Anda di halaman 1dari 25

Kimia Analitik (ganjil) ITP 15203 2-0_Rabu_jam ke- 1,2_Semester 3

Kompleksometri
(Kelatometri)
Pertemuan 7

Novia Rahmawati, S.T.P., M.Sc.

30 September 2020
Pengertian
• Kompleksometri (Kelatometri) adalah metode analisi
s kimia kuantitatif dengan volumetri (titrimetri) yang
menggunakan prinsip pembentukan senyawa kom
pleks antara agen pengkompleks dengan ion loga
m.
• Senyawa kompleks tersebut dinamakan senyawa kh
elat. Khelat merupakan senyawa yang stabil, memili
ki sifat larut yang baik dan hanya sedikit terdisosiasi
dalam larutan.
Zat Pengkompleks
• Nama lain: komplekson (complexon), agen pengko
mpleks (complexing agent), senyawa pengkhelat
• Zat pengkompleks merupakan suatu ligan, yaitu
sebuah ion atau molekul netral yang mampu
mengikat secara koordinasi suatu atom atau ion
logam.
• Dilambangkan (:L –p)
• Biasanya zat pengkompleks memiliki atom N atau
O, dikarenakan, unsur tersebut (N atau O) memiliki
pasangan elektron bebas untuk didonorkan pada
logam.
Beberapa Contoh Zat Pengkompleks
Ion Logam
• Berupa kation
• Beberapa contoh ion logam  Ca2+, Cu2+, Mg2+, Fe
2+, Zn2+, Mn2+, dll

• Dilambangkan dengan (M +n)


Prinsip Dasar
• Dasarnya adalah reaksi asam-basa Lewis, dimana
terjadi pendonoran elektron dari satu senyawa
ke senyawa lain.
– Dalam asam-basa Lewis, Ligan berfungsi sebagai basa,
yang memiliki peran sebagai donor pasangan elektro
n bebas (ke atom pusat).
– Ion logam atau disebut atom pusat, dalam asam-basa
Lewis bertindak sebagai asam.
Ion logam ini menyediakan orbital kos
ong, yang dapat menerima elektron bebas. Deng
an kata lain, ion logam berperan sebagai penerima pasa
ngan elektron (dari ligan)
– Interaksi (ikatan) antara ligan dan atom pusat disebut
ikatan koordinasi.
– Senyawa yang terbentuk dari interaksi keduanya disebut
sebagai senyawa kompleks.
Dasar Pembentukan Senyawa Kompleks
Contoh Pembentukan Senyawa Kompleks

• Ligan : EDTA
• Ion logam : Mn2+
• Senyawa kompleks : Kompleks EDTA-Mn

Kompleks EDTA-Mn
Indikator Kompleksometri
• Adalah zat warna yang dapat membentuk kompleks
dengan ion logam yang berwarna pada daerah pH t
ertentu.
• Syarat indikator:
– Kompleks logam-indikator harus cukup kuat agar perubaha
n warnanya tajam, namun harus lebih lemah dari kompleks
logam-EDTA, sehingga perubahan warna dari kompleks log
am-indikator ke kompleks logam-EDTA cepat dan tajam.
– Reaksi perubahan warna sebelum titik akhir titrasi terjadi bil
a hampir semua ion logam membentuk kompleks dengan
EDTA.
– Reaksi warna spesifik  beda warna indikator dalam keada
an bebas dan warna indikator dalam keadaan kompleksnya
harus jelas.
– Sensitif terhadap ion logam (artinya perubahan warna deka
t dengan titik akhir titrasi)
– berlaku pada pH batas titrasi.
Contoh indikator:
Cara Titrasi kompleksometri
ion logam dengan EDTA

