Anda di halaman 1dari 43

Journal Reading

KEMUNGKINAN PENYIDIKAN DELIK ADUAN


TANPA PENGADUAN
Aditya Arifudin Bachtiar J510185047
Oki Wihardiyanto J510185046
Diana Sulistyani J510181118
Retno Wulandari J510185038
Ria Maulindasari J510185052
Muhtri Mahmudi J510185045
Retno Taufannityas J510185081
Aisyah Rahmatulaily J510185117
Fatmala Umi Maisarah J510185024
Tri Wahyuni J510181122
Welly Windariza J510181131
Amalia Dwi Prastiwi J510185018
Pembimbing: dr. Adji Suwandono, Sp.F., S.H
Bagian SMF Kedokteran Forensik & Medikolegal
RSUD Dr Moewardi
Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Surakarta
2019
JOURNAL READING
Abstract
Kemungkinan Penyidikan Delik Aduan Tanpa Pengaduan
Abstrak

•Delik yang hanya dapat dituntut bila ada pengaduan


•Pembaharuan hukum dalam bidang hukum pidana formal ialah dengan digantikannya H.I.R. Oleh KUHAP berdasarkan undang-undang no. 8 tahun 1981
•Dalam KUHAP, penuntutan dalam hubungan dengan delik aduan membedakan secara tegas fungsi dan penanggung jawab dalam penyidikan dengan fungsi dan penanggung jawab dalam penuntutan
•Yang dahulunya menurut H.I.R merupakan satuan-kesatuan dan berada dalam tanggung jawab satu pejabat.
PENDAHULUAN
Kemungkinan Penyidikan Delik Aduan Tanpa Pengaduan
KLACHT DELICT

Tindak pidana yang hanya dapat dituntut apabila ada pengaduan


01 dari yang berkepentingan / terkena tindak pidana.

Pembaharuan dalam bidang hukum pidana formal (HIR digantikan


02 oleh KUHAP)  UU No.8 tahun 1981

Membedakan secara tegas fungsi & tanggung jawab penyidikan


03 dengan fungsi & tanggung jawab dalam tuntutan.
PEMBAHASAN
Kemungkinan Penyidikan Delik Aduan Tanpa Pengaduan
Penyidikan Terhadap Delik Aduan
• delik yang hanya dapat dituntut bila ada
Delik aduan pengaduan.

• melimpahkan suatu berkas perkara pidana dari


penuntut umum kepada Pengadilan yang
Penuntutan berwenang agar perkara tersebut diperiksa dan
diputus oleh Hakim di sidang Pengadilan.

• proses yang berdiri sendiri yang berbeda dari


proses sebelumnya (penyidikan) dan proses
Penuntutan sesudahnya (pemeriksaan) dalam sidang dan
pejabat yang berwenang yakni penuntut umum.
Dalam HIR (Herziene
Inlands Reglement)
atau Reglemen
Indonesia dibaharui
(RIB)

Fungsi pendidikan (yang di


dalamnya disebut
pengusutan dan penuntutan)
suatu tahapan atau dua
bagian yang merupakan satu
kesatuan yang tidak
terpisahkan.
Kedua bagian diatur dalam
satu Titel /Bab.

Bagian I pegawai dan


Bagian IIpegawai penuntut
pejabat yang diwajibkan
umum pada pengadilan
mengusut kejahatan dan
negeri, diatur mulai pada
pelanggaran, diatur dari pasal
pasal 46 sampai pasal 52 HIR.
38 sampaidengan 45 HIR
Tugas penuntut umum
sebagai pelaksana polisi
justisi meliputi :
pengusutan (penyidikan),
penuntutan, dan
melaksanakan keputusan
hakim pidana penyidikan
yang merupakan satu
kesatuan tak terpisahkan
(Pasal 38 (1) )
Penyidikan hanya dapat dilakukan bila ada
pengaduan. (pasal 46 (1) dan pasal 52 HIR)

Kewajiban penuntut umum mengusut dan


menuntut semua kejahatan maupun
pelanggaran yang mewajibkannya mencari
keterangan untuk memperjelas suatu perkara.
Kewenangan
penuntut umum dan
fungsi penuntutan
dalam HIR dua bagian
dalam satu tahapan
(tahapan mengusut
kejahatan dan
pelanggaran)

Kewenangan
penuntut umum dan
fungsi penuntutan
dalam KUHAP dua
tahapan yang
terpisah
Penuntut
UMUM
KUHP HIR
“hanya dapat dituntut”
apabila ada pengaduan
Fungsi
penuntutan

