Anda di halaman 1dari 11

TERAPI MADU PADA PENDERITA ULKUS DIABETIKUM DI

RUANG MELATI RSUD BANYUMAS


 
D I S U S U N O L E H :

H A R YA D I
1 9 1 1 0 4 0 0 2 2

P R O G R A M S T U D I P E N D I D I K A N P R O F E S I N E R S
F A K U LT A S I L M U K E S E H AT A N
U N I V E R S I TA S M U H A M M A D I YA H P U R W O K E R T O
2 0 1 9 / 2 0 2 0
A. DESKRIPSI KASUS YANG MELATAR BELAKANGI

Diabetes mellitus (DM) merupakan suatu kelompok penyakit metabolik


dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi
insulin (Soegondo, 2007). Menurut Internasional of Diabetic Ferderation
(2016) tingkat prevalensi global penderita DM pada tahun 2015 sebesar
8,3% dari keseluruhan penduduk di dunia dan mengalami peningkatan pada
tahun 2015 menjadi 387 juta kasus. Indonesia negara dengan penderita
diabetes terbanyak keempat di dunia setelah India (31,7 juta), China (20,8
juta) dan Amerika Serikat (17,7 juta). Angka kejadian DM menurut data
Riskesdas (2013) terjadi peningkatan dari 1,1 % di tahun 2007 meningkat
menjadi 2,1 % di tahun 2013 dari keseluruhan penduduk sebanyak 250 juta
jiwa. penemuan kasus baru DM sejumlah 2.216 kasus. Frykberg,et al. (2016)
menyatakan Ulkus kaki mungkin membutuhkan waktu berminggu-minggu
atau bulan dalam proses penyembuhannya, dan ulkus yang tidak sembuh
mungkin akan mengalami infeksi, gangren dan amputasi
Ulkus merupakan penyebab umum masuknya pasien DM ke rumah sakit.
Perawatan luka biasanya mengunakan antiseptik cairan fisiologis (NaCl atau
RL) lakukan debridement pada luka dan gunakan kasa steril serta peralatan
luka Cloramfenikol, tetrasiklin HCL, silver sulvadiazine 1%, basitracin,
bioplacenton, mafenide acetate dan gentamisin sulfat adalah antibiotik yang
sering penggunaan antibiotik topikal ini dapat menyebabkan efek yang
merugikan seperti peningkatan jumlah koloni pada luka, menimbulkan nyeri
dan sensitifitas terhadap sulfa (Moenadjat, 2006). Di RSUD Banyumas juga
masih menggunakan cairan (NaCl atau RL) lakukan insisi dan debridement
pada luka dan gunakan kasa steril lembab, kasakering, gulung steril dan
elastis bandet.
Penanganan luka gangren diabetes dapat dilakukan dengan terapi non
farmakologis, salah satunya dengan menggunakan madu. Madu
merupakan terapi non farmakologis yang biasa diberikan dalam
perawatan luka diabetes mellitus (Suriadi, 2009). Berbagai penelitian
ilmiah membuktikan bahwa kandungan fiskal dan kimiawi dalam
madu, seperti kadar keasaman dan pengaruh osmotik, berperan besar
membunuh kuman-kuman (Dixon, 2009). Madu memiliki siafat anti
bakteri yang membantu mengatasi infeksi pada luka dan anti
inflamasinya dapat mengurangi nyeri serta meningkatkan sirkulasi
yang berpengaruh pada proses penyembuhan (Hamad, 2008).
B. RUMUSAN MASALAH
Apakah terapi madu pada penderita ulkus diabetikum mellitus terbukti efektif ?

C. JURNAL RUJUKAN
Arini Usrotus Sa’adah dengan judul “ PENERAPAN PERAWATAN LUKA
MENGGUNAKAN MADU EFEKTIF MEMPERCEPAT PENYEMBUHAN LUKA
DIABETES MELLITUS TIPE II “
D. PROBLEM
Pada kasus inovatif yang dilakukan di RSUD Banyumas standar perawatan ulkus
gangrene DM masih menggunakan antiseptik cairan fisiologis (NaCl atau RL)
lakukan insisi dan debridement pada luka dan gunakan kasa steril lembab,
kasakering, gulung steril dan elastis bandet.
E. METODE PENELITIAN
Intervensi Inovatif dengan pendekatan studi kasus. Partisipannya adalah 1 orang
klien ulkus kaki diabetic di ruang melati RSUD Banyumas. Instrumennya adalah
Standar Operasional Prosedur (SOP) perawatan ulkus dengan madu dan
observasi luka
F. INTERVENTION

Tindakan yang dilakukan dalam mempercepat penyembuhan luka


diabetes mellitus adalah perawatan luka sesuai SOP dengan
menggunakan madu.

