Anda di halaman 1dari 11

Koperasi Azzam Sukses Amanah (KASSA)

Sumber Dana, Produk dan Jasa


Koperasi Syariah
Penghimpunan Dana
Dalam rangka mengembangkan usaha maka pengurus koperasi syariah harus memiliki strategi pencarian
dana. Sumber dana dapat diperoleh dari anggota, pinjaman maupun hibah. Secara umum, sumber dana
koperasi diklasifikasikan sebagai berikut:

1) Simpanan Pokok
Merupakan modal awal anggota yang disetorkan ke koperasi dengan besaran yang sama semua anggota.
Akad yang digunakan masuk kategori Musyarakah (Syirkah Muwafadlah), sehingga semua anggota
berpartispasi dalam kerja juga sama.

2) Simpanan Wajib
Modal koperasi dimana besarannya diputuskan berdasarkan hasil musyawarah anggota dan disetorkan
secara rutin setiap bulannya sampai anggota dinyatakan keluar dari keanggotaan koperasi.
Penghimpunan Dana
3) Simpanan Sukarela
Modal koperasi dimana anggota yang memiliki kelebihan hartanya secara sukrela di simpan di
koperasi. Simpanan ini menjadi investasi dari anggota tersebut.

Bentuk simpanan sukarela ini memiliki 2 jenis karakter, yaitu:


a) Bersifat Dana Titipan (wadi’ah) dan dapat diambil setiap saat.
Wadi’ah ini ada 2 macam (Amanah dan Yad Dhamanah):
Wadi’ah Amanah, titipan yang tidak boleh dipergunakan baik untuk kepentingan koperasi
maupun investasi usaha. Koperasi sifatnya hanya menjaga titipan ini sampai diambil pemiliknya.
Biasanya berupa dana ZIS.
Wadi’ah Yad Dhamanah, titipan yang dapat dikelola oleh koperasi untuk usaha riil. Mengingat
titipan tersebut dikelola untuk usaha riil maka semestinya koperasi memberikan bonus (laba)
kepada yang menitipkannya apabila mendapatkan keuntungan.
Penghimpunan Dana
b) Investasi
Dana simpanan anggota tersebut memang ditujukan untuk kepentingan usaha dengan
mekanisme bagi hasil (mudharabah) baik revenue sharing, profit sharing maupun profit and
loss sharing. Konsep simpanan diberlakukan berupa:
 Mudharabah Mutlaqah (bentuk kerjasama antara pemilik dana dengan koperasi selaku
pengelola yang cakupannya sangat luas dan tidak dibatasi oleh spesifikasi jenis usaha, waktu
dan daerah usaha.
 Mudharabah Muqayyadah (bentuk kerjasama antara pemilik dana dengan koperasi selaku
pengelola yang cakupannya usaha dibatasi oleh pemilik dana).
4) Investasi Pihak Lain
Koperasi dapat bekerjasama dengan pihak lain (bank syariah atau pun program dari pemerintah)
dalam rangka mengembangkan usaha koperasi secara maksimal dikarenakan dana anggota yang
masih terbatas. Investasi ini bentuknya dapat menggunakan akad mudharabah maupun
musyarakah.
Penyaluran Dana
Sesuai dengan sifat koperasi dan fungsinya, maka sumber dana yang diperoleh harus diutamakan
kepada anggota dan calon anggota. Sifat penyaluran dana koperasi dapat menggunakan:

