Anda di halaman 1dari 42

Konsep Kematian, Kehilangan

dan Berduka

Disusun Oleh:
Kelompok 2
Anggita Anggraeni Frengki Eko Wibowo Nabila Puspitasari Nurmalia Dwi Astuti
Dwi Wirawaty Indah Sundari Siregar Nadiya Nurazizah Yosua Septian
Kehilangan dan berduka
merupakan istilah yang dalam
pandangan umum berarti
sesuatu yang kurang enak
untuk di bicarakan sehingga
memunculkan respon
emosional yang berbeda dari
setiap orang.
KONSEP KEHILANGAN
Konsep Kehilangan

Kehilangan adalah penarikan sesuatu


atau seseorang atau situasi yang
berharga, baik sebagai pemisahan
yang nyata maupun yang di antisipasi.
Kehilangan pribadi adalah segala
kehilangan signifikan yang
membutuhkan adaptasi melelui proses
berduka.
10/10/2020 4
Kehilangan
Kehilangan orang terdekat
Objek atau yang Kehilangan
Eksternal dicintai Hidup

22 33 44 55
11

Kehilangan
lingkungan Kehilangan JENIS
yang dikenali Aspek Diri KEHILANGAN

6
Aktual loss
Kehilangan yang dapat dikenal oleh orang
lain, sama dengan individu yang mengalami
kehilangan

Perseived loss (psikologis) Tipe


Kehilangan
Perasaan individual, tapi menyangkut hal-hal
yang tidak dapat dinyatakan dengan jelas

Anticipatory Loss
Perasaan kehilangan terjadi sebelum
kehilangan terjadi
Dampak Kehilangan
Masa Anak

Mengancam kemampuan untuk berkembang,


kadang akan timbul regresi serta rasa takut
untuk ditinggalkan atau dibiarkan kesepian

Remaja dan Dewasa muda


Remaja memahami seputar kematian, serupa
dengan orang dewasa. Harus menghadapi
implikasi personel tentang kematian.
Menunjukkan perilaku berisiko. Dengan serius
mencari makna tentang hidup lebih sadar dan
10/10/2020
tentang masa depan. 7
Dampak Kehilangan
Dewasa tua

Kehilangan khususnya kematian pasangan


hidup dapat menjadi pukulan yang sangat
berat dan menghilangkan semangat hidup
orang yang ditinggalkan.

10/10/2020 8
Konsep Kematian
Pengertian Kematian
Secara etimologi death berasal dari
kata deeth atau deth yang berarti
keadaan mati atau kematian. Sementara
secara definitif, kematian adalah
terhentinya fungsi jantung dan paru –
paru secara menetap, atau terhentinya
kerja otak secara permanen.

10/10/2020 9
Tanda – tanda kematian

1. menjelang kematian,
2.saat kematian,
3.dan setelah kematian.
Sebab – Sebab Kematian
1. Penyakit keganasan, misalnya karsinoma
hati, karsinoma mamma, karsinoma paru,
penyakit kronis, misalnya CRF ( Chronik
renal failure) atau gangguan ginjal,
Myocard Infarction atau gangguan
vaskuler.
2. Kecelakaan
Tipe Tipe Menjelang Kematian
1. kematian yang pasti dengan waktu yang diketahui, yaitu
adanya perubahan yang cepat dari fase akut ke kronik.
2. Kematian yang pasti dengan waktu tidak bisa diketahui,
biasanya terjadi pada kondisi penyakit yang konik.
3. Kematian yang belum pasti, kemungkinan sembuh belum
pasti, biasanya terjadi pada klien dengan operasi radikal
karena adanya kanker.
4. Kemungkinan mati dan sembuh dengan waktu tidak bisa
diketahui, biasanya terjadi pada kondisi penyakit yang
konik.
Konsep Berduka

Pengertian Berduka

Berduka adalah respon emosi yang diekspresikan


terhadap kehilangan yang dimanifestasikan
adanya perasaan sedih, gelisah, cemas, sesak
nafas, susah tidur, dan lain-lain. Berduka
merupakan respon normal individu ketika
mengalami kehilangan.

