Anda di halaman 1dari 35

KELOMPOK 2

Fachrul Sabilly R
Hanhan Kagum Ismail
Hilmi Farhanudin
Kaori Puspitasari
Nike Puspita
Nurzakiyyah Rizky
Redo Yunita S
Ricky Rosadi
Rista Sipayung
Shinta Renjani
Tiara Puspita S
Waldi Israh Hadiansyah
SURVEILANS EPIDEMIOLOGI
HIV/AIDS

Variabel
Konsep teori epidemiologi Indikator program Syarat sistem
surveilans surveilans

Orang Tempat
Sistem Waktu Input Proses Output
Penyakit surveilans
Komponen
surveilans

Analisis
Pengumpulan Pengolahan Diseminasi
data 2
APA ITU Acquired Immuno Deficiency
Syndrome (AIDS) adalah penyakit yang
HIV/AIDS menyerang sistem kekebalan tubuh akibat
infeksi Human Immunodeficiency Virus
? (HIV).
HIV adalah virus yang menyerang
kekebalan tubuh Ketika kekebalan tubuh
diserang maka kondisi daya tahan
tubuhnya akan menurun. Ketika daya
tahan tubuh menurun seseorang yang
terkena HIV/AIDS akan diserang oleh
berbagai macam penyakit.
3
Beberapa Penyakit Akibat HIV/AIDS

Tuberkulosis (TBC)
Kriptokokus Meningitis

Herpes Simpleks Pneumonia Kronis


4
Secara umum HIV menular melalui :
1. Hubungan seksual
2. Penggunaan jarum suntik yang terinfeksi virus HIV
3. Kontak darah dengan penderita HIV/AIDS
4. Seorang ibu yang HIV/AIDS menularkan ke anaknya melalui ASI
HIV tidak menular melalui :
5. Kontak tangan dan sentuhan
6. Pemakaian kamar mandi yang sama
PENYEBAB
7. Ciuman
8. Berenang bersama
HIV/AIDS
9. Keringat
10. Batuk atau bersin
11. Makan dan minum bersama
12. Gigitan nyamuk 5
FAKTOR RESIKO HIV/AIDS
Kebijakan
Pemerintah
Pengobatan dan
Program Pencegahan Dukungan
dan Pemberantasan Pembiayaan
HIV/AIDS

PSK (Pekerja
Seks Komersial

Pengguna
Klien
Homoseks Narkoba Suntikan
Laki laki Berisiko
Rendah atau Tidak
Berisiko

Perempuan
Berisiko Rendah
atau Tidak Berisiko

Anak / Bayi

6
6
DIAGNOSIS PENYAKIT
Stadium HIV/AIDS ada 4 :
1.Stadium 1 = Fase HIV
2.Stadium 2 = Fase HIV
3.Stadium 3 = Fase AIDS
4.Stadium 4 = Fase AIDS
AIDS adalah orang yang sudah masuk pada stadium 3 dan 4 dan akan mudah terserang
berbagai macam penyakit. HIV/AIDS bukan sepenuhnya penyakit karena tidak ada orang
yang mati karena HIV/AIDS tetapi dia mati karena penyakit yang lain, Penyakit lain itu akan
menyerang jika fase nya sudah masuk ke AIDS yaitu stadium 3 dan 4.

7
7
SISTEM SURVEILANS HIV/AIDS

• Sistem surveilans HIV/AIDS bukan untuk mengukur KLB hanya untuk


mengukur yang disebut dengan deteksi dini.
• Survailens HIV/AIDS sifatnya tidak tiba-tiba artinya ketika ada kasus
tidak langsung melakukan survei (tidak exidentil) .
• Surveilans HIV cenderung terartur, misalnya tentang surveilans HIV/AIDS
yang ada di rumah sakit untuk melihat stadium dari penyakit HIV/AIDS
apakah masih dalam fase HIV atau sudah dalam fase AIDS.

8
8
ORANG

VARIABEL TEMPAT

EPIDEMIOLOGI
WAKTU

9
9
VARIABEL ORANG

1. UMUR

10
10
VARIABEL ORANG

2. JENIS KELAMIN

11
11
VARIABEL TEMPAT

12
12
VARIABEL WAKTU

13
13
r = (yt/y0)ᴵ/ᵼ - 1
= (56/529)ᴵ/2 - 1
= 0,56 – 1 MENGHITUNG
= -0,44 TREND ASUMSI
Yt = Yo ( 1+r )ᵼ KASUS HIV/AIDS
Y2020 = Y2019 ( 1+r )ᵼ TAHUN 2020
= 56 (1+(-0,44))2020-2019
= 56 (0,56)1
= 31,36

Berdasarkan perhitungan asumsi trand penyakit diatas


dapat diprediksi jumlah kasus HIV/AIDS pada tahun 2020
sebanyak 31,36 kasus. 14
14
KOMPONEN KEGIATAN SURVEILANS
Pengumpulan
data

Pengolahan
Diseminasi
data

Analisa
data

15
15
PENGUMPULAN DATA

Pengumpulan data kasus HIV/AIDS di Dinas Kesehatan Kota


Bandung menggunakan sistem Informasi HIV/AIDS (SIHA).

BAGAIMANA ALUR PENYAMPAIAN INFORMASI UNTUK


PENCATATAN PELAPORAN ?
1. Setiap pasyankes yang sudah ada layanan HIV/AIDS mencatat pada
sistem informasi HIV/AIDS berupa data kasus orang yang dinyatakan
positif HIV/AIDS.
2. Kemudian sistem informasi ini akan langsung masuk secara offline dan
diupload secara online pada sistem informasi HIV/AIDS Kementrian
Kesehatan
3. Hardcopy dari pasyankes dikirim secara online ke Dinas Kesehatan
Kota Bandung. 16
16
PENGOLAHAN DATA

Setelah data terkumpul dalam sistem informasi HIV-


AIDS Dinas Kesehatan Kota Bandung, selanjutnya data
diolah secara digitalisasi dengan menggunakan program
komputer (SPSS) dan disajikan dalam bentuk grafik untuk
melihat peningkatan atau penurunan kasus HIV-AIDS di
kota Bandung.
.

17
17
ANALISIS DATA

Setelah data terkumpul Dinas Kesehatan Kota


Bandung melakukan analisis secara univariat dan bivariat.
Univariat adalah penyajian data secara tabel dan grafik
sedangkan secara bivariat yaitu data yang terkumpul
dapat digunakan dalam penelitian epidemiologi penyakit
HIV/AIDS.

18
18
DISEMINASI
Setelah proses pengumpulan, pengolahan dan analisa
data, diperoleh umpan balik dari Dinas Kesehatan
Kota Bandung berupa program. Program tersebut
berawal dari Dinas Kesehatan Kota Bandung akan
mengadakan pertemuan atau rapat dengan
puskesmas atau pelayanan kesehatan yang lain yang
disebut dengan pertemuan monitoring evaluasi. Terkait
dengan masalah progam kerja akan dilakukan suatu
analisis dan Dinas Kesehatan Kota Bandung akan
membuat suatu perencanaan program dari hasil
analisis data.

19
19
BAGAIMANA ALUR PEMBUATAN
PROGRAM HIV/AIDS DI DINAS
KESEHATAN KOTA BANDUNG ?

ANALISIS SITUASI PERKIRAAN


PENETAPAN TUJUAN
DAN MASALAH PRIORITAS MASALAH

PENJADWALAN
PELAKSANAAN PENGANGGARAN
PROGRAM

20
20
11
In
di
ka
to
r In
p ut

22
In
di
ka
t or
P ro
se
s
33
Indikator Program Surveilans

In
d ik
a to
r O
ut
pu
t
21
Indikator Input

2. Dana (money)
1. Sumber Daya Manusia (man)
Sumber :
3. Sarana dan bahan
- APBD 1/APBD 2 yang ada di
Terdiri dari 2 orang
Kabupaten/kota,
- masa kerja 1. Sarana :
- APBN melalui dana BAK
- latar belakang pendidikan Sistem komputer dilengkapi
- Dana Hibah BLN (Bantuan
- mempunyai keterampilan dengan jaringan internet
Luar Negeri)
alat transportasi
Kedua petugas tidak 2. Laboratorium Pengecekan
Dana tersebut digunakan untuk
merangkap tugas, melainkan HIV-AIDS
melaksanakan program HIV-
“khusus surveilans”
AIDS yang telah direncanakan
sebelumnya.

