Anda di halaman 1dari 59

Refleksi Kasus

PEMBIMBING:
dr. Roezwir Azhary, Sp.S

Oleh:
Ahmad Syah Putra
Dita Ayu Permata Dewi
Echa Putri Anjani
Anamnesis
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. Y
Umur : 40th
No. MR : 347841
Alamat : Bandar Lampung
Tanggal masuk : 10 September 2020
Tgl pemeriksaan : 12 September 2020

Secara alloanamnesis
Keluhan Utama:
Penurunan kesadaran sejak 4 hari yang lalu

Keluhan Tambahan:
Batuk, demam.
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke RSAM dengan keluhan penurunan kesadaran sejak 2 hari SMRS.
Keluhan muncul tiba-tiba setelah pasien mengeluh tubuhnya sebelah kiri semakin
lemas yang disertai sakit kepala serta batuk yang disertai demam. Menurut keluarga
keluhan demam dirasa tidak terlalu tinggi dan hilang timbul. Kemudian dalam
keadaan tidak sadar pasien dibawa ke IGD RS Abdul Moeluk. Kelurga pasien
mengatakan 2 bulan yang lalu pasien menderita stroke dan sempat dirawat di
rumah sakit dan kemudian dipulangkan setelah keadaan pasien stabil untuk dapat
menjalankan perawatan dirumah. Pasien mengalami kelemahan pada tangan dan
kaki sebelah kiri. Sejak kurang lebih 1 bulan SMRS pasien tidak menghiraukan

80
anjuran dokter, pasien tetap merokok walaupun sudah diingatkan oleh keluarganya.

Keluhan lainnya seperti kejang, pelo, bibir mengot menurut keluarga tidak ada.

%
Gangguan penciuman, gangguan mendengar, telinga berdenging, penglihatan kabur
atau melihat dobel, perubahan suara atau suara menjadi bindeng, sulit menelan,
rasa kesemutan atau baal atau hilang rasa pada kulit, tidak diketahui pasti oleh
keluarga pasien.
Anamnesis

Riwayat Penyakit Dahulu: Riwayat Penyakit Riwayat


Pasien mengalami stroke 2 bln Keluarga: Ekonomi Sosial:
yang lalu. Tidak ada anggota Pasien jarang
Riwayat hipertensi (+) keluarga pasien yang berolahraga. Merokok
diabetes mellitus (-), riwayat
mengalami keluhan (+), Minum alkohol (-).
sakit ginjal (-), riwayat sakit
jantung (-). serupa. hipertensi (+)
Pemeriksaan Fisik
Status Present
KeadaanUmum : Tampak sakit berat
Kesadaran : Delerium
GCS : E2V3M4
Tanda-Tanda Vital
Tekanan Darah : 150/80 mmHg
Nadi : 78x/menit, teraba kuat,
isi cukup, regular
Laju Nafas : 21x/menit, reguler
Suhu : 36.8o C
Saturasi Oksigen: 97 %
Berat Badan : 52 kg
Tinggi Badan : 163 cm
IMT : 19,6 (normal)
Status Generalis

Kepala Telinga : dalam batas


- Rambut: Warna hitam, normal
pertumbuhan merata, Hidung : Deviasi (-),
tidak mudah dicabut, epistaksis (-/-)
uban(+) Mulut : sianosis (-)
- Mata : CA(-/-), SI(- /-), pucat (-)
ptosis (-/-), pupil isokor, reflek Lidah : Tidak dapat dinilai
cahaya (+/+) diameter
(2mm/2mm)
Cor Pulmo
Inspeksi : Pulsasi ictus cordis tidak Inspeksi : Simetris
terlihat Palpasi : Nyeri tekan (-), Fremitus taktil
Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS 5 tidak dapat dinilai
linea axilla anterior Perkusi : Sonor (+/+)
Perkusi : Batas jantung dalam batas Auskultasi: Vesikuler (+/+), rhonki (+/+)
normal
Auskultasi: BJ I-I regular, murmur (-),
gallop (-)