Kewenangan Penyidikan
Penyelidika Pengadu
Delik Aduan
n dirugikan
Hal yang masih mungkin dilakuan Penyelidikan
• Tindakan-tindakan hukum dalam rangka
penyelidikan.
• Rumusan dalam KUHAP  merupakan
rangkaian tindakan dari penyelidik
• Menurut Penulis belum ada yang dapat
menemukan suatu peristiwa yang
dikatakan merugikan pihak terkena
kejahatan, karena dalam kegiatan
diduga sebagai tindak pidana untuk
penyelidikan ini, belum ada tindakan- menentukan apakah dapat dilakukan
tindakan pemanggilan terhadap tersangka penyidikan atau tidak.
atau saksi-saksi, belum ada penangkapan • Jika penyelidikan terhadap peristiwa,
kecuali dalam hal tertangkap tangan, dan biarpun merupakan tindak pidana akan
belum ada penahanan, penggeledahan tetapi delik aduan, maka penyidikan
dan penyitaan. hanya dapat dilakukan bila ada
pengaduan dari yang terkena kejahatan
dan penyidikan tidak dapat dilakukan
bila tidak ada pengaduan.
Penyalahgunaan Tujuan delik
Aturan Tegas
wewenang ꜜ aduan

melakukan penyidikan terhadap


delik aduan melakukan tindaka-
tindakan paksaan seperti
penangkapan, penahanan dan lain
sebagainya walaupun belum ada
pengaduan terlebih pula ternyata
pihak yang terkena kejahatan tidak
bersedia mengajukan pengaduan.
PEMBAHASAN
Arti Penuntutan Dan Pengaduan

Pasal 284 ayat (2): tidak dilakukan penuntutan


melainkan atas pengaduan suami/isteri dst

Pasal 287 ayat (2) penuntutan hanya dilakukan atas


pengaduan, .... dst.

Pasal 293 (2): penuntutan hanya dilakukan atas


pengaduan orang yang terhadap dirinya dilakukan
kejahatan itu
Pasal 1 butir 7 KUHAP :
bahwa penuntutan adalah tindakan penuntut umum untuk melimpahkan perkara
pidana ke pengadilan negeri yang berwenang dalam hal dan menurut cara yang diatur
dalam undang-undang ini dengan permintaan supaya diperiksa dan diputus oleh
hakim di sidang pengadilan.

• Pelimpahan perkara dimaksud adalah dengan permintaan supaya perkara itu


diperiksa dan diputus oleh hakim dalam sidang pengadilan.
• Menurut KUHP : pengaduan adalah salah satu upaya
hukum yang diperlukan bahkan disyaratkan bagi delik-
delik tertentu dalam rangka proses penyelesaian suatu
perkara pidana

PENGADUAN • Drs. P. A. F. Lamintang, SH, dalam salah satu tulisannya,


memberikan batasan mengenai pengaduan sebagai
berikut : ”Yang dimaksud dengan klacht atau pengaduan
di atas adalah suatu laporan dengan permintaan untuk
dilakukan penuntutan terhadap orang atau orang-orang
tertentu
suatu laporan bahwa telah
Dalam pengertian yang
dilakukannya suatu tindak
dikemukakan di atas,
pidana oleh seseorang
Pengaduan adalah suatu
tertentu dengan permintaan
laporan akan tetapi dengan
agar dilakukan penuntutan
permintaan untuk dilakukan
terhadap pelaku yang
penuntutan terhadap orang
disebutkan dalam pengaduan
atau orang-orang tertentu
tersebut.
• Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) pada
pasal 1 butir 25 mengenai pengaduan :
• Pengaduan adalah pemberitahuan disertai permintaan oleh
pihak yang berkepentingan kepada pejabat yang berwenang
untuk menindak menurut hukum seorang yang telah
melakukan tindak pidana aduan yang merugikannya.
PENUTUP
PENUTUP
Adanya delik aduan dalam KUHP, menurut ilmu pengetahuan hukum pidana karena
kepentingan pribadi dari yang terkena kejahatan lebih diutamakan daripada
kepentingan hukum masyarakat

Dalam hubungan dengan latar belakang adanya delik aduan dimaksud, sudah tentu
tindakan-tindakan hukum yang dapat merugikan pihak yang berkepentingan bukan
hanya tindakan dalam rangka kegiatan penyidikan, karena dalam kegiatan penyidikan
penyidik mempunyai wewenang untuk melakukan pemanggilan tersangka dan saksi-
saksi, penangkapan, penahanan, penggeledahan dan penyitaan, tindakan-tindakan
mana dapat merugikan pihak berkepentingan baik material maupun imaterial

