MANAGEMEN
MANAGEMEN
• Berpandangan jauh.
• Bertindak dan bersikap bijaksana.
• Berpengetahuan luas.
• Bersikap dan bertindak adil.
• Berpendirian tuguh.
• Optimis bahwa misinya berhasil.
• Berhati ikhlas.
• Memiliki kondisi fisik yang baik.
• Mampu berkomunikasi.
• Kesadaran akan tujuan arah.
• Antussiasme.
• Keramahan dan kecintaan.
• Ketegasan.
• Integritas.
• Penguasaan teknis.
• Kecerdasan.
• Keterampilan.
Agar suatu kelompok dapat dipimpin dengan baik
dan efektif, seorang pemimpin paling sedikit harus
menjalankan dua fungsi, yaitu :
c) Teori Situasional
Keberhasilan seorang pemimpin menurut teori
situasional ditentukan oleh ciri kepemimpinan dengan
perilaku tertentu yang disesuaikan dengan tuntutan
situasi kepemimpinan dan situasi organisasional yang
dihadapi dengan memperhitungkan faktor waktu dan
ruang.
6. Masa depan teori kepemimpinan
Kegiatan manusia secara bersama sama selalu membutuhkan
kepemimpinan. Untuk berbagai usaha dan kegiatannya diperlukan
upaya yang terencana dan sistematis dalam melatih dan
mempersiapkan baru. Teori kepemimpinan merupakan
penggeneralisasian suatu seri perilaku pemimpin dan konsep konsep
kepemimpinannya,dengan menonjolkan latar belakang historis,sebab-
sebab timbulnya kepemimpinan,persyaratan pemimpin,sifat utama
pemimpin, tugas pokok dan fungsi serta etika profesi kepimpinan.
Teori kepimpinan pada umumnya berusaha untuk memberikan
penjelasan dan intrepasi mengenai pemimpin dan kepemimpinan
kepemimpinan muncul sejalan dengan peradaban manusia.
KONFLIK
Konflik berasal dari kata kerja latin configure yang
berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik
diartikan ebagai suatu proses sosial antara dua orang atau
lebih dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan
pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya
tidak berdaya. Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan
ciri ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi.
Perbedaan tersebut menyangkut ciri
fisik,kepandaian,pengetahuan,adat istiadat,keyakinan,dan
lain sebagainya.
Perubahan pandangan tentang konflik
1. Pandangan tradisional : setiap konflik akan
mengganggu kerjasama untuk mencapai tujuan
organisasi. Karena itu konfllik selalu mengandung
pengertian negative, jelek dan destruktif . Tanggung
jawab manajemen adalah mencegah timbulnya konflik.
2. Pandangan interaksional : konflik memberikan
dorongan terjadinya perubahan dan pengambilan
keputusan yang lebih baik. Tanpa konflik, suatu
organisasi akan statis, apatis dan tidak tanggap.
Teori pandangan konflik menurut T. Hani
Handoko :
Namun , agar konflik dapat fungsional maka harus terkendali.
Teori pandangan konflik menurut T. Hani Handoko :
a. Pandangan Lama :
1. Konflik dapat dihindarkan
2. Konflik disebabkan oleh kesalahan – kesalahan manajemen dalam
perancangan dan pengelolaan organisasi atau oleh pengacau.
3. Konflik mengggangu organisasi dan menghalangi pelaksanaan
optimal.
4. Tugas manajemen adalah menghilangkan konflik.
5. Pelaksanaan kegiatan organisasi yang optimal membutuhkan
penghapusan konflik.
Teori pandangan konflik menurut T.
Hani Handoko :
b. Pandangan Baru
1. Konflik tidak dapat dihindarkan.
2. Konflik timbul karena banyak sebab, termasuk struktur
organisasi, perbedaan tujuan yang tidak dapat dihindarkan,
perbedaan dalam persepsi dan nilai – nilai pribadi dan sebagainya.
3. Konflik dapat membantu atau menghambat pelaksanaan
kegiatan organisasi dalam berbagai derajat.
4. Tugas manajemen adalah mengelola tingkat konflik dan
penyelesaiannya.
5. Pelaksanaan kegiatan organisasi yang optimal membutuhkan
tingkat konflik yang moderet
3. Jenis-jenis konflik
a. Konflik Dilihat dari Fungsi
membagi konflik menjadi dua macam, yaitu: konflik fungsional (Functional
Conflict) dan konflik disfungsional (Dysfunctional Conflict).
b. Konflik Dilihat dari Pihak yang Terlibat di Dalamnya
1) Konflik dalam diri individu (conflict within the individual).
2) Konflik antar-individu (conflict among individuals).
3) Konflik antara individu dan kelompok (conflict among individuals and
groups).
4) Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama (conflict among groups
in the same organization).
5) Konflik antar organisasi (conflict among organizations).
6) Konflik antar individu dalam organisasi yang berbeda (conflict among
individuals in different organizations).
4. Metode-metode pengelolaan konflik
Metode Stimulasi Konflik
Metode stimulasi konflik meliputi
1) pemasukan atau penempatan orang luar ke dalam
kelompok
2) penyusunan kembali organisasi,
3) penawaran bonus, pembayaran intensif dan
penghargaan untuk mendorong persiapan,
4) pemilihan manajer-manajer yang tepat dan
5) perlakuan yang berbeda dengan kebiasaan.
METODE PENGURANGAN KONFLIK
Konflik biasanya timbul dalam organisasi sebagai hasil adanya masalah – masalah
komunikasi, hubungan pribadi, atau struktur organisasi.
Konflik adalah segala macam interaksi pertentangan atau antagonistik antara dua
atau lebih pihak.
Konflik organisasi ( organizational conflict ) adalah ketidak sesuaian antara dua atau
lebih anggota – anggota atau kelompok – kelompok organisasi yang timbul karena
adanya kenyataan bahwa mereka harus membagi sumber daya – sumber daya yang
terbatas atau kegiatan – kegiatan kerja dan atau karena kenyataan bahwa mereka
mempunyai perbedaan status, tujuan, nilai atau persepsi.
Konflik adalah suatu pertentangan yang terjadi antara apa yang diharapkan oleh
seseorang terhadap dirinya, orang lain, organisasi dengan kenyataan apa yang
diharapkannya.
Penyebab – penyebab konflik
1. Komunikasi : salah pengertian yang berkenaan dengan kalimat,
bahasa yang sulit dimengerti, atau informasi yang mendua dan
tidak lengkap, serta gaya individu manajer yang tidak konsisten.
2. Struktur : pertarungan kekuasaaan antar departemen dengan
kepentingan–kepentingan atau sistem penilaian yang bertentangan,
persaingan untuk memperebutkan sumber daya–sumber daya yang
terbatas, atau saling ketergantungan dua atau lebih kelompok–
kelompok kegiatan kerja untuk mencapai tujuan mereka.
3. Pribadi : ketidaksesuaian tujuan atau nilai–nilai sosial pribadi
karyawan dengan perilaku yang diperankan pada jabatan mereka,
dan perbedaan dalam nilai – nilai persepsi.
Dalam kehidupan organisasi, pendapat tentang
konflik dapat dilihat dari 3 sudut pandang,
1. Pandangan tradisional, berpendapat bahwa konflik
merupakan sesuatu yang di inginkan dan berbahaya bagi
kehidupan organisasi.
2. Pandangan perilaku, berpendapat konflik merupakan suatu
kejadian atau peristiwa yang biasa terjadi dalam kehidupan
organisasi, yang biasa bermanfaat ( konflik fungsional ) dan
bisa pula merugikan organisasi ( konflik disfungsional ).
3. Pandangan Interaksi, berpendapat bahwa konflik
merupakan suatu peristiwa yang tidak dapat terhindarkan dan
sangat diperlukan bagi pemimpin organisasi.
6. Konflik lini dan staf
1. Pandangan Lini
Para anggota lini sering memandang para anggota staf dalam hal :
Para anggota staf mempunyai keluhan–keluhan yang berlawanan tentang para anggota lini
:
1. Lini kurang memanfaatkan staf. Manajer lini menolak bantuan staf ahli, karena mereka
ingin mempertahankan wewenangnya atas bawahan atau karena mereka tidak berani
secara terbuka mengakui bahwa mereka membutuhkan bantuan. Sebagai akibatnya staf
hanya diminta bantuannya bila situasi benar–benar sudah kritis.
2. Lini menolak gagasan – gagasan baru, anggota staf biasanya yang pertama
berkepentingan dengan menggunakan inovasi dalam bidang keahlian mereka. Manajer
garis mungkin menolak perubahan–perubahan tersebut.
3. Lini memberi wewenang terlalu kecil kepada staf. Anggota staf sering merasa bahwa
mereka mempunyai penyelesaian masalah–masalah yang paling baik dalam
spesialisasinya. Oleh sebab itu mereka kecewa bila saran – sarannya tidak didukung dan
di implementasikan oleh manajer lini.
Penanggulangan Konflik Lini dan Staf
1. Tanggung jawab lini dan staf harus ditegaskan.
Secara umum, para anggota lini bertanggung jawab atas keputusan–
keputusan operasional organisasi, atau dengan kata lain, mereka harus bisa
menerima, mengubah, atau menolak saran–saran ahli. Dilain pihak, para
anggota staf harus bebas untuk memberikan saran bila mereka merasa hal itu
diperlukan tidak hanya bila anggota lini memintanya.
2. Mengintegrasikan kegiatan–kegiatan lini dan staf.
Saran–saran staf akan lebih realistik bila berkonsultasi terlebih dahulu
dengan anggota lini dalam proses penyusunan saran – saran mereka.
Konsultasi staf – lini ini juga akan membuat para anggota lini bersedia
mengimplementasikan gagasan–gagasan staf.
3. Mengajarkan lini untuk menggunakan staf
Manajer lini akan lebih efektif memanfaatkan keahlian staf bila mereka
mengetahui kegunaan staf spesialis bagi mereka di perusahaan.
4. Mendapatkan pertanggung-jawaban staf atas hasil –hasil
Para anggota lini akan lebih bersedia melaksanakan saran–saran staf bila
para anggota staf ikut bertanggung jawab atas kegagalan yang terjadi.
Pertanggungjawaban ini juga akan membuat para anggota staf lebih berhati–
hati dalam menyusun saran–saran mereka.
Cara Mengatasi Konflik Kerja
Manajemen konflik dapat dilakukan dengan cara antara lain :