Anda di halaman 1dari 32

PENGELOLAAN

LIMBAH MEDIS RUMAH SAKIT

Samuel Budi Harsono, S. Farm., M.Si.., Apt.


Divisi FARMAKOLOGI & FARMASI KLINIS
FF UNIV SETIA BUDI SURAKARTA
Pendahuluan

 Disadari bahwa limbah layanan medis


dapat menimbulkan dapak negatif thd
kesehatan dan keselamatan dari
petugas, pemulung dan masyarakat

 Limbah layanan medis dapat menjadi


tempat berbiaknya mikro-organisme
dan sarang vektor penyakit dan tikus

 Secara garis besar dibagi menjadi


sampah medis dan sampah non
medis
TUJUAN PENGELOLAAN LIMBAH

 Melindungi pasien, petugas kesehatan,


pengunjung dan masyarakat sekitar fasilitas
pelayanan kesehatan dari penyebaran
infeksi dan cidera
 Membuang bahan-bahan berbahaya
(sitotoksik, radioaktif, gas, limbah infeksius,
limbah kimiawi dan farmasi) dengan aman
Jumlah Sampah

 Langkap pokok pengelolaan


sampah adalah mengukur
produksi sampah karena
menentukan jumlah dan
volume sarana penyimpanan
dan pembuangan sampah,
seperti pemilihan ukuran
incinerator, alat angkut, dll.

 Pengukuran jumlah sampah


dapat menggunakan ukuran
berat atau ukuran volume
Berat dan Volume
Sampah Rumah Sakit

 Diperkirakan produksi dampah


domestik adalah 2 Kg/pasien/hr
sedang di AS = 3,25 Kg/pasien/hr

 Volume sampah diperlukan untuk


menentukan ukuran bak dan sarana
pengangkutan, shg perlu survei
pada Rumah Sakit setempat

 Meningkatnya produksi samah RS


karena peningkatan penggunaan
barang disposable
Pengangkutan
Sampah

 Pengangkutan limbah harus menggunakan troli khusus yang


kuat, tertutup, dan mudah dibersihkan, tidak boleh tercecer,
petugas kesehatan menggunakan APD ketika mengangkut limbah.
 Pengangkutan dalam ruangan memakai kereta, sedangkan untuk
bangunan bertingkat dapat dibantu dgn menyediakan cerobong
sampah atau lift pada sudut ruangan
 Lift pengangkut limbah berbeda dengan lift pasien, bila tidak
memungkinkan atur waktu pengangkutan limbah
 Kereta sampah supaya dipisah antara sampah medis dan sampah
non-medis, karena berkaitan dengan metode pembuangan dan
pemusnahannya
 Dalam strategi pengelolaan sampah RS perlu ditetapkan lebih dulu
prosedur standar (PROTAP) pengelolaan sampah yang harus
dipatuhi oleh semua fihak yang terlibat
Sarana
Pengangkutan

Sangat diharapkan kendaraan


yang dipakai mengangkut
sampah medis dan sejenisnya
hanya untuk itu saja

Mudah diangkut dan dibongkar serta


mudah dibersihkan dan
dilengkapi alat pengumpul
kebocoran

Harus dipasang tanda atau kode


untuk sampah medis/klinis
Metode
Pembuangan

 Sebagian besar limbah medis / klinis


dibuang dengan metode incinerator
atau setelah sterilisasi (autoclave atau
bahan kimia hipoklorit / permanganat)
dengan sanitary landfill

 Evaluasi keberhasilan pengelolaan


sampah bisa dilihat dengan indikator :
- akumulasi sampah tak terangkut
- peningkatan populasi lalat
- adanya keluhan masyarakat, pasien,
pengunjung atau petugas rumah sakit
Limbah
Layanan Medis
 Rumah sakit merupakan penghasil limbah medis/klinis
terbesar, sehingga perlu pengolahan pendahuluan sebelum
diangkut ke tempat pengumpulan dan pemusnahan

 Limbah atau sampah medis/klinis adalah limbah yang


berasal dari pelayanan medis, perawata, gigi, veterinary,
farmasi atau sejenisnya, pengobatan, perawatan,
pendidikan dan penelitian yang menggunakan bahan
beracun dan infeksius

 Jenis limbah klinis :


- benda tajam - limbah farmasi
- limbah infeksius - limbah kimia
- limbah jar tubuh - limbah radioaktif
- limbah sitotoksik
Kategori
Limbah Medis/Klinis
 Golongan A : a. Dressing bedah, swab dan semua limbah
terkontaminasi;
b. Bahan linen kasus penyakit infeksi
c. Seluruh jar tubuh manusia, hewan dari lab, dan hal
lain yang berkaitan dengan swab dan dressing

 Golongan B : Syringe bekas, jarum, cartridge, pecahan gelas dan


benda tajam lainnya

 Golongan C : Limbah lab dan post partum, kecuali yg masuk gol. A

 Golongan D : Limbah bh kimia dan farmasi tertentu

 Golongan E : Pelapis bed-pan disposable, urinoir, incontinence, pad


dan stamagbags
Pemilahan dan Pengurangan
Sampah Medis

 Alur limbah hrs diidentifikasi dan dipilah


 Reduksi volume limbah merupakan proses
yang kontinyu
 Pemisahan limbah B3 dari limbah lainnya
pada tempat penghasil adalah kunci
pembuangan yang paling baik
 Dengan limbah berada di kantong dan
kontainer yang sama untuk penyimpanan,
pengumpulan dan pembuangan akan
mengurangi kemungkinan kesalahan
petugas dlm penanganan
Penampungan
Sampah Medis

 Sarana penampungan limbah


medis harus memadai,
diletakkan pada tempat yang
pas, aman, dan higienis

 Pemadatan adalah cara yang


efisien dalam penyimpanan
sampah medis yang bisa
dibuang di sanitary landfill,
namun pemadatan tidak boleh
dilakukan pada limbah
infeksius dan benda tajam
Pemisahan
Sampah Medis
 Untuk memudahkan berbagai macam sampah/limbah medis yang
dbuang, maka harus dilakukan pemisahan dengan memakai kantong
plastik berwarna (kode warna)

Warna Kantong Jenis Sampah/Limbah

Hitam Limbah rumah tangga biasa, tidak digunakan untuk


menyimpan atau mengangkut limbah medis

Kuning Semua jenis limbah yang akan dibakar di incinerator

Kuning dgn strip Jenis sampah medis yang sebaiknya dibakar tapi bisa juga
hitam dibuang di sanitary landfill bila dilakukan cara pengumpulan
terpisahdan pengaturan pembuangan
Biru muda atau Limbah untuk di autoclav (atau sejenis) sebelum
transparan dgn strip pembuangan akhir
biru tua
Standarisasi Kantong dan Kontainer
Pembuangan Limbah medis

 Karena terdapat berbagai macam kantong dan


kontainer serta logo (simbol) yang dipergunakan
untuk pembuangan sampah medis, maka perlu
standardisasi nasional warna dan kode masing-
masing jenis sampah medis

 Keseragaman akan memberikan keuntungan sbb :


- mengurangi biaya dan waktu pelatihan petugas
- meningkatkan keamanan petugas dalam/luar RS
- pengurangan biaya produksi kantong dan kontainer

 Kantong dan kontainer harus kuat, bermutu, tidak


mudah robek dan tidak bereaksi dgn sampah yang
disimpan di dalamnya
Kode Simbol/Piktogram
Standard (lihat juga GHS)
 Sampah Infeksius
Kantong berwarna kuning dengan simbol
biohazard yang berwarna hitam (international)

 Sampah Citotoksik
Kantong berwarna ungu dengan simbol limbah
sititoksik (pembelahan sel fase telofase)

 Sampah Radioaktif
Kantong berwarna merah dengan simbol trefoil
(bhs lain : trifolium, three-leaved plant
(international)

 Sampah Umum
Kantong warna hitam dengan simbol tulisan
“Domestik” warna putih
Pengelolaan Sampah Medis
Golongan A

 Dressing bedah dan limbah medis lainnya ditampung dlm bak


penampungan limbah medis, dilengkapi dengan kantong
plastik diikat kuat kalau ¾ isi sudah penuh, maksimal 1 hari
sekali diangkut, dimusnahkan dgn incinerator

 Prosedur yg digunakan disetujui Pimpinan jbj, Kepala Bagian


Sanitasi dan Dinas Kesehatan

 Semua jar tubuh, placenta dll ditampung bak medis dalam


kantong yang tepat untuk dimusnahkan dgn incinerator

 Alat lab yabg terinfeksi dimusnahkan dengan incinerator dan


incinerator dioperasikan dibawah pengawasan bagian sanitasi
Rumah Sakit
Pengelolaan Sampah Medis
Golongan B

 Syringe, jarum, dan cartridge


hendaknya dibuang dalam
keadaan tertutup

 Sampah ini hendaknya


ditampung dalam bak tahan
benda tajam yang bilamana
penuh ( atau dengan interval
maksimal tidak lebih dari 1
minggu) hendaknya diikat dan
ditampung dalam bak sampah
medis sebelum diangkut dan
dimusnahkan dengan
incinerator
Penanganan Limbah Benda Tajam /
Pecahan Kaca
 Jangan menekuk atau mematahkan benda tajam
 Jangan meletakkan limbah benda tajam ke wadah
sembarang tempat
 Segera buang limbah benda tajam ke wadah yang tersedia
tahan tusuk dan tahan air dan tidak bisa dibuka lagi
 Selalu buang sendiri oleh si pemakai
 Tidak menyarungkan kembali jarum suntik habis pakai
(recapping)
 Wadah benda tajam diletakkan dekat lokasi tindakan
 Bila menangani limbah pecahan kaca gunakan sarung
tangan rumah tangga
Lanjutan….