Abdomen
Ekstremitas
Inspeksi : Datar,
Auskultasi : BU (+) normal Superior : Oedema (-/-), akral hangat,
Palpasi : Nyeri tekan tidak dapat CRT <2s
dinilai Inferior : Oedema (-/-), akral hangat,
Perkusi : Timpani CRT <2s
PEMERIKSAAN NEUROLOGIS

N. Olfaktorius:
Sulit dinilai

N. Optikus
Tajam penglihatan : sulit dinilai
Lapang penglihatan : sulit dinilai
Tes warna : sulit dinilai
Fundus okuli : sulit dinilai
N. Occulomotoris, N. Trochlearis, N. Abdusens

Ptosis : (-/-)
Endofthalmus: (-/-) Posisi : Sentral
Exopthalmus : (-/-) Reflex cahaya langsung : (+/+)
Pupil Refleks cahaya tidak langsung: (+/+)
Pergerakan bola mata: sulit dinilai
Diameter : 2 mm/ 2 mm
Bentuk : bulat
Isokor/anisokor: isokor
N. Fasialis
N. Vestibulocochlearis

Inspeksi wajah sewaktu Ketajaman


Diam : Sudut bibir
simetris pendengaran:
N. Trigeminus Tertawa : sulit dinilai sulit dinilai
Meringis : sulit dinilai
Sensibilitas : sulit Menutup mata : Kedua mata
dinilai dapat menutup sempurna
Motorik : sulit
dinilai Pasien diminta untuk
Mengerutkan dahi : sulit
dinilai
Menutup mata kuat-kuat : sulit
dinilai
Menggembungkan pipi : sulit
dinilai
Sensoris
Pengecapan 2/3 depan lidah :
sulit dinilai
N. Glossofaringeus dan N. Vagus

Bicara : sulit dinilai


Menelan : sulit dinilai
Refleks muntah : sulit dinilai
Pengecapan 1/3 belakang :
Tidak dilakukan
Posisi uvula : Sulit dinilai
Posisi arkus faring: Sulit dinilai

N. Hipoglossus
N. Accesorius

M. Sternokleidomastoideus : sulit dinilai


M. Trapezius : sulit dinilai Atrofi : (-)
Fasikulasi: (-)
Deviasi : (-)
 Sistem Motorik Refleks Fisiologi
Gerakan Reflek tendon
Ekstremitas superior : pasif / pasif Reflek bicep :(+/+)
Ekstremitas inferior: pasif / pasif Reflek tricep : (+/+)
Kekuatan Reflek patella : (+/+)
Ekstremitas superior : sulit dinilai Reflek achilles : (+/+)
Ekstremitas inferior: sulit dinilai
Tonus
Ekstremitas superior : Normal / Normal
Ekstremitas inferior: Normal / Normal
Trofi
Ekstremitas superior :
(normotrofi/normotrofi)
Ekstremitas inferior:
(normotrofi/normotrofi)
Refleks Patologis (Ka/Ki) Sensibilitas : sulit dinilai
Hoffman tromer: (-/-) Propioseptif/ rasa dalam: sulit dinilai
Babinski : (-/+) Fungsi kortikal untuk sensibilitas: sulit dinilai
Chaddok : (-/-) Koordinasi: sulit dinilai
Oppenheim : (-/-)
Gordon : (-/-)
Schaefer : (-/-) Tanda Perangsangan Selaput
Klonus kaki : (-/-) Otak
Kaku Kuduk : (-)
Fungsi Otonom Kernig Test : (-)
Miksi : Inkontinesia (-), retensi Brudzinsky I : (-)
(-) Brudzinsky II : (-)
Defekasi : Inkontinesia (-), retensi
(-)
 
