Anda di halaman 1dari 34

Pengertian Teknik Evaluasi Tes dan Non Tes

Evaluasi Tes

Menurut Arikunto (dalam Aliyah 2014),


ada beberapa istilah yang berkaitan
dengan evaluasi
Arifin (2012:118), suatu teknik atau cara 1. Test: alat atau prosedur yang
yang digunakan dalam melaksanakan digunakan untuk mengetahui atau
mengukur sesuatu.
kegiatan pengukuran, seperti 2. Testing: waktu tes itu dilaksanakan
pertanyaan, pernyataan, atau 3. Testee: responden yang sedang
mengerjakan tes
serangkaian tugas yang harus dikerjakan/ 4. Tester: orang yang diserahi untuk
melaksanakan pengambilan tes
dijawab peserta didik untuk mengukur
terhadap para responden
aspek perilaku peserta didik.
Pengertian Teknik Evaluasi Tes dan Non Tes
(Sudijono, 2009) Teknik
Evaluasi Non Tes
evaluasi nontes dilakukan
dengan
 pengamatan(observation)
 wawancara (interview)
 menyebarkan angket
(quistionnaire)
 memeriksa atau meneliti
Penilaian tidak menggunakan tes. dokumen-dokumen
(Fadarwati, 2015), penilaian nontes (documentary analysis).
cenderung digunakan untuk menilai
selain aspek kognitif pada peserta
didik, yaitu keterampilan maupun
sikap peserta didik.
Fungsi Evaluasi Tes dan Non Tes.
Fungsi Evaluasi Tes Fungsi Evaluasi Non Tes
 Sebagai alat pengukur
 Alat untuk mengetahui tercapai
terhadap peserta didik.
tidaknya tujuan instruksional
 Umpan balik bagi perbaikan
 Sebagai alat pengukur
proses belajar mengajar
keberhasilan program  Dasar dalam menyusun
pengajaran. laporan pengajuan belajar
peserta didik kepada orang
tuanya
 Dapat dijadikan sebagai bahan
pertanggung jawaban
2.3 Ranah Kognitif, Afektif, dan Psikomotor Sebagai Obyek
Evaluasi Tes dan Non-tes

RANAH KOGNITIF

Ranah kognitif merupakan ranah yang


mencakup kegiatan otak. Yang berarti,
segala upaya yang menyangkut
aktifitas otak termasuk ke dalam
ranah kognitif. (Sudaryono, 2012).
Tingkatan Ranah Kognitif

Mengingat (Remember) Memahami/mengerti Menerapkan (Apply)

o Mengingat merupakan usaha (Understand) o Menerapkan menunjuk pada proses


mendapatkan kembali o Memahami/mengerti berkaitan kognitif memanfaatkan atau
pengetahuan dari memori dengan membangun sebuah mempergunakan suatu prosedur untuk
atau ingatan yang telah pengertian dari berbagai melaksanakan percobaan atau
lampau, baik yang baru saja sumber seperti pesan, bacaan menyelesaikan permasalahan.
didapatkan maupun yang dan komunikasi.( setingkat o Menerapkan meliputi kegiatan
sudah lama didapatkan. lebih tinggi dari ingatan atau menjalankan prosedur (executing) dan
o Mengingat merupakan hafalan.) mengimplementasikan (implementing).
dimensi yang berperan o Kemampuan ini dapat
penting dalam proses dijabarkan ke dalam tiga
pembelajaran yang bentuk, yaitu menerjemahkan
bermakna (meaningful (translation), menginterpretasi
learning) dan pemecahan (interpretation), dan
masalah (problem solving). menfekstrapolasi
o Mengingat meliputi (extrapolation).
mengenali (recognition) dan o Secara teknis test yang biasa
memanggil kembali disajikan berupa diagram,
(recalling). grafik, denah, dan gambar.
Tingkatan Ranah Kognitif
Menciptakan (Create)
Menganalisis (Analyze) Mengevaluasi (Evaluate)
o Evaluasi berkaitan dengan proses o Menciptakan mengarah pada proses
o Menganalisis merupakan kognitif meletakkan unsur-unsur
kognitif memberikan penilaian
memecahkan suatu secara bersama-sama untuk
berdasarkan kriteria dan standar
permasalahan dengan membentuk kesatuan yang koheren
yang sudah ada.
memisahkan tiap-tiap bagian o Evaluasi meliputi mengecek dan mengarahkan siswa untuk
dari permasalahan dan menghasilkan suatu produk baru
(checking) dan mengkritisi
mencari keterkaitan dari tiap- dengan mengorganisasikan
(critiquing).
tiap bagian tersebut dan o Mengecek mengarah pada kegiatan beberapa unsur menjadi bentuk
mencari tahu bagaimana atau pola yang berbeda dari
pengujian hal-hal yang tidak
keterkaitan tersebut dapat sebelumnya.
konsisten atau kegagalan dari suatu
menimbulkan o Menciptakan meliputi
operasi atau produk. Mengkritisi
permasalahan. menggeneralisasikan (generating)
o Menganalisis berkaitan mengarah pada penilaian suatu
dan memproduksi (producing).
produk atau operasi berdasarkan
dengan proses kognitif
pada kriteria dan standar eksternal.
memberi atribut (attributeing) o Soal evaluasi adalah soal yang
dan mengorganisasikan
berhubungan dengan menilai,
(organizing).
mengambil kesimpulan,
membandingkan, mengkritik,
membedakan, menerangkan,
memutuskan dan menafsirkan.
Asesmen: Tes dan Non-Tes

