Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN TENTAMEN SUICIDE

(Percobaan Bunuh Diri)

KELOMPOK 3:
Siti Amina Ebrahim
Maisel Sidamma
Jeniva Bin Yustin
Astela Riani kole
KONSEP MEDIS
A. DEFINISI
Bunuh diri merupakan kematian yang di perbuat oleh sang pelaku sendiri secara sengaja (Haroid
I.Kaplan & Bejamin J.Sadock,1998).
Bunuh diri adalah tindakan agresif yang merusak diri sendiri dan dapat mengakhiri kehidupan
(budi anna kelihat,1991).
B.ETIOLOGI
 Penyebab bunuh diri pada anak
1) Pelarian dari penganiayaan atau pemerkosaan
2) Situasi keluarga yang kacau
3) Perasaan tidak disayang atau selalu dikritik
4) Gagal sekolah
5) Takut atau dihina di sekolah
6) Kehilangan orang yang dicintai
7) Dihukum orang lain
 Penyebab bunuh diri pada remaja
1) Hubungan interpersonal yang tidak bermakna
2) Sulit mempertahankan hubungan interpersonal
3) Pelarian dari penganiayaan fisik atau pemerkosaan
4) Perasaan tidak dimengerti orang lain
5) Kehilangan orang yang dicintai
6) Keadaan fisik
6) Keadaan fisik
7) Masalah orang tua
8) Masalah seksual
9) Depresi
 Penyebab bunuh diri pada mahasiswa
1) Self ideal terlalu tinggi
2) Cemas akan tugas akademik yang banyak
3) Kegagalan akademik berarti kehilangan penghargaan dan kasih
sayang orang tua.
4) Kompetisis untuk sukses
 Penyebab bunuh diri pada usia lanjut
1) Perubahan status dari mandiri ke tergantung
2) Penyakit yang menurunkan kemampuan berfungsi
3) Perasaan tidak berarti di masyarakat.
4) Kesepian dan isolasi sosial
5) Kehilangan ganda (seperti pekerjaan, kesehatan, pasangan)
6) Sumber hidup berkurang
A. PATOFISIOLOGI
Dalam kehidupan, individu selalu menghadapi masalah
atau stressor, respon individu terhadap stressor,
tergantung pada kemampuan menghadapi masalah serta
tingkat stress yang dialami. Dalam menghadapi masalah
seseorang dapat menggunakan respon yang adaptif
maupun respon yang maladaptive, respon seseorang
yang adaptif membuat seseorang mempunyai harapan
dalam menghadapi masalah, dimana harapan tersebut
menimbulkan rasa yakin, percaya, ketetapan hati dalam
menghadapi masalah dan dapat menimbulkan ispirasi.
Respon maladaptive seseorang membuat seseorang
merasa putus harapan dalam menghadapi masalah,
menimbulkan rasa tidak percaya diri dalam menghadapi
masalah menyebabkan seseorang merasa rendah diri.
D. MANIFESTASI KLINIK
1. Tak langsung
a. Merokok
b. Mengebut
c. Berjudi
d. Tindakan kriminal
e. Terlibat dalam tindakan rekreasi beresiko tinggi
f. Penyalahgunaan zat
g. Perilaku yang menyimpang secara sosial
h. Perilaku yang menimbulkan stress
i. Gangguan makan
j. Ketidakpatuhan pada tindakan medik
2. Langsung
a. Keputusasaan
b. Celaan terhadap diri sendiri, perasaan gagal dan tidak berharga
c. Alam perasaan depresi
d. Agitasi dan gelisah
e. Insomnia yang menetap
f. Penurunan berat badan berbicara lamban, keletihan, menarik diri dari lingkungan
 
E. JENIS-JENIS TENTAMEN SUICIDE
Jenis tentamen suicide antara lain:
a. Ancaman Bunuh Diri
Peringatan verbal atau nonverbal bahwa orang tersebut
mempertimbangkan untuk bunuh diri. Orang tersebut mungkin
menunjukkan secara verbal bahwa ia tidak akan berada di sekitar kita lebih
lama lagi atau mungkin juga mengkomunikasikan secara nonverbal melalui
pemberian hadiah, merevisi wasiatnya dan sebagainya. Pesan-pesan ini
harus dipertimbangkan dalam konteks peristiwa kehidupan terakhir.
Ancaman menunjukkan ambivalensi seseorang tentang kematian.
Kurangnya respon positif dapat ditafsirkan sebagai dukungan untuk
melakukan tindakan bunuh diri.
b. Upaya bunuh diri
Semua tindakan yang diarahkan pada diri yang dilakukan oleh individu
yang dapat mengarah kematian jika tidak di cegah.
c. Bunuh diri
Bunuh diri mungkin terjadi setelah tanda peringatan terlewatkan atau
diabaikan. Orang yang melakukan upaya bunuh diri dan yang tidak benar-
benar ingin mati mungkin akan mati jika tanda-tanda tersebut tidak
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Koreksi penunjang dari kejadian tentamen suicide
akan menentukan terapi resisitasi dan terapi lanjutan
yang akan dilakukan pada klien dengan tentamen
suicidePemeriksaan darah lengkap dengan elektrolit
akan menunjukan seberapa berat syok yang dialami
klien, pemeriksaan EKG dan CT scan bila perlu bia
dilakukan jika dicurigai adanya perubahan jantung
dan perdarahan cerebral.
KONSEP KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN
Pengkajian pasien destruktif diri
Pengkajian lingkungan upaya bunuh diri. Prestasi kehidupan yang
menghina/menyakitkan. Tindakan persiapan metode yang dibutuhkan,
mengatur rencana, membicarakan tentang bunuh diri, memberikan milik
berharga sebagai hadiah, catatan untuk bunuh diri. Penggunaan cara
kekerasan atau obat/racun yang lebih mematikan pemahaman letalitas
dari metode yang dipilih. Kewaspadaan yang dilakukan agar tidak
diketahui.
Petunjuk gejala
 Keputusasaan
 Celaan terhadap diri sendiri, perasaan gagal dan tidak berharga alam
perasaan depresi.
 Agitasi dan gelisah
 Insomnia yang menetap
 Penurunan berat badan
 Berbicara lamban, keletihan, menarik diri dari lingkungan sosial
Penyakit psikratrik
 Upaya bunuh diri sebelumnya
 Kelainan afektif  Alkoholisme dan/atau penyalahgunaan obat
 Kelainan tindakan dan depresi pada remaja
 Demensia diri dan status kekacauan mental pada lansia
 Kombinasi dari kondisi diatas.
Riwayat Psikososial
 Baru berpisah bercerai, atau kehilangan
 Hidup sendiri
 Tidak bekerja, perubahan atau kehilangan pekerjaan yang baru dialami stress kehidupan
multiple (pindah, kehilangan, putus hubungan yang berarti, masalah sekolah, ancaman
terhadap krisis disiplin).
 Penyakit medik kronik
 Minum yang berlebihan dan penyalahgunaan zat
Faktor-faktor kepribadian
 Impulsif, agresif, rasa bermusuhan
 Kekakuan kognitif dan negatif
 Keputusasaan
 Harga diri rendah
 Batasan atau gangguan kepribadian antisocial
Riwayat keluarga
 Riwayat keluarga berperilaku bunuh diri
 Riwayat keluarga gangguan afektif, alkoholisme atau keduanya. 
B. DIAGNOSA DAN INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Resiko bunuh diri yang berhubungan dengan putus asa
2. Harga diri rendah situasional yang berhubungan dengan
perubahan peran sosial
NO. DX TUJUAN KRITERIA HASIL INTERVENSI
1 TUM : Klien Setelah…x interaksi klien Bina hubungan saling
tidak menunjukkan tanda- tanda percaya dengan
Resiko
melakukan percaya kepada perawat: menggunakan prinsip
bunuh
diri yang percobaan - Ekspresi wajah bersahabat.
komunikasi terapeutik:
berhubun bunuh diri. 1. Sapa klien dengan
gan - Menunjukan rasa senang
ramah baik verbal
dengan
- Ada kontak mata maupun non verbal.
putus asa TUK : Klien
dapat - Mau berjabat tangan. 2. Perkenalkan nama,
membina nama panggilandan
hubungan - Mau menyebutkan nama -
saling percaya Mau menjawab salam tujuan perawat
berkenalan.
- Mau duduk berdampingan
dengan perawat bersedia 3. Tanyakan nama
mengungkapkan masalah lengkap dan nama
yang dihadapi. penggilan yang disukai
klien.
4. Buat kontrak yang
jelas.
5. Tunjukan sikap jujur
3. TUK: Setelah ….x interaksi Bantu klien
klien menceritakan mengungkapkan tanda-
Klien dapat
tanda-tanda saat klien tanda perilaku bunuh diri
mengidentifikasi tanda-
berkeinginan untuk yang di alaminya:
tanda perilaku bunuh
bunuh diri:
diri. 1. Motivasi klien
- Tanda social : menceritakan kondisi
 
emosionalnya
Klien mengancamkan
2. Motivasi klien
melakukan bunuh diri
menceritakan kondisi
dan kien melakukan hal
sosialnya.
yang tidak bisa di
lakukan klien.  
-tanda fisik:
Klien mencederai diri
seperti menyayat nadi,
minum obat sampai
over dosis, tatapan
mata klien tampak
menerawang seperti
memikirkan sesuatu .
5. TUK : Setelah….x interaksi klien Diskusikan dengan klien
menjelaskan akibat akibat negative cara yang di
Klien dapat
tindakannya: lakukan pada:
mengidentifikasi
akibat tindakan  Diri sendiri 1. Diri sendiri
yang sudah  Orang lain 2. Orang lain
dilakukan untuk  Lingkungan 3. lingkungan
bunuh diri.

 
Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan
 Pasien
SP I
1. Mengidentifikasi benda-benda yang dapat membahayakan pasien
2. Mengamankan benda-benda yang dapat membahayakan pasien
3. Melakukan kontrak treatment
4. Mengajarkan cara mengendalikan dorongan bunuh diri
5. Melatih cara mengendalikan dorongan bunuh diri
SP II p
1. Mengidentifikasi aspek positif pasien
2. Mendorong pasien untuk berfikir positif terhadap diri
3. Mendorong pasien untuk menghargai diri sebagai individu yang
berharga
SP III p
1. Mengidentifikasi pola koping yang biasa diterapkan pasien
2. Menilai pola koping yang biasa dilakukan
3. Megidentifikasi pola koping yang konstruktif
4. Menganjurkan pasien memilih pola koping yang konstruktif
5. Menganjurkan pasien menerapkan pola koping yang konstruktif
dalam kegiatan harian
SP IV p
1. Membuat rencana masa depan yang realistis bersama pasien
2. Mengidentifiksai cara mencapai rencana masa deapan yang realistis
3. Member dorongan pasien melakukan kegiatan dalam rangka meraih masa
depan yang realistis.
 Keluarga
SP I k
1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien
2. Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala resiko bunuh diri, dan jenis
perilakubunuh diri yang dialami pasien beserta proses terjadinya
3. Menjelaskan cara-cara merawat pasien resiko bunuh diri
SP II k
1. Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien dengan resiko bunuh
diri
2. Melatih keluarga melakukan cara merawat langsung kepada pasien resiko
bunuhdiri
SP III k
1. Membantu keluarga membuat jadwal aktivitas di rumah termasuk minum
obat
2. Mendiskusikan sumber rujukan yang bias dijangkau oleh keluarga
 
4. TUK : Setelah….. kali interaksi klien Diskusikan kemampuan yang
membuat rencana kegiatan dapat dilanjutkan
Klien dapat
harian. pelaksanaannya.
merencanakan
kegiatan sesuai  
dengan
kemampuan yang
dimiliki.

5. TUK : Rencanakan bersama klien


Klien dapat Setelah… kali interaksi klien aktivitas yang dapat dilakukan
melakukan kegiatan sesuai setiap hari sesuai kemampuan
melakukan
jadwal yang dibuat klien:
kegiatan sesuai 1. Kegiatan mandiri
rencana yang di   2. Kegiatan dengan bantuan
buat. 3. Tingkatkan kegiatan sesuai
  dengan kondisi klien
4. Beri contoh cara
pelaksanaan kegiatan yang
dapat klien lakukan.
- Anjurkan klien untuk
melaksanakan kegiatan yang
telahdilaksanakan
Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan
SP I p
1. Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
pasien
2. Membantu pasien menilai kemampuan pasien yang masih
dapat digunakan
3. Membantu pasien memilih kegiatan yang akan dilatih sesuai
dengan kemampuan pasien 4. Melatih pasien sesuai
kemampuan yang dipilih
5. Memberikan pujian yang wajar terhadap keberhasilan pasien
6. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan
harian
SP II p
1. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien
2. Melatih kemampuan kedua
3. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan
harian
SP I k
1. Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam
merawat pasien
2. Menjelaskan pengertaian, tanda dan gejala haega diri rendah
yang dialami pasien beserta proses terjadinya
3. Menjelaskan cara-cara merawat pasien harga diri rendah
SP II k
1. Melatih keluarga mempraktekkan cara merawat pasien
dengan harga diri rendah
2. Melatih keluaraga melakukan cara merawat langsung kepada
pasien harga diri rendah
SP III k
1. Membantu keluaraga membuat jadwal aktivitas di rumah
termasuk minum obat (discharge planning)
2. Menjelaskan follow up pasien setelah pulang.
 

Anda mungkin juga menyukai