Anda di halaman 1dari 19

INFECTIOUS BRONCHITIS

(IB)

AfridaYanti Harahap (1902101020060)


Dosen : Prof. Dr. drh. Ummu Balqis, M. Si
Pendahuluan
 Disebabkan oleh virus yang masuk golongan Coronavirus
mempunyai struktur single stranded RNA, ber amplop
 Secara umum, ada tiga manifestasi klinis dari infeksi IBV,
yang meliputi masalah pernapasan, gangguan reproduksi,
dan nefritis
 Virus ini memiliki 4 protein struktural, diantaranya protein
nucleocapsid (N), glycoprotein membrane (M), small
membrane ((E), serta glycoprotein spike (S) yang terletak pada
permukaan virion dan memiliki dua sub unit yaitu S1 dan S2.
 Virus IB pada umumnya inaktif pada suhu 56oC selama 15
menit dan 45oC selama 90 menit.
 Virus lebih tahan lama pada pH 11
Gejala Klinis
 Keluarnya lendir dari hidung, ayam sulit bernafas sehingga berusaha
menarik nafas dengan memanjangkan leher dan membuka paruh
lebar-lebar
 Alat dan saluran reproduksi bisa mengalami kerusakan parah
sehingga ayam petelur tidak bisa menghasilkan telur
 Pada ayam petelur dewasa akan terdengar suara ngorok waktu
bernafas dan kualitas dan kuantitas telur menurun.
 Pada ayam pedaging yang terinfeksi virus IB yang bersifat nefropatik
dapat terlihat sembuh dari fase respiratorik tetapi akan
menunjukkan gejala kelesuan, bulu berdiri, diare dan peningkatan
konsumsi air.
 Gejala patognomonik dari IB adalah Penguin Syndrome, dikarenakan
adanya cystic oviduk
Gejala Klinis

Ayam sulit bernafas


berusaha menarik nafas
dengan memanjangkan leher
dan membuka paruh lebar-
lebar

Penurunan kualitas telur


seperti bentuk telur
menjadi tidak
normal/asimetris, serta
warna kerabang pucat
Pembesaran pada abdomen karena
timbunan cairan di dalam oviduk
Patologi Anatomi
 Jika dilakukan pembedahan bangkai akan tampak kelainan
pada saluran pernapasan, kantung udara, ovarium, oviduk
dan terkadang pada ginjal.
 Perubahan saluran pernapasan yaitu pada trakea, bronkus
dan rongga hidung ditemukan lendir yang bersifat serous. S
 elaput lendir trakea menjadi kemerahan serta kantung udara
menjadi keruh dan ada bagian yang menebal
a) IB bentuk pernapasan, trachea hyperemia dan ptechiae, b) IB
bentuk nephropathogenic, pembengkakan pada ginjal dan
penimbunan asam urat, c) IB bentuk reproduksi, kista dalam oviduk
dan kuning telur dalam abdomen, d) IB bentuk proventrikulus
(penguin) cystic pada oviduk.
 Pada ayam petelur masa produksi ovarium
menjadi lembek dan lunak
Histopatologi
 Secara histopatologi terdapat eksudat yang
bercampur dengan eritrosit pada lumen
trachea.
 Trachea mengalami penebalan mukosa,

infiltrasi seluler, infiltrasi sel radang


mononuclear (limfosit), dan hemoragi pada
tunika mukosa serta kongesti pada tunika
submukosa
A
B

Lumen terdapat eksudat yang berisikan elemen seluler yang


tersebar, hemoragi pada tunika mucosa (A) dan kongesti pada
tunika submucosa trachea (B).
Histopatologi
• Pada ayam yang menderita IB secara mikroskopik terlihat
epitel permukaan memendek, edema ekstensif, dan infiltrasi
limfosit di daerah mukosa pada oviduk.

b c
a a

Gambar 7. Gambaran mikroskopik oviduk ayam. a) epitel permukaan


memendek, b) edema ekstensif, dan c) infiltrasi limfosit di daerah
mukosa pada oviduk.
Histopatologi
 Ginjal memperlihatkan perubahan nephritis-
nephrosis. Multifocal infiltrasi limfosit pada
interstitium ginjal, edema dan hemoragi

Gambar 8. a) hemoragi, b) infiltrasi limfosit pada tubulus ginjal


Kristal urat pada tubulus ginjal (tanda panah merah)
Perubahan-Perubahan yang Terjadi pada
Telur yang Terinfeksi IB
Bagian internal telur ayam dengan albumin
(luar dan dalam) yang sangat encer, yolk
pucat, dengan blood spot akibat infeksi IB

Bagian internal telur ayam dengan albumin


(luar dan dalam) yang sangat encer,
membrane vitelin yang rupture (sobek)
sehingga yolk terbebas kesekitarnya akibat IB

Terdapat batas yang jelas antara putih telur


kental dan encer pada telur normal (kiri)
sedagkan pada kasus IB putih telur menjadi
encer sehingga tidak ada batas jelas antara
putih telur kental da encer (kanan).
Penularan Penyakit
Penyakit IB menular dalam waktu yang
sangat singkat. Masa inkubasi 18-36 jam.
Penularan tidak terjadi secara vertikal (dari
induk ke anaknya). Ayam yang sakit
mengeluarkan virus bersama lendir yang
dibatukkan atau yang dikeluarkan dari
mata/lubang hidung. Penularan terjadi secara
langsung dimana ayam menghirup udara
yang mengandung partikel virus. Penularan
juga dapat terjadi secara tidak langsung, yaitu
jika virus yang mencemari petugas kandang,
peralatan kandang, serangga, ayam
liar/hewan lainnya masuk ke dalam tubuh
ayam sehat melalui saluran pencernaan atau
pernapasan.
Diagnosa Laboratorium

 PCR
 Pemeriksaan serologis :

◦ Virus Neutralization Test,


◦ ELISA dan
◦ HI
Diagnosa Banding
a. Newcastle Desease (ND) : menyerang sitem pernapasan yang menimbulkan ptechi
pada trachea sama dengan IB yang dapat meyebabkan adanya ptechi pada trachea,
tetap dapat dilihat perbedaanya pada ND dapat menginfeksi saluran digesti dan
terdapat ptechi pada nodul-nodul proven, sedangkan pada IB tidak menginfeksi
saluran pencernaan
b. Infectious Laryngotracheitis (ILT) : tanda klinis dengan keluarnya cairan mucus
berdarah adalah khas untuk ILT, sedangkan pada IB tidak terjadi batuk atau
keluarnya cairan mucus berdarah
c. Chronnic Respiratory Desease (CRD) : dapat menyebabkan penurunan produksi telur
tanpa mengganggu pembentukan telur, sedangkan pada IB juga dapat menyebakan
penurunan produki telur dan juga dapat mengganggu pembentukan dari telur.
d. Coryza adalah penyakit menular pada unggas yang menyerang sistem pernapasan
yang disebabkan oleh bakteri. dari hidung keluar eksudat berwarna jernih sampai
kuning dan bernanah dengan bau khas/busuk. Sekitar lubang hidung terdapat kerak
eksudat yang berwarna kuning, sinus infraorbital mengalami pembengkakan
akibatnya lipatan sekitar mata membengkak dan mata tertutup. Sedangkan pada IB
cairan yang keluar tidak berbau busuk dan tidak terjadi pembengkakak pada sus
infraorbiital
Pengendalian Penyakit

 Pencegahan
◦ Vaksinasi IB pada ayam pedaging diberikan pada umur 4 hari dan
diulangi pada umur 18-21 hari
◦ Pada ayam petelur vaksinasi diberikan 4-5 kali sebelum memasuki
periode bertelur
◦ Monitoring/pemantauan titer antibody IB secara rutin khususnya
untuk ayam petelur dan pedaging
◦ Melakukan sanitasi kandang
 Pengobatan
◦ Belum ditemukan obat yang dapat menyembuhkan IB
REFERENCES

 Darminto. 1992. Serotype of IB viral isolates. Penyakit Hewan. 24 : 76–81.


 Dharmayanti, N.L.P.I dan Indriani, R. 2017. Identification and Characterization of Infectious
Bronchitis Virus (IBV) in Indonesia. Jurnal Biologi Indonesia. 13(1):53-59.
 Irawaty, C.D. Budiantono, Kamal, M. Emelia, Ramlah dan Nuryani, N. STUDI KASUS:
INFECTIOUS BRONCHITIS ET NEPHRITIS-NEPHROSIS PADA AYAM SPECIFIC PATHOGENIC FREE
(SPF). Balai Besar Pengujian Mutu dan Sertifikasi Obat Hewan, Gunungsindur – Bogor,
16430.
 Moore, KM., JD. Bennett, BS. Seal, & MW. Jackwood. 1998. Sequence comparison of avian
infectious bronchitis virus S1 glycoproteins of the Florida serotype and five variant isolates
from Georgia and California. Virus Genes. 17: 63–83.
 Oade, M.S. Keep, S. Freimanis, G. L. Orton, R. J. Britton ,P. Hammond J. A. and Bickerton, E.
2019. Attenuation of Infectious Bronchitis Virus in Eggs Results in Different Patterns of
Genomic Variation across Multiple Replicates. Journal of Virology. 93(14).
 Retno, D., Lestariningsih, L., Purwanto, B. dan Hartono, S. 2015. Penyakit-Penyakit Penting
pada Ayam. Medion, Bandung.
 Tabbu, R.C. 2019. Atlas Berwarna Penyakit Unggas. Gadjah Mada Uiversity Press,
Yogyakarrta.

Anda mungkin juga menyukai