Fungsi Luhur
Fungsi Bahasa : sulit dinilai
Fungsi Orientasi : sulit dinilai
Fungsi Memori : sulit dinilai
Fungsi Emosi : sulit dinilai
Hasil pemeriksaan lab:
Tanggal Jenis
Parameter Hasil Nilai rujukan
Pemeriksaan Pemeriksaan
10/9/2020 Hematologi Hemoglobin 14,3 14.0-18.0 g/dl

Leukosit 14.200 4800-10800/ul


Eritrosit 4,8 4.7-6.1 juta/ul
Hematokrit 42 40-52 juta/ul
Trombosit 471.000 150000-
450000/ul
MCV 87 79-99 Fl
MCH 30 27-31 pg
MCHC 34 30-35 g/dl
LED 15 0-10 mm/jam
Gula Darah GDS 169 <140 mg/dL
FungsiGinjal Ureum 44 13 – 43 mg/dl
Creatinine 0,96 0,72 – 1,18
mg/dl
SGOT 33 0-50 U/L
SGPT 19 0-50 U/L
COVID-19 Antibody IgG/IgM -/- (Non-Reaktif)
CT SCAN

•Tampak lesi hipodens, batas tegas, multiple, di parenkim serebri substansia alba
periventikuler lateralis kanan
•Tampak lesi hipodens, batas tidak tegas, multiple di parenkim serebri daerah ganglia
basalis bilateral, thalamus bilateral
•Tampak lesi hipodens, batas tidak tegas, soliter, di parenkim pons kanan
•Tampak lesi hipodens, batas tidak tegas, di parenkim serebelum kanan
Kesan :
-Infark serebri multiple
Rontgen

Kesan:
•Gambaran bronkitis
•Tidak tampak kardiomegali
Resume

• Pasien datang ke RSAM dengan keluhan penurunan kesadaran sejak 2 hari


SMRS. Keluhan muncul tiba-tiba setelah pasien mengeluh tubuhnya sebelah kiri
semakin lemas yang disertai sakit kepala serta batuk yang disertai demam.
Menurut keluarga keluhan demam dirasa tidak terlalu tinggi dan hilang timbul.
• 2 bulan yang lalu pasien menderita stroke dan sempat dirawat di rumah sakit
dan kemudian dipulangkan setelah keadaan pasien stabil untuk dapat
menjalankan perawatan dirumah. Pasien mengalami kelemahan pada tangan
dan kaki sebelah kiri. Sejak kurang lebih 1 bulan SMRS pasien tidak
menghiraukan anjuran dokter, pasien tetap merokok walaupun sudah
diingatkan oleh keluarganya.
• Riwayat hipertensi (+), merokok (+)
• Pemeriksaan Fisik paru-paru didapatkan rhonki (+/+)
• Pemeriksaan neurologis reflek patologis Babinsky (-/+)
• Pada pemeriksaan Ct scan kesan Infark serebri multiple
Diagnosis

Diagnosis Klinis : Penurunan kesadaran + lateralisasi ke kanan


Diagnosis Topis : Infark serebri multiple
Diagnosis Etiologi : Stroke Infark Recurrent (non hemoragic)
Diagnosis
Siriraj Stroke Score
(2,5 X Derajat Kesadaran) + (2 X muntah) + (2 X sakit kepala) + (0,1 X tekanan darah
diastol) – (3 X ateroma) – 12

(2,5x 2 ) + (2x 0)+ (2x1) +(0,1 x 80)- (3x 1)- 12 = 0

Skor:
< -1 : curiga stroke non perdarahan
-1 s/d 1 : ragu-ragu
≥1 : curiga stroke perdarahan.
Maka dapat disimpulkan stroke
iskemik akut atau stroke infark
Tatalaksana
Non Medikamentosa: Monitoring:
- Airway, Breathing (O2 3 lpm nasal) - Keadaan umum
kanul),Circulation - Kesadaran
- Tirah baring - TTV
- Diet rendah garam - Defisit neurologis
- Fisioterapi - EKG

Medikamentosa:
- IVFD RL 20 tpm
- IFVD tutofusin 20 tpm
- Clopidogrel 1 x 75 mg
- Citicolin 2 x 250 mg inj
- Omeprazol 1x 40 mg inj
- Ranitidin 2x 25 mg inj
- Nebu combivent+pulmicort/ 8 jam
Edukasi
Keluarga

• Beritahu pasien tentang penyakitnya


• faktor risiko
• rencana terapi
• diet dan
• komplikasi
Prognosis
Quo ad vitam: ad bonam
Quo ad functionam: dubia ad malam
Quo ad sanactionam: dubia ad bonam
TINJAUAN
PUSTAKA
Definisi (WHO)
Tanda2 klinis yang berkembang cepat dari gangguan fungsi otak fokal atau global
dengan gejala2 yang berlangsung selama 24 jam atau lebih dan dapat menyebabkan
kematian tanpa ada penyebab lain selain vaskular.

Fakta seputar stroke:


 Penyebab kematian nomor 3 di dunia dan nomor 1 di Indonesia (15,4%; Price &
Wilson, 2005).
 Prevalensi meningkat pertahunnya: tahun 2007 = 8.3 per 1000 penduduk,
tahun 2013 = 12.1 per 1000 penduduk (Riskesdas)
 40% kasus stroke merupakan kejadian stroke berulang (Hardie et al., 2004)
Tipe dan manifestasi klinis
stroke

• Ischemic, 80%
- thrombosis, 50%
- embolism, 30%

• Hemorrhagic, 20%
- intracerebral
- subarachnoid (aneurysm)
CBF & Ischemic Tresshold

• Normal CBF : 50-60cc/100g/menit (bervariasi di bagian otak yang berbeda)


• CBF 20-30cc/100g/menit -> kehilangan aktivitas listrik
• CBF < 20cc/100g/minute -> kematian sel saraf
• Ischemic Penumbra: Daerah iskemik yang berada di sekitar daerah infark
dimana CBF antara 25-50% dari CBF normal disertai hilangnya mekanisme
autoregulasi
• Kelangsungan hidup sel saraf dapat dipertahankan apabila perfusi
pembuluh darah otak yang mengalami gangguan tersebut kembali seperti
semula dalam 2-4 jam
Stroke hemisferkanan dan kiri: Gejala umum (Artericerebrimedia)

Stroke Hemisfer Kiri (Dominan) : Stroke Hemisfer Kanan (Non-dominan)


• Aphasia • Gangguan lapang pandang kiri
• Hemiparesis dekstra • Gangguan fungsi sensoris sisi kiri
• Gangguan fungsi sensoris sisi kanan • Hemiparesis sinistra
• Gangguan lapang pandang kanan • Gangguan gerak bola mata kiri
• Gangguan gerak bola mata kanan • Disartria
• Disartria • Disorientasi ruang
• Gangguan membaca, menulis, dan
berhitung
Stroke Sirkulasi Posterior (Vertebrobasilar)

• Ataxia, gangguan gait


• Diplopia, oscillopsia, nystagmus, gangguan konjugasi gerak bola mata
• Mual & muntah (pusatnya di area post-rema)
• Crossed hemiparesis, defisit hemisensoris
• Lebih sering nyeri kepala
Klasifikasi
Stroke
1. SNH Atherotrom
Etiologi 2. SNH Embolik

Iskemik /
Non hemoragik

1. TIA
Tahapan klinis 2. RIND
3. Stroke in evol
4. Stroke comple

Stroke

1. ICH
Stroke Hemoragik 2. SAH
3. IVH
Stroke
Iskemik
Patogenesis & Patofisiologi

Faktor risiko:
• Kadar kolesterol dan trigliserida tinggi
• Zat beracun dalam rokok
• Kadar gula darah tinggi
• Hipertensi

Merusak
endothelium

Lemak, kolesterol, trombosit, sisa


metabolisme, dan kalsium menumpuk pada
dinding pembuluh darah

Di arteri serebri

Atherosclerotic Menebalkan dinding Diameter arteri


Plaque endothelium menyempit
Dari arteri selain arteri
serebri

Emboli (atherosclerotic Menyumbat arteri


plaque yang terlepas) Aliran darah
di/menuju otak Defisit neurologis
menurun
Atherosclerosis and Thrombus Formation:
Arterial Wall Injury

• Gangguan fungsi lapisan endothelial


cell

• Menghilangnya lapisan endothelial


• Kerusakan tunika intima superfisial

• Kerusakan tunika intima profunda


dan media disertai dengan
penigkatan aggregasi platelet dan
tromobosis pada diding pembuluh
darah
Faktor Risiko Stroke
Iskemik

Unmodified Risk Factors

• Penuaan / usia tua


• Jenis kelamin (laki-laki > perempuan)
• Ras (e.g., Afrika-Amerika)
• Diabetes mellitus
• Riwayat stroke/TIA sebelumnya
• Riwayat stroke dalam keluarga
• Bruit carotis asimptomatis

Sampai 30% orang yang mengalami TIA akan terkena stroke dalam waktu 5 tahun
Modified / treatable
risk factors

Major
Hipertensi
Penyakit jantung, misal atrial fibrillation
Merokok
TIA
Dyslipidemia
Kurang berolahraga
Obesitas

Perlu diteliti lebih


lanjut
Minum alkohol yg
berlebihan /
penyalahgunaan
obat-obatan
Tahapan stroke
iskemik
1. Trans Ischemic Attack (TIA)
Gangguan neurologis menghilang kurang dari 24 jam

2. Reversible Ischemic Neurological Deficits (RIND):


Gangguan neurologis menetap antara 24-72 jam

3. Stroke in evolution/progressing stroke

4. Completed stroke
Infark Serebri Berdasarkan Perjalanan
Klinisnya dapatdibagi menjadi 4 :

1. TIA (Trenssient Ischemic Attack) > Gejala dan tanda hilang


dalam waktu beberapa detik sampai dengan 24 jam. Difisit
neurologis dapat berupa hemiparise, monoparise, gangguan
penglihatan, sulit bicara.

2. RIND (Reversible Ischemic Neurological Deficit ) >Tanda dan


gejala hilang dalam beberapa hari sampai dengan minggu.
Lanjutan,

2. Stroke in evolution atau progressive Stroke >


defisit
neurologis bersifat fluktuatif, progresif kearah jelek,
biasanya disertai penyakit penyerta (DM,
Gangguan fungsi jantung, gangguan fungsi ginjal,
dll)

3. Completed Stroke (Stroke Komplit) > Defisit


Faktor
risiko:
• Aneurysm • Arteriovenosus malformation

• Tumor otak
• Obat-obatan (warfarin, heparin,
streptokinase)
Diagnosis
Stroke
Siriraj Stroke Score
(2,5 X Derajat Kesadaran) + (2 X muntah) + (2 X sakit kepala) + (0,1 X tekanan darah
diastol) – (3 X ateroma) – 12 .

Skor:
< -1 : curiga stroke non perdarahan
-1 s/d 1 : ragu-ragu
≥1 : curiga stroke perdarahan.
Algoritma Gajah Mada
Pemeriksaan
Penunjang
 Computerized Tomography Scan
Untuk menentukan perdarahan atau penyumbatan atau massa di dalam otak.
Di samping itu juga bisa untuk menentukan lokasi dan ukuran lesi.

Infark > lesi hipodens (lesi dengan densitas rendah) tampak lebih hitam
dibanding jaringan otak disekitarnya.

Perdarahan > Lesi hiperdens (lesi dengan densitas tinggi) tampak lebih
putih dibanding jaringan otak disekitarnya.

