan sore
satu jam. Kemudian hapus (delete) langsung e-mail yang
tidak perlu.

Bina Nusantara
III
MELAKSANAKAN KEWAJIBAN
1. Kewajiban karyawan kepada perusahaan

1.1. Tiga kewajiban karyawan yang penting


• 1.Kewajiban ketaatan
Seorang Karyawan pada dasarnya wajib
taat kepada atasannya di perusahaan terutama
karena ia bekerja di perusahaan itu. Namun
seorang karyawan tidak perlu bila:
Pertama, perintah atasannya
bertentangan dengan moral.
Kedua, bila perintah atasannya tidak
wajar (tidak sesuai dengan kepentingan
perusahaan), dan
ketiga, bila penugasan tidak sesuai
dengan kesepakatan.

Bina Nusantara
• 2.Kewajiban konfidensialitas
– Konfidensial berasal dari bahasa Latin yang
berarti Confidere yang berarti mempercayai.
– Karyawan wajib menyimpan informasi
perusahaan yang bersifat konfidensial, yang telah
dia peroleh dengan menjalankan suatu profesi
atau pekerjaan
– kewajiban konfidensial tidak saja berlaku selama
karyawan bekerja di perusahaan, tetapi
berlangsung setelah ia pindah kerja
– Sangat tidak etis juga jika seseorang pindah kerja
sambil membawa rahasia perusahaan ke
perusahaan baru, supaya disana dia mendapat
gaji yang tinggi, jabatan lebih tinggi, dan hal-hal
lain yang mendatangkan keuntungan bagi dirinya
– Dasar bagi konfidensitalitas ini adalah intellectual
property rights, bertentangan dengan etika pasar
bebas yang mengutamakan kompetisi. Sehingga
membuka rahasi perusahaan akan sangat
mengganggu kompetisi yang fair.

Bina Nusantara
• 3.Kewajiban loyalitas
– Loyal atau setia pada perusahaan berarti
menempatkan kepentingan perusahaan di atas
kepentingan pribadi
– Karyawan harus mendukung tujuan-tujuan
perusahaan, dan harus menghindari segala sesuatu
yang bertentangan dengan itu
– Dengan kata lain, dia harus menghindari apa saja
yang bisa merugikan kepentingan perusahaan.
– Karyawan tidak boleh menjalan kegiatan pribadi, yang
bersaing dengan kepentingan perusahaan.

Bina Nusantara
1.2. Perihal melaporkan kesalahan perusahaan
Agar pelaporan kesalahan perusahaan keluar dapat
dibenarkan secara moral, maka syara-syarat berikut
harus dipenuhi:
– Kesalahan perusahaan harus besar (kerugian besar
pada pihak ketiga, pelanggaran HAM, bertentangan
dengan tujuan perusahaan). Itu berarti selama
kesalahan kecil saja, loyalitas terhadap perusahaan
tetap harus diutamakan.
– Pelaporan harus didukung oleh fakta yang jelas dan
benar. Semua fakta tentang kesalahan harus jelas
dan dimengerti dengan baik. Tidak boleh orang
pelaporkan sesuatu yang secara faktual tidak jelas
atau kurang dimengerti / dikuasai oleh orang yang
melapor.

Bina Nusantara
1.2. Perihal …..
Pelaporan dilakukan semata-mata untuk mencegah terjadinya
kerugian pada pihak ketiga, HAM dan tujuan perusahaan, dan
bukan karena motif lain. Tidak dibenarkan umpamanya kalau
motif pelaporan itu didasakan pada dendam pribadi terhadap
manajemn atau perusahaan, atau karena alasan
kekecewaaan lain terhadap pihak manajemen.
– Pemecahan masalah secara intern harus ditempuh
terlebih dahulu, sebelum hal itu dibawa keluar. Artinya,
sebagai bukti bahwa si pelapor sungguh prihatin dan
bertanggung jawab atas masalah itu, maka ia harus
berusaha dulu untuk mengambil langkah penyelesaian
secara intern. Baru kalau usaha intern ini gagal, atau
umpamanya tidak ada tanggapan yang serius dari pihak
manajemen, barulah masalah tadi bisa dibawa ke luar.
– Harus ada kemungkinan real bahwa pelaporan kesalahan
akan mencatat sukses, dalam arti akan mendapat
tanggapan positif, ditindaklanjuti serta diambil tindakan
yang tepat.