Oleh karena itu maka seharusnya tindakan-tindakan hukum yang digantungkan pada
kehendak dari orang berkepentingan , biarpun hanya disebutkan penuntutan akan
tetapi sudah termasuk di dalamnya tindakan-tindakan hukum dalam rangka penyidikan
Dalam pemahaman menurut KUHP, hanya dapat dituntut bila ada pengaduan, hanya berlaku
pada tahap penuntutan dan dalam tanggung jawab penuntut umum tetapi tidak berlaku
dalam tahap penyidikan bagi pejabat penyidik dan tindakan-tindakan yang dimungkinkan oleh
undang-undang dalam rangka penyidikan, seperti pemanggilan tersangka dan saksi-saksi,
penangkapan, penahanan, penyitaan dapat dilakukan dan dibenarkan walaupun ternayat
karena tidak ada pengaduan maka penuntut umum tidak melakukan penuntutan.

Pihak tersangka tidak dapat menuntut ganti rugi maupun rehabilitasi atas tindakan-tindakan
yang telah dilakukan oleh penyidik selama melakukan penyidikan terhadap delik aduan yang
tidak ada pengaduannya, karena apa yang dilakukan oleh penyidik tersebut tidak melawan
hukum karena tidak ada larangan dalam KUHAP bahkan sebaliknya dimungkinkan oleh KUHAP

Oleh karena itu tindakan penyidikan seharusnya pula tidak dilakukan terhadap delik aduan
sebelum atau tanpa adanya pengaduan, kecuali tindakan penyelidikan yang pada hakekatnya
tidak menimbulkan kerugian apapun bagi terkena kejahatan
TINJAUAN PUSTAKA
Delik Aduan
Pengertian dari
• Delik
kata atau terjemahan
adalah
dari
peristilahan kata Strafbaar feit
“delik”

• Peristiwa pidana, perbuatan


pidana, tindak pidana, perbuatan
Strafbaar feit yang dapat dihukum dan
pelanggaran pidana

Delik, baik • Perbuatan seseorang


dalam lapangan terhadap siapa
sanksi sebagai
Hukum Pidana konsekuensi dari
maupun Hukum perbuatannya itu
diancamkan
Perdata
Unsur
kelakuan
Peristiwa Berbuat atau lalai
pidana berbuat
Unsur
tindakan
Langsung Tidak langsung

Perbuatan
Delik Aduan

Pada delik aduan,


Pada delik aduan, jaksa
Pengaturan delik aduan mempunyai ketentuan
melakukan penuntutan
tidak terdapat dalam Buku sekaligus juga ditunjukan
jika ada pengaduan dari
ke I KUHP, tetapi di dalam siapa-siapa yang berhak
orang yang menderita,
Buku ke II. mengajukan pengaduan
dirugikan oleh kejahatan.
tersebut.
Von Liszt, Berner dan Von Swinderen adalah bahwa secara objektif
pada delik tertentu itu ada kerugian material atau ideal dari orang
yang secara langsung telah dirugikan harus lebih diutamakan
Syarat tentang daripada kerugian-kerugian lain.
adanya suatu
pengaduan bagi Menurut MvT (Memori van Teolichting), disyaratkannya suatu
pengaduan berdasarkan pertimbangan bahwa ikut campurnya
delik tertentu penguasa di dalam suatu kasus akan mendatangkan kerugian yang
lebih besar bagi kepentingan-kepentingan tertentu dari orang yang
menurut: telah dirugikan.

Delik ini membicarakan mengenai kepentingan korban. Pada delik


aduan, jaksa hanya akan melakukan penuntutan apabila telah ada
pengaduan dari orang yang menderita, dirugikan oleh kejahatan
tersebut.
Menurut para ahli, delik aduan (Klacht Delict) dapat diartikan :

• Suatu delik yang diadili apabila Yg berkepentingan atau yang


dirugikan mengadukannya.
Samidjo • Bila tidak ada pengaduan, maka Jaksa tidak akan melakukan
penuntutan.

• Peristiwa pidana hampir semuanya kejahatan yang hanya


dapat dituntut atas pengaduan (permintaan) dari orang yang
R. Soesilo kena peristiwa pidana.

• Tindak pidana tidak hanya dapat dituntut apabila ada


P. A. F pengaduan dari orang yang dirugikan.

Lamintang
Kesimpulan Menurut pendapat para ahli

• Bahwa dikatakan adanya suatu delik aduan, memiliki:


• Anasir yang lazim dimiliki oleh tiap delik
• Delik ini mensyaratkan adanya pengaduan dari si
korban atau pihak yang dirugikan untuk dapat
dituntutnya si pelaku.