AFEKTIF DAN PSIKOMOTORIK

Nama/NIM: Gede Yudistiyawan/1813011022

rogram Studi Pendidikan Matematika Undiksha

Dharmaning Sajjana Umerdhyaken Widyaguna


Perhatiannnya terhadap
 mata pelajaran

Kedisiplinannya dalam
 mengikuti mata pelajaran

Ranah Afektif disekolah

Ranah yang berkaitan dengan sikap dan nilai. Motivasinya yang tinggi
Ranah afektif mencakup watak perilaku seperti  untuk tahu lebih banyak
perasaan, minat, sikap, emosi, dan nilai. mengenai pelajaran yang
di terimanya

Penghargaan atau rasa


 hormatnya terhadap guru
dan sebagainya
Menilai (valuing) Penerimaan (receiving)
Memberikan nilai atau Kepekaan seseorang dalam
memberikan penghargaan menerima rangsangan
terhadap suatu kegiatan atau (stimulus) dari luar yang
obyek   datang kepada dirinya

 
Organisasi Tanggapan (responding)
(Organization) Kemampuan yang dimiliki oleh
Mempertemukan perbedaan seseorang untuk mengikut
sertakan dirinya secara aktif
nilai sehingga terbentuk  dalam fenomena tertentu dan
nilai baru yang universal membuat reaksi terhadapnya
Karakterisasi dengan suatu
kompleks nilai
Keterpaduan semua sistem nilai yang telah
dimiliki seseorang, yang mempengaruhi
pola kepribadian dan tingkah lakunya.
Memiliki keterampilan
 yang mumpuni

Mampu menghasilkan
 sesuatu setelah
Ranah Psikomotorik didemonstrasikan

Hasil belajar kognitif dan hasil belajar afektif


akan menjadi hasil belajar psikomotorik  Terampil dan kreatif
apabila peserta didik telah menunjukkan dalam berlatih
sesuatu atau perbuatan tertentu sesuai dengan
makna yang terkandung dalam ranah kognitif
dan ranah afektifnya Bisa mendemonstrasikan
 keterampilannya ke
banyak orang
Naturalisasi Imitasi (meniru)
Menguasai kinerja tingkat tinggi Mengamati dan memolakan perilaku
sehingga terjadi alamiah tanpa harus seperti yang pernah dilakukan orang
berpikir lebih jauh tentang hal tersebut lain

 

 
Artikulasi Manipulasi
Mengoordinasikan dan mengadaptasikan Mampu melaksanakan tindakan
sederetan kegiatan untuk meraih tertentu dengan mengingat atau
keselarasan dan konsistensi internal  mengikuti perintah atau prosedur

Presisi
Menghaluskan, menjadi lebih tepat.
Melakukan suatu keterampilan dengan
ketepatan yang tinggi
Langkah-langkah Penyusunan Tes

2. Analisis Kurikulum (Standar


1. Menetapkan Tujuan Tes Kompetensi dan Kompetensi Dasar)

 Suatu tes dilaksanakan tentu  Tahap analisis kurikulum


pada dasarnya memiliki tujuan dilaksanakan dengan tujuan
yang dicapai, tujuan tersebut untuk menentukan bobot dari
dapat berupa melihat potensi, suatu pokok bahasan.
mengukur EXPORT
kecepatan, IMPORT
Penentuan bobot untuk setiap
diagnostik, keperluan seleksi, pokok bahasan dilakukan atas
kelulusan, maupun perbaikan dasar jumlah waktu pertemuan
dalam pembelajaran. Dalam yang tecantum dalam
menentukan tujuan tes kurikulum atau Garis-Garis
hendaknya memperhatikan Besar Program Pengajaran
mengenai kesesuaian antara (GBPP) atau RPP. Standar
tujuan khusus tes dengan Kompetensi mata pelajaran
tujuan umum dari sebuah adalah deskripsi pengetahuan,
program yang lebih besar keterampilan, dan sikap yang
seperti misalnya program harus dikuasai setelah siswa
3. Menentukan Indikator