 Magnetic Resonance Imaging (MRI)


Dapat memberikan hasil gambar yang lebih detail dibanding CT Scan,
tetapi waktu yang dibutuhkan lebih lama. Selain itu biaya juga lebih mahal
untuk mengetahui topis kebocoran pembuluh darah di otak
 Carotid Doppler ultrasound
Untuk melihat apakah ada penyempitan atau penurunan alirah darah,
terutama pada arteri carotis.

 EKG
Untuk mengevaluasi fungsi jantung sehingga dapat diketahui apakah ada
gangguan
pada jantung yang dapat merupakan sumber emboli.

 Tes darah
Darah rutin, sedimentation rate, dan C-reactive protein dapat diusulkan.
Kadar elektrolit atau fungsi ginjal juga dapat dipertimbangkan.
CT Scan

Hemoragik stroke Iskemik stroke


STROKE

Spastisitas ROM MMT Gangg.


atau Flaccid Nyeri terbatas menur fungsiona
un l

PLF
A. Pemeriksaan
1.Anamnesis Keluhan Utama, Riwayat penyakit sekarang , Riwayat
Pribadi, Riwayat Keluarga.
2. Pemeriksaan Fisik
a. Tanda-tanda Vital: Tekanan darah, Denyut nadi, Pernapasan.
b. INSPEKSI : statis dan dinamis
c. PALPASI : Spasme otot, Kontraktur otot, flaccid atau
spastis dll
KOGNITIF, INTRA PERSONAL & INTER PERSONAL:

Kognitif : pasien belum dapat berbicara dengan jelas tetapi pasien


dapat mengikuti instruksi terapis dengan baik.
Intra personal : pasien mempunyai keyakinan/motifasi yang tinggi
untuk sembuh dan kembali beraktifitas.
Inter personal : komunikasi pasien hanya dapat di mengerti oleh
anak pasien tetapi interaksi dengan terapis dapat dilakukan dengan
baik.
KEMAMPUAN FUNGSIONAL & LINGKUNGAN
AKTIVITAS :

• Aktivitas Fungsional
Dasar: miring, duduk, berdiri, berjalan.
• Kemampuan Aktifitas
Fungsional: Pasien ketika BAB dan BAK, makan.
• Lingkungan aktifitas :
pasien belum dapat melakukan aktifitas secara mandiri
Pemeriksaan Spesifik

a. LGS dengan goneometer


b. Kekuatan otot
c. Pemeriksaan nyeri
d. Pemeriksaan reflek
1)Fisiologis : patella, biceps, triceps, achilles
2)Patologis : babinsky, chadock, oppenheim,
gordon, schefer dll.
Spastisitas Dengan Skala ASWORTH

NILAI KETERANGAN
0 Tidak ada peningkatan tonus
1 Ada peningkatan sedikit tonus otot, ditandai dengan
terasanya tahanan minimal (catch and release)
pada akhir ROM pada waktu sendi digerakkan
fleksi atau ekstensi
2 Ada peningkatan sedikit tonus otot, ditandai dengan
adanya pemberhentian gerakan (catch) dan diikuti
dengan adanya tahanan minimal sepanjang sisa ROM,
tetapi secara umum sendi tetap mudah digerakkan
3 Peningkatan tonus otot lebih nyata sepanjang sebagian
besar ROM, tapi sendi masih mudah digerakkan
4 Peningkatan tonus otot sangat nyata, gerak pasif sulit
dilakukan

5 Sendi atau ekstremitas kaku/rigid pada gerakan fleksi


atau ekstensi
Tes keseimbangan : duduk, berdiri dan berjalan

Pemeriksaan sensoris
- Panas-Dingin
- Kasar-Halus
- Tajam-tumpul
- Streognosis
- Grafestesia
- Propioceptif
- Diskriminasi 2 titik
DIAGNOSIS FISIOTERAPI

1. Impairment :

 kontraktur pada otot.

 keterbatasan Lingkup gerak sendi

 Spastisitas

 penurunan kekuatan otot

 gangguan koordinasi

 gangguan keseimbangan
2. Functional limitation

pasien belum dapat kembali keposisi tidur terlentang secara mandiri

setelah miring
 pasien belum dapat miring dengan mandiri ke kiri

 Pasien belum dapat duduk mandiri

3. disability

Keterbatasan dalam aktifitas sosial dan berinteraksi dengan

lingkungan
Penatalaksanaan
Pengelolaan pasien stroke akut, pada dasarnya dapat dibagi dalam:

1. Pengelolaan umum, pedoman 5B:


- Breathing
- Blood
- Brain
- Bladder
- Bowel

2. Pengelolaan berdasarkan penyebabnya

• Stroke iskemik:
- Memperbaiki aliran darah ke otak (reperfusi)
- Prevensi terjadinya trombosis (antikoagulasi & antiaggregasi)
- Proteksi neuronal / sitoproteksi

• Stroke hemoragik
- Pengelolaan konservatif untuk perdarahan
- Pengelolaan operatif
• Stroke iskemik:
- Memperbaiki aliran darah ke otak (reperfusi)
Menggunakan rt-PA (recombinant tissue plasminogen activator) atau
menggunakan streptokinase. Syarat pemberian maksimal 3 jam setelah
onset (penyumbatan), tidak terdapat kondisi yang merupakan
kontraindikasi pemberian.

- Prevensi terjadinya trombosis (antikoagulasi & antiaggregasi) Antikoagulan


seperti heparin atau warfarin diberikan pada pasien stroke iskemik yang
memiliki risiko untuk terjadi emboli otak, misal dengan kelainan jantung
atau DVT.
Obat antiaggregasi memiliki banyak pilihan, seperti aspirin, clopidogrel,
cilostazol, ticlopidin, thenopiridine, dll.
- Proteksi neuronal / sitoproteksi
• CDP choline (citicolin), memperbaiki membran sel dengan cara menambah sintesa
phospatidylcholine, menghambat terbentuknya radikal bebas dan dan menaikkan
sintesis neurotransmitter seperti asetil kolin.

• Piracetam, cara kerja pasti tidak diketahui namun diperkirakan memperbaiki integritas
sel, memperbaiki fluiditas membran dan menormalkan fungsi membran.

• Statin, untuk antilipid mempunyai efek anti oksidan sehingga dapat mengurangi
pelepasan plaque tromboemboli dan memperbaiki pengaturan eNOS (endothelial
Nitric Oxide Synthese, mempunyai sifat antitrombus, vasodilatasi, dan anti inflamasi)

• Cerebrolisin, sebagai suatu protein otak bebas lemak dengan khasiat anti
calpain, penghambat caspase dan neurotropik.
Program/Rencana Fisioterapi
1. Tindakan Fisioterapi
- IRR
- breathing exercise
- PNF
- Balance Exercise
- Latihan koordinasi
- Terapi Manipulasi
- Passive Stretching
- positioning
- Latihan ADL
2. Edukasi
1)pasien disarankan untuk menggerakan aggota tubuhnya dengan
mandiri
2)pasien sarankan untuk merubah posisi dari tidur ke miring ssetiap
2 jam sekali
3)keluarga disarankan untuk membantu pasien dalam melatih
anggota gerak tubuh pasien dan

memberikan semangat kepada pasien.


Daftar Pustaka

1. Edward C.J. 2020. Ischemic Stroke. Medscape

https://emedicine.medscape.com/article/1916852-overview

13/9/2020

2. Pengenalan Stroke secara Umum. 2018;45(10):2018.

3. Mardjono M, Sidharta P. Neurologi Klinis Dasar. Dian Rakyat;

2014.

4. Widiastuti P, Agung A, Ngurah B, et al. Sistem Skoring Diagnostik

untuk Stroke : Skor Siriraj. 2015;42(10):776-779.


Thank You

Anda mungkin juga menyukai