22
22
BAHAN
NO Dokumen Ada Tidak ada

1. Rekapitulasi Laporan Penyakit HIV-AIDS √

2. Formulir Laporan Kejadian Luar Biasa (W1) √


3. Formulir Laporan Mingguan Penyakit (W2) √
4. Formulir Laporan Surveilans Terpadu Puskesmas √
(STP)
5. Formulir Laporan SP2TP/LB1 √
6. Formulir laporan Bulanan penyakit HIV-AIDS/LB3 √
7. Laporan P2KPus √
8. Formulir Investigasi Penderita HIV-AID √
9. Formulir Permintaan Pemeriksaan Spesimen √
10. Data Penduduk √
11. Data Kesehatan Lingkungan √

23
23
Indikator Proses
1. Data Angka Kematian
dengan rumus :
X/Y x k
X = Banyaknya orang dalam suatu populasi tertentu, selama suatu waktu jeda tertentu,
yang (1) mati oleh semua jenis penyebab (angka kasar/crude rate ); atau (2) mati oleh
sebab tertentu (angka khusus penyebab/cause specific rate).
Y = Angka insidiensi; banyaknya orang dalam populasi tertentu selama waktu jeda
tertentu.
k = Biasanya dinyatakan bernilai 1.000 jika r meliputi kematian dari semua penyebab.
Nilai 100.000 dipakai jika x menunjukkan kematian oleh sebab khusus.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan
Kota Bandung pada 3 tahun terakhir

JUMLAH PENDERITA HIV-AIDS


450

400 384

350 334

300 HIV
249 247 AIDS
250 MENINGGAL
TOTAL
200

150 131

100 80
58
50 31 25
5 6 2
0
Angka Kematian khusus penyakit HIV/AIDS
1. Angka kematian tahun 2017 :
Angka kematian Khusus = 5/2.497.938 x 100.000
= 0,2
⦁ Angka kematian tahun 2017 adalah 0,2 kematian per 100.000 penduduk
2. Angka kematian tahun 2018 :
Angka kematian khusus = 6/2.503.708 x 100.000
= 0.23
⦁ Angka kematian tahun 2018 adalah 0,23 kematian per 100.000
penduduk
3. Angka Kematian Tahun 2019
Angka kematian Khusus = 2/2.507.888 x 100.000
= 0.07
⦁ Angka kematian tahun 2019 adalah 0,07 kematian per 100.000
penduduk
INDIKATOR OUTPUT
Ketercapaian cakupan program di Dinas Kesehatan Kota
Bandung :
1. Kelompok beresiko yang sudah melakukan tes HIV
cakupannya 95%.
2. Ibu hamil yang sudah di tes HIV cakupannya 100%.
3. Pasien TBC rata-rata telah melakukan tes HIV
4. Pencapaian secara umum tes HIV di Kota Bandung
meningkat yaitu pada tahun 2018 ada 33.000 pasien
yang melakukan tes HIV dan sampai saat ini menjadi
49.000 pasien yang telah melakukan tes HIV/AIDS

Kekuranganya ?
Data yang didapatkan untuk dimasukan ke analisis
capaian masih berdasarkan estimasi.
28
28
Syarat Sistem Surveilans

Kemampuan untuk
Fleksibilitas dapat diterima
(acceptability

Kesederhanaa
Representative
(simplicity)

Ketepatan waktu
(timeline)
Kesederhanaa (simplicity)
Dalam pelaksanaan sistem surveilans HIV/AIDS Dinas Kesehatan Kota Bandung dilakukan
dengan cara yang sederhana karena kasus HIV/AIDS bukanlah kasus kronik melainkan kasus
akut dan bukan surveilans KLB yang artinya tidak ada survey aktif secara langsung. Fasilitas
pelayanan kesehatan wilayah kota Bandung melaporkan kasus secara langsung melalui SIHA
dan tidak mempengaruhi biaya operasional dalam kegiatan pengumpulaN, penyaluran dan
analisis data.
Fleksibilitas
Pelaksanaan surveilans HIV/AIDS di Dinas Kesehatan Kota Bandung dapat menyesuiakan
diri dengan perubahan informasi yang dibutuhkan atau situasi pelaksaan tanpa disertai
peningkatan yang berarti akan kebutuhan biaya, tenaga, dan waktu.

30
30
Kemampuan untuk dapat diterima (acceptability)
Petugas surveilans HIV/AIDS dinas kesehatan kota Bandung sangat
berpartisipasi dalam hal pelaksanaan program penanggulangan kasus HIV/AIDS
dan sering melakukan pelatihan kepada petugas lainnya di fasilitas pelayanan
kesehatan Kota Bandung.
Representative
Petugas surveilans yang kami wawancara mampu mendeskripsikan secara
akurat kejadian kasus HIV/AIDS di Kota Bandung. Data diolah dengan
menggunakan sistem komputerisasi kedalam bentuk tabel dan grafik.
Ketepatan waktu (timeline)
Sebagian besar puskesmas dan rumah sakit yang ada di wilayah kerja Dinas
Kesehatan Kota Bandung melaporkan data cukup tepat waktu sesuai kesepakatan
yaitu dengan secara langsung mengapload secara online kasus yang terjadi
melalui Sistem Informasi HIV/AIDS.
  31
31
KESIMPULAN
Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS) adalah penyakit yang
menyerang sistem kekebalan tubuh akibat infeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV).
HIV adalah virus yang menyerang kekebalan tubuh Ketika kekebalan tubuh diserang maka
kondisi daya tahan tubuhnya akan menurun. Ketika daya tahan tubuh menurun seseorang
yang terkena HIV/AIDS akan diserang oleh berbagai macam penyakit.
Dari hasil wawancara dengan petugas surveilans Dinas Kesehatan Kota Bandung
mengenai kasus HIV/AIDS di Kota Bandung bahwa terdapat total kasus HIV/AIDS selama tiga
tahun terakhir yaitu sebesar 329 kasus HIV/AIDS pada tahun 2017, 378 kasus HIV/AIDS pada
tahun 2018 dan 56 kasus pada tahun 2019. Total kematian yang terjadi akibat HIV/AIDS tiga
tahun terakhir yaitu sebesar 13 kasus kematian. Menurut data yang diberikan oleh petugas
surveulans HIV/AIDS di Dinas Kesehatan Kota Bandung yang paling rentan terkena penyakit
HIV/AIDS adalah lahi-laki dan kecamatan yang paling banyak terjadi kasus HIV AID yaitu
kecamatan Andir Kota Bandung.
Sistem surveilans HIV/AIDS di Dinas Kesehatan Kota Bandung sudah cukup baik karena
pelaporan kasus nya dilakukan secara langsung melalui Sistem Informasi HIV/AIDS yang
dapat diakses oleh seluruh pelayanan kesehatan di wilayah kota Bandung. Cakupan
programnya-pun sudah baik walaupun ada kelemahan pelaksanaan sistem surveilans penyakit
HIV/AIDS di Dinas Kesehatan Kota Bandung yaitu data yang didapatkan untuk dimasukan ke
analisis capaian masih berdasarkan estimasi.
32
32
SARAN

HIV/AIDS adalah salah satu penyakit menular seksual yang serius maka dari itu, kita
harus menjaga diri untuk menghindari agar tidak tertular virus HIV dengan cara :
1. Tidak melakukan kontak langsung dengan darah pasangan, air mani, cairan vagina, atau
luka dibagian kulit manapun.
2. Melakukan huungan monogamy. Setia kepada pasangan dan hanya melakukan
hubungan seksual dengan satu pasangan saja.
3. Hindari hubugan seksual dengan kelompok beresiko tinggi. Hindari seks bebas,
perselingkuhan, pelacuran, dan homoseksual.
4. Yakinkan pula pasangan anda agar jangan melakukan hubungan seks bebas atau
berganti-ganti pasangan.
5. Tidak melakukan hubungan anogenital (intercourse melalui dubur).
Kelompok kami menyarankan agar sistem surveilans di Dinas Kesehatan Kota
Bandung lebih aktif lagi dalam hal pelaporan kasus HIV/AIDS dengan memberikan
pemahaman kepada seluruh fasilitas pelayanan kesehatan seperti rumah sakit dan
puskesmas agar melaporkan kasus HIV/AIDS dengan tepat waktu agar dapat ditanggani dan
dibuat program dengan cepat untuk mengurangi terjadinya peningkatan kasus HIV/AIDS
pada tahun berikutnya.

33
33
Daftar Pustaka
1. Amiruddin, Ridwan. 2017. Surveilans Kesehatan Masyarakat. Jakarta:
CV. Trans Info Media
2. Adisasmito, Wiku. 2007. Sistem Kesehatan. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada.
3. Noor, Nur Nasri. 2014. Epidemiologi. Jakarta : Rineka Cipta.
4. Bustan, Nadjib. 2012. Pengantar Epidemiologi. Jakarta: Rineka Cipta.
5. Rahayu, Liswidyawati. 2010. Waspada Wabah Penyakit. Bandung: Penerbit
Nuansa.
6. Kumalasari, Intan. 2012. Kesehatan Reproduksi. Jakarta: Salemba Medika.
7. Data Badan Pusat Statistik Kota Bandung mengenai jumlah penduduk

  34
34
STOP AIDS !
JAUHI VIRUSNYA
BUKAN ORANGNYA !!

TERIMAKASIH 35
35

Anda mungkin juga menyukai