Anda di halaman 1dari 37

Anatomi & Fisiologi Telinga

Presentator :
• Muhamad Faqih
• Rada Tri Rosi Kurnia
• Rara Novtria
• Riris Raudya Tuzahra

Perseptor :
• dr. Bara Ade Wijaya, Sp.THT-KL

RS PERTAMINA BINTANG AMIN


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
MALAHAYATI
PENDAHULUAN

• Sistem organ pendengaran perifer terdiri dari struktur organ


pendengaran yang berada di luar otak dan batang otak yaitu telinga
luar, telinga tengah, telinga dalam dan saraf kokhlearis.

• Sistem organ pendengaran sentral adalah struktur yang berada di


dalam batang otak dan otak yaitu nukleus koklearis, nukleus
olivatorius superior, lemnikus lateralis, kolikulus inferior dan kortek
serebri lobus temporalis.
ANATOMI TELINGA
Telinga Luar
• Telinga
luar merupakan bagian telinga yang terdapat di lateral dari
membran timpani, terdiri dari aurikulum, meatus akustikus eksternus
(MAE) dan membran timpani (MT).
• Aurikulum merupakan tulang rawan fibro elastis yang dilapisi kulit,
berbentuk pipih dan permukaannya tidak rata. Melekat pada tulang
temporal melalui otot-otot dan ligamen.
Telinga Tengah
 Telinga tengah terdapat tiga tulang
pendengaran, susunan dari luar ke
dalam yaitu maleus, incus dan stapes
yang saling berikatan dan
berhubungan membentuk artikulasi.
 Terdiri dari tiga bagian yaitu pars
superior, pars inferior dan pars
intermedia.

 Pars superior terdiri dari utrikulus dan Telinga Dalam


saluran semisirkularis, pars inferior
terdiri dari sakulus dan koklea sedangkan
pars intermedia terdiri dari duktus dan
sakus endolimpaticu.
 Utrikulus dan sakulus mengandung
macula yang diliputi oleh sel rambut. Sel
rambut ini ditutupi oleh lapisan
gelatinosa yang ditembus oleh silia
 Pada lapisan ini juga terdapat otolit yang
mengandung kalsium dan memiliki berat
jenis lebih besar dari pada endolimfe.
Karena pengaruh gravitasi maka gaya
dari otolit membengkokan silia sel
rambut dan menimbulkan rangsangan
pada reseptor

Gambar: labirin tulang

Gambar : labirin membran


FISIOLOGI PENDENGARAN

 Telinga luar dan tengah berfungsi


menyalurkan gelombang suara dari
udara.
 Telinga dalam berisi dua sistem
sensorik, yaitu: koklea, yang
mengandung reseptor-reseptor untuk
mengubah gelombang suara menjadi
impuls-impuls saraf, dan apparatus
vestibularis, yang penting untuk
sensasi keseimbangan.
Mekanisme Pendengaran
Struktur Koklea
Dua mekanisme yang dapat memperkuat
tekanan gelombang suara di udara
• Pertama,karena luas permukaan membran timpani lebih besar dari
luas permukaan jendela oval, terjadi peningkatan tekanan ketika
gaya yang bekerja di membran timpani di salurkan ke jendela oval
(tekanan= gaya/satuan luas).
• Kedua,efek pengungkit tulang-tulang pendengaran menghasilkan
keuntungan mekanis bertambah.
• Kedua mekanisme ini meningkatkan gaya pada jendela oval 20x
lipat dari gelombang suara yang langsung mengenai jendela oval,
sehingga cukup untuk menyebabkan pergerakan cairan kokhlea.
Mekanisme Keseimbangan

Apparatus vestibularis merupakan pemberi informasi penting


untuk sensasi keseimbangan dan untuk koordinasi gerakan kepala,
mata, dan postur tubuh. Apparatus vestibularis terdiri dari
kanalis semisirkularis dan organ otolith. Organ otolith erdiri dari
sacculus dan utriculus.

Kanalis semisirkularis mendeteksi akselerasi dan deselerasi.


Tiap-tiap telinga memiliki tiga kanalis semisirkularis, sel-sel
rambut disetiap kanalis semisirkularis terletak di atas suatu
hubungan yang terletak diampula. Rambut-rambut terbenam dalam
suatu lapisan gelatinosa yaitu kupula, yang menonjol kedalam
endolimfe didalam ampula. Kupula bergoyang sesuai arah gerakan
cairan.
Saluran tulang dan hubungan sel rambut
Akselerasi kupula bergerak mengikuti gerakan kepala
(Percepatan)
Endolimfe yang terletek sebidang dengan
gerakan kepala pada dasarnya bergeser ke
arah yang berlawanan dengan arah gerakan
kepala.

