“Publikasi Penelitian”
Anggota Kelompok 1:
ANDIKA PUTRA
ANINDHITA FEBRIANSYAH
ARDI FEBRIANSYAH
ASMYATI RAMADANI AMBARA
CHICI WULANDARI
DOSEN PENGAMPU : ARVIDA BAR.
MKM
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Salah satu masalah yang sering terjadi pada lansia adalah insomnia yaitu ketidak-mampuan untuk
tidur walaupun ada keinginan untuk melakukannya. Insomnia bukan merupakan penyakit, tetapi
merupakan gangguan tidur berupa kesulitan tidur. Prevalensi insomnia dilaporkan dari Amerika
Serikat berkisar antara 30% dan 60%. Prevalensi insomnia di Indonesia pada lansia cukup tinggi
yaitu sekitar 10% (Budi, 2011 dalam Mukti, 2012).
Gejala insomnia yang sering dialami oleh lansia adalah kesulitan untuk tidur di malam hari,
sering terbangun di tengah malam, sering terbangun lebih awal serta mengantuk di siang hari.
Dampak insomnia yaitu depresi, timbulnya suatu penyakit, mengancam keselamatan, kehi-langan
banyak waktu, mengganggu aktivitas sehari-hari serta kurang menikmati aktivitas hidup sehari-
hari (Rafknowledge, 2004).
Upaya yang dapat dilakukan adalah dengan terapi farmakologi dengan obat-obatan dan non
farmakologi dengan teknik relaksasi seperti pijatan, meditasi, aromaterapi, mandi air hangat,
melakukan olahraga teratur, menghindari kebiasaan tidur siang,pergi tidur dan bangun sesuai
jadwal yang sama, serta meng-hilangkan rasa kecemasan. Terapi non farma-kologi yang
diterapkan dengan menggunakan mandi air hangat dan pemberian aromaterapi
Rumusan Masalah
Bagaimanakah penatalaksanaan
teknik terapi terhadap insomnia
pada lansia ?
Tujuan Umum
Mempelajari tindakan apa yang efektif pada lansia yang berguna untuk mengatasi masalah
insomnia pada lansia
Tujuan Khusus
1. Mengetahui Perbedaan Efektifitas Mandi Air Hangat Dan Aromaterapi Lavender
Terhadap Penurunan Insom-Nia Pada Lansia.
2. Mengetahui Pengaruh Terapi Wudhu Sebelum Tidur Terhadap Tingkat Insomnia Pada
Lanjut Usia.
3. Mengetahui Pengaruh Terapi Rendam Air Hangat Pada Kaki Terhadap Insomnia Pada
Lansia Di Kelurahan Angges Kecamatan Tahuna Barat.
4. Mengetahui Pengaruh Terapi Musik Terhadap Kualitas Tidur Penderita Insomnia Pada
Lanjut Usia
5. Mengetahui Pengaruh Terapi Relaksasi Otot Progresif Terhadap Perubahan Tingkat
Insomnia Pada Lansia
Manfaat
•Bagi penulis
Diperoleh ilmu pengetahuan dan keterampilan serta mendapatkan pengalaman nyata
didalam memberikan penatalaksanaan terapi insomnia pada lansia
•Bagi institusi/pendidik
Dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi pihak-pihak yang berkepentingan
langsung dalam karya tulis ilmiah untuk tenaga kesehatan khususnya keperawatan
Insomnia primer ini mempunyai faktor Insomnia sekunder biasanya terjadi akibat
penyebab yang jelas. insomnia atau efek dari hal lain, misalnya kondisi medis.
susah tidur ini dapat mempengaruhi Masalah psikologi seperti perasaan bersedih,
sekitar 3 dari 10 orang yang menderita depresi dan dementia dapat menyebabkan
insomnia. Pola tidur, kebiasaan sebelum terjadinya insomnia sekunder ini pada 5 dari
tidur dan lingkungan tempat tidur 10 orang. Selain itu masalah fisik seperti
seringkali menjadi penyebab dari jenis penyakit arthritis, diabetes dan rasa nyeri
insomnia primer ini. juga dapat menyebabkan terjadinya insomnia
sekunder ini dan biasanya mempengaruhi 1
dari 10 orang yang menderita insomnia atau
susah tidur.
Berdasarkan International Classification of Sleep Disordes yang direvisi,
insomnia diklasifikasikan menjadi:
a. Acute insomnia
a. Psychophysiologic insomnia
a. Paradoxical insomnia (sleep-state misperception)
a. Idiopathic insomnia
a. Insomnia due to mental disorder
a. Inadequate sleep hygiene
a. Behavioral insomnia of childhood
a. Insomnia due to drug or substance
a. Insomnia due to medical condition
a. Insomnia not due to substance or known physiologic condition,
unspecified (nonorganic)
a. Physiologic insomnia, unspecified (organic)
Etiologi Insomnia
1. Stres
2. Kecemasan dan depresi.
3. Obat-obatan.
4. Kafein, nikotin dan alkohol.
5. Kondisi Medis.
6. Perubahan lingkungan atau jadwal kerja.
7. 'Belajar' insomnia.