10/10/2020 13
Teori dari Proses Berduka
a. Teori Engels
1. Fase I (shock dan tidak percaya)
2. Fase II (berkembangnya
kesadaran)
3. Fase III (restitusi)
4. Fase IV
5. Fase V
Teori dari Proses Berduka

b. Teori Kubler-Ross
1. Penyangkalan (Denial)
2. Kemarahan (Anger)
3. Penawaran (Bargaining)
4. Depresi (Depression)
5. Penerimaan (Acceptance)
Teori dari Proses Berduka

c. Teori Martocchio
d. Teori Rando
1. Penghindaran
2. Konfrontasi
3. Akomodasi
Jenis-Jenis Berduka

1. Berduka normal
2. Berduka antisipatif
3. Berduka yang rumit
4. Berduka tertutup
Respon Berduka

1. Tahap Pengingkaran
2. Tahap Marah
3. Tahap Tawar-menawar
4. Tahap depresi
5. Tahap Penerimaan
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Rasa Kehilangan dan Berduka
1. Perkembangan Manusia
2. Hubungan Personal
3. Sifat dari Rasa Kehilangan
4. Strategi koping
5. Status sosial ekonomi
6. Budaya dan etnik
7. Kepercayaan Spiritual dan
Keagamaan
8. Harapan
Asuhan Keperawatan Kehilangan dan
Berduka
Di sebuah desa dikota A ada sepasang suami istri yang
baru 1 bulan menikah, sang suami bernama Arza dan
sang istri bernama Ningrum. Ketika itu Ningrum baru
saja di ketahui positif hamil. Pada suatu hari arza
mengalami kecelakaan yang mengakibatkan arza
meninggal. Orang tua ningrum mengatakan hal ini
membuat ningrum merasa sangat terpukul.
Asuhan Keperawatan Kehilangan dan
Berduka
Dia terus menangis, tidak mau makan dan keluar kamar, dia
mengurung diri dan memandangi foto arza. Dia menjadi jarang
berbicara dan terkadang sering teriak memanggil nama arza.
Dia sering berkata bahwa tidak percaya arza telah pergi,
selain itu dia sering terbangun dan menangis keras memanggil
arza. Saat pengkajian ningrum tampak lemas,wajah tampak
kusut. Klien tampak putus asa dan sedih, klien susah
berkosentrasi ketika perawat bertanya.tampak kantung mata
tanda-tanda vital N: 75x/mnt , S: 370C , TD: 120/80 mmHg
RR: 24x/mnt
Data Fokus
ANALISA DATA
Dx 1
Dx 1
Dx 2
Dx 2
Dx 3
Intervensi
A.Tujuan umum:
Pasien berperan aktif melalui proses berduka secara
tuntas.
B. Tujuan khusus:
1. Mampu mengungkapkan perasaan berduka
2. Menjelaskan makna kehilangan
3. Klien dapat mengungkapkan kemarahan nya secara
verbal
4. Klien dapat mengatasi kemarahan nya dengan
koping yang adaptif
5. Klien dapat mengidentifikasi rasa bersalah dan
perasaan takutnya
10/10/2020 29
Intervensi
6. Klien dapat mengidentifikasi tingkat depresi
7. Klien dapat mengurangi rasa bersalah nya
8. Klien dapat menghindari tindakan yang dapat
merusak diri
9. Klien dapat menerima kehilangan
10. Klien dapat bersosialisasi lagi dengan keluarga
atau orang lain