 Wadah penampung Limbah Benda Tajam


a) Tahan bocor dan tahan tusukan
b) Harus mempunyai pegangan yang dapat dijinjing
dengan satu tangan
c) Mempunyai penutup yang tidak dapat dibuka lagi
d) Bentuknya dirancang agar dapat digunakan
dengan satu tangan
e) Ditutup dan diganti setelah ¾ bagian terisi
dengan limbah
f) Ditangani bersama limbah medis
Pembuangan Benda Tajam

 Wadah benda tajam merupakan limbah


medis dan harus dimasukkan ke dalam
kantong medis sebelum insinerasi
 Idealnya semua benda tajam dapat
diinsinerasi, tetapi bila tidak mungkin dapat
dikubur dan dikapurisasi bersama limbah lain
 Apapun metode yang digunakan haruslah
tidak memberikan kemungkinan perlukaan
Pengelolaan Sampah Medis
Golongan C

 Pembuangan sampah medis


yang berasal dari unit
patologi kimia, haematologi,
transfusi darah,
mikrobiologi, histologi dan
post partum serta unit
sejenisnya (binatang
percobaan) dibuat dalam
kode pencegahan infeksi
dalam lab klinis dan ruang
post mortum dan publikasi
lainnya
Pengelolaan Sampah Medis
Golongan D

 Barang-barang yang lebih


atau produk medis baru
sebagian digunakan
hendaknya dikembalikan
kepada petugas yang
bertanggung jawab di
bagian Farmasi Rumah
Sakit
Pengelolaan Sampah Medis
Golongan E

 Kecuali yang berasal dari


ruangan dengan risiko tinggi,
isi sampah medis golongan E
ini bisa dibuang melalui
saluran air “sluicer”, WC atau
unit pembuangan untuk itu

 Sampah yang tidak dapat


dibuang melalui saluran air
hendaknya disimpan dalam
bak penampungan sampah
medis dan dimusnahkan
dengan incinerator
Transportasi Sampah Medis
Kereta atau Trolli

 Permukaan harus licin,


rata dan tidak tembus
 Tidak akan menjadi
sarang serangga
 Mudah dibersihkan dan
dikeringkan
 Sampah tidak menempel
di alat angkut
 Sampah mudah diisikan,
diikat dan dituang kembali
Kalau Tidak Tersedia
Sarana Transportasi Limbah Medis

 Harus disediakan bak terpisah


dari sampah biasa dalam bak
truck pengangkut sampah, dan
dilakukan upaya mencegah
kontaminasi sampah lain yang
dibawa

 Harus dapat dijamin bahwa


sampah dalam keadaan aman
dan tidak terdapat kebocoran
atau tumpahan
Tempat
Penampungan Sementara

 Sampah medis hendaknya diangkut sesering mungkin,


dikatakan penuh itu kalau 2/3 atau ¾ kantong penuh

 Sementara menunggu pengangkutan, hendaknya :


- Simpan dalam kontainer memenuhi syarat
- Lokasi strategis, dalam kantong warna dan kode terpisah
- Taruh di tempat yg kering dan ada sarana pencuci
- Aman dari orang yang tak bertanggung jawab
- Terjangkau kendaraan pengangkut sampah

 Sampah medis yang tidak berbahaya dapat ditampung


bersama sampah lain sambil menunggu pemusnahan
Tempat Penampungan Sementara
Limbah Infeksius berlambang biohazard

Wadah limbah di ruangan


Harus tertutup
Mudah dibuka dengan menggunakan pedal kaki
Bersih dan dicuci setiap hari
Terbuat dari bahan yang kuat, ringan dan tidak
berkarat
Jarak antar wadah limbah 10-20 meter, diletakkan di
ruang tindakan dan tidak boleh di bawah tempat tidur
pasien
Ikat kantong plastik limbah jika sudah terisi ¾ penuh
Peringatan

 Peringatan bahaya dari


kontainer bertekanan,
seperti kaleng aerosol
hendaknya tidak
dimasukkan ke dalam
kantong sampah yg akan
dimusnahkan dengan
incinerator !!
Kebijakan Pembuangan
Sampah Medis/Klinis

 RS hendaknya menetapkan peraturan standard


(protap) yang jelas untuk penanganan, penampungan,
pengangkutan, dan pembuangan limbah medis/klinis

 Protap tersebut harus disesuaikan dengan kondisi


lokal serta perlu untuk diikuti dengan latihan sesuai
dengan kategori dan fungsi tenaga yang ada

 Perlu ditetapkan seorang petugas yang bertanggung


jawab dalam pelaksanaan dan untuk pengembangan
program sanitasi rumah sakit
PENGOLAHAN LIMBAH
 Limbah infeksius dimusnahkan dengan
insenerator
 Limbah non-infeksius dibawa ke tempat
pembuangan akhir (TPA)
 Limbah benda tajam dimusnahkan dengan
insenerator. Limbah cair dibuang ke
spoelhoek.
 Limbah feces, urin, darah dibuang ke tempat
pembuangan/ pojok limbah (spoelhoek)
Sekian
Terima Kasih atas perhatian Anda

Anda mungkin juga menyukai