Faktor Resiko Insomnia
Hampir setiap orang memiliki kesulitan untuk tidur pada malam hari tetapi resiko
insomnia meningkat jika terjadi pada:
1. Wanita.
2. Usia lebih dari 60 tahun.
3. Memiliki gangguan kesehatan mental.
4. Stres.
5. Perjalanan jauh (Jet lag) dan Perubahan jadwal kerja.
Tanda dan Gejala Insomnia
2. Kemampuan koping keluarga tidak efektif b.d pemahaman klien dan pasangan yang
buruk tentang insomnia
Intervensi :
a. Minta klien dan pasangan untuk menjelaskan sifat dari masalah tidur
b. Tanyakan pada klien dan pasangan apakah masalah tidur mempengaruhi hubungan mereka
c. Buat catatan tidur bangun selama seminggu
d. Berikan pendidikan kesehatan mengenai gangguan tidur
Kesimpulan Dari 5 Artikel
Kesimpulan : dari kelima jurnal yang kelompok teliti yang lebih efektif
dalam mengatasi insomnia pada lansia ialah latihan otot progesif di
tandai dengan Analisa data dilakukan untuk mengetahui pengaruh terapi
relaksasi otot progresif terhadap perubahan tingkat insomnia pada lansia
di posyandu lansia desa Gonilan Kartasura. Analisa data pada penelitian
ini dengan menggunakan uji Wilcoxon Signed Rank Test. dimana latihan
ini bermafaat sebagai terapi insomnia bagi lansia selain dari pada itu
terapi ini juga bisa dijadikan sebagai latihan otot dan persendian pada
lansia.
Bab III
Metodologi penelitian
JURNAL 1 : ( Pengaruh terapi rendam air hangat pada kaki terhadap insomnia pada lansia di Kelurahan Angges
Kecamatan Tahuna Barat )
B. Populasi/Sampel
Populasi/sampel yang terdapat pada penelitian ini adalah sebanyak : jumlah sampel 32 orang lansia. Dan jumlah populasi 106 orang
lansia.
C. Tekhnik Analisa
Tekhnik analisa ini menggunakan tekhnik analisa kuantitatif, yang mana dalam penelitian ini peneliti hanya mengumpulkan data
berupa angka yang sudah dikumpulkan dalam satu table. Di dalam metode penelitian kuantitatif yang menggunakan teknik analisis data
kuantitatif merupakan suatu kegiatan sesudah data dari seluruh responden atau sumber data-data lain semua terkumpul. Teknik analisis
data kuantitatif di dalam penelitian kuantitatif yaitu menggunakan statistik.
JURNAL 2 : ( Pengaruh terapi wudhu sebelum tidur terhadap tingkat insomnia pada lanjut usia di PSTW Unit
Budhi Luhur Yogyakarta )
B. Populasi/Sampel
Populasi/sampel yang terdapat pada penelitian ini adalah sebanyak : Populasi dalam penelitian ini adalah semua usia lanjut berusia 60
tahun lebih yang mengalami insomnia sejumlah 38 orang yang tinggal di PSTW Yogyakarta Unit Budi Luhur. Jumlah sampel dalam
penelitian eksperimen sederhana adalah 10-20 responden. Maka sampel pada penelitian ini 20 lanjut usia yang mengalami insomnia terdiri
dari 10 kelompok eksperimen dan 10 kelompok kontrol.
C. Tekhnik Analisa
Tekhnik analisa ini menggunakan tekhnik analisa kuantitatif, yang mana analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji
independen sample t-test yang mana ini adalah bagian dari statistic inferensial parametric. Dan Statistik inferensial yaitu teknik statistik
yang digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi, dan statistik ini sangat cocok digunakan apabila
sampel diambil dari populasi yang sudah jelas dan cara pengambilan sampel dari populasi tersebut dilakukan secara acak.
JURNAL 3 ( Efektifitas mandi air hangat dan aroma terapi lavender terhadap insomnia pada lansia)
B. Populasi/Sampel
Populasi/sampel yang terdapat pada penelitian ini adalah sebanyak : Populasi yang dalam penelitian ini adalah lansia yang menga- lami
insomnia sebanyak 64 lansia, Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 22 responden dengan pembagian 11 responden
kelompok mandi air hangat dan 11 responden kelompok aromaterapi lavender.
C. Tekhnik Analisa
Tekhnik analisa data yang digunakan aadalah tekhnik analisa kualitatif, yang mana pada penelitian ini peneliti menelusuri lebih dalam lagi
tentang masalah penelitian yang diatanganinya, baik dari segi pengumpulan data sampai dengan konstruksi pembahasan hasil penelitian.
JURNAL 4 (Pengaruh Terapi Musik Terhadap Kualitas Tidur Penderita Insomnia Pada Lanjut Usia)
B.Populasi/Sampel
Populasi/sampel yang terdapat pada penelitian ini adalah sebanyak : Populasi pada penelitian ini adalah seluruh
lansia yang mengalami insomnia yang berjumlah 16 orang di Panti Jompo Graha Kasih Bapa Kabupaten Kubu Raya.
Tehnik sampling dalam penelitian ini menggunakan teknik Total Sampling, yaitu suatu teknik penetapan sampel bila
semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Kriteria sampel yang digunakan adalah lansia yang berusia 60-
90 tahun, lansia yang tidak mengalami gangguan panca indera pendengaran atau tuli, lansia yang sering terbangun
pada malam hari sebanyak 3-5 kali, lansia yang mengalami kesulitan tidur lebih dari 3 hari, dan bersedia menjadi
subyek penelitian
C.Teknik Analisa
Tekhnik analisa ini menggunakan tekhnik analisa kuantitatif, yang mana dalam penelitian ini peneliti hanya
mengumpulkan data berupa angka yang sudah dikumpulkan dalam satu table. Di dalam metode penelitian kuantitatif
yang menggunakan teknik analisis data kuantitatif merupakan suatu kegiatan sesudah data dari seluruh responden
atau sumber data-data lain semua terkumpul.
JURNAL 5 (Pengaruh Terapi Relaksasi Otot Progresif Terhadap Perubahan Tingkat Insomnia Pada Lansia)
B.Populasi/Sampel
Populasi/sampel yang terdapat pada penelitian ini adalah sebanyak : Populasi dalam penelitian ini adalah lansia yang
mengalami insomnia di Posyandu Lansia desa Gonilan yaitu berjumlah 151 lansia.. Sampel penelitian sebanyak 60
lansia. Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik Simple Random Sampling, yaitu Dikatakan simple
(sederhana) karena pengambilan sampel dari populasi dilakukan secara acak dengan undian.
C.Teknik analisa
Analisa data dilakukan untuk mengetahui pengaruh terapi relaksasi otot progresif terhadap perubahan tingkat insomnia
pada lansia di posyandu lansia desa Gonilan Kartasura. Analisa data pada penelitian ini dengan menggunakan uji
Wilcoxon Signed Rank Test
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
1. EFEKTIFITAS MANDI AIR HANGAT DAN AROMA TERAPI LAVENDER TERHADAP INSOMNIA PADA
LANSIA. SIMPULAN: Aromaterapi levender dan mandi air hangat dapat menurunkan insomnia pada lansia.
Aromaterapi lebih efektif menurunkan insomnia daripada mandi air hangat
2. PENGARUH TERAPI WUDHU SEBELUM TIDUR TERHADAP TINGKAT INSOMNIA PADA LANJAT USIA
DI PSTW UNIT BUDHI LUHUR YOGYAKARTA. SIMPULAN : Berdasarkan hasil penelitian yang saya lakukan
di PSTW Budhi Luhur Yogyakarta pada bulan Maret 2015, dapat disimpulkan bahwa :
• Tingkat insomnia pada kelompok eksperimen sebelum dilakukan terapi wudhu menunjukkan insomnia terbagi
menjadi 3 kategori yaitu rendah sebanyak 2 responden (20%), sedang 6 responden (60%) dan tinggi ada 2
responden (20%) demikian juga pada kelompok kontrol menunjukkan insomnia menjadi 3 kategori yaitu rendah 3
responden (30%), sedang 6 responden (60%) dan tinggi 1 responden (10%).
• Tingkat insomnia pada kelompok eksperimen setelah dilakukan terapi wudhu sebagian besar mengalami penurunan
insomnia secara menyeluruh meskipun belum seluruhnya hilang, terbagi menjadi 3 kategori yaitu tidak insomnia
sebanyak 1 responden ( 10%), rendah sebanyak 5 responden ( 50%), dan sedang sebanyak 4 responden ( 40%).
• Tingkat insomnia pada kelompok kontrol tidak ada pengaruh terapi wudhu. Sebagian responden mengungkapkan
bahwa mereka tetap mengalami kesulitan untuk memulai tidur. Karena pada kelompok kontrol peneliti tidak
memberikan intervensi terapi wudhu.
• Terapi wudhu ada pengaruh positif pada kelompok yang diberi terapi wudhu terhadap penurunan tingkat insomnia
pada lanjut usia di PSTW Budhi Luhur Yogyakarta secara bermakna sebesar p = 0,000 (p<0,05).
3. PENGARUH TERAPI RENDAM AIR HANGAT PADA KAKI TERHADAP INSOMNIA PADA LANSIA DI
KELURAHAN ANGGES KECAMATAN TAHUNA BARAT. SIMPULAN : Hasil penelitian yang dilakukan di
Kelurahan Angges Kecamatan Tahuna Barat, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Insomnia pada pretest sebelum
dilakukan terapi rendam air hangat pada kaki di Kelurahan Angges Kecamatan Tahuna Barat yaitu, sebagian besar
lansia mengalami insomnia 11 – 19 dan sebagian kecil mengalami 20 – 27. Insomnia pada posttest sesudah dilakukan
terapi rendam air hangat pada kaki di Kelurahan Angges Kecamatan Tahuna Barat yaitu, sebagian besar lansia
insomnia 11 – 19, insomnia 20
– 27 dan sebagian kecil insomnia 28 – 36. Terdapat pengaruh terapi rendam air hangat pada kaki terhadap insomnia
pada lansia di Kelurahan Angges Kecamatan Tahuna Barat.
4. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pengaruh terapi musik terhadap kualitas tidur penderita insomnia pada
lanjut usia (lansia) di Panti Jompo Graha Kasih Bapa Kabupaten Kubu Raya, maka dapat disimpulkan bahwa rata-rata
skor insomnia sebelum dilakukan terapi musik yaitu 23,94, nilai ini menunjukan ke dalam kategori insomnia berat,
rata-rata skor insomnia sesudah dilakukan terapi musik yaitu 18,75, nilai ini menunjukan ke dalam kategori insomnia
sedang serta ada pengaruh terapi musik terhadap kualitas tidur sebelum dan sesudah diberikan intervensi.
5. Setelah diberikan terapi relaksasi otot progresif pada kelompok perlakuan lansia yang mengalami insomnia berat
menurun menjadi 0%, lansia yang mengalami insomnia sedang sebesar 56,7% dan lansia yang mengalami insomnia
ringan sebesar 43,3%, sedangkan pada kelompok kontrol tingkat insomnia pada lansia relative tidak mengalami
perubahan.
Saran
a. Bagi lanjut usia
Berdasarkan hasil penelitian diharapkan responden dapat melanjutkan terapi yang sudah diajarkan tadi secara mandiri untuk mengatasi
gangguan insomnia yang dialami pada lanjut usia
b. Bagi perawat
Sebagai bahan masukan bagi perawat dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan khusunya pada lansia yang mengalaami insomnia, dan
sebagai alternative untuk mengatasi insomnia pada lanjut usia.
c. Bagi peneliti selanjutnya
1) Melakukan penelitian mengenai terapi yang ada terhadap insomnia pada kelompok selain lanjut usia
2) Melakukan penelitian mengenai terapi yang belum ada untuk masalah kesehataan selain insomnia, seperti stress, depresi, dimensia.
3) Melakukan penelitian lanjutan tentang cara mengatasi insomnia dengan teknik yang lain.
DAFTAR RUJUKAN
Herlina wungouw, Rivelino S. Hamel. 2018. Pengaruh terapi Rendam Air Hangat Pada Kaki terhadap insomnia pada
lansia di Kelurahan Angges Kecamatan Tahuna Barat. Insomnia pada lansia. 6 (2), 1-8
Dian Ado Saputro, Tiwi Sudyasih. 2015. Pengaruh terapi wudhu sebelum tidur terhadap tingkat insomnia pada lanjut usia
di PSTW unit Budhi Luhur Yogyakarta. Insomnia pada lansia. 3 (2), 5-11
Ika Rahmawati, Sri Sat Titi, Fitri Suciana. 2015. Efektifitas mandi air hangat dan aroma terapi lavender terhadap insomnia
pada lansia. Insomnia pada lansia. 13 (1), 6-9
Arina Merlianti, Yuyun Tafwidhah, Arina Nurfianti. 2014. Pengaruh terapi music terhadap kualitas tidur penderita
insomnia pada lanjut usia di Panti Jompo Graha Kasih Bapa Kabupaten Kubu Raya. Insomnia pada lansia. 29 (2), 1-7
Nessma Putri Austaryani, Arif Widodo. 2009. Pengaruh terapi relaksasi otot progresif terhadap perubahan tingkat
insomnia pada lansia di posyandu lansia Desa Gonilan, Kartasura. Insomnia pada lansia. 28 (2), 18-24
https://www.academia.edu/26664383/MAKALAH_PENYAKIT_INSOMNIA_DAN_ASKEP
Thank
You