Anda di halaman 1dari 20

 FAKULTAS EKONOMI

 JURUSAN AKUNTANSI

 UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG


JATI
 CIREBON
PERSEDIAAN PRODUK DALAM PROSES AWAL

Ilustrasi Pengantar

Pada awal periode terdapat persediaan bahan baku sebanyak 100kg yang
harga pokoknya Rp1.000 per kg. Dalam periode tersebut terjadi pembelian
bahan baku sebanyak 400 kg dengan harga Rp1.200 per kg. Jika pada
akhir periode ternyata diketahui jumlah bahan baku yang dipakai sebanyak
250 kg. Berapakah harga pokok bahan baku yang digunakan?

METODE YANG
DAPAT
DIGUNAKAN

Metode Harga Metode Masuk Metode Masuk


Pokok Rata-rata Pertama, Keluar Terakhir, Keluar
tertimbang Pertama (first Pertama (last
(weighted in, first out in, first out /
average cost method / FIFO) LIFO)
method)
Penggunaan Metode FIFO

Persediaan bahan baku awal: 100 kg x Rp1.000 Rp100.000

Pembeliaan bahan baku selama periode 400 kg 480.000


x Rp1.200
Jumlah bahan baku yg tersedia untuk dipakai 580.000

Harga pokok bahan baku yang dipakai selama


periode yang ditentukan atas dasar metode
FIFO adalah:
100 kg x Rp1.000 Rp100.000

150 kg x Rp1.200 180.000

280.000

Persediaan bahan baku pada akhir periode Rp300.000


ILUSTRASI LANJUTAN
Pada awal periode terdapat persediaan produk dalam proses sebanyak 200 kg
dengan harga pokok yang dibawa dari periode sebelumnya sebesar Rp800.000.
Dalam periode sekarang produk yang diproduksi (tidak termasuk persediaan
dalam proses awal) sebanyak 3.200 kg sedangkan biaya produksi yang
dikeluarkan dalam periode sekarang, baik untuk menyelesaikan persediaan
produk dalam proses awal maupun untuk mengolah produk yang dimasukkan
dalam proses periode sekarang berjumlah Rp9.600.000. Jika produk jadi yang
dihasilkan dalam periode tersebut berjumlah 2.800kg, harga pokok produksi per
kilogram manakah yang akan digunakan untuk menghagai produk jadi tersebut?

Kuantitas Total Biaya

Produk dalam proses awal 200 kg Rp800.000

Produk yg dimasukkan dalam proses periode sekarang 3.200 kg 9.600.000

Jumlah produk yg diproses dalam periode sekarang 3.400 kg Rp10.400.000

Produk jadi yang dihasilkan dalam periode sekarang 2.800 kg ?

Produk dalam proses akhir periode 600 kg ?


Harga pokok per kg persediaan produk dalam proses awal
Rp800.000 : 200 kg Rp4.000
Harga pokok per kg produksi periode sekarang
Rp9.600.000 : 3.200 kg Rp3.000

Jika menggunakan FIFO maka harga pokok produk jadi sebanyak 2.800 kg
tersebut dihitung sebagai berikut:
Harga pokok persediaan produk dalam proses awal:
200 kg x Rp4.000 Rp
800.000
Harga pokok produksi sekarang:
2.600 kg x Rp3.000 7.800.000
Harga pokok produk jadi 2.800 kg Rp8.600.000
Metode Harga Pokok Rata-rata Tertimbang
(Weighted Average Cost Method)

PT Risa Rimendi memproduksi produknya melalui dua departemen produksi:


Departemen 1 dan Departemen 2. Data produksi dan biaya produksi bulan
Jnauari 19X1 di kedua departemen produksi tersebut disajikan sebagai berikut:

DEPARTEMEN 1 DEPARTEMEN 2
DATA PRODUKSI:
Produk dalam proses awal:
BBB 100%; BK 40% 4.000 kg
BTK 20%; BOP 60% 6.000 kg
Dimasukkan dalam proses bulan ini 40.000 kg
Unit yg ditransfer ke Dep 2 35.000 kg
Unit yang diterima dari Dep 1 35.000 kg
Produk jadi yang ditransfer ke gudang 38.000 kg
Produk dalam proses akhir:
BBB 100%; BK 70% 9.000 kg
BTK 40%; BOP 80% 3.000 kg
DEPARTEMEN 1 DEPARTEMEN 2
Harga Pokok Produk dalam Proses Awal:
Harga POkok dari Dep 1 Rp11.150.000
Biaya bahan baku Rp1.800.000
Biaya tenaga kerja Rp1.200.000 Rp1.152.000
Biaya overhead pabrik Rp1.920.000 Rp4.140.000

Biaya Produksi:
Biaya bahan baku Rp20.200.000
Biaya tenaga kerja Rp29.775.000 Rp37.068.000
Biaya overhead pabrik Rp37.315.000 Rp44.340.000

Metode Harga Pokok Rata-rata Tertimbang Departemen Pertama

Rumus perhitungan haga pokok rata-rata tertimbang Departemen 1 dapat


diformulasikan sebagai berikut:
Biaya bahan Biaya bahan baku yg Biaya bahan baku yg
baku per unit = melekat pd produk dlm + dikeluarkan dlm periode
proses awal sekarang
Unit ekuivalensi biaya bahan baku

Biaya tenaga Biaya tenaga kerja yg Biaya tenaga kerja yg


kerja per unit = melekat pd produk dlm dikeluarkan dlm periode
+
proses awal sekarang
Unit ekuivalensi biaya tenaga kerja

Biaya overhead Biaya overhead pabrik yg Biaya bahan baku yg


pabrik per unit = melekat pd produk dlm + dikeluarkan dlm periode
proses awal sekarang
Unit ekuivalensi biaya overhead pabrik
Perhitungan Biaya Produksi Per Satuan Departemen 1 Bulan Januari 19X1
Unit Biaya Yg Melekat pd Yg Total Biaya Unit Biaya
Produksi Produk Dlm Dikeluarkan Ekuivalensi Produksi
Proses Dlm Periode per Kg
Skrg
(1) (2) (3) (4) (5) (4) : (5)

Biaya bahan baku Rp1.800.000 Rp20.200.000 Rp22.000.000 44.000* Rp500


Biaya tenaga kerja 1.200.000 29.775.000 30.975.000 41.300** 750
Biaya overhead 1.920.000 37.315.000 39.235.000 41.300** 950
pabrik

Perhitungan Harga Pokok Produk Selesai dan Persediaan Produk Dalam Proses
Departemen 1
Harga pokok produk selesai yg ditransfer ke Dep 2: Rp77.000.000
35.000 units @Rp2.200
Harga pokok persediaan produk dlm proses akhir:
Biaya bahan baku = 100% x 9.000 units x Rp500 Rp4.500.000
Biaya Tenaga Kerja = 70% x 9.000 units x Rp750 4.725.000

Biaya Overhead Pabrik = 70% x 9.000 units x Rp950 5.985.000


15.210.000

Jumlah biaya produksi yg dibebankan dlm Dep 1 Rp92.210.000


Laporan Biaya Produksi Departemen Pertama-Metode Harga Pokok Rata-rata Tertimbang

Data Produksi:
Produk dalam proses awal 4.000 kg
Dimasukkan dalam proses 40.000
Jumlah produk yang diolah dalam bulan April 44.000 kg
Produk selesai yang ditransfer ke Dep 2 35.000
Produk dalam proses akhir 9.000
Jumlah produk yang dihasilkan 44.000 kg
Biaya yg dibebankan dalam Dep 1
Total Per Unit
Biaya bahan baku Rp22.000.000 Rp500
Biaya tenaga kerja 30.975.000 750
Biaya overhead pabrik 39.235.000 950
Jumlah biaya yang dibebankan Dep 1 Rp92.210.000 Rp2.200
Perhitungan biaya
Harga pokok produk selesai yg ditransfer ke Dep 2 Rp77.000.000
35.000 units @Rp2.200
Harga pokok persediaan produk dlm proses akhir (9.000 kg)
Biaya bahan baku Rp4.500.000
Biaya tenaga kerja 4.725.000
Biaya overhead pabrik 5.985.000
15.210.000
Jumlah biaya produksi yg dibebankan dalam Dep 1 Rp92.210.000
Metode Harga Pokok Rata-rata Tertimbang Setelah Departemen Pertama
Rumus Perhitungan Harga Pokok Per Unit Produk Departemen Kedua dengan Menggunakan
Merode Harga Pokok Rata-rata Tertimbang
Harga Pokok Produk Per Satuan yang Dibawa Dari Departemen Sebelumnya
Harga pokok produk per Harga pokok produk dlm proses Harga pokok produk yg
unit yg dibawa dari awal yg berasal dari departemen ditransfer dari departemen
departemen sebelumnya sebelumnya dlm periode
sebelumnya sekarang
(1)
Produk dlm proses awal Produk yg ditransfer dari dep
sebelumnya dlm periode skrg
Harga Pokok Produk Per Unit yang Ditambahkan Dalam Departemen Setelah Departemen
Pertama
Biaya bahan baku per Biaya bahan baku yg melekat Biaya bahan baku yg dikeluarkan
unit (2) pada produk dalam proses awal dalam periode skrg
Unit ekuivalensi biaya bahan baku
Biaya tenaga kerja (3) Biaya tenaga kerja yg melekat Biaya tenaga kerja yg
pada produk dalam proses awal dikeluarkan dalam periode skrg
Unit ekuivalensi biaya tenaga kerja
Biaya overhead pabrik Biaya overhead pabrik yg Biaya overhead pabrik yg
(4) melekat pada produk dalam dikeluarkan dalam periode skrg
proses awal
Unit ekuivalensi biaya overhead pabrik
Total harga pokok (1) + (2) + (3) + (4)
produksi per satuan
Perhitungan Harga Pokok Kumulatif Per Satuan Produk Departemen 2 dengan Menggunakan
Metode Harga Pokok Rata-rata Tertimbang

Unit Biaya Produksi Yg Melekat pd Yg Total Biaya Unit Biaya


Produk Dlm Dikeluarkan Ekuivalensi Produksi
Proses Dlm Periode per Kg
Skrg
(1) (2) (3) (4) (5) (4) : (5)

Harga pokok yg Rp11.150.000 Rp77.000.000 Rp88.150.000 41.000* Rp2.150


berasal dari Dep 1
Biaya yg
ditambahkan dlm
Dep 2
Biaya tenaga kerja 1.152.000 37.068.000 38.220.000 39.200** 975
Biaya overhead 4.140.000 44.340.000 48.480.000 40.400*** 1.200
pabrik

* (100% x 38.000) + (100% x 3.000) = 41.000


** (100% x 38.000) + (40% x 3.000) = 39.200
***(100% x 38.000) + (80% x 3.000) = 40.400
Harga Pokok Produk Jadi dan Persediaan dalam Proses Departemen 2

Harga pokok produk selesai yg ditransfer ke gudang Rp164.350.000


38.000 units @Rp4.325
Harga pokok persediaan produk dlm proses akhir:
Yg berasal dari Dep 1: 3.000 units x Rp2.150 Rp6.450.000
Yg ditambahkan dalam Dep 2:
Biaya Tenaga Kerja = 40% x 3.000 units x Rp975 1.170.000
Biaya Overhead Pabrik = 80% x 3.000 units x Rp1.200 2.880.000

10.500.000
Jumlah biaya produksi yg dibebankan dlm Dep 2 Rp174.850.000
Data Produksi:
Produk dalam proses awal 6.000 kg
Diterima dari Dep 1 35.000 kg
Jumlah produk yang diolah dalam bulan April 41.000 kg
Produk selesai yang ditransfer ke gudang 38.000 kg
Produk dalam proses akhir 3.000 kg
Jumlah produk yang dihasilkan 41.000 kg
Biaya yg dibebankan dalam Dep 2
Total Per Unit
Biaya yang berasal dari Dep 1 Rp88.150.000 Rp2.150
Biaya yang ditambahkan dalam Dep 2:
Biaya tenaga kerja 38.220.000 975
Biaya overhead pabrik 48.480.000 1.200
Jumlah biaya yg dibebankan dalam Dep 2 Rp174.850.000 Rp4.325
Perhitungan biaya
Harga pokok produk selesai yg ditransfer ke gudang Rp164.350.000
38.000 units @Rp4.325
Harga pokok persediaan produk dlm proses akhir:
Yang berasal dari Dep 1 Rp6.450.000
Yang ditambahkan dalam Dep 2:
Biaya tenaga kerja 1.170.000
Biaya overhead pabrik 2.880.000
10.500.000
Jumlah biaya produksi yg dibebankan dalam Dep 2 Rp174.850.000
Metode Masuk Pertama Keluar Pertama – Departemen Pertama

Perhitungan unit ekuivalensi biaya bahan baku Dep 1 dengan menggunakan


metode FIFO
Persediaan produk dalam proses awal 0 kg
Produk selesai yang ditransfer ke Dep 2 31.000 kg
Produk dalam proses akhir 100% x 9.000 9.000
Jumlah 40.000 kg

Perhitungan unit ekuivalensi biaya konversi Dep 1 dengan menggunakan metode


FIFO
Persediaan produk dalam proses awal (100% - 40%) x 4.000 unit 2.400 kg
Produk selesai yang ditransfer ke Dep 2 31.000 kg

Produk dalam proses akhir 70% x 9.000 unit 6.300 kg


Jumlah 39.700 kg

Perhitungan biaya per satuan dengan menggunakan metode FIFO

Unsur Biaya Produksi Total Biaya Unit Ekuivalensi Biaya Produksi per
Satuan
Biaya bahan baku Rp20.200.000 40.000 kg Rp505

Biaya tenaga kerja 29.775.000 39.700 750


Biaya overhead pabrik 37.315.000 39.700 940
Perhitungan Harga Pokok Produk Selesai dan Persediaan Produk dalam Proses
Departemen 1

Harga pokok produk selesai yg ditransfer ke Dep


2:
Harga pokok persediaan produk dalam proses awal Rp4.920.000

Biaya penyelesaian produk dalam proses awal:


Biaya bahan baku 0
Biaya tenaga kerja 60% x 4.000 x Rp750 1.800.000
Biaya overhead pabrik 60% x 4.000 x Rp940 2.256.000
8.976.000
Harga pokok produk dr produksi skrg 31.000 kg x 68.045.000
Rp2.195
Harga pokok produk selesai yg ditransfer ke Dep 2 Rp77.019.000*
Harga pokok produk dalam proses akhir:
Biaya bahan baku 9.000 x 100% x Rp505 Rp4.545.000
Biaya tenaga kerja 9.000 x 70% x Rp750 4.725.000
Biaya overhead pabrik 9.000 x 70% x Rp940 5.922.000
15.192.000
Jumlah biaya yg dibebankan dalam Dep 1 Rp92.210.00

* Jumlah sesungguhnya adalah Rp77.021.000. pencantuman jumlah tersebut dikurangi Rp3.000 karena
adanya pembulatan angka pada waktu penghitungan biaya overhead pabrik per kg
Data produksi
Dimasukkan dlm proses awal (BBB 100%; BK 60%) 4.000 kg

Dimasukkan dlm proses 40.000 kg

Jumlah 44.000 kg

Produk selesai yg ditransfer ke Dep 2 35.000 kg

Produk dlm proses (BBB 100%; BK 70%) 9.000 kg

Jumlah 44.000 kg

Biaya yg dibebankan dlm Dep 1

Total Biaya Biaya per Kg

Harga pokok produk dlm proses awal Rp4.920.000

Biaya yg dikeluarkan skrg:

Biaya bahan baku 20.200.000 Rp505

Biaya tenaga kerja 29.775.000 750

Biaya overhead pabrik 37.315.000 940

Jumlah biaya produksi Rp92.210.000 Rp2.195

Perhitungan Biaya

Harga pokok produk selesai yg ditransfer ke Dep 2

Harga pokok persediaan produk dlm proses awal Rp4.920.000

Biaya penyelesaian produk dalam proses awal:

Biaya bahan baku 0

Biaya tenaga kerja 1.800.000

Biaya overhead pabrik 2.256.000

Rp8.976.000
Rp8.976.000

Harga pokok produk dari produksi sekarang: 31.000 unit x Rp2.195.000 68.045.000

Rp77.019.000*

Harga pokok produk dalam proses akhir:

Biaya bahan baku Rp4.545.000


Biaya tenaga kerja 4.725.000
Biaya overhead pabrik 5.922.000
15.192.000

Jumlah biaya yang dibebankan dalam Dep 1 Rp92.210.000

* Jumlah sesungguhnya adalah Rp77.021.000. pencantuman jumlah tersebut dikurangi Rp3.000 karena
adanya pembulatan angka pada waktu penghitungan biaya overhead pabrik per kg
Metode Masuk Pertama Keluar Pertama – Departemen Setelah
Departemen Produksi Pertama

Perhitungan Harga Pokok Produksi Per Satuan Produk yg Dihasilkan Departemen 2

Total Biaya Unit Biaya per


Ekuivalensi Unit
Harga pokok produk yg ditransfer dari Dep 1 Rp77.019.000 35.000 kg Rp2.201
Biaya yang dikeluarkan Dep 2 dlm periode skrg:
Biaya tenaga kerja 37.068.000 38.000* 975
Biaya overhead pabrik 44.340.000 36.800** 1.205
Jumlah Rp158.427.000 Rp4.381

* [(100% - 20%)] x 6.000 unit + 32.000 unit + (40% x 3.000)

* [(100% - 60%)] x 6.000 unit + 32.000 unit + (80% x 3.000)


Perhitungan Harga Pokok Produk Selesai dan Persediaan Produk dalam Proses
Departemen 2

Harga pokok produk selesai yg ditransfer ke gudang:


Harga pokok persediaan produk dlm proses awal Rp16.442.000
Biaya penyelesaian produk dlm proses awal:
Biaya tenaga kerja 80% x 6.000 x Rp975 4.680.000
Biaya overhead pabrik 40% x 6.000 x Rp1.205 2.892.000
Rp24.014.000
Harga pokok produk dari produksi sekarang 32.000 unit x 140.192.000
Rp4.381
Rp164.204.000*
Harga pokok produk dalam proses akhir:
Harga pokok dari Dep 1: 3.000 x Rp2.201 Rp6.603.000
Biaya tenaga kerja: 3.000 x 40% x Rp975 1.170.000
Biaya overhead pabrik: 3.000 x 80% x Rp1.205 2.892.000
10.665.000
Jumlah biaya yg dibebankan dlm Dep 2 174.869.000

* Jumlah sesungguhnya adalah Rp164.206.000. Pencantuman jumlah tersebut dikurangi Rp2.000 krn
adanya pembulatan angka pada waktu perhitungan biaya per unit.

Anda mungkin juga menyukai