 Indikator pada dasarnya adalah suatu ciri-ciri


perilaku yang khas dari sebuah kompetensi atau
perilaku yang akan diukur oleh suatu alat. Untuk
merumuskan indikator dengan tepat, guru harus
memperhatikan materi yang akan diujikan,
indikator pembelajaran, kompetensi dasar, dan
standar kompetensi. Indikator yang baik
dirumuskan secara singkat dan jelas. Syarat
indikator yang baik:
a. Menggunakan b. Menggunakan satu c. Dapat dibuatkan
kata kerja kata kerja soal atau
operasional operasional untuk pengecohnya (untuk
(perilaku khusus) soal objektif, dan soal pilihan ganda).
yang tepat satu atau lebih kata (Purnomo, 2012)
kerja operasional
untuk soal uraian/tes
perbuatan,
Ada dua model penulisan indikator, yaitu

1. Model pertama adalah menempatkan kondisinya di


awal kalimat. Model pertama ini digunakan untuk soal
yang disertai dengan dasar pernyataan (stimulus),
misalnya berupa sebuah kalimat, paragraf, gambar,
denah, grafik, kasus, atau lainnya. Contoh: Disajikan 2. Model yang kedua adalah menempatkan peserta
tabel statistika (kondisi awal/stimulus), siswa dapat didik dan perilaku yang harus ditampilkan di awal
menentukan (KKO) mean, median, dan modus dari data kalimat. Model yang kedua ini digunakan untuk soal
tersebut. yang tidak disertai dengan dasar pertanyaan
(stimulus). Contoh: Siswa dapat menetukan volume
kubus (tidak ada stimulus).
Dengan adanya berbagai variasi kisi-kisi yang
disajikan, kisi-kisi harus memenuhi beberapa
persyaratan, yaitu:

a. Mewakili isu kurikulum yang akan diujikan


4. Membuat kisi-kisi

 Kisi-kisi tes juga dikenal dengan


b. Komponen-komponennya rinci, jelas, dan
istilah blue-print, lay-out, atau tabel mudah dipahami
spesifikasi. Manfaat kisi-kisi adalah
untuk menjamin sampel soal yang
baik, dalam arti mencakup semua c. Soal - soalnya harus dapat dibuat sesuai dengan
indikator dan bentuk soal yang ditetapkan.
pokok bahasan secara proporsional
(Riyana, 2011)
dan menghasilkan butir-butir tes
Simple Portfolio
sesuai dengan tujuan tes.

Presentation
Contoh format penulisan kisi-kisi
5. Membuat Instrumen

a. Penulisan Soal b. Menelaah Soal


Setelah kisi – kisi dalam tabel spesifikasi Meskipun penyusunan soal telah dilakukan
tersedia, dilanjutkan dengan membuat butir dengan kehati – hatian dan ketelitian, tidak
– butir soal. Banyaknya butir – butir soal yang menutup kemungkinan akan terjadi kekeliruan,
harus dibuat untuk setiap bentuk soal, pokok kesalahan, atau kekurangan misalnya terkait
bahasan, dan untuk setiap aspek aspek dalam pengukuran terhadap kemampuan
kemampuan yang hendak diukur harus yang spesifik, penggunaan bahasa, atau juga
disesuaikan dengan yang tercantum dalam kekurangan pemberian opsi jawaban. Menelaah
kisi – kisi. soal dapat dilakukan secara individu atau pada
sejumlah sampel. Sampel uji coba harus memiliki
karakteristik yang relatif sama dengan
karakteristik peserta tes yang sebenarnya.
OM SWASTIASTU
NI KADEK DWI MEIKA
TISNAYANTHI/1813011080/ 5C

18
Analisis Hasil Tes Uji Coba dan Revis
i Soal
⦁ Analisis validitas
⦁ Tingkat kesukaran
⦁ Daya pembeda
⦁ Analisis pengecoh

Tidak valid akan dilakukan revisi atau perbai


kan.