1) Akad Bagi Hasil


Kerjasama dilakukan dalam bentuk akad mudharabah maupun musyarakah, dimana dalam
penyaluran dana ini (koperasi bertindak selaku pemillik dana), sedangkan yang menjadi mitra
kerja bertindak selaku ‘pengusaha’ untuk mendanai usaha yang ‘capable’ untuk didanai.
Contohnya, pendirian klinik, kantin, toserba, dsb.
2) Akad Jual Beli
Jual beli yang pembayaran antara kedua pihak setelah harga dan keuntungan diketahui, baik
secara tunai atau pun angsuran (Piutang Murabahah), membayar biaya pesan kepada pihak III di
depan (Piutang Salam), membayar biaya pesan pihak III setelah barang jadi (Piutang Istisna), dan
sejenisnya.
Penyaluran Dana
3) Akad Jasa Umum
Koperasi mengusahakan jasa layanan seperti:
 Pengalihan piutang (hawalah);
 Sewa (ijarah) seperti penyewaan tenda, sound system pengantin;
 Titipan (wadi’ah), seperti penyediaan parkir, locker;
 Gadai (rahn), seperti gadai perhiasan, alat elektorinik dsb;
 Pendelegasian mengurus sesuatu kepada koperasi (wakalah), seperti pengurusan SIM, STNK,
membelikan barang di suatu tempat;
 Penjaminan anggota oleh koperasi kepada pihak III untuk memenuhi kewajibannya (kafalah),
seperti anggota yang mengajukan kepemilikan rumah ke bank;
 Pinjaman lunak (qard), biasanya diambilkan dari simpanan pokok anggota. Bisanya untuk
keperuan yang sifatnya kebutuhan dasar (pendidikan, kesehatan, dsb).
Sisa Hasil Usaha
SHU koperasi adalah pendapatan koperasi yang didapat dalam satu tahun buku
dikurangi dengan biaya, penyusutan serta kewajiban termasuk pajak dalam tahun
buku.
SHU adalah keuntungan yang usahanya dibagi sesuai dengan aktivitas ekonomi
anggota koperasi sehingga besaran SHU yang didapat oleh anggota akan berbeda.

Contoh Indikator:
• Jasa modal sebesar 25%
• Jasa anggota 30%
• Pengurus 10%
• Dana sosial 10%
Contoh Perhitungan Sisa Hasil
Usaha
Diketahui SHU Koperasi A memiliki SHU tahun 2019 sebesar Rp 40.000.000. Berdasarkan kesepakatan anggota di dalam AD/ART persentase
pembagian SHU, adalah jasa modal 20 persen, jasa modal anggota 25 persen, untuk cadangan koperasi 40 persen, dan lain-lainnya 15 persen. 
Jumlah simpanan anggota Koperasi A ada Rp 60.000.000 dan penjualannya selama tahun 2019 mencapai Rp 100.000.000. 
Fulan merupakan anggota, memiliki simpanan pokok Rp 2.000.000 dan simpanan wajib Rp 4.000.000. Fulan juga sudah berbelanja di koperasi
sebesar Rp 2.000.000. Maka, berapa SHU anggota yang diterima Fulan? 

Jawaban cara menghitung SHU anggota Fulan, 


Diketahui,
• SHU Koperasi A = Rp 40.000.000
• Jasa Modal= 20 persen
• Jasa Modal Anggota= 25 persen 
• Total simpanan Fulan (pokok+wajib)= Rp 6 juta
• Penjualan anggota (belanja Fulan)= Rp 2 juta 
• Total penjualan koperasi= Rp 100 juta
• Sisa Hasil Usaha (SHU) anggota = Jasa Modal (JMA) + Jasa Usaha (JUA)
• Jasa Modal (JMA) Fulan = (6.000.000 : 60.000.000) x 20% x 40.000.000 = Rp 800.000
• Jasa Usaha (JUA) Fulan = (2.000.000 : 100.000.000) x 25% x 40.000.000 = Rp 200.000
• Maka SHU Fulan untuk tahun 2019 adalah Rp 800.000 + Rp 200.000= Rp 1.000.000.
Literatur

Buchari, Nur S, Koperasi Syariah, Penerbit Mashun, Cetakan Pertama, Sidoarjo:


September 2009.
Rais, Sasli, Pegadaian Syariah: Konsep dan Sistem Operasional, Cetakan Pertama,
Universitas Indonesia Press, Jakarta: Mei 2005.
Jazakumullahu Khairan

Anda mungkin juga menyukai