Gerakan cairan ini menyebabkan cupula


bergoyang sessuai arah gerakan cairan, dan
membengkokan rambut-rambut sensorik yang
terbenam.
Deselerasi Ketika kepala melambat
(Perlambatan) dan berhenti

Endolimfe secara singkat


bergerak searah dengan rotasi
kepala, kepala membengkok
sesuai dengan arah rotasi semula

Rambut-rambut kembali tegak.


Kanalis semisirkularis mendeteksi
perubahan kecepatan gerakan rotasi
kepala
OTITIS EKSTERNA
DEFINISI
• peradanganatau infeksi pada saluran pendengaran bagian luar
(CAE), daun telinga, atau keduanya

KLASIFIKASI
• Akut (<6 minggu)

1. Otitis Eksterna Sirkumskripta


2. Otitis Eksterna Difus
• Kronis (>3 bulan)
ETIOLOGI
Otitis Eksterna paling sering disebabkan oleh
Pseudomonas aeruginosa atau juga oleh Staphylococcus
aureus, namun bisa juga disebabkan oleh bakteri-bakteri
lain, virus, bahkan infeksi jamur.
FAKTOR RESIKO

• Suka membersihkan atau mengorek-ngorek telinga dengan cotton buds,


ujung jari atau alat lainnya
• Kelembaban merupakan foktor yang penting untuk terjadinya otitis
eksterna.
• Sering
berenang, air kolam renang menyebabkan maserasi kulit dan
merupakan sumber kontaminasi yang sering dari bakteri
• Penggunaanbahan kimia seperti hairsprays, shampoo dan pewarna rambut
yang bisa membuat iritasi, yang memungkinkan bakteri dan jamur untuk
masuk
• Kanal telinga sempit
• Infeksi telinga tengah
• Diabetes.
GEJALA KLINIS
• Otalgia.
• Gatal-gatal (pruritus).
• Rasa penuh (fullness) di liang telinga. Keluhan ini biasa terjadi pada
tahap awal otitis eksterna difus dan sering mendahului otalgia dan
nyeri tekan daun telinga.
• Pendengaran berkurang atau hilang.
• Deskuamasi.
• Tinnitus.
• Discharge dan otore. Cairan (discharge) yang mengalir dari liang
telinga (otore). Kadang-kadang pada otitis eksterna difus
ditemukansekret / cairan berwarna putih atau kuning, atau nanah.
Cairan tersebutberbau yang tidak menyenangkan. Tidak bercampur
dengan lendir (musin).
• Demam.
• Nyeri tekan pada tragus17 dan nyeri saat membuka mulut.
• Infiltrat dan abses (bisul). Keduanya tampak pada otitis eksterna
sirkumskripta. Bisul menyebabkan rasa sakit berat. Ketika pecah,
darah dan nanah dalam jumlah kecil bisa bocor dari telinga.
Patofisiologi
Membersihkan saluran telinga dengan cotton bud terlalu sering bisa mendorong
sel-sel kulit yang mati ke arah gendang telinga sehingga kotoran menumpuk
disana.

Penimbunan air yang masuk ke dalam saluran ketika mandi atau berenang, kulit
pada saluran telinga menjadi basah sehingga mudah terinfeksi oleh bakteri atau
jamur

Kandungan air pada permukaan luar kulit diduga memegang peranan yg nyata
didalam mudahnya terjadinya infeksi telinga luar

Stratum korneum menyerap kelembaban dari lingkungan

suhu yang tinggi ,kelembaban yang tinggi (berenang)

[lanjutan....]


Peningkatan kelembaban dari keratin didalam serta disekitar unit-unit apopilo
sebasea

menunjang pembengkakan & pyumbatan folikel

berkurangnya aliran serumen kepermukan kulit

Serumen bsifat asam (pH 4-5) → mencegah pertumbuhan bakteri & jamur juga
mencegah kerusakan kulit→kalau berkurang tidak ada yang mencegah

Gatal
Garuk/cedera

invasi organisme eksogen melalui permukaan superficial epidermis yang biasanya
resisten terhadap bakteri
Tatalaksana
• Terapi utama dari otitis eksterna melibatkan manajemen rasa sakit,
pembuangan debris dari kanalis auditorius eksternal, penggunaan obat
topikal untuk mengontrol edema dan infeksi, dan menghindari faktor
pencetus.
• Dengan lembut membersihkan debris dari kanalis auditorius eksternal
dengan irigasi atau dengan menggunakan kuret plastik lembut atau kapas di
bawah visualisasi langsung. Pembersihan kanal meningkatkan efektivitas
dari obat topikal.
• Obat topikal aural biasanya termasuk asam ringan (untuk mengubah pH dan
untuk menghambat pertumbuhan mikroorganisme), kortikosteroid (untuk
mengurangi peradangan), agen antibiotik, dan / atau agen antijamur.
OTITIS MEDIA AKUT
Definisi
• Otitismedia akut (OMA) adalah peradangan sebagian atau
seluruh mukosa telinga tengah, tuba eustachius, antrum
mastoid, dan sel-sel mastoid yang terjadi dalam waktu kurang
dari 3 minggu

Patologi
• Kuman penyebab utama adalah Streptococcus hemoliticus,
Staphilococcus aureus, Pneumococus, kadang ditemukan
Haemofillus influenzae, Escherichia coli, Streptococcus
anhaemolyticus, Proteus vulgaris, dan Pseudomonas aeruginosa.
• Haemophilus influenzae sering ditemukan pada anak yang
berusia di bawah 5 tahun
Faktor Resiko
1. Bayi dan anak
2. Infeksi saluran napas atas berulang
3. Menyusu dari botol dalam posisi berbaring telentang
4. Kelainan kongenital, misalnya: sumbing langit-langit, sindrom Down,
5. Paparan asap rokok
6. Alergi
7. Tingkat sosio-ekonomi yang rendah
Stadium
1. Stadium Oklusi Tuba Eustachius
• Adanya gambaran retraksi membran timpani akibat terjadinya
tekanan negatif di dalam telinga tengah, karena adanya absorpsi
udara.
• Kadang membran timpani terlihat normal atau berwarna keruh
pucat.
• Efusi mungkin telah terjadi , tapi tidak dapat dideteksi
• Stadium ini sulit dibedakan dengan otitis media serosa yang
disebabkan oleh virus atau alergi
[lanjutan....]

2. Stadium Hiperemis
• Tampak pembuluh darah melebar di membran timpani sehingga membran
timpani tampak hipermeis serta edema.
• Sekret yang terbentuk mungkin masih bersifat eksudat yang serosa
sehingga sukar dilihat
3. Stadium Supurasi
• Edema yang hebat pada mukosa telinga tenagh dan hancurnya sel epitel
superficial, serta terbentuknya eksudat yang purulen di kavum timpani
yang menyebakan membran timpani menonjol (bulging) ke arah telinga
luar
• Pasientampak sangat sakit, dan suhu meningkat, serta rasa nyeri di telinga
bertambah hebat.
• Bila tidak dilakukan insisi (miringotomi) pada stadium ini, kemungkinan
besar membran timpani akan ruptur dan keluar nanah ke liang telinga luar.
Dann bila ruptur, maka lubang tempat ruptur ( perforasi ) tidak akan
menutup kembali
[lanjutan....]

4. Stadium Perforasi
• Karena beberapa sebab seperti terlambatnya pemberian antibiotika atau
virulensi kuman yang tinggi, maka dapat terjadi ruptur membran timpani

5. Stadium Resolusi
• Pada stadium ini membran timpani berangsur normal, perforasi membran
timpani kembali menutup dan sekret purulen tidak ada lagi. Bila daya
tahan tubuh baik atau virulensi kuman rendah maka resolusi dapat terjadi
walaupun tanpa pengobatan.
Gejala Klinik

• Gejala tergantung pada stadium penyakit dan umur pasien.


• Pada anak yang sudah dapat berbicara keluhan utamanya adalah rasa
nyeri didalam telinga dan panas yang tinggi, biasanya terdapat riwayat
batuk pilek sebelumnya,.
• Pada anak yang sudah lebih besar/ pada dewasa, disamping rasa nyeri
juga terdapat gangguan pendengaran berupa rasa penuh di telinga atau
rasa kurang dengar.
• Pada bayi dan anak kecil, gejala khas OMA adalah suhu tubuh tinggi dapat
sampai 39,5 C (pada stadium supurasi), anak gelisah dan sukar tidur, tiba –
tiba anak menjerit waktu tidur, diare, kejang, dan kadang – kadang anak
memegang telinga yang sakit. Bila terjadi ruptur membran timpani, maka
sekret mengalir ke liang telinga , suhu tubuh turun anak tertidur tenang.
Terapi
• Pengobatan OMA tergantung stadium penyakitnya.
• Pada stadium oklusi, penggobatan terutama bertujuan untuk
membuka kembali tuba eustachius, sehingga tekanan negatif pada
telinga tengah hilang, sehingga diberikan obat tetes hidung HCl
efedrin 0,5 % dalam larutan fisiologik untuk anak <12 tahun, atau
HCl efedrin 1 % dalam larutan fisiologik untuk anak > 12 tahun dan
pada orang dewasa.
• Sumber infeksi harus diobati
• Antibiotik diberikan jika penyebabnya kuman, bukan oleh virus
atau alergi
Stadium Presupurasi

• Stadium Presupurasi adalah antibiotika, obat tetes hidung dan


analgetika. Bila membran timpani sudah terlihat hiperemis difus,
sebaiknya dilakukan miringotomi.
• Antibiotik yang dianjurkan ialah golongan penisilin (ampicillin).
• Antibiotikyang dianjurkan ialah dari golongan penisilin atau ampicilin.
Terapi awal diberikan penicillin intramuscular agar didapatkan
konsentrasi yang adekuat di dalam darah, sehingga tidak terjadi
mastoiditis yang terselubung,. Gangguan pendengaran sebagai gejala
sisa dan kkekambuhan. Pemberian antibiotika dianjurkan minimal 7 hari .
Bila pasien alergi terhadap penisilin, maka diberikan eritromisin.
• Pada anak, ampisilin diberikan dengan dosis 50 – 100 mg/kgBB per hari,
dibagi dalam 4 dosis, atau amoksisilin 40 mb/kgBB dibagi dalam 3 dosis,
atau eritromisin 40 mg/kgBB/hari
Stadium Supurasi
• Pada stadium supurasi disamping diberikan antibiotik, idealnya
harus disertai dengan miringotomi, bila membran timpani masih
utuh.
• Dengan miringotomi gejal – gejala klinis lebih cepat hilang dan
ruptur dapat dihindari.

Stadium Perforasi
• Pada stadium perforasi sering terlihat sekret banyak keluar dan
kadang terlihat keluarnya sekret secara berdenyut (pulsasi).
Pengobatan yang diberikan adalah obat cuci telinga H2O2 3%
selama 3 – 5 bhari serta antibiotik yang adekuat. Biasanya sekret
akan hilang dan perforasi dapat menutup kembali dalam waktu 7 –
10 hari
Stadium Resolusi

• Pada
stadium resolusi, maka membran timpani berangsur normal
kembali, sekret tidak ada lagi dan perforasi membran timpani
menutup.
• Bilatidak terjadi resolusi biasanya akan tampak sekret mengalir di
liang telinga luar melalui perforasi membran timpani. Keadaan ini
dapat disebabkan karena berlanjutnya edema mukosa telinga
tengah. Pada keadaan demikian, antibiotika dapat dilanjutkan
sampai 3 minggu. Bila 3 minggu setelah pengobatan sekret masih
tetap banyak, kemungkinan telah terjadi mastoiditis.
Daftar Pustaka
• Boeis
: Penyakit Telinga Tengah dan Mastoid; Buku Ajar Penyakit
THT, Edisi 6, Cetakan III, 1997; 88 – 112.
• Helmi: Komplikasi OMSK dan Mastoiditis, Buku Ajar THT; Edisi
Empat, FKUI, 2000; 62 – 65.
• Hendarto H dan Entjep. H : Telinga, Buku Ajar Ilmu Penyakit
Telinga Hidung Tenggorokan; Edisi Kedua, FKUI, 1995; 1 – 6.
• Zainul A.Jafar : Kelainan Telinga Tengah, Buku Ajar Ilmu Penyakit
Telinga Hidung Tenggorokan; Edisi Ketiga, FKUI, 1997; 54 – 60.
THANK YOU
___________________________
Anatomi & Fisiologi Telinga
Faqih – Rada – Rara – Riri

Anda mungkin juga menyukai