10/10/2020 30
Tahap Tindakan
Keperawatan
1. Mengingkari   
• Jelaskan proses berduka
• Beri kesempatan kepada pasien untuk
mengungkapkan perasaan nya
• Mendengarkan dengan penuh perhatian
• Secara verbal dukung pasien,tapi jangan
dukung pengingkaran yang dilakukan
• Jangan bantah pengingkaran pasien,tetapi
sampaikan fakta
• Teknik komunikasi diam dan sentuhan
10/10/2020
• Perhatikan kebutuhan dasar pasien 31
Tahap Tindakan
Keperawatan
2. Marah   
• Dorong dan beri waktu kepada pasien untuk
mengungkapkan kemarahan secara verbal tanpa
melawan dengan kemarahan
• Bantu pasien atau keluarga untuk mengerti bahwa
marah adalah respon yang normal karena merasakan
kehilangan dan ketidakberdayaan 
• Fasilitasi ungkapan kemarahan pasien dan keluarga
• Hindari menarik diri dan dendam karena pasien
/keluarga bukan marah pada perawat
• Tangani kebutuhan pasien pada segala reaksi
kemarahan nya. 
10/10/2020 32
Tahap Tindakan
Keperawatan
3. Tawar-menawar 
• Bantu pasien untuk mengidentifikasi rasa
bersalah dan rasa takutnya
• Dengarkan dengan penuh perhatian
• Ajak pasien bicara untuk mengurangi rasa
bersalah dan ketakutan yang tidak rasional
• Berikan dukungan spiritual

10/10/2020 33
Tahap Tindakan
Keperawatan
4. Depresi   
• Identifikasi tingkat depresi dan bantu
mengurangi rasa bersalah
• Berikan kesempatan kepada pasien untuk
mengekspresikan kesedihannya
• Beri  dukungan non verbal dengan cara duduk
disamping pasien dan memegang tangan pasien
• Hargai perasaan pasien
• Bersama pasien bahas pikiran negatif yang sering
timbul
• Latih pasien dalam mengidentifikasi hal positif
10/10/2020
yang masih dimiliki 34
Tahap Tindakan
Keperawatan
5. Penerimaan  
• Sediakan waktu untuk mengunjungi pasien secara
teratur
• Bantu klien untuk berbagi rasa ,karena biasaanya
tiap anggota tidak berada ditahap yang sama pada
saat yang bersamaan.
• Bantu pasien dalam mengidentifikasi rencana 
kegiatan yang akan dilakukan setelah masa
berkabung telah dilalui.
• Jika keluarga mengikuti proses pemakaman,hal yang
dapat dilakukan adalah ziarah (menerima
kenyataan),melihat foto-foto proses pemakaman
10/10/2020 35
Masalah utama   : kehilangan dan berduka
Pertemuan ke    : 1
(respon mengingkari terhadap kematian suami)

Proses Keperawatan Tindakan Keperawatan


• Kondisi        :  klien tampak 1. Bina hubungan saling percaya
menangis terus dan tampak lemah 2. Jelaskan proses berduka
• Diagnosa      :  Duka cita  terganggu 3. Beri kesempatan kepada pasien untuk
mengungkapkan perasaan nya
• TUK         : 4. Mendengarkan dengan penuh perhatian
a. Klien dapat membina hubungan 5. Secara verbal dukung pasien, tapi jangan
saling percaya dukung pengingkaran yang dilakukan
b. Klien mampu mengungkapkan 6. Teknik komunikasi diam dan sentuhan
perasaan berduka 7. Perhatikan kebutuhan dasar pasien
Strategi Pelaksanaan

Fase Pra interaksi Fase Orientasi


Perawat melihat data-data pasien meliputi ”selamat pagi, bu ningrum. bagaimana perasaan
identitas pasien , alamat , pekerjaan , pendidikan ibu sekarang? Perkenalkan buk Saya perawat A .
, agama , suku bangsa ,riwayat kesehatan jadi buk hari ini saya akan membantu ibu untuk
(RKS,RKD.RKK).Perawat telah siap melakukan melewati masalah ibu. Bagaimana ibu apa ibu
tugas nya tanpa ada masalah pribadi yang punya waktu sekitar 10-15 menit. Saya akan
terbawa-bawa. menemani ibu sampai kemakam sampai prosesi
pemakaman nya selesai ya bu.”
Strategi Pelaksanaan

