Anda di halaman 1dari 14

Teori Psikososial

Erik H Erikson
Prinsip dasar perkembangan

1. Pertumbuhan terjadi krn prinsip epigenetik: 1 bagian


komponen yg tumbuh dr komponen lain & memiliki pengaruh
tersendiri tetapi tdk menggantikan komponen sebelumnya
2. Di tiap tahapan perkembangan, ada konflik antara elemen
harmonis & elemen yg mengacaukan
3. Konflik tsb akan menghasilkan kekuatan & kualitas ego
4. Terlalu sedikitnya kekuatan pd 1 tahap mengakibatkan
patologi inti. Tiap tahap memiliki potensi patologi inti.
5. Aspek biologis tetap penting
6. Identitas ego terbentuk krn konflik2 pd ms lalu, sekarang &
yg diharapkan
7. Di setiap tahap ada krisis identitas
Ada 7 tahap perkembangan
1. Masa bayi (0-2 th)
2. Masa kanak-kanak awal (2-3 th)
3. Usia bermain (3-5 th)
4. Usia sekolah (6-12 th)
5. Remaja (13-18/19 th)
6. Dewasa Muda (19-30 th)
7. Dewasa (31-60)
Tahap psikososial 1: Masa bayi (0-1 th)
• Gaya sensori oral: bayi memperoleh & menerima stimulus melalui mulut dan indera
lain
• Memperoleh – tanpa usaha, bayi dpt memperoleh sensori (udara) & data sensori
diterima apa adanya
• Menerima – ada interaksi dgn lingkungan; lingkungan memberi dan bayi menerima
(makanan)
menjadi dasar bagi tumbuhnya kemampuan memberi di kemudian hari. Orang lain
akan memberi jk ybs mempercayai org tsb.
• Krisis: Rasa percaya dasar vs rasa tidak percaya dasar (sintonik-distonik)
Rs percaya muncul krn ibu yg hadir scr visual, ngobrol, mengusap, memeluk, dsb. Jika
terlalu besar (perhatian ibu terlalu besar, bayi menjadi terlalu percaya), mk kelak
mudah ditipu, rapuh
Rasa tidak percaya krn lapar, haus, bab/bak. Jika terlalu besar, kelak mudah marah,
frustasi, bermusuhan
• Jk bayi mengalami krisis dgn baik, akan memperoleh kekuatan dasar pertama yaitu
harapan
• Harapan dpt terbentuk bila bayi merasakan lapar, haus, tdk nyaman serta
berkurangnya ketidaknyamanan kemudian memperoleh pemenuhan dari
lingkungan. Dg kata lain, harapan terbentuk bila ibu memberi perhatian cukup, dan
memberi kesempatan pada bayi untuk mengalami lapar/haus/tdk nyaman
Tahap psikososial 2: Kanak-kanak awal (2-3 th)
• Gaya otot uretral anal: anak belajar mengendalikan tubuhnya yg
berkaitan dengan kebersihan & pergerakan
• Anak bersikeras utk mengendalikan diri & bergerak sementara ortu
bisa memfasilitasi atau justru membatasi
• Krisis: otonomi vs malu/ragu
• Bayi yg merasa percaya akan lebih mampu mengendalikan &
menggerakkan tubuhnya. Dan sebaliknya jk bayi tdk percaya mk ia
kesulitan utk mengendalikan tubuh.
• Idealnya otonomi sedkit lbh besar dari malu/ragu agar muncul
keinginan
• Keinginan dan kemauan merupakan kekuatan dasar pd ms kanak-
kanak awal yg berkembang dari krisis otonomi dan malu/ragu
• Anak diajarkan toilet training
Tahap Psikososial 3: Usia bermain (3-5 th)

• Gaya lokomotor genital: anak bergerak dan bermain.


Berkembang menjadi aktivitas yg bertujuan, termasuk
bermain peran
• Krisis: inisiatif vs rasa bersalah
• Jk inisiatif jauh lbh besar, anak menjadi tdk terkendali
• Jk rs bersalah jauh lbh besar, anak merasa terkekang
• Idealnya inisiatif sedikit lbh besar dari rs bersalah shg
muncul tujuan pd diri anak ketika beraktivitas
• Tujuan merupakan kekuatan dasar pd usia bermain
Tahap psikososial 4: Usia
sekolah ( 6-12/13 th)
• Dunia sosial anak meluas di luar keluarga
• Keinginan untuk mencari tahu lebih kuat
• Latensi psikoseksual: mengalihkan energi ke kegiatan bermain &
berkerja; belajar strategi interaksi sosial & membentuk gambaran
kompeten/tidak diri.
• Dasar dari ego identitas
• Krisis: industri vs rasa rendah diri
• Kemauan utk sibuk mengerjakan sesuatu dan menyelesaikannya
• Bila pengerjaan baik (krn dipuji), anak mengembangkan rasa industri
(memproduksi)
• Bila pengerjaan kurang baik (krn disalahkan), anak rendah diri
• Bila industri > rs rendah diri, mk akan mengembangkan kompetensi
• Kompetensi: rs percaya diri utk menggunakan kemampuan fisik & kogitif
dlm menyelesaikan masalah
• Bila industri = rs rendah diri, maka anak menyerah atau mundur ke fase
sebelumnya
Tahap psikososial 5: Remaja (13-18/19 th)
• Periode latensi sosial, mencoba berbagai peran dan tanggungjawab
• Pembentukan ego identitas mencapai puncaknya
• Krisis: identitas vs kebingungan identitas
• Identitas berasal dari 2 sumber:
1. Penegasan atau penyangkalan dari identifikasi ms kanak2
2. konteks sosial: norma, budaya, konformitas
• Identitas, bisa positif/negatif, apa yg remaja inginkan/tolak, ingin/tdk
ingin jadi apa, percayai/tdk
• Kebingungan identitas: gambaran diri yg terpisah, ketidakmampuan
utk akrab, merasa tdk ckp wkt, kurang konsentrasi, penolakan dari
lingkungan
• Kebingunan identitas penting untuk proses menemukan identitas.
Bila berlebihan, dpt mundur ke fase sebelumnya, menunda
tanggungjawab, pindah2 pekerjaan, pindah2 pasangan/selingkuh
Lanjutan: Remaja
• Bila identitas sedikit lebih drpd kebingunan mk akan tercapai:
1. Keyakinan ideologi
2. Kemampuan utk memutuskan bgm berperilaku
3. Rs percaya pd orang yg memberi masukan
4. Rs percaya diri utk memilih pekerjaan
• Dari krisis, muncul kekuatan dasar pd remaja yaitu kesetiaan
• Kesetiaan adalah keyakinan pd satu ideologi/nilai yg berkaitan
dengan agama, politik, sosial
• Patologi yg dpt muncul bila kesetiaan tdk terbentuk adalah
penyangkalan peran. Remaja kurang percaya diri atau bisa jg
menyimpang
Tahap Psikososial 6: Dewasa Muda (19-30 th)
• Genitalitas yaitu menjalin hubungan intim dengan orang yg dicintai.
Merupakan pencapaian utama psikoseksual
• Krisis: keintiman vs keterasingan
• Keintiman: kemampuan & kemauan utk saling mempercayai. Butuh
pengorbanan, kompromi & komitmen
• Keterasingan: ketidakmampuan utk berbagi keintiman dg org lain. Tdk
mampu menerima tanggungjawab sbg org dewasa yaitu bekerja,
prokreasi, cinta yg matang
• Keterasingan dibuthkan utk mencapai cinta yg matang. Cinta yg
berlebihan dpt menghilangkan ego identitas, kemunduran psikososial
dan ketidakmampuan menghadapi perkembangan berikutnya
• Kekuatan dasar yg muncul krn krisis tsb: cinta
• Cinta yg matang: komitmen, hasrat seksual, kerjasama, persaingan,
pertemanan. Walaupun intim, tetap memiliki identitas diri
• Patologi di dewasa muda: eksklusivitas
• Eksklusivitas : menolak ide, aktivitas atau orang tertentu utk menjaga
identitas
Tahap psikososial 7: Dewasa (31-60)
• Mulai mengambil bagian dlm masyarakat & menerima tanggungjawab
• Prokreativitas: tanggungjawab mengasuh dan merawat anak, bekerja
secara produktif
• Krisis: generativitas vs stagnasi
• Generativitas: membimbing generasi berikutnya, prokreasi anak,
bekerja, berkreasi & berkontribusi utk membangun dunia dg lbh baik
• Kebutuhan utk memperhatikan anak, akan meluas ke anak2 lain,
generasi berikutnya.
Lanjutan: Dewasa
• Keintiman & identitas akan membentuk generativitas,
meleburnya ego diri dg org lain, tanpa rasa takut kehilangan
ego.
• Kekuatan dasar : rasa peduli
• Rasa peduli: komitmen utk merawat org/gagasan/produk dari
org lain
• Patologi: penolakan, yaitu ketidakinginan utk merawat
org/kelompok tertentu
• Penolakan jg termasuk keyakinan bhw kelompok manusi lain
lebih rendah dari kelompoknya sendiri.
• Penolakan dpt berbnetuk kebencian, penghancuran, kekejaman
Tahap psikososial 8: Usia lanjut (60 th lebih)

• Sensualitas tergeneralisasi: mendapatkan kesenangan secara


fisik, baik melalui penglihatan, pendengaran, rasa, bau, dsb.
• Krisis: integritas vs keputusasaan
• Integritas: perasaan akan keutuhan & koherensi, kemampuan
mempertahankan identitas, & tdk kehilangan kekuatan fisik &
intelektual
• Integritas bs turun bila fisik lemah/sakit, kehilangan
pasangan/pekerjaan, rs tdk berguna scr sosial
• Keputusasaan: tanpa harapan
• Kekuatan dasar: kebijaksanaan
• Kebijaksanaan: mempertahankan integritas walaupun fisik &
mental menurun sembari memikirkan & menghadapi kematian
• Patologi: penghinaan, yaitu kondisi bingung & tdk berdaya
ketika melihat org lain

Anda mungkin juga menyukai