Presentator :
• Muhamad Faqih
• Rada Tri Rosi Kurnia
• Rara Novtria
• Riris Raudya Tuzahra
Perseptor :
• dr. Bara Ade Wijaya, Sp.THT-KL
KLASIFIKASI
• Akut (<6 minggu)
↓
Peningkatan kelembaban dari keratin didalam serta disekitar unit-unit apopilo
sebasea
↓
menunjang pembengkakan & pyumbatan folikel
↓
berkurangnya aliran serumen kepermukan kulit
↓
Serumen bsifat asam (pH 4-5) → mencegah pertumbuhan bakteri & jamur juga
mencegah kerusakan kulit→kalau berkurang tidak ada yang mencegah
↓
Gatal
Garuk/cedera
↓
invasi organisme eksogen melalui permukaan superficial epidermis yang biasanya
resisten terhadap bakteri
Tatalaksana
• Terapi utama dari otitis eksterna melibatkan manajemen rasa sakit,
pembuangan debris dari kanalis auditorius eksternal, penggunaan obat
topikal untuk mengontrol edema dan infeksi, dan menghindari faktor
pencetus.
• Dengan lembut membersihkan debris dari kanalis auditorius eksternal
dengan irigasi atau dengan menggunakan kuret plastik lembut atau kapas di
bawah visualisasi langsung. Pembersihan kanal meningkatkan efektivitas
dari obat topikal.
• Obat topikal aural biasanya termasuk asam ringan (untuk mengubah pH dan
untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme), kortikosteroid (untuk
mengurangi peradangan), agen antibiotik, dan / atau agen antijamur.
OTITIS MEDIA AKUT
Definisi
• Otitismedia akut (OMA) adalah peradangan sebagian atau
seluruh mukosa telinga tengah, tuba eustachius, antrum
mastoid, dan sel-sel mastoid yang terjadi dalam waktu kurang
dari 3 minggu
Patologi
• Kuman penyebab utama adalah Streptococcus hemoliticus,
Staphilococcus aureus, Pneumococus, kadang ditemukan
Haemofillus influenzae, Escherichia coli, Streptococcus
anhaemolyticus, Proteus vulgaris, dan Pseudomonas aeruginosa.
• Haemophilus influenzae sering ditemukan pada anak yang
berusia di bawah 5 tahun
Faktor Resiko
1. Bayi dan anak
2. Infeksi saluran napas atas berulang
3. Menyusu dari botol dalam posisi berbaring telentang
4. Kelainan kongenital, misalnya: sumbing langit-langit, sindrom Down,
5. Paparan asap rokok
6. Alergi
7. Tingkat sosio-ekonomi yang rendah
Stadium
1. Stadium Oklusi Tuba Eustachius
• Adanya gambaran retraksi membran timpani akibat terjadinya
tekanan negatif di dalam telinga tengah, karena adanya absorpsi
udara.
• Kadang membran timpani terlihat normal atau berwarna keruh
pucat.
• Efusi mungkin telah terjadi , tapi tidak dapat dideteksi
• Stadium ini sulit dibedakan dengan otitis media serosa yang
disebabkan oleh virus atau alergi
[lanjutan....]
2. Stadium Hiperemis
• Tampak pembuluh darah melebar di membran timpani sehingga membran
timpani tampak hipermeis serta edema.
• Sekret yang terbentuk mungkin masih bersifat eksudat yang serosa
sehingga sukar dilihat
3. Stadium Supurasi
• Edema yang hebat pada mukosa telinga tenagh dan hancurnya sel epitel
superficial, serta terbentuknya eksudat yang purulen di kavum timpani
yang menyebakan membran timpani menonjol (bulging) ke arah telinga
luar
• Pasientampak sangat sakit, dan suhu meningkat, serta rasa nyeri di telinga
bertambah hebat.
• Bila tidak dilakukan insisi (miringotomi) pada stadium ini, kemungkinan
besar membran timpani akan ruptur dan keluar nanah ke liang telinga luar.
Dann bila ruptur, maka lubang tempat ruptur ( perforasi ) tidak akan
menutup kembali
[lanjutan....]
4. Stadium Perforasi
• Karena beberapa sebab seperti terlambatnya pemberian antibiotika atau
virulensi kuman yang tinggi, maka dapat terjadi ruptur membran timpani
5. Stadium Resolusi
• Pada stadium ini membran timpani berangsur normal, perforasi membran
timpani kembali menutup dan sekret purulen tidak ada lagi. Bila daya
tahan tubuh baik atau virulensi kuman rendah maka resolusi dapat terjadi
walaupun tanpa pengobatan.
Gejala Klinik
Stadium Perforasi
• Pada stadium perforasi sering terlihat sekret banyak keluar dan
kadang terlihat keluarnya sekret secara berdenyut (pulsasi).
Pengobatan yang diberikan adalah obat cuci telinga H2O2 3%
selama 3 – 5 bhari serta antibiotik yang adekuat. Biasanya sekret
akan hilang dan perforasi dapat menutup kembali dalam waktu 7 –
10 hari
Stadium Resolusi
• Pada
stadium resolusi, maka membran timpani berangsur normal
kembali, sekret tidak ada lagi dan perforasi membran timpani
menutup.
• Bilatidak terjadi resolusi biasanya akan tampak sekret mengalir di
liang telinga luar melalui perforasi membran timpani. Keadaan ini
dapat disebabkan karena berlanjutnya edema mukosa telinga
tengah. Pada keadaan demikian, antibiotika dapat dilanjutkan
sampai 3 minggu. Bila 3 minggu setelah pengobatan sekret masih
tetap banyak, kemungkinan telah terjadi mastoiditis.
Daftar Pustaka
• Boeis
: Penyakit Telinga Tengah dan Mastoid; Buku Ajar Penyakit
THT, Edisi 6, Cetakan III, 1997; 88 – 112.
• Helmi: Komplikasi OMSK dan Mastoiditis, Buku Ajar THT; Edisi
Empat, FKUI, 2000; 62 – 65.
• Hendarto H dan Entjep. H : Telinga, Buku Ajar Ilmu Penyakit
Telinga Hidung Tenggorokan; Edisi Kedua, FKUI, 1995; 1 – 6.
• Zainul A.Jafar : Kelainan Telinga Tengah, Buku Ajar Ilmu Penyakit
Telinga Hidung Tenggorokan; Edisi Ketiga, FKUI, 1997; 54 – 60.
THANK YOU
___________________________
Anatomi & Fisiologi Telinga
Faqih – Rada – Rara – Riri