3. Titrasi subsitusi
4. Titrasi alkalimetri
.....
1. Titrasi langsung
Prosedur:
• Ion logam yang akan ditentukan (ion target) diatur
pHnya terlebih dahulu dengan buffer pada pH 10
• Kemudian ditambahkan indikator EBT dan masking
agent. Setelah itu baru dititrasi dengan EDTA.
• Perubahan warna pada titik akhir titrasi disebabkan
indikator terusir dari kompleks logam-indikator.
• Titrasi dilakukan sampai terjadi perubahan warna.
.....
2. Titrasi tidak langsung (titrasi kembali)
Prosedur
• Pada larutan ion logam ditambah EDTA berlebih
• Setelah itu baru diatur pH larutannya dengan buff
er
• Kelebihan EDTA selanjutnya dititrasi kembali denga
n larutan baku ion logam
Cara ini dilakukan bila:
• Dalam larutan terdapat ion lain selain ion target, y
ang dapat mengendapkan ion logam target. Conto
h: OH-, fosfat
• Tidak ada indikator yang cocok untuk logam targe
t
• Reaksi ion logam-EDTA berjalan lambat
.....
3. Titrasi Substitusi
Prosedur:
• Larutan ion target ditambah Mg atau Zn-EDTA
• Kemudian ion Mg2+ dan Zn2+ yang dibebaskan ditit
rasi dengan EDTA pada dekat perubahan warna in
dikator.
• Titrasi ini digunakan untuk logam yang membentu
k kompleks logam-EDTA lebih stabil dari pada ion
logam lain.
• Contoh:
• Mn+ + MgY2- MY(n-4) + Mg2+
• Mg yang dibebaskan ekivalen dengan Mn+, kemudi
an dititrasi dengan EDTA
.....
4. Titrasi Alkalimetri
• Reaksi:
Mn2+ + Ha2Y (Mn)+n-4 +2H

• Proton yang dibebaskan da


ri Na2EDTA yang dibebaska
n oleh logam, dititrasi deng
an larutan standar alkali
• Larutan titrat harus netral t
erhadap indikator
• Penentuan titik akhir titrasi
dengan indikator asam-bas
a atau secara potensiometr
i.
.....
Pereaksi yang digunakan:
• Larutan baku: ZnSO4 atau MgSO4
• Larutan buffer pH 10
• Larutan baku sekunder: Na2EDTA.2H2O
• Indikator: EBT (pada pengenceran 1:100 dalam Na
Cl kering)
Pengaplikasian Kompleksometri
1. Kadar kalsium dalam susu
2. Kadar kalsium dalam kacang-kacangan
3. Kadar Zinc dalam teh
4. Kesadahan air (Ca dan Mg)
5. dll
Contoh titrasi kompleksometri:
PENETAPAN KADAR KALSIUM PADA KACANG KEDELAI
(Jurnal Ilmiah Pannmed, Vol.10 No.3 Januari-April 2016)
• Sampel: Kacang kedelai segar
• Alat: neraca analitik, buret 50 ml, statif dan klem buret, beak
er glass, pipet tetes, pipet volume, Erlenmeyer, labu ukur, lu
mpang dan stamfer, gelas ukur, indikator universal, coro
ng, batang pengaduk, tanur, cawan penguap, kertas sari
ng dan krus porselin.
• Bahan: dinatrium EDTA 0,05M, seng sulfat, hitam eriokr
om, natrium klorida, natrium hidroksida, asam klorida en
cer, asam nitrat pekat, ammonium klorida, akuades, kalk
on campur dan ammonium hidroksida.
• Pembuatan Reagen
– Larutan Baku ZnSO 4 0,05M (BM 287,54)
Timbang seksama 0,7188g ZnSO 4 , masukkan kedalam
labu tentukur 50ml larutkan dengan akuades, kocok lalu
tambahkan lagi akuades sampai 50ml.
– Larutan Titer Na 2 EDTA 0,05M (BM 372,24)
Timbang Na 2 EDTA 3,7224g masukkan kedalam Erlenmeye
r larutkan dengan akuades hingga 200ml.
– Buffer Salmiak/ Ammonia pH 8-10
Timbang 3,5g NH 4 OH masukkan kedalam beaker glas
s, tambahkan NH 4 OH 25% sebanyak 15ml, encerkan
dengan menggunakan akuades sampai 35ml dengan ca
ra mengkalibrasi beaker gelas terlebih dahulu. Cek pH 8
-10, bila tidak memenuhi tambahkan sedikit demi sedikit N
H 4 OH sampai pH mencapai 8-10, kemudian tambahka
n akuades sampai 50ml.
– NaOH 10N
Timbang 20,0gr NaOH, masukkan kedalam erlenmeyer y
ang telah lebih dahulu dikalibrasi. Larutkan dengan aku
ades sampai 50ml.
– HCl encer
Ambil 13,5ml HCl p masukkan kedalam beaker gelas 50ml.
Larutkan dalam 20ml akuades dengan cara mengkalibra
si beaker gelas terlebi dahulu, lalu tambahkan akuades sam
pai 50ml.
– Indikator Hitam Eriokrom (EBT)
Dalam 1g campuran EBT terdapat 10mg EBT dan 990
mg NaCl anhidrat. Ambil 50mg campuran EBT untuk se
tiang titrasi.
– Indikator Kalkon campur
Dalam 1g campuran kalkon terdapat 10mg kalkon dan
990mg Na2SO4 anhidrat. Ambil 100mg campuran kalkon
untuk tiap kali titrasi.
• Prosedur Kerja
– Proses Pengolahan Sampel
Sampel yang telah dibersihkan, dihaluskan dengan men
ggunakan mesin blender, kemudian timbang seksama 5
0g lalu masukkan kedalam kurs porselin.
Bakar diatas api bebas, yang telah dibasahi dengan H
2SO4 secukupnya sampai terjadi pengarangan.