Fase Kerja Fase Terminasi


“apakah ibu mau menyampaikan sesuatu? “setelah kembali dari makam ,bagaimana
Baiklah ibu saya paham dengan perasaan ibu perasaan ibu? Ibu masih tampak tampak sedih
saat ini,ibu sedih dan kita semua disini juga .saya akan pulang dulu ya bu. Usahakan ibu
sedih, tapi semua itu sudah kehendak dari yang makan,minum,dan istirahat ya.nanti,dua hari lagi
kuasa, kita sebagai manusia hanya bisa berserah saya akan datang kesini lagi ya bu,dijam yang
diri dan menerima semua ini, ibu mau minum? sama.kita.baiklah bu,sampai jumpa.”
Saya ambilkan... ya. Bagaimana dengan makan?
coba sedikit ya bu,agar ibu tidak lemas,”apakah
ibu mau kemakam? Baiklah akan saya temani ya
bu...
Masalah utama    : kehilangan dan berduka
Pertemuan ke    :  2 (respon marah terhadap kematian suami)

Proses Keperawatan Tindakan Keperawatan


• Kondisi        :  klien masih tampak 1. Dorong dan beri waktu kepada pasien untuk
mengungkapkan kemarahan secara verbal tanpa
sedih dan menyendiri melawan dengan kemarahan
• Diagnosa        :  Duka cita 2. Bantu pasien atau keluarga untuk mengerti bahwa
marah adalah respon yang normal karena
terganggu merasakan kehilangan dan ketidakberdayaan
• TUK         : 3. Fasilitasi ungkapan kemarahan pasien dan
keluarga
• Klien dapat mengungkapkan 4. Hindari menarik diri dan dendam karena pasien
kemarahan nya secara verbal /keluarga bukan marah pada perawat
Klien dapat mengatasi kemarahan 5. Tangani kebutuhan pasien pada segala reaksi
kemarahan nya.
nya dengan koping yang adaptif
Strategi Pelaksanaan

Fase Pra interaksi Fase Orientasi


Perawat telah siap melakukan tindakan “selamat pagi bu,masih ingat dengan saya? Saya
selanjutnya tanpa ada masalah pribadi yang perawat roma.yang kemarin kesini bu,tampak
terbawa-bawa nya ibu sedang kesal?ibu bisa ceritakan kenapa
ibu tampak kesal,saya akan menemani ibu
selama 20 menit ya.kita ngobrol-ngobrol disini
aja bu? Dihalaman depan ? Oww..baiklah kalau
begitu.”
Strategi Pelaksanaan

Fase Kerja Fase Terminasi


“Apa yang membuat ibu kesal?apa yang ibu “nah,kalau masih muncul rasa kesal ,coba
rasakan saat kesal dan apa yang telah ibu lakukan cara yang kita bahas tadi ya bu? mau
lakukan untuk mengatasi kekesalan ibu?baiklah coba cara yang mana ? mau dijadwalkan ?
bu.saya mengerti,ada beberapa cara untuk baiklah,dua hari lagi kita bertemu lagi ya bu
meredakan kekesalan ibu,yaitu tarik nafas disini?
dalam,istigfar,berwudhu ,shalat ,dan bercakap- membahas tentang perasaan ibu lebih
cakap dengan anggota keluarga ibu yang lain. lanjut,bagaimana ibu? baiklah kalau begitu saya
ibu punya hobi olah raga atau hobi yang lain mohon pamit dulu ya bu,sampai jumpa.”
nya? Oya...kalau begitu ibu bisa melakukan
hobi ibu untuk dapat mengatasi kekesalan ibu.”
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai