Anda di halaman 1dari 21

HUBUNGAN STRUKTUR,

ASPEK STEREOKIMIA DAN


AKTIFITAS BIOLOGIS OBAT

KELOMPOK 3
1.Hakim soleh Harahap
2.Tioliska Siregar
3.Yoga dermawan
STEREOKIMIA

       Stereokimia merupakan salah satu faktor penting


dalam aktifitas biologis obat.Untuk berinteraksi dengan
reseptor, molekul obat harus mencapai sisi reseptor dan
sesuai dengan permukaan reseptor.faktor sterik yang
ditentukan oleh stereokimia molekul obat dan
permukaan sisi reseptor, memegang peran penting dalam
menetukan efisiensi interaksi obat-reseptor. oleh karena
itu agar berinteraksi dengan resptor dan menimbulkan
respon biologis, molekul obat harus mempunyai struktur
dengan derajat kespesifikan tinggi.
Pada interaksi obat-reseptor ada dua nilai yang sangat penting
yang distribusi muatan elektronik dalam obat dan reseptor,
serta bentuk konformasi obat dan reseptor. oleh karena itu
aktivitas obat tergantung pada tiga faktor struktur yang penting,
yaitu :
a. Streokimia molekul obat
b. Jarak antara atom atau gugus
c. Distribusi elektronik dan konfigurasi molekul        
 
Perbedaan aktivitas farmakologis dari beberapa stereoisomer oleh
tiga faktor yaitu:

a. Perbedaan dalam distribusi isomer dalam tubuh


b. Perbedaan dalam sifat-sifat interaksi obat- reseptor
c. Perbedaan dalam adsorpsi isomer-isomer pada permukaan
reseptor yang sesuai.
Isomer
adalah molekul- molekul dengan rumus kimia yang sama
namun memiliki susunan atom yang berbeda
MODIFIKASI ISOSTERISME
Untuk memperoleh obat dengan aktivitas yang lebih tinggi, dengan efek
samping atau toksisitas yang lebih rendah dan bekerja lebih selektif, perlu
dilakukan modifikasi struktur molekul obat.
Istilah isosterisme digunakan secara luas untuk menggambarkan seleksi dari
bagian struktur yang karena kerekteristik sterik, elektronik dan sifat
kelarutannya, memungkinkan untuk saling dipergantikan pada modifikasi
struktur molekul obat.
Arti isosteris secara umum adalah kelompok atom-atom dalam molekul, yang
mempunyai sifat kimia atau fisika mirip, karena mempunyai persamaan
ukuran, keelektronegatifan atau stereokimia.
Secara umum prinsip isosterisme ini digunakan untuk :
a.mengubah struktur senyawa sehingga didapatkan senyawa dengan
aktivitas biologis yang dikehendaki.
b. mengembangkan analog dengan efek biologis yang lebih selektif.
c. mengubah struktur senyawa sehingga bersifat antagonis terhadap normal
metabolit (antimetabolit).
 Friedman (1951) memperkenalkan istilah bioisosterisme, yang kemudian
berkembang menjadi salah satu konsep dasar sebagai hipotesis. Idealnya,
bioisosterisme melibatkan pergantikan gugus fungsi dalam struktur molekul
yang spesifik aktif dengan gugus lain dan pergantian tersebut akan
menghasilkan senyawa baru dengan aktivitas biologis yang lebih baik.
 Burger (1970) mengklasifikasikan bioisosterisme sebagai berikut :
1. Bioisosterisme klasik
2. Bioisosterisme non klasik
Hansch mengklasifikasikan bioisosterisme berdasarkan persamaan kualitatif
(aktivitas biologis) dan
kuantitatif melalui parameter sifat kimia fisika seperti π, Ơ, dan Es sebagai
berikut :
1. isometrik bioisosterisme (bioisosterisme sebenarnya).
Pada modifikasi isosterisme tidak ada hukum yang secara umum
dapat memperkirakan apakah akan terjadi peningkatan atau
penurunan aktifitas biologis.Meskipun demikian isosterisme
masih layak dipertimbangkan sebagai dasar rancangan obat
dan modifikasi molekul dalam rangka menemukan obat baru.
ISOMER DAN AKTIVITAS BIOLOGIS
OBAT
Sebagian besar obat yang termasuk golongan farmakologis
sama, pada umumnya mempunyai gambaran struktur
tertentu. Gambaran struktur ini disebabkan oleh orientasi
gugus-gugus fungsional dalam ruang dan pola yang
sama. Dari gambaran sterik dikenal beberapa macam
struktur isometri, antara lain adalah isomer geometri,
isomer konformasi, diastereoisomer, dan isomer optik.
Bentuk-bentuk isomer tersebut dapat mempengaruhi
aktivitas biologis obat.
1.Isomer Geometrik dan Aktivitas Biologis
  
Isomer geometri atau isomer cis-trans adalah isomer
yang disebabkan adanya atom-atom atau gugus-gugus
yang terikat secara langsung pada suatu ikatan
rangkap atau dalam suatu sistem alisiklik tersebut
membatasi gerakan atom dalam mencapai kedudukan
yang stabil sehingga terbentuk isomer cis-trans.
2. Isomer Konformasi dan Aktivitas Biologis
   Isomer konformasi adalah isomer yang terjadi karena ada
perbedaan pengaturan ruang dari atom-atom atau gugus-gugus
dalam struktur molekul obat. Isomer konformasi lebih stabil pada
struktur senyawa non aromatik.
3. Diastereoisomer dan Aktifitas Biologis
    Diastereoisomer adalah isomer yang disebabkan oleh senyawa
yang mempunyai dua atau lebih pusat atom asimetrik,
mempunyai gugus fungsional sama dan memberikan tipe reaksi
yang sama pula. Kedudukan gugus-gugus substitusi terletak pada
ruang yang relatif berbeda sehingga diastereoisomer mempunyai
sifat fisik, kecepatan reaksi dan sifat biologis yang berbeda pula.
Perbedaan sifat-sifat di atas berpengaruh terhadap distribusi,
metabolisme, dan interaksi isomer dengan reseptor.
4. Isomer Optik dan Aktivitas Biologis
Isomer optik (Enantiomorph, Optical antipode) adalah isomer yang
disebabkan oleh senyawa yang mempunyai atom C asimetrik.
Isomer optik mempunyai sifat kimia fisika sama dan hanya berbeda
pada kemampuan dalam memutar bidang cahaya terpolaritas atau
berbeda rotasi optiknya. Masing-masing isomer hanya dapat
memutar bidang cahaya terpolarisasi ke kiri atau ke kanan saja
dengan sudut pemutaran sama.
Isomer optik kadang-kadang mempunyai aktivitas biologis yang
berbeda karena ada perbedaan dalam interaksi isomer-isomer
dengan reseptor biologis.
JARAK ANTAR ATOM DAN AKTIVITAS BIOLOGIS

 Hubungan antara struktur kimia dengan aktivitas biologis sering


ditunjang oleh konsep kelenturan reseptor. Pada beberapa tipe
kerja biologis, jarak antar gugus-gugus fungsional molekul dapat
berpengaruh terhadap aktivitas biologis obat. Hal ini dapat
diperkirakan dari "jarak identitas" atau jarak antar ikatan-ikatan
peptida struktur protein yang memanjang.
 Contoh :

 1. Obat parasimpatomimetik

 2. Obat kurare( utk mengendurkan otot rangka)

 3. Hormon estrogen non steroid


TERIMA KASIH
SOAL
1. Hubungan antara struktur dan aktivitas biologis sering ditunjang
oleh konsep kelenturan reseptor.
Pada beberapa tipe kerja biologis , jarak antara gugus fungsional
molekul dapat berpengaruh terhadap aktivitas biologis obat. Hal ini
sejalan dengan aspek stereokimia dari..
a. isosterisme
b. isomer
c. jarak identitas
d. konformasi ruang

2.Langkah pertama yang harus dilakukan untuk merancang obat baru..


a. menafsirkan biaya yang diperlukan
b. mencari senyawa penuntun
c. menemukan metode sintesis yang paling tepat
d. merancang hubungan kualitatif struktur aktivitas
3.Berdasarkan aktivitas farmakologinya, obat dibedakan menjadi golongan
obat berstruktur spesifikdan obat berstruktur tidak spesifik , berikut
karakteristik obat berstruktur spesifik …
a. efek sama jika aktivitas termodinamika sama walau struktur berbeda
b. memiliki struktur dasar yang bertanggung jawab terhadap aktivitas
biologis
c. dosis yang diperlukan sangat besar
d. perubahan struktur yang tidak menyebabkan perubahan aktivitas

4. Berdasarkan aktivitas farmakologis obat dibedakan menjadi golongan obat


berstruktur spesifik dan obat berstruktur tidak spesifik , berikut adalah
golongan obat obat berstruktur tidak spesifik …
a. Anastesi inhalasi sistemik
b. senyawa kolinergik
c. turunan feniletilamin
d. senyawa adrenergik
5. Reabsorpsi pada tubulus ginjal melalui difusi pasif tergantung pada
beberapa hal berikut, kecuali..
a. sifat fisika kimia obat
b. koefisien partisi lemak air
c. ukuran partikel
d. konsentrasi zat terlarut dalam urin

6.Interaksi obat dengan biopolymer dengan interaksi khas


menghasilkan respon biologis , interaksi obat dengan ….
a. protein
b. asam nukleat
c. jaringan
d. enzim biotransformasi
7.Absorbsi obat dipengaruhi oleh beberapa faktor, pilih pernyataaan yang salah pada
pernyataan berikut !
a. Bentuk sediaan farmasi akan mempengaruhi absorbsi obat yang mengandung zat aktif
yang sama
b. Ukuran partikel mempengaruhi kelarutan , semakin kecil ukuran partikel maka
kelarutan akan semakin berkurang
c. Bahan tambahan yang digunakan pada pembuatan obat akan mempengaruhi
penghancuran dan berakibat pada absorbsi obat
d. Umumnya hanya molekul obat yang dalam bentuk yang tidak terurai yang dapat
diabsorbsi oleh tubuh

8. Hubungan antara struktur dan aktivitas biologis sering ditunjang oleh konsep
kelenturan reseptor. Pada beberapa tipe kerja biologis , jarak antara gugus fungsional
molekul dapat berpengaruh terhadap aktivitas biologis obat. Hal ini sejalan dengan aspek
stereokimia dari..
a. isosterisme
b. isomer
c. jarak identitas
d. konformasi ruang
9.Tahap awal dalam pengembangan obat baru adalah...
a. Analisa Statistik
b. HKSA
c. Pencarian Senyawa Penuntun
d. Modifikasi Struktur
e.Rancangan obat rasional

10.Aktivitas biologi obat ditentukan oleh suatu fase yang berperandalam


menjaga ketersediaan obat untuk dapat diabsorbsi. Fase apakah yang dimaksud?
a. Fase farmasetik
b. Fase farmakokinetik
c. Fase farmakodinamik
d. Fase praklinik
e. Fase klinik
11.Aktivitas biologi obat ditentukan oleh suatu fase yang berperan dalam
menjaga ketersediaan obat untukdapat mencapai jaringan target atau reseptor.
Fase apakah dimaksud?
a.Fase farmasetik
b.Fase farmakokinetik
c.Fase farmakodinamik
d.Fase praklinik
e Fase klinik

12.Derajat ionisasi merupakan faktor yang dapat mempengaruhi absorbsi obat.


Obat bersifat apakah yang di dalam lambung akan terdapat dalam bentuk
tidak terionisasi sehingga mudahlarutdalam lemak dan
mudahmenembusmembranlambung?
a.Basa lemah
b.Asam lemah
c.Basa kuat
d. Asam kuat
e.Netral
13.Pada tahapan reaksi metabolisme obat terdapat 2 fase, yaitu reaksi
fase I dan fase II. Berdasarkan kelarutannya, obat yang bersifat apakah
yang akan langsung masuk ke dalam fase II?
a. Lipofil
b. Hidrofil
c. Sangat lipofil
d. Sangat hidrofil
e. Kurang lipofil

14. Tujuan metabolisme obat adalah mengubah obat menjadi metabolit


tidak aktif dan tidak toksik. obat yang bersifat apakah yang dapat
diekskresikan dari tubuh?
a. larut air
b. Sukar larut air
c. larut lemak
d. Sangat larut lemak
e. Kurang larut air
15. Gugus yang bertanggung jawab terhadap respon biologis
disebut...
a. Gugusisosteric
b. Gugusbioisosterik
c. Gugushaptoforik
d. Gugusfarmakoforik
e. Gugus elektrofilik

Anda mungkin juga menyukai