Tambahkan 5ml HNO3 dan 5ml H2SO4, kemudian bakar


lagi diatas api bebas selama 10 menit.
Masukkan kedalan tanur, panaskan sampai temperatur
±871oC selama 60 menit sampai terjadi pengabuan.
Tambahkan 10ml HCl encer untuk melarutkan oksida loga
mnya. Kemudian tambahkan akuades, kocok lalu saring
ke dalam labu ukur 50ml, kemudian bilas dengan akua
des, encerkan hingga garis tanda.
Sampel siap diuji.
• Analisa Kuantitatif
– Pembakuan Na2EDTA
Pipet 10 ml larutan ZnSO4 0,05M masukkan kedalam enl
enmeyer 250ml. Tambahkan 3ml buffer salmiak dan 50
mg campuran EBT. Titrasi dengan larutan titer Na2EDTA sam
pai terjadi warna merah anggur. Catat volume Na2EDTA yan
g digunakan Lakukan tiga kali titrasi ulangan. Hitung norma
litas larutan titer.
– Penetapan Kadar Kalsium
Pipet 10ml larutan uji kedalam erlenmeyer 250ml, bilas d
eangan akuades Tambahkan 4ml NaOH 10N. cek pH hi
ngga mencapai 12-13. Tambahkan 100mg kalkon campur
dan larutkan. Titrasi dengan larutan titer Na2EDTA sampai t
erjadi perubahan warna dari warna merah muda menjad
i biru. Catat volume Na2EDTA yang digunakan Lakukan tiga
kali titrasi ulangan. Hitung kadar kalsium.
• Perhitungan
– Hasil pembakuan Na2EDTA dengan ZnSO4 0,05 M
Diketahui: Molaritas larutan baku ZnSO4 0,05M
Volume ZnSO4 10ml
Volume titrasi = 10,3ml, 10,1ml dan 10,2ml
Rumus: Molaritas larutan = V1 x M1 = V2 x M2
Ulangan 1  10 x 0,05 = 10,3 x M2
M2 = (10 x 0,05)/10,3 = 0,0485 M
Ulangan 2  10 x 0,05 = 10,1 x M2
M2 = (10 x 0,05)/10,1 = 0,0495 M
Ulangan 3  10 x 0,05 = 10,2 x M2
M2 = (10 x 0,05)/10,2 = 0,0490 M
Rata-rata molaritas = (0,0485 + 0,0495 M + 0,0490M) / 3 =
0,0490 M

Jadi molaritas Na2EDTA = 0,0490 M


– Hasil Pengolahan Sampel
Diketahui: Volume titrasi = 11,5ml, 11,4ml dan 11,6ml

kadar kalsium pada sampel:


Ulangan 1  (0,049 x 11,5 x 40,08 x 100) / 10 = 22
5,8508 mg Ca/100ml
Ulangan 2  (0,049 x 11,4 x 40,08 x 100) / 10 = 22
3,8869 mg Ca/100ml
Ulangan 3  (0,049 x 11,6 x 40,08 x 100) / 10 = 22
7,8147 mg Ca/100ml
Rata-rata kadar kalsium= (225,8508 + 223,8869 + 227,8147)
/ 3 = 677,5524 / 3 = 225,85 mg Ca / 100 ml
Jadi kadar kalsium sampel= 225,85 mg Ca / 100 ml

Anda mungkin juga menyukai