Anda di halaman 1dari 33

TAX

TREATY
Kelompok 1
Our Team

Arrayan Baihaqi Nadya Syahmita P Afnita Cahyani

Alya Maharani Haridaturisda Tamara Gabrela B


01
TAX TREATY
Pengertian
Tax Treaty
perjanjian pajak antara dua
negara secara bilateral yang
mengatur mengenai pembagian
hak pemajakan yang diterima
atau diperoleh penduduk dari
salah satu atau kedua negara
pada pihak persetujuan
• Tidak terjadi pemajakan ganda yang
memberatkan iklim dunia usaha. 
• Peningkatan investasi modal dari
luar negeri. 
• Peningkatan sumber daya manusia. 
• Pertukaran informasi guna
mencegah pengelakan pajak. 
Tujuan • Kedudukan yang setara dalam hal
pemajakan antar kedua negara.
#TujuanTaxTreaty
Tax Treaty

Cakupan Pencegahan
Penghindaran Pajak
● Personal Scope
● Taxes Covered ● Associated Enterprises
● Residence ● Exchange of
Information
● Permanent
Establishment
Ilustrasi

● Robert adalah seorang warga negara asing asal Kanada. Ia


memiliki saham PT AAA di Indonesia sebesar 30%. Tahun 2020
Robert menjual seluruh sahamnya senilai Rp20.000.000.000
kepada Charles yang merupakan warga negara Inggris.
● apabila negara asal wajib pajak dan pemotong PPh Pasal 26
tersebut merupakan negara yang mempunyai tax treaty atau P3B
dengan Indonesia, maka tidak akan dikenakan pajak penghasilan
pasal 26. Atau dalam perjanjian P2B tersebut disebutkan ada
ketentuan besar tarif tertentu, yakni mulai dari 0% hingga 20%. 
Model P3B
Ada 2 model 1. UN
Model
yang sering 2. OEC
D
Model
dijadikan acuan
02
Model P3B

UN MODEL
Definisi

● United Nation adalah sebuah organisasi internasional yang


anggotanya merupakan perwakilan dari hampir seluruh negara di
dunia. Lembaga ini dibentuk untuk memfasilitasi dalam hukum
internasional, pengamanan internasional, lembaga ekonomi, dan
perlindungan sosial. UN Model adalah perjanjian yang dibuat oleh
United Nation guna mengatasi permasalahan perpajakan yang
dialami oleh pihak yang berkaitan dengan dua negara atau lebih.
UN model adalah model tax treaty yang lebih menjamin keadilan
untuk negara negara berkembang.
Sejarah
● 1928 : Liga Bangsa-Bangsa (LBB) menciptakan 1928
Model Conventions (model P3B 1928)
● 1943 : Revisi model P3B menghasilkan draf yang
dinamakan The Mexico Draft 1943 (Draf Meksiko).
● 1968 : pembentukan Dewan Ekonomi dan Sosial PBB
(ECOSOC) dari Kelompok Ahli Ad Hoc PBB
● 1980 : ECOSOC menghasilkan United National Model
Double Taxation Convention between Developed and
Developing Countries
● 2001 : Revisi perjanjian model PBB
● 2004 : Kelompok Ahli menjadi Komite Ahli Kerjasama
Internasional dalam Masalah Perpajakan
Pemajakan UN Model!
1. Laba Usaha
Memberikan keleluasaan bagi negara 5. Capital Gains
sumber untuk mengenakan pajak atas Hak pemajakan atas keuntungan yang
penghasilan BUT yang diperoleh baik berasal dari penjualan saham dan
secara langsung maupun tidak langsung sekuritas lain kepada negara sumber
2. Dividen (pasal 13 ayat 4 dan 5)
Tidak memberikan Batasan pengenaan 6. Pensiun
tarif. Tarif dapat disesuaikan kepada • Alternatif Pertama
kedua belah pihak atas hasil negosiasi Mengenai pembayaran pension yang
bilateral merupakan pembayaran santunan social
3. Bunga pemerintah, maka hak eksklusif diberikan
Tidak memberikan Batasan pengenaan kepada negara sumber yang membayar
tarif. Tarif dapat disesuaikan kepada santunan social yang bersangkutan
kedua belah pihak atas hasil negosiasi • Alternatif Kedua
bilateral. Tidak memberikan hak eksklusif kepada
4. Royalti negara domisili hanya dinyatakan dapat
UN Model disusun atas anggapan

