Soca HR Inovatif
Soca HR Inovatif
H A R YA D I
1 9 1 1 0 4 0 0 2 2
P R O G R A M S T U D I P E N D I D I K A N P R O F E S I N E R S
F A K U LT A S I L M U K E S E H AT A N
U N I V E R S I TA S M U H A M M A D I YA H P U R W O K E R T O
2 0 1 9 / 2 0 2 0
A. DESKRIPSI KASUS YANG MELATAR BELAKANGI
C. JURNAL RUJUKAN
Arini Usrotus Sa’adah dengan judul “ PENERAPAN PERAWATAN LUKA
MENGGUNAKAN MADU EFEKTIF MEMPERCEPAT PENYEMBUHAN LUKA
DIABETES MELLITUS TIPE II “
D. PROBLEM
Pada kasus inovatif yang dilakukan di RSUD Banyumas standar perawatan ulkus
gangrene DM masih menggunakan antiseptik cairan fisiologis (NaCl atau RL)
lakukan insisi dan debridement pada luka dan gunakan kasa steril lembab,
kasakering, gulung steril dan elastis bandet.
E. METODE PENELITIAN
Intervensi Inovatif dengan pendekatan studi kasus. Partisipannya adalah 1 orang
klien ulkus kaki diabetic di ruang melati RSUD Banyumas. Instrumennya adalah
Standar Operasional Prosedur (SOP) perawatan ulkus dengan madu dan
observasi luka
F. INTERVENTION
G. COMPARATION
H. OUTCOME
Pada intervensi inovatif ini didapatkan hasil perawatan luka ulkus pada pasien
diabetes mellitus dengan mengunakan madu pada Tn.S pada akhir perawatan luka
selama 3x 24 jam tidak ditemukan perubahan yang signifikan hal tersebut juga pernah
terjadi pada penelitian Ayu Ningsih, Iswandi Darwis, Risti Graharti ( 2019 ) dengan
judul penelitian “Terapi Madu Pada Penderita Ulkus Diabetikum” didapatkan hasil
tidak ditemukan perubahan yang signifikan. Pada penelitian Anshori ( 2014 ) yang
berjudul “Pengaruh Perawatan Luka Menggunakan Madu terhadap Kolonisasi
Bakteri Staphylococcus Aureus pada Luka Diabetik Pasien Diabetes Mellitus di
Wilayah Kerja Puskesmas Rambipuji Kabupaten Jember menunjukkan bahwa 5
responden berjenis kelamin perempuan dan 2 laki-laki, hasil penelitian menunjukkan
perbedaan nilai kolonisasi Staphylococcus aureus sebelum dan setelah intervensi
perawatan luka menggunakan madu dengan rata-rata penurunan kolonisasi bakteri
Staphylococcus aureus adalah 127,286 cfu/ml dengan standar deviasi 33,275.
Hasil analisis data menggunakan dependent t-test didapatkan nilai p
value 0,000 (p value < α = 0,05), maka dapat disimpulkan terdapat
pengaruh perawatan luka menggunakan madu terhadap kolonisasi
bakteri Staphylococcus aureus pada luka diabetik pasien Diabetes
Mellitus. Pada penelitian Nabhani dan Yuli Widiyastuti ( 2017 )
Pengaruh Madu Terhadap Proses Penyembuhan Luka Gangren Pada
Pasien Diabetes Mellitus Hasil uji data pairet t tes hasil t hitung 5.000
dan p value 0.015 karena hasil t hitung 5.000 diatas harga atau > table t:
2.35 dan p < dari 0.05, maka disimpulkan ada manfaat madu untuk
mempercepat proses penyembuhan luka gangrene
K. RINGKASAN
Ulkus diabetikum merupakan komplikasi dari penyakit Diabetes
Mellitus. Perawatan luka penting dalam mengurangi resiko amputasi
pasien. Beberapa perawatan luka yang ada, salah satunya yaitu
menggunakan madu. Madu bersifat sebagai antimikrobial, anti
inflamasi, autolitik dan penyembuhan luka. sehingga hipotesis yang
berbunyi ada manfaat madu terhadap penyembuhan luka gangrene di
terima.
L. KESIMPULAN
Madu efektif dalam penyembuhan ulkus diabetikum.
TERIMKASIH