Bina Nusantara
2. Kewajiban perusahaan kepada karyawan
2.1. Tidak boleh mempraktekkan diskriminasi
– Dalam konteks perusahan, diskriminasi terjadi bila beberapa
karyawan diperlakukan dengan cara berbeda, karena alasan
yang tidak relevan (pembedaan itu didasarkan atas
misalnya: perbedaan agama, ras atau jenis kelamin)
– Argumentasi etis tentang mengapa perusahaan tidak boleh
mempraktekkan diskriminasi ada beragam, karena bisa
didasarkan pada beberapa teori etika yang berbeda.
• Argumen utilitarisme: Diskriminasi merugikan
perusahaan itu sendiri.
• Argumen deontologis: Diskriminasi menghina martabat
dari orang yang didiskriminasi
• Argumen keadilan: Diskriminasi bertentangan dengan
keadilan.

Bina Nusantara
2.2. Menjamin kesehatan dan keselamatan kerja
– Dan tempat kerja itu adalah aman kalau bebas dari resiko
terjadinya kecelakan yang mengakibatkan si pekerja
cedera atau bahkan mati.
– Dan tempat kerja dapat dianggap sehat kalau bebas dari
resiko terjadinya gangguan kesehatan atau penyakit
sebagai akibat keadaan di tempat kerja.
– Ancaman keselamatan kerja biasanya terjadi secara
mendadak dan langsung mengakibatkan kerugian nyata
– Sedangkan faktor ancaman kesehatan kerja umunmya
membutuhkan periode lama untuk menjalankan
pengaruhnya, yang merusak kesehatan

Bina Nusantara
Alasanya penting perusahaan harus memperhatikan
kesehatan dan keselamatan kerja adalah :
– Hak si pekerja (terutama hak untuk hidup: Setiap
pekerja berhak atas kondisi kerja yang aman
– Alasan deontologis : Manusia harus diperlakukan
sebagai tujuan pada dirinya, dan tidak pernah
sebagai sarana belaka
– Alasan utilitaristis : Tempat kerja yang aman dan
sehat paling menguntungkan bagi perusahaan itu
sendiri, bagi masyarakat, dan khususnya bagi
ekonomi negara

Bina Nusantara
Alasan yang sering dikemukakan untuk menolak
bertanggung jawab atas kejadian kecelakaan adalah:

– Kematian atau kerugian si pekerja tidak secara


langsung disebabkan oleh tindakan pimpinan
perusahaan.
– Si pekerja menerima resiko kerja dengan suka rela

Bina Nusantara
• Berkaitan dengan pekerjaan yang beresiko tinggi,
beberapa syarat etis harus dipenuhi dulu:
– Harus tersedia pekerjaan alternatif
– Calon pekerja perlu diberi informasi mengenai resiko
apa saja yang berkaitan dengan pekerjaan itu
– Hal penting terakhir yang harus dilakukan oleh
perusahaan adalah mengupayakan dengan baik agar
resiko-resiko kesehatan dan keselamatan kerja itu
bisa ditekan seminimal mungkin

Bina Nusantara
2.3. Memberi gaji yang adil
2.3.1. Pandangan tentang gaji yang adil
• Pandangan liberalis: gaji merupakan imbalan atas prestasi.
• Pandangan sosialis: gaji yang adil harus sesuai dengan
kebutuhan pekerja

2.3.2. Pertimbangan untuk gaji yang adil


• Sesuai dengan peraturan hukum
• Upah yang lazim dalam sektor industri atau daerah tertentu
• Kemampuan perusahaan
• Sifat khusus pekerjaan tertentu
• Perbandingan dengan perusahaan sejenis lain
• Perbandingan upah yang fair
• Memperhatikan masa kerja

Bina Nusantara
2.4. Tidak boleh memberhentikan karyawan dengan
sewenang- wenang
– Hal yang bisa dijadikan alasan bagi pemberhentian
karyawan ada bermacam-macam, bisa penyebabnya
internal (restrukturisasi, otomatisasi, merger dengan
perusahaan lain) atau alasan ekternal (konyngtur, resesi
ekonomi) dan kesalahan karyawan. Cara menangani
masalah ini bisa menunjukkan mutu etis seorang majikan
– Majikan hanya boleh memberhentikan karyawan karena
alasan yang tepat:
– Majikan harus berpegang pada prosedur yang semestinya
– Majikan harus membatasi akibat negatif bagi karyawan
sampai seminimal mungkin

Bina Nusantara

Anda mungkin juga menyukai