19
Merakit Soal Menjadi Tes

20
Langkah-Langkah Penyu
suan Non Tes
Non tes adalah cara penilaian hasil belajar peserta
didik melalui pengamatan sistematis tanpa menguji
peserta didik (Mulyadi, 2010). penilaian peserta
didik dapat dilakukan dengan observasi,
melakukan wawancara (interview), menyebar
angket (quistionnaire), dan lain sebagainya (Anas,
2009).
1
Melakukan Analisis Buku P
elajaran dan Sumber Mater
i Belajar Lainnya
menentukan bobot setiap pokok bahasan untuk
memperkecil kekeliruan dalam memilih sampel
bahan untuk soal tes
2
Menentukan Dimensi dan In
dikator
menentukan tema-objek/hal-hal pokok yang
menjadi pusat tinjauan teori. Selanjutnya membuat
uraian/rincian indikator
Ketentuan merumuskan indikator
1. 2. 3.
Setiap KD dikembangkan Keseluruhan indikator Indikator yang dikenmb
sekurang-kurangnya men memenuhi tuntutan komp angkan harus menggamba
jadi tiga indikator etensi yang tertuang d rkan hirarki kompetens
alam kata kerja yang d i
igunakan dalam SK dan
KD
4. 5. 6.
Rumusan indikator seku Indikator harus mengak Rumusan indikator dapa
rang-kurangnya mencaku omodir karakteristik m t dikembangkan menjadi
p dua aspek, yaitu tin ata pelajaran sehingga beberapa indikator pen
gkat kompetensi dan ma menggunakan kata kerja ilaian yang mencakup r
teri pelajaran operasional yang sesua anah kognitif, afekti
i f, dan/atau psikomotor
24
3
Membuat Kisi – Kisi

dimensi indikator, jumlah butir soal per indikator,


dan nomor butir
Format Kisi Kisi Penulisan Soal Non-Tes
Jumlah Soal Per Indikator
Nomor
No Dimensi Indikator Pernyataan Pernyataan
Soal
Positif Negatif
 
         
 

Untuk mengisi kolom dimensi dan


indikator, penulis soal harus
mengetahui terlebih dahulu validitas
kontruksnya yang disusun/dirumuskan
melalui teori.

26
NAMA : DEWA MADE ANANDA DIAN ISWARA
NIM : 1813011098
KELAS : 5D

ASSESMEN

TEST DAN NON-TEST


MEMBUAT INSTRUMEN

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
Ketentuan/kaidah penulisan sebagai berikut :

Materi :
1. Pernyataan harus sesuai dengan
1 rumusan indikator dalam kisi-kisi.
2. Aspek yang diukur
Kontruksi :

1. Pernyataan dikonstruksikan singkat dan jelas.


2. Kalimatnya bebas dari pernyataan yang tidak relevan.
3. 01
Kalimat bebas dari pernyataan yang bersifat negatif ganda.
4. Kalimat bebas dari pernyataan yang mengacu pada masa lalu.
5. Kalimat bebas dari pernyataan yang dapat diinterprestasikan sebagai fakta.
6. 02
Kalimat bebas dari pernyataan yang dapat diinterprestasikan lebih dari satu
2 cara.
7. Kalimat bebas dari pernyataan yang mungkin disetujui.
8. Setiap pernyataan hanya berisi satu gagasan secara lengkap.
9. Kalimat bebas dari pernyataan yang tidak pasti.
10. Jangan banyak mempergunakan kata hanya,
sekedar, semata-semata.
04 Gunakan seperlunya.
Bahasa Budaya :
1. Bahasa soal harus komunikatif dan
sesuai dengan jenjang pendidikan
peserta didik atau responden.
3 2. Soal harus menggunakan bahasa
Indonesia baku.
3. Soal tidak menggunakan bahasa yang
berlaku setempat/tabu.
Kaidah-kaidah penulisan secara lengkap dijelaskan oleh Rahman
(2011) sebagai berikut :

01 Hindari menulis pernyataan yang membicarakan


kejadian yang lalu.

02 Hindari menulis pernyataan berupa fakta atau dapat


ditafsirkan sebagai fakta.

03
Hindari menulis pernyataan yang bermakna ganda

04 Hindari menulis pernyataan yang tidak relevan dengan


objeknya.
05 Hindari menulis pernyataan yang memungkinkan untuk
disetujui oleh hampir semua peserta.

06 Hindari pernyataan-pernyataan yang diperkirakan mencakup


keseluruhan skala afektif yang diinginkan.

07 Setiap pernyataan hendaknya ditulis ringkas.

08
Pernyataan yang berisi unsur – unsur yang bersifat umum,

09 Kata-kata hanya, sekedar, sama sekali, dan atau semata-


semata, harus digunakan seperlunya dan dengan hati-hati
agar tidak menimbulkan kesalahan penafsiran.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai