Stella Palar
Divisi Ginjal dan Hipertensi
Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK UNSRAT /
RSUP Prof. dr. R. D. Kandou Manado
PRE -TEST
KASUS I
1. Seorang perempuan, 22 tahun datang kepada saudara dirujuk dari dokter di layanan primer karena
TD yang sulit terkendali, sudah diberikan terapi HCT 1x50mg, Amlodipin 1x10mg, Captopril 3x25mg
dan Clonidin 3x0,15mg namun TD tidak pernah mencapai target. Saat ini TD: 160/110mmHg, N: 72,
reguler, R: 24 x/m, S: 36,7˚C. Jantung dan paru tidak ditemukan kelainan. Kemungkinan diagnosis ?
A. Hipertensi esensial
B. Hipertensi resisten
C. Hipertensi krisis
2. Setelah diperiksa lebih lanjut, selain masalah TD yang tak terkendali ternyata pasien memiliki
keluhan kelemahan anggota gerak terutama tungkai bawah lebih dari 1 bulan disertai adanya pola BAB
yang lebih jarang. Tidak ada muntah, panas, diare, dan sesak. Tidak ada nyeri pinggang maupun
trauma. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tanda vital yang baik. Kekuatan motorik 5/5/4/4.
Kemungkinan penyebab ?
A. Stroke iskemik
D. Malingering
3. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan Hb 12,2 g/dL; leukosit 5.400; trombosit 470.000; ureum 17
mg/dL; kreatinin 0,7 mg/dL; natrium 137 mmol/L; kalium 1,8 mmol/L; clorida 101 mmol/L. Apa
pemeriksaan lanjutan yang dianjurkan ?
A. Kortisol serum
A. USG abdomen
B. Biopsi ginjal
C. Renogram
D. CT-scan adrenal
5. Hasil CT-scan tampak
Kemungkinan diagnosis ?
A. Sindroma Cushing
B. Feokromositoma
C. TB adrenal
D. Hiperaldosteronisme primer
KASUS II
6. Seorang pasien pria 65 tahun dengan riwayat hipertensi lama dan perokok berat datang ke praktek
saudara dengan keluhan TD yang sulit terkendali belakangan ini. Dahulu hanya rutin meminum
amlodipin 1x5mg. Saat ini pasien sudah konsumsi amlodipin 1x10mg, HCT 1x50mg dan clonidin 3x
0.15 mg. TD saat ini 160/100 mmHg. Pemeriksaan fisik ditemukan bruit di abdomen. Ureum 32 mg/dl,
kreatinin 0,6 mg/dl.
A. CT-scan adrenal
B. Biopsi ginjal
C. Renogram
A. Setuju
B. Tidak Setuju
8. Apabila pada pasien ini sudah diberikan 4 macam OAH dan TD masih tidak mencapai target . Maka
tatalaksana yang dianjurkan adalah ?
C. Tambahkan spironolakton
KASUS III
9. Seorang perempuan berusia 30 tahun, datang berobat ke poliklinik dengan keluhan sakit kepala,
muntah-muntah, palpitasi sejak 6 bulan terakhir disertai dengan perasaan panas di daerah muka. Pasien
diketahui menderita hipertensi sejak 2 tahun yang sulit terkendali. Tidak ada riwayat hipertensi pada
keluarga. Pada pemeriksaan fisik gizi cukup; TD 200/120 mmHg; frekuensi nadi 102x/menit; tidak ada
exophtalmus maupun benjolan leher. pemeriksaan fisik lain dalam batas normal. Anjuran pemeriksaan
yang diharapkan ?
B. Kortisol serum
C. FT4/ TSHs
B. USG abdomen
C. MRI adrenal
D. Echocardiografi
11. Setelah dilakukan pemeriksaan
penunjang didapatkan hasil sbb.
Maka diagnosis pasien ini ?
A. Sindroma Cushing
B. Sindroma Conn
C. Feokromositoma
D. Incidentaloma
HIPERTENSI SEKUNDER
Stella Palar
Divisi Ginjal dan Hipertensi
Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK UNSRAT /
RSUP Prof. dr. R. D. Kandou Manado
HIPERTENSI SEKUNDER
Stella Palar
Divisi Ginjal dan Hipertensi
Bagian Ilmu Penyakit Dalam FK UNSRAT /
RSUP Prof. dr. R. D. Kandou Manado
PENDAHULUAN
Estimasi berkisar 5-10% dari seluruh kasus hipertensi, dan terkait dengan
penyakit ginjal, endokrin, vaskular, paru dan sistim saraf pusat.
Chiong JR, Aronow WS, Khan IA, Nair CK, Vijayaraghavan K, Dart RA, et al. Secondary hypertension: current diagnosis and treatment. nt J Cardiol (2007).doi:10.1016/j.ijcard.2007.01.119
PREVALENSI
Penyakit tiroid 1 – 2% 1 – 3%
Rimoldi SF, Scherrer U, Messerli FH. Secondary arterial hypertension: when, who, and how to screen? European Heart Journal 2013:1-12.
SKRINING
Karakteristik klinis pasien Hipertensi Sekunder
• Hipertensi Resisten (>140/90 mmHg dengan 3 jenis OAH dan salah satunya diuretik)
Rimoldi SF, Scherrer U, Messerli FH. Secondary arterial hypertension: when, who, and how to screen? European Heart Journal 2013:1-12.
STRATEGI UMUM
Kecurigaan Hipertensi
Tidak Ya
COMMON UNCOMMON
Obstructive Sleep Apnea (OSA) Sindroma Cushing
Penyakit Parenkim Ginjal Koartasio Aorta
Penyakit Renovaskular Feokromositoma
Aldosteronisme Disfungsi Tiroid
Rimoldi S.F, Scherrer U, Messerli F.H. Secondary arterial hypertension: when, who, and how to screen? European Heart Journal 2013:1-12.
COMMON
Obstructive Sleep Apnea (OSA)
Rimoldi SF, Scherrer U, Messerli FH. Secondary arterial hypertension: when, who, and how to screen? European Heart Journal 2013:1-12.
Contoh hasil polisomnografi. Episode apnea saat tidur dikategorikan mulai derajat ringan hingga berat.
Tampak adanya garis flat di airflow dan penurunan saturasi oksigen setelahnya.
PENYAKIT PARENKIM GINJAL
Patogenesis kompleks dan multifaktor
- Aktivasi RAAS
- Volume intravaskular
- Tedla FM, Brar A, Browne R, Brown C. Hypertension in Chronic Kidney Disease: Navigating the Evidence. International Journal of Hypertension 2011; Article ID 132405, 9 pages, 2011. doi:10.4061/2011/132405
- Campese VM, Mitra N, Sandee D. Hypertension in renal parenchymal disease: Why is it so resistant to treatment? Kidney International 2006; 69(6): 967-73
Stenosis Arteri Renalis
Rimoldi SF, Scherrer U, Messerli FH. Secondary arterial hypertension: when, who, and how to screen? European Heart Journal 2013:1-12.
Patofisiologi Stenosis Arteri Renalis
ACE-I / ARB merupakan KONTRAINDIKASI pada stenosis a. renalis bilateral atau stenosis pada ginjal
tunggal
Hackam D.G, Spence J.D, Garg A.X, Textor S.C. Role of renin–angiotensin system blockade in atherosclerotic renal artery stenosis and renovascular hypertension. Hypertension 2007; 50: 998–
1003. VI
STRATEGI DIAGNOSTIK DAN TERAPI STENOSIS ARTERI RENALIS
Ultrasonografi a. renalis
Ada stenosis Tidak jelas adanya stenosis atau USG susah dilakukan
The Japanese Society of Hypertension Guidelines for the Management of Hypertension (JSH 2014). Section 13: Secondary Revaskularisasi (PTRA)
Hypertension. Hypertens Res 2014; 37: 253–392.
Ultrasonografi arteri renalis
Contoh USG doppler arteri renal menunjukkan penurunan peak systolic velocity (PSV) di ginjal kiri dan resistive index (RI) kanan > kiri lebih
dari 5%. Sehingga menunjukkan adanya stenosis di arteri renal kiri
MR Angiografi
Tampak stenosis
a. renalis kanan
CT Angiografi
Tampak stenosis
a. Renalis bilateral
Percutaneus Transluminal Renal Angioplasty (PTRA)
Metode terapeutik terbaik adalah dengan PTRA dimana akan membebaskan stenosis pada
a. renalis, metode ini mirip dengan pemasangan stent pada arteri koroner (PTCA)
Aldosteronisme
Tes konfirmasi
Loading garam (oral atau IV) atau fludrocortisone
CT Adrenal
Normal
Nodul Unilateral Nodul < 1cm
Multinoduler
Lateralisasi (-)
Lateralisasi (+)
Pembedahan Antagonis reseptor mineralokortikoid
Funder J.W, Carey R.M, Fardella C, Gomez-Sanchez CE, Mantero F, Stowasser M, Young W.F Jr, Montori V.M. Case detection, diagnosis, and treatment of patients with primary aldosteronism: an endocrine
society clinical practice guideline. J Clin Endocrinol Metab 2008;93:3266–3281.
Tumor Adrenal pada Hiperaldosteronisme
Tampak massa adrenal yang memproduksi hormon aldosteron pada kasus hiperaldosteronisme primer
Funder J.W, Carey R.M, Fardella C, Gomez-Sanchez CE, Mantero F, Stowasser M, Young W.F Jr, Montori V.M. Case detection, diagnosis, and treatment of patients with primary aldosteronism: an endocrine
society clinical practice guideline. J Clin Endocrinol Metab 2008;93:3266–3281.
UNCOMMON
KOARTASIO AORTA
Torok RD, Campbell MJ, Fleming GA, Hill KD. Coarctation of the aorta : Management from infancy to adulthood. World journal of cardiology 2015;7(11):765-75
Karakteristik chest X-ray khas yaitu “3” sign yang tampak seperti foto ini
CT ANGIOGRAFI MR ANGIOGRAFI
TATALAKSANA PEMBEDAHAN
Torok RD, Campbell MJ, Fleming GA, Hill KD. Coarctation of the aorta : Management from infancy to adulthood. World journal of cardiology 2015;7(11):765-75
Endovascular stent placement
( bare metal stent / BMS)
Torok RD, Campbell MJ, Fleming GA, Hill KD. Coarctation of the aorta : Management from infancy to adulthood. World journal of cardiology 2015;7(11):765-75
SINDROMA CUSHING
Rimoldi SF, Scherrer U, Messerli FH. Secondary arterial hypertension: when, who, and how to screen? European Heart Journal 2013:1-12.
KADAR KORTISOL SERUM 10-20 UG/DL
DI PAGI HARI
Lynnette K. Nieman, Beverly M. K. Biller, James W. Findling, M. Hassan Murad, John Newell-Price, Martin O. Savage, Antoine Tabarin; Treatment of Cushing's Syndrome: An Endocrine Society
Clinical Practice Guideline, The Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism, Volume 100, Issue 8, 1 August 2015, Pages 2807–2831
FEOKROMOSITOMA
Hasil positif
MRI / CT adrenal
Young W.F Jr. Adrenal causes of hypertension: pheochromocytoma and primary aldosteronism. Rev Endocr Metab Disord 2007;8:309–320.
MRI ABDOMEN PADA PASIEN FEOKROMOSITOMA
Tatalaksana penting pada kontrol TD yaitu dengan golongan α-blockers dan setelah tercapai dosis optimal,
maka diberikan β-blockers untuk kontrol laju jantung
Garg MK, Kharb S, Brar KS, Gundgurthi A, Mittal R. Medical management of pheochromocytoma: Role of the endocrinologist. Indian Journal of Endocrinology and Metabolism.
2011;15(Suppl4):S329-S336. doi:10.4103/2230-8210.86976
ERITROPOIETIN, DISFUNGSI TIROID
NSAID
• Sensitif pada asupan garam
Ibuprofen, naproxen, piroxicam
Antiparkison Bromokriptin
SImpatomimetik Pseudoefedrin
Kewaspadaan pada kasus hipertensi usia muda (onset dini) dan hipertensi resisten
A. Hipertensi esensial
B. Hipertensi resisten
C. Hipertensi krisis
1. Seorang perempuan, 22 tahun datang kepada saudara dirujuk dari dokter di layanan primer karena
TD yang sulit terkendali, sudah diberikan terapi HCT 1x50mg, Amlodipin 1x10mg, Captopril 3x25mg
dan Clonidin 3x0,15mg namun TD tidak pernah mencapai target. Saat ini TD: 160/110mmHg, N: 72,
reguler, R: 24 x/m, S: 36,7˚C. Jantung dan paru tidak ditemukan kelainan. Kemungkinan diagnosis ?
A. Hipertensi esensial
B. Hipertensi resisten
C. Hipertensi krisis
2. Setelah diperiksa lebih lanjut, selain masalah TD yang tak terkendali ternyata pasien memiliki
keluhan kelemahan anggota gerak terutama tungkai bawah lebih dari 1 bulan disertai adanya pola BAB
yang lebih jarang. Tidak ada muntah, panas, diare, dan sesak. Tidak ada nyeri pinggang maupun
trauma. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tanda vital yang baik. Kekuatan motorik 5/5/4/4.
Kemungkinan penyebab ?
A. Stroke iskemik
D. Malingering
2. Setelah diperiksa lebih lanjut, selain masalah TD yang tak terkendali ternyata pasien memiliki
keluhan kelemahan anggota gerak terutama tungkai bawah lebih dari 1 bulan disertai adanya pola BAB
yang lebih jarang. Tidak ada muntah, panas, diare, dan sesak. Tidak ada nyeri pinggang maupun
trauma. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tanda vital yang baik. Kekuatan motorik 5/5/4/4.
Kemungkinan penyebab ?
A. Stroke iskemik
A. Kortisol serum
A. Kortisol serum
A. USG abdomen
B. Biopsi ginjal
C. Renogram
D. CT scan adrenal
4. Pemerikaan laboratorium lanjutan memberikan hasil Plasma Renin Activity (PRA) 0,2 ng/dL/jam
( 0,6-3.0 ng/mL/jam) dan plasma aldosteron concentration (PAC) 25,5 ng/dL (1-21 ng/dL). Tes supresi
garam memberikan hasil positif (PAC >10 ng/dL). Apa pemeriksaan lanjutan yang dianjurkan untuk
memastikan penyebab pada kasus tersebut?
A. USG abdomen
B. Biopsi ginjal
C. Renogram
D. CT scan adrenal
5. Hasil CT-scan tampak
Kemungkinan diagnosis ?
A. Cushing Syndrome
B. Feokromositoma
C. TB adrenal
D. Hyperaldosteronism primer
5. Hasil CT-scan tampak
Kemungkinan diagnosis ?
A. Cushing Syndrome
B. Feokromositoma
C. TB adrenal
D. Hyperaldosteronism primer
KASUS II
6. Seorang pasien pria 65 tahun dengan riwayat hipertensi lama dan perokok berat datang ke praktek
saudara dengan keluhan TD yang sulit terkendali belakangan ini. Dahulu hanya rutin meminum
amlodipin 5 mg 1x1. Saat ini pasien sudah konsumsi amlodipin 1x10mg, HCT 1x50mg dan diltiazem
Hcl 1x200mg. TD saat ini 160/100. Pemeriksaan fisik ditemukan bruit di abdomen. Ur 32 Cr 0,6. Saran
pemeriksaan lanjutan ?
A. CT scan adrenal
B. Biopsi ginjal
C. Renogram
A. CT scan adrenal
B. Biopsi ginjal
C. Renogram
A. Setuju
B. Tidak Setuju
7. Hasil CT angiografi ternyata
didapatkan stenosis bilateral dari arteri
renalis pasien ini. Apakah ACE-I dapat
diberikan untuk mengatasi TD yang tidak
terkendali tersebut?
A. Setuju
B. Tidak Setuju
8. Apabila pada pasien ini sudah diberikan 4 macam OAH dan TD masih tidak mencapai target . Maka
tatalaksana yang dianjurkan adalah ?
C. Tambahkan Spironolacton
8. Apabila pada pasien ini sudah diberikan 4 macam OAH dan TD masih tidak mencapai target . Maka
tatalaksana yang dianjurkan adalah ?
C. Tambahkan Spironolacton
KASUS III
9. Seorang perempuan berusia 30 tahun, datang berobat ke poliklinik dengan keluhan sakit kepala,
muntah-muntah, palpitasi sejak 6 bulan terakhir disertai dengan perasaan panas di daerah muka. Pasien
diketahui menderita hipertensi sejak 2 tahun yang sulit terkendali. Tidak ada riwayat hipertensi pada
keluarga. Pada pemeriksaan fisik gizi cukup; TD 200/120 mmHg; frekuensi nadi 102x/menit; tidak ada
exophtalmus maupun benjolan leher. pemeriksaan fisik lain dalam batas normal. Anjuran pemeriksaan
yang diharapkan ?
B. Kortisol serum
C. FT4/ TSHs
C. FT4/ TSHs
B. USG abdomen
C. MRI adrenal
D. Echocardiografi
10. Setelah dilakukan pemeriksaan. Didapatkan hasil Ureum 40 Cr 0.8; Urine metanefrin = 4520
mcg/24jam ( N <1300mcg/24jam). Tes fungsi tiroid dan lainnya dalam batas normal. Maka
pemeriksaan lanjutan yang anda anjurkan ?
B. USG abdomen
C. MRI adrenal
D. Echocardiografi
11. Setelah dilakukan pemeriksaan
penunjang didapatkan hasil sbb.
Maka diagnosis pasien ini ?
A. Sindroma Cushing
B. Sindroma Conn
C. Feokromositoma
D. Incidentaloma
11. Setelah dilakukan pemeriksaan
penunjang didapatkan hasil sbb.
Maka diagnosis pasien ini ?
A. Sindroma Cushing
B. Sindroma Conn
C. Feokromositoma
D. Incidentaloma
TERIMA KASIH