• Delik aduan (Klacht Delicten)  suatu delik, umumnya


kejahatan, dimana untuk penuntutan perkara
diharuskan adanya pengaduan dari si korban atau
pihak yang dirugikan, sepanjang Penuntut Umum
berpendapat kepentingan umum tidak terganggu
dengan dilakukannya penuntutan atas perkara tersebut.
• Delik Aduan Absolute
(Absolute Klacht
DELIK Delict)
• Delik Aduan Relative
ADUAN (Relatieve Klacht
Delict)
Delik Aduan absolute (absolute klacht delict)  Merupakan suatu
delik yang baru ada penuntutan apabila ada pengaduan dari pihak
yang dirugikan.
Delik Aduan
Absolute Dan yang diadukan sifatnya hanyalah perbuatannya saja atau
kejahatannya saja
(Absolute
Klacht Dalam hal ini bahwa perbuatan dan orang yang melakukan perbuatan
Delict) itu dianggap satu kesatuan yang tetap bermuara pada kejahatan yang
dilakukan. Oleh karena itu delik aduan absolute ini mempunyai akibat
hukum dalam masalah penuntutan tidak boleh dipisah-
pisahkan/onsplitbaar.
Kejahatan-kejahatan yang termasuk dalam
jenis delik aduan absolut seperti :
Delik Aduan
• Kejahatan penghinaan (Pasal 310 s/d 319
Absolute KUHP), kecuali penghinaan yang dilakukan oleh
(Absolute seseoarang terhadap seseorang pejabat
pemerintah, yang waktu diadakan penghinaan
Klacht tersebut dalam berdinas resmi. Si penghina
dapat dituntut oleh jaksa tanpa menunggu
Delict) aduan dari pejabat yang dihina.
• Kejahatan-kejahatan susila (Pasal 284, Pasal
287, Pasal 293 dana Pasal 332 KUHP).
• Kejahatan membuka rahasia (Paal 322 KUHP)
Delik Kejahatan-kejahatan yang dilakukan, yang
Aduan sebenarnya bukan merupakan kejahatan aduan,
Relative tetapi khusus terhadap hal-hal tertentu, justru
(Relatieve diperlukan sebagai delik aduan
Klacht
Delict)

Delik dimana adanya suatu pengaduan itu hanyalah


merupakan suatu voorwaarde van
vervolgbaarheir atau suatu syarat untuk dapat
menuntut pelakunya, yaitu bilamana antara orang
yang bersalah dengan orang yang dirugikan itu
terdapat suatu hubungan yang bersifat khusus.
Umumnya delik aduan retalif ini hanya dapat terjadi dalam
kejahatan-kejahatan seperti :
• Pencurian dalam keluarga, dan kajahatan terhadap harta
kekayaan yang lain yang sejenis (Pasal 367 KUHP)
• Pemerasan dan ancaman (Pasal 370 KUHP)
• Penggelapan (Pasal 376 KUHP)
• Penipuan (Pasal 394 KUHP)
Perbedaan antara delik aduan
absolut dengan delik aduan relatif
DELIK ADUAN ABSOLUT DELIK ADUAN RELATIF
Bila yang satu dituntut, maka Penuntutan dapat dipisah-
semua pelaku dari kejahatan pisahkan
itu harus dituntut juga Pengadu harus menyebutkan
Cukup apabila pengadu hanya orang yang ia duga telah
menyebutkan peristiwanya merugikan dirinya
saja
Pengaduan pada delik absolute Pengaduan pada delik aduan
TIdak dapat di pecahkan relatif dapat dipecahkan
(onsplitbaar) (splitbaar)
Pihak yang berhak mengajukan Pengaduan dan Tenggang
Waktu Mengajukan Pengaduan
Wakilnya yang sah dalam
perkara sipil, atau wali, atau
pengaduan orang tertentu
(khusus untuk orang yang
belum dewasa).
Pasal 72 KUHP

1.Orang yang langsung


dikenai kejahatan itu
(korban).
paling lama
dalam jangka
waktu enam
bulan setelah
kejadian
Pasal 74
ayat (1)
KUHP jika berdiam di
luar negeri, maka
tenggang waktu
itu paling lama
sembilan bulan
PENUTUP

Delik Aduan  Tindak pidana yang hanya dapat


dituntut apabila ada pengaduan dari yang
berkepentingan / terkena tindak pidana.
Adanya delik aduan dalam KUHP, menurut ilmu
pengetahuan hukum pidana, karena kepentingan
pribadi dari yang terkena kejahatan lebih diutamakan

Anda mungkin juga menyukai