G. COMPARATION

Intervensi inovatif ini tidak memiliki komparasi karana hanya melakukan


1 intervensi yaitu penerapan perawatan luka menggunakan madu
efektif mempercepat penyembuhan luka diabetes mellitus.

H. OUTCOME

Belum nampak perubahan yang signifikan pada pasien Tn. S dalam


perawatan ulkus / gangrene dengan menggunakan madu selama 3 x 24
jam.
I. HASIL APLIKASI
Berdasarkan hasil dan implementasi perawatan luka ulkus pada pasien
diabetes mellitus dengan mengunakan madu pada Tn.S pada akhir
perawatan luka selama 3x 24 jam belum ditemukan perubahan yang
signifikan pada pertumbuhan granula pada area luka. Hal tersebut
dipengaruhi Beberapa faktor diantaranya kondisi luka itu sendiri
karakteristik luka yang ada pada responden yakni derajat skala berat
dan lama perawatan luka hanya 3 x 24 jam.
J. PEMBAHASAN

Pada intervensi inovatif ini didapatkan hasil perawatan luka ulkus pada pasien
diabetes mellitus dengan mengunakan madu pada Tn.S pada akhir perawatan luka
selama 3x 24 jam tidak ditemukan perubahan yang signifikan hal tersebut juga pernah
terjadi pada penelitian Ayu Ningsih, Iswandi Darwis, Risti Graharti ( 2019 ) dengan
judul penelitian “Terapi Madu Pada Penderita Ulkus Diabetikum” didapatkan hasil
tidak ditemukan perubahan yang signifikan. Pada penelitian Anshori ( 2014 ) yang
berjudul “Pengaruh Perawatan Luka Menggunakan Madu terhadap Kolonisasi
Bakteri Staphylococcus Aureus pada Luka Diabetik Pasien Diabetes Mellitus di
Wilayah Kerja Puskesmas Rambipuji Kabupaten Jember menunjukkan bahwa 5
responden berjenis kelamin perempuan dan 2 laki-laki, hasil penelitian menunjukkan
perbedaan nilai kolonisasi Staphylococcus aureus sebelum dan setelah intervensi
perawatan luka menggunakan madu dengan rata-rata penurunan kolonisasi bakteri
Staphylococcus aureus adalah 127,286 cfu/ml dengan standar deviasi 33,275.
Hasil analisis data menggunakan dependent t-test didapatkan nilai p
value 0,000 (p value < α = 0,05), maka dapat disimpulkan terdapat
pengaruh perawatan luka menggunakan madu terhadap kolonisasi
bakteri Staphylococcus aureus pada luka diabetik pasien Diabetes
Mellitus. Pada penelitian Nabhani dan Yuli Widiyastuti ( 2017 )
Pengaruh Madu Terhadap Proses Penyembuhan Luka Gangren Pada
Pasien Diabetes Mellitus Hasil uji data pairet t tes hasil t hitung 5.000
dan p value 0.015 karena hasil t hitung 5.000 diatas harga atau > table t:
2.35 dan p < dari 0.05, maka disimpulkan ada manfaat madu untuk
mempercepat proses penyembuhan luka gangrene
K. RINGKASAN
Ulkus diabetikum merupakan komplikasi dari penyakit Diabetes
Mellitus. Perawatan luka penting dalam mengurangi resiko amputasi
pasien. Beberapa perawatan luka yang ada, salah satunya yaitu
menggunakan madu. Madu bersifat sebagai antimikrobial, anti
inflamasi, autolitik dan penyembuhan luka. sehingga hipotesis yang
berbunyi ada manfaat madu terhadap penyembuhan luka gangrene di
terima.
 
L. KESIMPULAN
Madu efektif dalam penyembuhan ulkus diabetikum.
 
TERIMKASIH

Anda mungkin juga menyukai