Anda di halaman 1dari 31

Bab 4

Penentuan Kurs Mata Uang


Asing
Keseimbangan dalam Penentuan Kurs

Depresiasi/Apresiasi -
Devaluasi/Revaluasi
Permintaan dan penawaran terhadap
sebuah mata uang sebagai mekanisme
penentuan harga kurs
Permintaan dan
Penawaran
Misal Kurs Langsung di Indonesia:
Rp9.000/$ -> fokus pada dolar AS
Jika kita membeli (menjual) satu dolar
AS, maka kita akan menyerahkan
(menerima) sembilan ribu rupiah
Permintaan dan penawaran terhadap
dolar AS dari mana?
Permintaan dan Penawaran
Terhadap US$
Model dua negara: Indonesia dan AS
(Rupiah-$)
Permintaan terhadap $ datang dari
(diturunkan, derived from) dari permintaan
terhadap produk-produk AS, sekuritas
dengan denominasi $
Penawaran $ datang dari $ yang akan
ditukarkan ke Rupiah (untuk membeli barang
Indonesia)
KURS KESEIMBANGAN
Rp/$

9.000

Kuantitas $
Keseimbangan Berubah
Misal ada harga barang di Indonesia meningkat lebih
cepat dibandingkan dengan harga barang di AS, apa
yang akan terjadi?
Demand terhadap $ naik, karena banyak penduduk
Indonesia ingin membeli produk AS yang relatif lebih
murah  Kurva Demand bergeser ke kanan
Supply $ turun karena minat penduduk AS terhadap
produk Indonesia berkurang, $ yang akan ditukarkan
Rp berkurang  kurva Supply bergeser ke kiri.
Keseimbangan baru : Rp10.000/$
Keseimbangan Baru
Rp/$ S’

S
10.000

9.000

D’

Kuantitas $
Kasus Rupiah dan Dolar AS

Apresiasi/Depresiasi Dolar AS
= Rp/US$ baru – Rp/US$ lama
Rp/US$ lama
= (10.000 – 9.000)/9.000 = +11,11 atau $
mengalami apresiasi 11,11% terhadap Rp

Apresiasi/Depresiasi Rupiah
= US$/Rp baru – US$/Rp lama
US$/Rp lama
Kasus Rupiah dan Dolar AS (Perhitungan
Tingkat Apresiasi dan Depresiasi)

Apresiasi/Depresiasi Rupiah
= $e1/Rp (baru) – $0/Rp (lama)
$e0/Rp (lama)
Apresiasi Rupiah
= e1 – e0
e0
Kasus Rupiah dan Dolar AS (Perhitungan
Tingkat Apresiasi dan Depresiasi)

Apresiasi/Depresiasi Dolar
= Rp/$ (baru) – Rp/$ (lama)
Rp/$ (lama)
Depresiasi Dolar
= (1/e1) – (1/e0) = e0 – e1 = (e0/e1) – 1
(1/e0) e1
Hasil : tanda minus berarti depresiasi
tanda plus berarti apresiasi
Kasus Rupiah dan Dolar AS (Kaitan
antara Depresiasi dan Apresiasi)

Apresiasi Rupiah = $e1/Rp - $e0/Rp = x%


$e0/Rp
Atau, = (e1/e0) – (e0/e0) = x%
= (e1/e0) – 1 = x%
= e1/eo = 1 + x%
Kasus Rupiah dan Dolar AS (Kaitan
antara Depresiasi dan Apresiasi)
Karena Rp/$ adalah kebalikan $/Rp, maka
Depresiasi Dolar = Rp(1/e1)$ - Rp(1/e0)/$
Rp(1/e0)/$
Atau, = (1/e1) – (1/e0)
(1/e0)
= (e0/e1) – (e0/e0)
= e0/e1 – 1 = 1/(e1/e0) – 1
= 1/(1 + x%) – 1
= 1 - (1+x%) = -x%/(1+x%)
(1 + x%) (1+x%)
Faktor yang Mempengaruhi Kurs

Faktor Pengaruh
Inflasi Negatif
Pertumbuhan ekonomi Positif
Perbedaan tingkat bunga riil Positif
Independensi bank sentral Positif
Daya saing negara Positif
Kebijakan moneter longgar Negatif
Pengharapan Positif/Negatif
Independensi Bank Sentral

Tugas bank sentral:


1. Menjaga stabilitas harga
2. Menjaga tingkat bunga yang cukup
rendah
3. Menjaga nilai mata uang agar berada
dalam zona target tertentu
Kebijakan moneter vs kebijakan populis
pemerintah
Intervensi Bank Sentral

Pengaruh jangka panjang tidak


didapatkan dari intervensi, tetapi
dengan merubah variabel ekonomi
Dampak kebijakan pemotongan pajak oleh Trump

• Defisit fiskal negara US melebar


• Defisit fiskal yang terjadi dibiayai oleh penerbitan surat
hutang/UST
• Ekpektasinya adalah kenaikan imbal hasil UST
• Inflasi akan meningkat karena ekonomi US berada di
situasi full employment/full capacity
• The Fed akan menormalkan kembali suku bunga di US
• Suku bunga Fed Fund rate sebelum QE adalah 3.5%
Trump trade policy

• Trump has been a strong and vocal opponent of trade and


trade agreements: his opposition to the NAFTA dates back
decades; never clear exactly why? Or over what?
• In general, he opposes multi-party agreements because are no win-win
outcomes
• Total focus on merchandise trade deficit
• All deals must be win-lose where he “wins”
• There are only possible in bilateral agreements with smaller,
weaker opponents
• Key message: “US already engaged in a trade war it is losing”; hence
collateral damage along the way is no issue
Perekonomian Global dan Normalisasi
Kebijakan Moneter AS
10 year UST dan Fed fund rates
Inflasi dan current account negara yang
terkena dampak taper tantrum
Vulnerability ranking
Sentimen Negatif Krisis Turki dan Argentina
Yang Harus Diwaspadai

as of 29 August 2018; 8 pm
CAD difinancing oleh portfolio inflows & FDI
Strategi untuk menghemat dan memperbesar
devisa

• Menekan impor solar dengan mewajibkan Pertamina


mencampurkan biodiesel 20 persen atau B20 -> menghemat
devisa $2bn
• Menunda sebagian Proyek Strategis Nasional (Pembangunan
pembangkit listrik di Jawa dan Sumatra, Revitalisasi kilang minyak)
• Menaikkan pajak penghasilan (PPh) untuk impor 1.147 jenis barang ->
menekan deficit hingga $6bn
• Menunda target dan jadwal megaproyek listrik 35 ribu megawatt ->
menghemat devisa $10bn
• Mewajibkan semua ekspor tambang memakai skema letter of credit,
menyimpan devisa hasil ekspor tambang di dalam negeri atau pada
bank milik pemerintah di luar negeri
• Membuat special account deposit berbunga menarik untuk menampung
DHE
Pengendalian impor barang konsumsi melalui
penyesuaian PPh
Outlook ekonomi Indonesia

• Pelemahan Rupiah
• Suku bunga yang lebih tinggi
• Pertumbuhan ekonomi yang lebih rendah di 2019
• Tingkat inflasi yang meningkat
• Pembengkakan hutang yg jatuh tempo di bawah setahun
akibat kerugian kurs 80 tn -> Roll over hutang, Natural dan
swap hedging?
• Sektor berorientasi ekspor dan kebutuhan bahan baku
impor yang kecil (+)
• Pariwisata (+)

Anda mungkin juga menyukai