Anda di halaman 1dari 22

MEKANIKA TANAH 2

“DISTRIBUSI TEGANGAN
TANAH”
Nama : Anggitha Charlin
Lumataw
Nim : 19012008
Kelas : 3A KBG
Pendahuluan
• Hitungan tegangan – tegangan yang terjadi
dalam tanah berguna untuk analisis tegangan
regangan dan penurunan ( settlement)
• Bergantung pada sifat tanah saat mengalami
pembebanan
• Tanah dianggap bersifat elastik, homogen,
isotropis, dan terdapat hub. Linier tegangan
regangan
• Tegangan yang berasal dari beban di permukaan
tanah berkurang bila kedalaman bertambah
• Tegangan yang berasal dari berat sendiri tanah
bertambah bila kedalamannya bertambah
• Regangan volumetrik pada material elastik :
V  perubahan volume
V 1  2 V  volume awal
 ( x   y   z )...(1)   angka Poison
V E
E  mod ulus elastisitas
 x ,  y ,  z  tegangan  tegangan arah x, y, z

• Jika penurunan terjadi dalam kondisi konstan,


maka ∆V/V = 0
• μ = 0,5 jika pembebanan meyebabkan
perubahan volume (konsolidasi)
Teori Boussiesq
1. Beban titik
– Tanah bersifat elastis, homogen, isotropis, semi infinite
– Tanah tidak mempunyai berat
– Hubungan tegangan regangan berdasar hukum hooke
– Distribusi tegangan tidak bergantung jenis tanah dan simetri terhadap sumbu
vertikal
– Perubahan volume tanah diabaikan
– Tanah tidak sedang mengalami tegangan sebelum beban Q diterapkan
• Tegangan vertikal tidak tergantung ada modulus
elastisitas dan angka poison, tekanan lateral
bergantung pada angka poison tetapi tidak
bergantung pada modulus elastisitas
• Pada hitungan struktur, distribusi tegangan
dinyatakan dalam istilah tambahan tegangan
(stress increment) yaitu ∆σ
• Kenyataannya, tegangan yang diakibatkan oleh
beban struktur merupakan tambahan tegangan
pada tekanan overburden (=tekanan vertikal
akibat berat tanah sendiri). Jadi sebenarnya tanah
sudah mengalami tegangan sebelum beban
struktur bekerja
• Tambahan tegangan vertikal akibat beban titik (∆σz) pada suatu titik A
didalam tanah akibat beban Q dipermukaan tanah :
5/ 2
3Q  1 
 z  
2 
 ...(2)
2 
2z  1  (r / z ) 

• Tambahan
Q  tegangan
3r 2 z mendatar arah radial : 
1  2
 r   2  ...(3)
2 1/ 2 
2  (r  z )2 5/ 2
r  z  z (r  z ) 
2 2 2

• Tambahan
Q 
tegangan mendatar
z arah tangensial
1 : 
   (1  2  ) 2  2 ...(4)
2 1/ 2 
2  (r  z )
2 3/ 2
r  z  z (r  z ) 
2 2
• Tegangan geser :   3Q  rz 2 
...(5)
rz  2 5/ 2 
2  (r  z ) 
2
μ = 0, σθ = 0
• Jika faktor pengaruh untuk beban titik didefinisikan :
5/ 2
3Q  1 
IB    ...(6)
2 
2  1  (r / z ) 
Q
• Persamaan menjadi :  z  I ...(7)
2 B
z
Grafik (1) Faktor Pengaruh :
2. Beban Garis
 Tambahan tegangan akibat beban garis Q :

2Q z3
Tambahan tegangan vertikal arah sumbu-z :  z   ( x 2  z 2 ) 2

2Q x2 z
Tambahan tegangan mendatar arah sumbu-x :  x   ( x 2  z 2 ) 2

2Q xz 2
Tegangan geser :  xz 
 ( x2  z 2 )2
• Beban terbagi rata berbentuk lajur memanjang
 Tambahan tegangan vertikal pada arah sumbu-z :
q
 z  (  sin  cos 2 )

 Tambahan tegangan mendatar arah sumbu-x :
q
 x  (  sin  cos 2 )

 Tegangan geser :
q
 xz  sin  sin 2 

α dan β dalam radian


 Beban terbagi rata bentuk persegi panjang

hasil penjabaran menggunakan teori Boussinesq :


 z  ql
dengan q = tegangan akibat beban fondasi, dan :
 2mn(m  n  1)
2 2 1/ 2
( m  n  2) 
2 2
 2 x 2 
1  m  n 1 m n (m  n  1) 
2 2 2 2

I  
4
 arctg 2mn (m  n  1
2 2

 
 m  n 1 m n
2 2 2 2

B L
m ;n
z z
• Tambahan tegangan vertikal pada sembarang titik di bawah luasan empat
persegi panjang dapat ditentukan dengan cara membagi – bagi empat
persegi panjang, dan kemudian menjumlahkan tegangan yang terjadi
akibat tekanan masing – masing bagiannya.
• Dapat diperlihatkan pada gambar berikut :

 z ( x )   z ( XEBF )   z ( XFCH )   z ( XGDH )   z ( XGAE )


 z ( y )   z (YIBJ )   z (YLDK )   z (YIAK )   z (YLCJ )
 Beban terbagi rata berbentuk lingkaran
dengan integrasi dari persamaan beban titik, dapat
diperoleh besarnya tambahan tegangan di bawah
pusat fondasi,

Ditentukan dengan persamaan :

3q  1 
dA
d z  2 

2z  1  (r / z ) 2  5/ 2 

• Karena dA = r dθ dr, integrasi persamaan
tegangan akibat beban tebagi rata lingkaran :

 1 

 z  q 1    q.I

 1 
 ( r / z ) 2
 3
2 

dengan
 1 

I  1 

 1 
  r / z  2
 3
2 

Nilai faktor pengaruh I
 Beban terbagi rata berbentuk segi tiga
memanjang tak terhingga

hitungan tambahan tegangan vertikal yang terjadi pada titik A


didasarkan pada teori beban garis, yaitu subsitusi nilai
(q/2b)s.ds untuk q dan (x-s) untuk x.
Untuk tambahan tegangan arah vertikal :
q x 
 z     sin 2 
2 b 

Untuk tambahan tegangan mendatar arah sumbu x :


q x z R1
2

 x     2,303 log 2  sin 2 
2 b b R 
 2 

Tegangan geser :
q  z 
 xz  1  cos 2   
2  b 
 Beban terbagi rata berbentuk trapesium
memanjang tak terhingga

tegangan pada titik A ekivalen dengan tegangan akibat beban


pada gambar (b) dikurangi dengan tegangan di A gambar (c).
Nilai – nilai faktor pengaruh dari tambahan tegangan :

Anda mungkin juga menyukai