Anda di halaman 1dari 47

SEKURITAS DILUTIF

Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 4

Slide OCW Universitas Indonesia


Oleh : Irsyad Dwi Martani
Departemen Akuntansi FEUI

1
Tujuan Pembelajaran

1. Mendeskripsikan akuntansi untuk penerbitan, konversi,


dan penarikan sekuritas yang dapat dikonversi
(convertible securities).
2. Menjelaskan akuntansi untuk saham preferen yang dapat
dikonversi (convertible preferred stock).
3. Membedakan akuntansi untuk waran dan waran yang
diisukan dengan sekuritas lainnya.
4. Mendeskripsikan akuntansi untuk rencana kompensasi
saham (share compensation plans).

02
Sekuritas Dilutif

Sekuritas Dilutif dan Kompensasi

Utang dan ekuitas


Utang yang dapat dikonversi
Saham yang dapat dikonversi PSAK 50, PSAK 53,
Waran saham PSAK 55
Akuntansi untuk kompensasi
saham

TP1: Akuntansi untuk sekuritas yang dapat dikonversi 03


Utang Yang Dapat Dikonversi

• Dapat dikonversikan menjadi saham pada


periode yang telah ditetapkan setelah
penerbitan
• Perusahaan dapat melakukan pembiayaan
dengan memberikan lebih sedikit proporsi
kepemilikan jika utang dikonversi, di samping
bunga yang dibayarkan lebih kecil untuk tipe
utang serupa.

TP1: Akuntansi untuk sekuritas yang dapat dikonversi 04


Utang yang Dapat Dikonversi

PSAK 50: Entitas mengakui secara


terpisah komponen instrumen keuangan
yang:
 menimbulkan liabilitas keuangan bagi
entitas; dan
 memberikan opsi bagi pemegang
instrumen untuk mengkonversi
instrumen keuangan tersebut menjadi
instrumen ekuitas dari entitas yang
bersangkutan.

TP1: Akuntansi untuk sekuritas yang dapat dikonversi 05


Utang Yang Dapat Dikonversi

Obligasi atau instrumen serupa dapat dikonversi oleh


pemegangnya menjadi saham biasa dengan jumlah yang
telah ditetapkan merupakan instrumen keuangan
majemuk. Dari sudut pandang entitas, instrumen ini terdiri
dari dua komponen:
o liabilitas keuangan (perjanjian kontraktual untuk menyerahkan
kas atau aset keuangan lain); dan
o instrumen ekuitas (opsi beli yang memberikan hak pada
pemegangnya selama jangka waktu tertentu untuk mengkonversi
instrumen tersebut menjadi saham biasa dengan jumlah yang
telah ditetapkan).

TP1: Akuntansi untuk sekuritas yang dapat dikonversi 06


Utang Yang Dapat Dikonversi

Implementasi pendekatan with-and-without:


1. Menentukan jumlah nilai wajar utang yang dapat
dikonversi menjadi komponen liabilitas dan ekuitas.
2. Menentukan komponen liabilitas dengan menghitung
net present value atas arus kas masa depan pada
tingkat suku bunga pasar.
3. Mengeluarkan komponen liabilitas dari nilai wajar
utang yang dapat dikonversi untuk mendapatkan
komponen ekuitas.

TP1: Akuntansi untuk sekuritas yang dapat dikonversi 07


Utang Yang Dapat Dikonversi (contoh)

Ilustrasi: PT ABC menerbitkan 1000 lembar


obligasi yang dapat dikonversi dengan nilai
nominal Rp 200.000 pada awal tahun 2013.
Obligasi tersebut memiliki periode 6 tahun
dengan pembayaran bunga 7 persen setiap
akhir Desember. Setiap obligasi dapat
dikonversi menjadi 100 lembar saham dengan
nilai par Rp 500. Suku bunga pasar untuk
obligasi sejenis adalah 9 persen.

TP1: Akuntansi untuk sekuritas yang dapat dikonversi 08


Utang Yang Dapat Dikonversi (contoh)
Komponen liabilitas pada obligasi saat diterbitkan pada nilai wajar

PV nilai nominal = = Rp 119.253.465


PV pembayaran bunga = 62.802.860
PV komponen liabilitas 62.802.860
Rp 182.056.325
PV komponen liabilitas Rp 182.056.325
Komponen ekuitas pada obligasi saat diterbitkan pada nilai wajar
Nilai wajar obligasi pada tanggal penerbitan Rp 200.000.000
Dikurangi: nilai wajar komponen liabilitas pada tanggal penerbitan 182.056.325
Nilai wajar komponen ekuitas pada tanggal penerbitan Rp 17.943.675

Pencatatan jurnal atas transaksi:


Kas 200.000.000
Utang obligasi 182.056.325
Agio saham – ekuitas konversi 17.943.675

TP1: Akuntansi untuk sekuritas yang dapat dikonversi 09


Utang Yang Dapat Dikonversi (contoh)
Kondisi 1: Obligasi tidak dikonversi sampai maturity
Utang obligasi 200.000.000
Kas 200.000.000

Akun agio saham – ekuitas konversi sebesar Rp 17.943.675 dapat ditransfer ke akun
agio saham – biasa.

Kondisi 2: Obligasi dikonversi saat maturity


Agio saham – ekuitas konversi 17.943.675
Utang obligasi 200.000.000
Saham biasa 50.000.000
Agio saham – biasa 167.943.675

Akun agio saham – ekuitas konversi sebesar Rp 17.943.675 ditransfer ke akun agio
saham – biasa.

TP1: Akuntansi untuk sekuritas yang dapat dikonversi 10


Utang Yang Dapat Dikonversi (contoh)

Kondisi 3: Obligasi dikonversi sebelum maturity


Obligasi dikonversi menjadi saham pada tanggal 31 Desember 2015

Daftar Amortisasi Obligasi

Tanggal Kas dibayarkan Beban bunga Amortisasi diskonto Nilai tercatat


01/01/2013 182,056,325
31/12/2013 14,000,000 16,385,069 2,385,069 184,441,394
31/12/2014 14,000,000 16,599,725 2,599,725 187,041,120
31/12/2015 14,000,000 16,833,701 2,833,701 189,874,821

Agio saham – ekuitas konversi 17.943.675


Utang obligasi 189.874.821
Saham biasa 50.000.000
Agio saham – biasa 157.818.496

TP1: Akuntansi untuk sekuritas yang dapat dikonversi 11


Konversi Terinduksi
Tujuan: 1) mengurangi beban bunga; dan 2) menurunkan rasio
debt to equity.
Contoh: PT DEF mengeluarkan obligasi yang dapat dikonversi dengan nilai par Rp
500 juta yang dapat dikonversi menjadi 200 ribu lembar saham biasa dengan nilai
par Rp 1.500,- dan mencatat agio saham – koversi ekuitas sebesar Rp 70 juta. Dua
tahun kemudian, PT DEF ingin mengurangi beban bunga dengan memberikan
insentif kepada pemegang obligasi tersebut sebesar Rp 85 juta bagi yang
mengkonversi obligasi mereka. Ketika konversi tersebut terjadi, maka PT DEF
mencatat sebagai berikut:

Beban konversi 15 juta


Agio saham – ekuitas konversi 70 juta
Utang obligasi 500 juta
Saham – biasa 300 juta
Agio saham biasa 500 juta
Kas 85 juta

TP1: Akuntansi untuk sekuritas yang dapat dikonversi 12


Saham Preferen Yang Dapat Dikonversi

• Saham preferen yang dapat dikonversi


adalah ekuitas, kecuali jika itu merupakan
saham preferen yang dapat ditebus.
• Pengkonversian atau pembelian kembali
di dasarkan pada nilai buku, tidak diakui
kerugian atau laba
• Jumlah lebih yang dibayarkan di atas nilai
buku sering didebit dari laba ditahan.

TP2: Akuntansi saham preferen yang dapat dikonversi 13


Waran Saham

• Waran saham adalah pemberian hak kepada


pemegangnya untuk membeli saham pada harga dan
periode tertentu.
• Biasanya penggunaan waran dapat berdampak dilusi
dengan mengurangi jumlah EPS.
• Situasi penerbitan waran: 1) agar sekuritas lebih
menarik; 2) memberikan preemptive right kepada
pemegan saham; dan 3) kompensasi kepada
karyawan.

TP3: Akuntansi untuk waran 14


Waran Saham (situasi 1)

Waran saham yang diterbitkan dengan sekuritas lainnya


• Pada dasarnya merupakan opsi jangka panjang
• Digunakan metode with-and-without untuk alokasi
komponen pada waran yang diterbitkan dengan sekuritas
lainnya
• Jika investor tidak menggunakan waran sampai melewati
masa periode, maka komponen ekuitas (akun agio saham –
waran) didebit pada akun agio saham – waran kadaluarsa
yang menjadi hak pemegang saham awal.

TP3: Akuntansi untuk waran 15


Waran Saham (situasi 2)

Hak membeli saham tambahan saat penerbitan saham baru


secara proporsional:
• Untuk mencegah dilusi atas hak voting
• Merupakan opsi jangka pendek
• Perusahaan hanya membuat memorandum entry ketika
menerbitkan waran kepada pemegang saham
• Jika perusahaan menerima kas lebih besar dari nilai par
saham, maka dikreditkan pada akun agio saham – biasa,
dan sebaliknya.

TP3: Akuntansi untuk waran 16


Waran Saham (situasi 3)
Hak membeli saham bagi eksekutif dan karyawan kunci:
• Kompensasi jangka panjang bertujuan untuk meningkatkan
loyalitas pada karyawan kunci.
• Metode pelaporan opsi saham:
• metode nilai intrinsik  perbedaan harga saham dengan
harga penggunaan waran saat waran diberikan; dan
• metode nilai wajar  nilai di mana suatu aset dapat
dipertukarkan atau suatu kewajiban diselesaikan antara
pihak yang memahami dan berkeinginan untuk
melakukan transaksi wajar (arm’s length transaction)

TP3: Akuntansi untuk waran 17


Akuntansi untuk Kompensasi Saham

• Menentukan beban kompensasi: dengan metode nilai wajar


• Mengalokasi beban kompensasi: selama periode karyawan
bekerja

Contoh: PT ABC merencanakan pemberian kompensasi kepada


10 anggota direksi untuk membeli saham masing-masing
sebanyak 1000 lembar dengan nilai par Rp 600. Opsi diberikan
tanggal 1 Januari 2012 dan dapat digunakan selama 6 tahun ke
depan. Harga opsi per lembar saham adalah Rp 2000, dan harga
pasar saham adalah Rp 3000 per lembar. Nilai wajar beban
kompensasi adalah Rp 16 juta. Perkiraan masa bakti (expected
period of benefit) direksi adalah 2 tahun lagi.

TP4: Akuntansi untuk rencana kompensasi saham 18


Akuntansi untuk Kompensasi Saham

Tidak ada pencatatan saat tanggal pemberian opsi (1 Januari 2012)

Pencatatan beban kompensasi untuk 31 Desember 2012 dan 31


Desember 2013

Beban kompensasi 8.000.000


Agio saham – opsi (16 juta / 2 thn) 8.000.000

Pencatatan saat direksi menggunakan 40% hak opsi (4.000 lembar)


tanggal 25 Februari 2015

Kas (4.000 x Rp 2.000) 8.000.000


Agio saham – opsi (40% x 16jt) 6.400.000
Saham biasa (4.000 x Rp 600) 2.400.000 Agio
saham – biasa 12.000.000

TP4: Akuntansi untuk rencana kompensasi saham 19


Akuntansi untuk Kompensasi Saham

Pencatatan ketika direksi tidak menggunakan hak opsi sampai tanggal


kadaluarsa (1 Januari 2018)
Agio saham – opsi (60% x 16jt) 9.600.000
Agio saham – opsi kadaluarsa 9.600.000

Berdasarkan IFRS, perusahaan tidak melakukan penyesuaian atas


beban kompensasi saat tanggal kadaluarsa.
• Perusahaan dapat melakukan penyesuaian jika terdapat kondisi
kerja (service condition) pada rencana kompensasi.
• Karena kondisi pasar direfleksikan dari penentuan nilai wajar opsi
saat tanggal pemberian, maka tidak diperbolehkan adanya
penyesuaian jika penyebabnya adalah perubahan harga saham
perusahaan.

TP4: Akuntansi untuk rencana kompensasi saham 20


Akuntansi untuk Kompensasi Saham
Saham Terikat (Restricted Shares)
Perusahaan memberikan saham kepada karyawan dengan syarat
saham tersebut tidak dapat dijual, dipindahtangankan, atau
dijaminkan sampai kondisi tertentu terpenuhi. Jika dilanggar, maka
harus ditebus beserta dividen yang telah diterima.
Kelebihan saham terikat dibandingkan opsi saham:
• Tidak akan menjadi percuma berapapun harga saham di pasar.
• Memberikan pengurangan ekuitas lebih sedikit kepada pemegang
saham
• Menyelaraskan tujuan karyawan dengan tujuan perusahaan.

TP4: Akuntansi untuk rencana kompensasi saham 21


Akuntansi untuk Kompensasi Saham
Rencana Pembelian Saham Karyawan (Employee Share-
Purchase Plans)
Perusahaan memberikan kesempatan kepada karyawan untuk
membeli saham dengan potongan harga selama periode waktu
tertentu. Rencana ini merupakan program kompensasi dan harus
dicatat sebagai beban selama masa kerja.

Pengungkapan Rencana Kompensasi


Memastikan pengguna laporan keuangan memahami:
1. Sifat dan tingkat penetapan pembayaran berbasis saham yang
terjadi selama periode tersebut
2. Cara penentuan nilai wajar untuk barang/jasa yang diterima atau
instrumen ekuitas yang diberikan
3. Dampak transaksi pembayaran berbasis saham terhadap
laba/kerugian pada posisi keuangan perusahaan.

TP4: Akuntansi untuk rencana kompensasi saham 22


LABA PER LEMBAR SAHAM
Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 5

Slide OCW Universitas Indonesia


Oleh : Irsyad Dwi Martani
Departemen Akuntansi FEUI
Tujuan Pembelajaran

1. Menghitung LPS pada struktur


modal sederhana
2. Menghitung LPS pada struktur
modal kompleks

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 02


Perbandingan antara LPS Sederhana dan
LPS yang Terdilusi

Struktur modal perusahaan dikatakan:


1. Sederhana, jika hanya ada saham biasa atau tidak ada saham biasa yang
berpotensial mengurangi LPS saham biasa
2. Kompleks, jika termasuk sekuritas yang dapat menimbulkan pengurangan
terhadap LPS saham biasa

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 03


LPS pada Struktur Modal Sederhana

LPS dasar dihitung dengan membagi laba


atau rugi bersih yang tersedia bagi
pemegang saham biasa (laba bersih
residual) dengan jumlah rata-rata tertimbang
saham biasa yang beredar dalam satu
periode.

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 04


LPS pada Struktur Modal Sederhana

Laba bersih residual = laba bersih – dividen saham preferen.

Dividen saham preferen meliputi:


a) Jumlah dividen dari saham preferen (bukan kumulatif) yang diumumkan
bagi periode bersangkutan.
b) Jumlah dividen preferen kumulatif yang terakumulasi bagi periode yang
bersangkutan, baik dividen tersebut sudah atau belum diumumkan.
c) Jumlah dividen saham preferen kumulatif untuk periode bersangkutan
tidak mencakup dividen saham utama kumulatif periode lalu meskipun
dividen tersebut diumumkan atau dibayar dalam periode kini.

Jika perusahaan mengumumkan dividen untuk saham preferen saat terjadi


kerugian bersih, maka dividen saham preferen ditambahkan ke komponen
kerugian bersih untuk menghitung kerugian per saham.

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 04


LPS pada Struktur Modal Sederhana

Jumlah Rata-rata Tertimbang Saham Beredar


• Perusahaan harus melakukan pembobotan jumlah saham beredar
berdasarkan bagian periode saham tersebut beredar.

 Jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar 


mengalikan jumlah saham yang beredar selama jangka waktu
tertentu dengan faktor pembobot waktu.

 Faktor pembobot waktu  jumlah hari beredarnya


sekelompok saham dibandingkan dengan jumlah hari dalam
suatu periode.

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 06


LPS pada Struktur Modal Sederhana

Saham biasa dianggap sebagai saham beredar ketika:


• Saham biasa yang diterbitkan melalui penjualan dengan kas
diperhitungkan saat kas sudah bisa diterima (when cash is receivable).
• Saham biasa yang diterbitkan atas reinvestasi sukarela dari dividen
saham biasa atau saham utama diperhitungkan sejak tanggal
pembayaran dividen.
• Saham biasa yang diterbitkan sebagai hasil dari konversi instrumen
utang (misalnya obligasi konversi) diperhitungkan sejak tanggal utang
tidak lagi berbunga (the date interest ceases accruing).
• Saham biasa yang diterbitkan sebagai pengganti bunga atau pokok
bagi instrumen keuangan lain diperhitungkan sejak tanggal utang tidak
lagi berbunga (the date interest ceases accruing).

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 07


LPS pada Struktur Modal Sederhana

Saham biasa dianggap sebagai saham beredar ketika:


• Saham biasa yang diterbitkan dalam rangka penyelesaian utang
(settlement) perusahaan diperhitungkan sejak tanggal penyelesaian
tersebut.
• Saham biasa yang diterbitkan sebagai pembayaran atas perolehan
aset bukan kas diperhitungkan sejak tanggal perolehan tersebut diakui,
dan
• Saham biasa yang diterbitkan sebagai pembayaran atas jasa kepada
perusahaan diperhitungkan sejak jasa yang bersangkutan diterima
perusahaan.

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 08


LPS pada Struktur Modal Sederhana

Jumlah Rata-rata Tertimbang Saham Beredar (Kasus Dividen


Saham Dan Pemecahan Saham)
“Apabila dalam satu periode ada perubahan jumlah saham beredar yang tidak
mengubah sumber daya, selain peristiwa konversi efek berpotensi saham
biasa, maka jumlah rata-rata tertimbang saham biasa yang beredar selama
satu periode dan untuk seluruh periode sajian harus disesuaikan.” (par. 20)

Contoh :
1. Kapitalisasi laba (dividen saham) dan kapitalisasi agio saham yang
dikenal sebagai penerbitan saham bonus,
2. Unsur bonus dalam penerbitan saham lainnya,
3. Pemecahan saham (stock split), dan
4. Penggabungan saham (consolidation of stocks atau reverse of
stock split)

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 09


LPS pada Struktur Modal Sederhana

Jumlah Rata-rata Tertimbang Saham Beredar (Kasus Dividen


Saham Dan Pemecahan Saham)

• Dividen saham dan pemecahan saham dianggap telah


beredar sejak awal tahun, sehingga diperlukan
penyesuaian atas transaksi saham sebelumnya.
• Dividen saham atau pemecahan saham yang terjadi
setelah akhir tahun tetapi sebelum perusahaan
menerbitkan laporan keuangan, tetap dilakukan
penyesuaian pada tahun tersebut (dan tahun
sebelumnya jika ada informasi pembanding).

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 10


LPS pada Struktur Modal Sederhana

Jumlah Rata-rata Tertimbang Saham Beredar (contoh)

Tanggal Perubahan jumlah saham Saham beredar


01/01/2013 Posisi awal 60.000
01/02/2013 Menerbitkan 36.000 saham dengan kas 36.000
96.000
01/04/2013 Membeli kembali 24.000 saham (24.000)
72.000
01/06/2013 Pemecahan saham 2-1 (tambahan 72.000) 72.000
144.000
01/09/2013 Menerbitkan 12.000 saham dengan kas 12.000
156.000
31/12/2013 Menerbitkan 10.000 saham dengan kas 10.000
Posisi akhir 166.000

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 11


LPS pada Struktur Modal Sederhana

Jumlah Rata-rata Tertimbang Saham Beredar (contoh)


Tanggal beredar Jumlah saham Penye- Bagian Jumlah tertimbang
beredar suaian tahun saham
01 Jan – 01 Feb 60.000 2 1/12 10.000
01 Feb – 01 April 96.000 2 2/12 32.000
01 April – 01 Juni 72.000 2 2/12 24.000
01 Juni – 01 Sept 144.000 3/12 36.000
01 Sept – 01 Des 156.000 4/12 52.000
Rata-rata tertimbang saham beredar 154.000

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 12


LPS pada Struktur Modal Kompleks

Penyesuaian Penyesuaian
Laba (setelah pajak) saham biasa beredar
 Dividen dari efek berpotensi  Ditambah jumlah rata-rata
saham biasa yang bersifat tertimbang saham yang akan
dilutif. diterbitkan dengan asumsi semua
 Bunga dari efek perpotensi efek berpotensi saham biasa
saham biasa yang dilutif , yang dikonversikan menjadi saham
diakui pada periode biasa.
bersangkutan (1-T).  Konversi tersebut diasumsikan
 Perubahan pendapatan atau terjadi pada awal periode, atau
beban dari konversi efek pada tanggal penerbitan efek
berpotensi saham biasa yang berpotensi saham biasa tersebut,
sifatnya dilutif. jika penerbitannya lebih akhir.

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 13


LPS pada Struktur Modal Kompleks

Sekuritas yang dapat dikonversi


Menggunakan metode “jika dikonversi” dengan asumsi:
1. Dikonversi pada saat penerbitan sekuritas
2. Eliminasi bunga terkait setelah pajak.
Dengan demikian, konversi sekuritas akan menyebabkan peningkatan
bilangan penyebut (rata-rata tertimbang saham beredar) dan akan
meningkatkan pembilang (laba bersih).

Jika tarif konversi berubah selama periode sekuritas beredar, maka


perusahaan menggunakan tarif konversi yang paling mengurangi
proporsi ekuitas (paling dilutif).

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 14


LPS pada Struktur Modal Kompleks

Sekuritas yang dapat dikonversi (contoh)


Tahun 2013, PT ABC memiliki laba bersih Rp 50 juta dengan rata-rata
tertimbang jumlah saham beredar 1 juta lembar. Perusahaan juga memiliki
2 obligasi (A dan B) yang dapat dikonversi beredar.
Obligasi A berjumlah 200 lembar dengan total nilai Rp 60 juta dan memiliki
bunga 8 persen. Obligasi diterbitkan pada awal tahun dan dapat dikonversi
menjadi 200.000 lembar saham.
Obligasi B berjumlah 100 lembar dengan total nilai 40 juta dan memiliki
bunga 7 persen. Obligasi diterbitkan pada 1 September dan dapat
dikonversi menjadi 90.000 lembar saham.
Beban bunga tahun 2013 yang dapat diatribusikan ke komponen liabilitas
obligasi A sebesar Rp 5 juta dan obligasi B sebesar 3 juta. Tarif pajak
efektif adalah 25 persen.

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 15


LPS pada Struktur Modal Kompleks

Penyesuaian laba bersih


Laba bersih Rp 50.000.000
(+) penyesuaian beban bunga setelah pajak
Obligasi A (Rp 5jt x [1-.25]) 3.750.000
Obligasi B (Rp 3jt x 4/12 x [1-.25]) 750.000
Penyesuaian laba bersih Rp 54.500.000

Penyesuaian rata-rata tertimbang saham beredar


Rata-rata tertimbang saham beredar 1.000.000
(+) saham yang diasumsikan akan diterbitkan
Obligasi A (awal tahun) 200.000
Obligasi B (tanggal penerbitan, 1 Sept = 4/12 x 90.000) 30.000
Penyesuaian laba bersih 1.230.000

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 16


LPS pada Struktur Modal Kompleks

Laba Per Saham


Laba bersih tahun berjalan Rp 50.000.000
LPS dasar (50 juta / 1 juta) Rp 50
LPS terdilusi (54.5 juta / 1.23 juta) Rp 44.31

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 17


LPS pada Struktur Modal Kompleks

Pengurangan ekuitas akibat penggunaan opsi dan waran


Menggunakan metode “saham treasuri” dengan asumsi:
1. Dikonversi pada saat penerbitan opsi/waran
2. Perusahaan menerbitkan saham tambahan agar dapat membeli
kembali saham untuk opsi/waran.

 Rumus penghitungan saham beredar tambahan:

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 18


LPS pada Struktur Modal Kompleks

Sekuritas Antidilutive
• Di dalam penghitungan LPS, perusahaan perlu memisahkan sekuritas
yang secara individual benar-benar dilutive dengan yang antidilutive.
• Efek berpotensi saham biasa dianggap DILUTIF jika menurunkan laba
bersih per saham dari operasi normal berkelanjutan.
• Untuk menentukan efek dilutif digunakan laba bersih dari operasi
normal dikurangi dividen saham preferen (operasi tidak dilanjutkan
dikeluarkan
• Efek berpotensi saham biasa bersifat ANTIDILUTIF jika meningkatkan
LPS dari operasi normal yang berkelanjutan, atau menurunkan rugi
per saham dari operasi normal yang berkelanjutan.

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 19


LPS pada Struktur Modal Kompleks

Sekuritas Antidilutive
• Perusahaan harus mengeluarkan sekuritas yang antidilutive dan
tidak boleh menggunakannya untuk menutupi sekuritas yang
dilutive.
• Utang yang dapat dikonversi menjadi antidilutive jika persentase
tambahan income dari beban bunga setelah pajak lebih besar
daripada persentase tambahan saham jika utang dikonversi.
• Opsi atau waran menjadi antidilutive jika harga penggunaan opsi
atau waran lebih besar daripada harga pasar.

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 20


LPS pada Struktur Modal Kompleks

Sekuritas Antidilutive
• Dalam menentukan apakah suatu efek berpotensi saham memiliki
dampak dilutif atau antidilutif, maka setiap penerbitan harus
dipertimbangkan secara terpisah, bukan secara agregat atau
keseluruhan.
• Urutan dalam mempertimbangkan efek berpotensi saham biasa
dapat mempengaruhi keputusan apakah efek tersebut digolongkan
dilutif atau tidak.
• Untuk memaksimalkan dilusi dari LPS dasar, setiap penerbitan atau
setiap seri penerbitan saham harus dipertimbangkan dalam urutan
mulai dari yang paling dilutif ke yang paling sedikit sifat
dilutifnya

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 21


Referensi Utama

 Intermediate Accounting
Kieso, Weygandt, Walfield, IFRS edition, John Wiley

 Standar Akuntansi Keuangan


Dewan Standar Akuntansi Keuangan, IAI

 International Financial Reporting Standards – Certificate Learning Material


The Institute of Chartered Accountants, England and Wales

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI


Terima Kasih
Irsyad dan Dwi Martani
Departemen Akuntansi
Slide OCW Universitas FEUI
Indonesia
martani@ui.ac.id atau dwimartani@yahoo.com
Oleh : Irsyad Dwi Martani
Departemen Akuntansi FEUI
http://staff.blog.ui.ac.id/martani/

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI


Referensi Utama

 Intermediate Accounting
Kieso, Weygandt, Walfield, IFRS edition, John Wiley

 Standar Akuntansi Keuangan


Dewan Standar Akuntansi Keuangan, IAI

 International Financial Reporting Standards – Certificate Learning Material


The Institute of Chartered Accountants, England and Wales
Terima Kasih
Irsyad dan Dwi Martani
Departemen Akuntansi
Slide OCW Universitas FEUI
Indonesia
martani@ui.ac.id atau dwimartani@yahoo.com
Oleh : Irsyad Dwi Martani
Departemen Akuntansi FEUI
http://staff.blog.ui.ac.id/martani/

Akuntansi Keuangan 2 - Departemen Akuntansi FEUI 47

Anda mungkin juga menyukai