Kompleksometri
(Kelatometri)
Pertemuan 7
30 September 2020
Pengertian
• Kompleksometri (Kelatometri) adalah metode analisi
s kimia kuantitatif dengan volumetri (titrimetri) yang
menggunakan prinsip pembentukan senyawa kom
pleks antara agen pengkompleks dengan ion loga
m.
• Senyawa kompleks tersebut dinamakan senyawa kh
elat. Khelat merupakan senyawa yang stabil, memili
ki sifat larut yang baik dan hanya sedikit terdisosiasi
dalam larutan.
Zat Pengkompleks
• Nama lain: komplekson (complexon), agen pengko
mpleks (complexing agent), senyawa pengkhelat
• Zat pengkompleks merupakan suatu ligan, yaitu
sebuah ion atau molekul netral yang mampu
mengikat secara koordinasi suatu atom atau ion
logam.
• Dilambangkan (:L –p)
• Biasanya zat pengkompleks memiliki atom N atau
O, dikarenakan, unsur tersebut (N atau O) memiliki
pasangan elektron bebas untuk didonorkan pada
logam.
Beberapa Contoh Zat Pengkompleks
Ion Logam
• Berupa kation
• Beberapa contoh ion logam Ca2+, Cu2+, Mg2+, Fe
2+, Zn2+, Mn2+, dll
• Ligan : EDTA
• Ion logam : Mn2+
• Senyawa kompleks : Kompleks EDTA-Mn
Kompleks EDTA-Mn
Indikator Kompleksometri
• Adalah zat warna yang dapat membentuk kompleks
dengan ion logam yang berwarna pada daerah pH t
ertentu.
• Syarat indikator:
– Kompleks logam-indikator harus cukup kuat agar perubaha
n warnanya tajam, namun harus lebih lemah dari kompleks
logam-EDTA, sehingga perubahan warna dari kompleks log
am-indikator ke kompleks logam-EDTA cepat dan tajam.
– Reaksi perubahan warna sebelum titik akhir titrasi terjadi bil
a hampir semua ion logam membentuk kompleks dengan
EDTA.
– Reaksi warna spesifik beda warna indikator dalam keada
an bebas dan warna indikator dalam keadaan kompleksnya
harus jelas.
– Sensitif terhadap ion logam (artinya perubahan warna deka
t dengan titik akhir titrasi)
– berlaku pada pH batas titrasi.
Contoh indikator:
Cara Titrasi kompleksometri
ion logam dengan EDTA
3. Titrasi subsitusi
4. Titrasi alkalimetri
.....
1. Titrasi langsung
Prosedur:
• Ion logam yang akan ditentukan (ion target) diatur
pHnya terlebih dahulu dengan buffer pada pH 10
• Kemudian ditambahkan indikator EBT dan masking
agent. Setelah itu baru dititrasi dengan EDTA.
• Perubahan warna pada titik akhir titrasi disebabkan
indikator terusir dari kompleks logam-indikator.
• Titrasi dilakukan sampai terjadi perubahan warna.
.....
2. Titrasi tidak langsung (titrasi kembali)
Prosedur
• Pada larutan ion logam ditambah EDTA berlebih
• Setelah itu baru diatur pH larutannya dengan buff
er
• Kelebihan EDTA selanjutnya dititrasi kembali denga
n larutan baku ion logam
Cara ini dilakukan bila:
• Dalam larutan terdapat ion lain selain ion target, y
ang dapat mengendapkan ion logam target. Conto
h: OH-, fosfat
• Tidak ada indikator yang cocok untuk logam targe
t
• Reaksi ion logam-EDTA berjalan lambat
.....
3. Titrasi Substitusi
Prosedur:
• Larutan ion target ditambah Mg atau Zn-EDTA
• Kemudian ion Mg2+ dan Zn2+ yang dibebaskan ditit
rasi dengan EDTA pada dekat perubahan warna in
dikator.
• Titrasi ini digunakan untuk logam yang membentu
k kompleks logam-EDTA lebih stabil dari pada ion
logam lain.
• Contoh:
• Mn+ + MgY2- MY(n-4) + Mg2+
• Mg yang dibebaskan ekivalen dengan Mn+, kemudi
an dititrasi dengan EDTA
.....
4. Titrasi Alkalimetri
• Reaksi:
Mn2+ + Ha2Y (Mn)+n-4 +2H