Macam-macam
Iklim
IKLIM
Iklim Matahari Iklim Fisis
P
DA
N HA
PA ER
Iklim Junghunh Iklim Koppen
DU T
HI LIM
KE IK
UH
Iklim Mohr Iklim Thornthwaite
AR
NG
PE
Pembagian iklim matahari didasarkan pada banyak sedikitnya sinar matahari atau berdasarkan letak dan
kedudukan matahari terhadap permukaan bumi.
Kedudukan matahari dalam setahun adalah :
Matahari beredar pada garis khatulistiwa (garis lintang 0º) tanggal 21 Maret
Matahari beredar pada garis balik utara (23,5º LU) tanggal 21 Juni
Matahari beredar pada garis khatulistiwa (garis lintang 0º) tanggal 23 September
Matahari beredar pada garis balik selatan (23,5º LS) tanggal 22 Desember
Iklim dingin terdapat di daerah kutub. Oleh sebab itu iklim ini disebut pula sebagai
iklim kutub. Iklim kutub bercirikan suhu udara yang sangat dingin sepanjang tahun.
Sekalipun daerah iklim kutub ini dalam setahun menerima radiasi matahari selama 6
bulan penuh, tetapi tidak cukup menghadirkanpeningkatan suhu udara yang ekstrim,
sebab jarak matahari jauh dan matahari sangat rendah( Sudut datang matahari sangat
rendah). Suhu rata-rata tahunan mencapai -170C.
Iklim dingin dapat dibagi dua, yaitu iklim tundra dan iklim es.
Iklim Tundra
IKLIM TUNDRA
Ciri – ciri iklim tundra adalah sebagai berikut :
1. Musim dingin berlangsung lama
2. Musim panas yang sejuk berlangsung singkat.
3. Udaranya kering.
4. Tanahnya selalu membeku sepanjang tahun.
5. Di musim dingin tanah ditutupi es dan salju.
6. Di musim panas banyak terbentuk rawa yang luas akibat mencairnya es di permukaan tanah.
7. Vegetasinya jenis lumut-lumutan dan semak-semak.
Wilayahnya meliputi: Amerika utara, pulau-pulau di utara Kanada, pantai selatan Greenland, dan
pantai utara Siberia.
IKLIM ES
IKLIM ES
Ciri – ciri iklim es adalah sebagai berikut :
Suhu terus-menerus rendah sekali sehingga terdapat salju abadi.
Wilayahnya meliputi: kutub utara, yaitu Greenland (tanah hijau) dan
Antartika di kutub selatan.
IKLIM FISIS
Iklim fisis adalah berdasarkan fakta sesungguhnya di suatu wilayah muka
bumi sebagai hasil pengaruh lingkungan alam yang terdapat di wilayah tersebut.
Misalnya, pengaruh lautan, daratan yang luas, relief muka bumi, angin, dan curah
hujan.
Iklim Fisis terdiri dari :
1. Iklim laut (Maritim)
2. Iklim Darat (Kontinen)
3. Iklim Dataran Tinggi
4. Iklim Gunung
5. Iklim Musim (Muson)
IKLIM LAUT (MARITIM)
Iklim laut daerah ini meliputi daerah yang dikelilingi oleh laut atau berdekatan dengan laut dan berada di daerah tropis
dan subtropis; dan daerah sedang. Keadaan iklim kedua daerah berbeda.
Ciri iklim laut di daerah tropis dan sub tropis sampai garis lintang 40°, adalah sebagai berikut:
1. Suhu rata-rata tahunan rendah
2. Amplitudo suhu harian rendah/kecil
3. Banyak awan
4. Sering hujan lebat disertai badai.
5. Penguapan tinggi
6. Udara selalu lembab
7. Ciri-ciri iklim laut di daerah sedang, yaitu sebagai berikut:
8. Amplitudo suhu harian dan tahunan kecil
9. Banyak awan
10. Banyak hujan di musim dingin dan umumnya hujan rintik - rintik
11. Pergantian antara musim panas dan dingin terjadi tidak mendadak dan tiba-tiba.
IKLIM DARAT (KONTINEN)
Iklim darat dibedakan di daerah tropis dan sub tropis, dan di daerah sedang. Daerah iklim ini terletak
di tengah benua, jauh dari pengaruh angin laut. Ciri kusus kelembapan rendah dengan perbedaan suhu
antara siang dalam sangat mencolok. Kondisi tersebut memungkinkan memiliki padang rumput dan
padang pasir.
Ciri-ciri iklim darat di daerah tropis dan sub tropis sampai lintang 40º , yaitu sebagai berikut :
1. Amplitudo suhu harian sangat besar sedang tahunannya kecil
2. Curah hujan sedikit dengan waktu hujan sebentar disertai taufan.
3. Ciri iklim darat di daerah sedang, yaitu sebagai berikut:
4. Amplitudo suhu tahunan besar
5. Suhu rata-rata pada musim panas cukup tinggi dan pada musim dingin rendah
6. Curah hujan sangat sedikit dan jatuh pada musim panas.
IKLIM DATARAN TINGGI
Iklim ini terdapat di dataran tinggi dengan ciri-ciri, adalah sebagai berikut:
1. Amplitudo suhu harian dan tahunan besar
2. Udara kering
3. Lengas (kelembaban udara) nisbi sangat rendah
4. Jarang turun hujan.
IKLIM GUNUNG
Iklim gunung terdapat di dataran tinggi, seperti di Tibet dan Dekan. Ciri-cirinya, yaitu sebagai berikut:
1. Amplitudo suhu lebih keci l dibandingkan iklim dataran tinggi, tetapi intensitas insolasi lebih tinggi
2. Terdapat di daerah sedang
3. Amplitudo suhu harian dan tahunan kecil
4. Curah hujan lebih tinggi terutama pada lereng hadap angin
5. Kadang banyak turun salju
IKLIM MUSON (MUSIM)
Iklim ini terdapat di daerah yang dilalui iklim musim yang berganti setiap setengah
tahun. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut:
1. Setengah tahun bertiup angin laut yang basah dan menimbulkan hujan
2. Setengah tahun berikutnya bertiup angin barat yang kering dan akan
menimbulkan musim kemarau.
IKLIM JUNGHUN
F. Junghuhn seorang berkebangsaan Belanda mengadakan penelitian di Sumatra Selatan dan Dataran Tinggi
Bandung. Berdasarkan hasil penelitiannya F. Junghuhn membagi iklim di Indonesia berdasarkan ketinggian tempat.
Empat daerah iklim menurut F. Junghuhn adalah sebagai berikut.
Penjelasan Simbol
PENJELASAN
1. Iklim A atau iklim tropis. Cirinya adalah sebagai berikut:
a. suhu rata-rata bulanan tidak kurang dari 18°C,
b. suhu rata-rata tahunan 20°C-25°C,
c. curah hujan rata-rata lebih dari 70 cm/tahun, dan
d. tumbuhan yang tumbuh beraneka ragam.
2. Iklim B atau iklim gurun tropis atau iklim kering, dengan ciri sebagai berikut:
a. Terdapat di daerah gurun dan daerah semiarid (steppa);
b. Curah hujan terendah kurang dari 25,4/tahun, dan penguapan besar
3. Iklim C atau iklim seda
Ciri-cirinya adalah suhu rata-rata bulan terdingin antara 18° sampai -3°C.
4. Iklim D atau iklim salju atau microthermal.
Ciri-cirinya adalah sebagai berikut: Rata-rata bulan terpanas lebih dari 10°C, sedangkan suhu rata-rata
bulan terdingin kurang dari – 3°C.
5. Iklim E atau iklim kutub .
Cirinya yaitu terdapat di daerah Artik dan Antartika, suhu tidak pernah lebih dari 10°C, sedangkan suhu rata-rata
bulan terdingin kurang dari – 3°C.
IKLIM THORNTHWAITE
C.W.Thornthwaite (1993) membuat klasifikasi iklim berdasarkan pada curah hujan yang sangat
penting untuk tanaman,sehingga selain jumlah curah hujan yang dipakai oleh tanaman akan lebih kecil
dari pada penguapannya kecil,pada jumlah curah hujan yang sama. Thornthwaite menghitung ratio
keefektifan curah hujan (precipatation effectiveness) atau ratio P-E sebagai jumlah curah hujan
(P=presipitasi) bulanan dibagi dengan jumlah penguapan (E=evaporasi) bulanan,yaitu ratio P-E=P/E
jumlah 12 bulan ratio P-E disebutkan indeks P/E.
Berdasarkan nila P-E indeks maka Thornthwaite membagi iklim atas 5 daerah kelembaban (humacity
province) yakni :
Daerah basah dengan vegetasi hutan penghujan (rain forest),
Daerah lembap dengan vegetasi hutan (forest),
Daerah setengah lembap dengan vegetasi padang rumput (grass land),
Daerah setengah kering dengan vegetasi padang rumput luas tanpa pohon (stepa), dan
Daerah kering dengan vegetasi gurun pasir.
NEXT
Tabel: Golongan Kelembaban menurut Thornthwaite
Golongan Keefektifitasan Indeks P-E
Kelembaban Tanaman
1. Basah Hutan hujan ≥128
2. Lembab Hutan 64-127
3. Sub Humid Padang rumput 32-63
4. Semi arid Steppa 16-31
5. Arid Gurun <16
C’ = Microthermal 31-63
D’ = Taiga 16-31
E’ = Tundra 1-15
F’ = Salju abadi 0
IKLIM MOHR
Mohr tahun 1933 mengajukan klasifikasi iklim di Indonesia yang didasarkan curah hujan. Klasifikasi iklim ini
didasarkan oleh jumlah Bulan Kering (BK) dan jumlah Bulan Basah (BB) yang dihitung sebagai harga rata-rata dalam
waktu yang lama.
Klasifikasi Iklim Mohr berdasarkan hubungan antara penguapan dan besarnya curah hujan. Dasar penggolongan
iklim menurut Mohr adalah adanya bulan basah dan bulan kering. Berdasarkan penelitian tanah, Mohr membagi tiga
derajat kelembapan yaitu :
1. Bulan basah adalah bulan yang curah hujannya > 100 mm dalam 1 bulan. Jumlah curah hujan melampaui
penguapan.
2. Bulan kering adalah bulan yang curah hujannya < 60 mm dalam 1 bulan. Penguapan banyak berasal dari dalam
tanah daripada curah hujan.
3. Di antara bulan basah dan bulan kering disebut bulan lembab. Bulan lembab tak masuk dalam hitungan. Curah
hujan dan penguapan relatif seimbang.
NEX
Curah hujan rata-rata yang digunakan diperoleh dari pengamatan curah hujan selama minimal 10 tahun.
Asumsi untuk penguapan/ evaporasi (E) adalah 2 mm per hari.
BB (Bulan Basah) CH > 100 mm ; CH > E
BK (Bulan Kering) CH < 60 mm ; CH < E
BL (Bulan Lembab) 60 < CH < 100 mm.
Langkah pertama adalah mencari bulan kering dan bulan basah, kemudian langkah kedua menentukan rata-rata curah
hujan bulanan. Langkah ketiga menentukan kelas iklim dari kombinasi BK dan BB.
IKLIM SCHIMDT DAN FERGUSON
Sistem klasifikasi iklim ini banyak digunakan dalam bidang kehutanan dan perkebunan serta
sudah sangat dikenal di Indonesia. Kriteria yang digunakan adalah dengan penentuan nilai Q, yaitu
perbandingan antara bulan kering (BK) dan bulan basah (BB) dikalikan 10% (Q = BK / BB x 100%).
Klasifikasi ini merupakan modifikasi atau perbaikan dari sistem klasifikasi Mohr (Mohr
menentukan berdasarkan nilai rata-rata curah hujan bulanan selama periode pengamatan). BB dan BK
pada klasifikasi Schmidt-Ferguson ditentukan tahun demi tahun selama periode pengamatan yang
kemudian dijumlahkan dan dihitung rata-ratanya.
Kriteria bulan basah dan bulan kering (sesuai dengan kriteria Mohr) adalah :
1) Bulan Basah (BB) Bulan dengan curah hujan > 100 mm
2) Bulan Lembab (BL) Bulan dengan curah hujan antara 60 – 100 mm
3) Bulan Kering (BK) Bulan dengan curah hujan < 60 mm
Tabel Klasifikasi Schmidt-Ferguson
Tipe Iklim Nilai Q (%) Keadaan Iklim dan Vegetasi