● Pengenaan pajak atas penghasilan yang berasal dari modal


asing didasarkan atas penghasilan bersih
● Pengenaan pajak tidak sampai memberatkan pihak yang
dikenakan pajak
● Memperhitungkan pembagian yang wajar dengan negara
yang menyediakan modal

UN Model dipandang lebih memihak kepentingan negara-negara


berkembang , maka UN Model dibuat berdasarkan perspektif
atau kepentingan negara berkembang. Hal ini dikarenakan UN
Model lebih mengedepankan azas sumber penghasilan yang
Ilustrasi

● Yunji Ltd adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang


jasa konstruksi yang didirikan dan bertempat kedudukan di Korea
Utara. Pada tahun 2014, Yunji Ltd memperoleh sebuah proyek
pembangunan jalan tol di Indonesia tepatnya di Surabaya. Sesuai
kontrak, jasa konstruksi jalan tol yang diberikan berlangsung
selama 2 tahun atau lebih 12 bulan ( time test P3B Korea Utara –
Indonesia untuk jasa konstruksi adalah 12 bulan). Pemajakan yang
dilakukan di Indonesia sebatas atas penghasilan yang diperoleh
dari proyek konstruksi pembangunan jalan tol di Indonesia saja,
sedangkan atas penghasilan yang diperoleh diluar Indonesia , tidak
akan dipajaki di Indonesia.
02
Model P3B

OECD
MODEL
Definisi
OECD merupakan salah satu organisasi multi
negara yang didirikan untuk mempererat kerjasama
dan pembangunan ekonomi antar negara dengan
anggota yang terdiri dari 35 negara. Model ini
dibuat berdasarkan perspektif atau kepentingan
negara-negara maju, model ini lebih
mengedepankan pada asas domisili negara yang
memberikan jasa atau menanamkan modal, di mana
hak pemajakannya berarti berada di negara domisili.
Sejarah dan
Perkembangan
• 1992  OECD Model 1977 di
• 1948  Dibentuknya OEEC. revisi dan dipublikasikan dengan
• 1956  Dibentuknya Fiscal judul OECD Model Tax Convention
Committee dari OEEC. on Income and on Capital (OECD
• 1961  Terjadinya perubahan nama Model 1992).
dari OEEC menjadi OECD. • 2000 – 2014  OECD telah
• 1971  Fiscal Committee OECD menerbitkan beberapa perubahan
berubah menjadi Committee on Fiscal dari OECD Model, yaitu OECD
Affairs (selanjutnya disebut dengan Model 2000, OECD Model 2003,
CFA). OECD Model 2005, OECD Model
• 1977  OECD melakukan revisi atas 2008, OECD Model 2010, dan
model P3B kemudian menghasilkan OECD Model 2014.
model P3B baru yang berjudul Model • 2017  Versi terbaru dari OECD
Struktur dari OECD Model?

3 Commentari
es
Non-OECD
Economies’
Positions on 2
the OECD
Reservation
Model Tax
dan
Convention
Observation
Pembagian Hak 2. May Be Taxed
Pemajakan! Hak pemajakan atas suatu penghasilan
diberikan kepada negara domisili dan
1. Shall be taxable only negara sumber. Makna terminologi
Hak pemajakan atas suatu penghasilan tersebut adalah negara sumber juga dapat
hanya diberikan kepada satu negara yang mengenakan pajak. Jadi, di samping
biasanya diberikan kepada negara tempat negara domisili berhak untuk mengenakan
subjek pajak tersebut terdaftar sebagai pajak, negara sumber juga dapat
subjek pajak dalam negeri (negara mengenakan pajak. Apabila masing-
domisili). Jika hak pemajakan tersebut masing negara mengenakan pajak, akan
hanya diberikan kepada suatu negara, terdapat isu pajak berganda. Untuk
negara lainnya tidak boleh mengenakan menghindari adanya pajak berganda,
pajak. Jadi, isu pajak berganda atas suatu negara domisili diwajibkan untuk
penghasilan yang diatur melalui memberikan keringanan pajak berganda
penggunaan terminology ini seharusnya melalui metode pembebasan (exemption
OECD pada pandemi Covid-19
● Panduan ini merupakan bagian dari series bertajuk ‘
OECD Secretariat Analysis of Tax Treaties and the Impact of the Covid
-19’
. Adapun rekomendasi ini dirilis lantaran Covid-19 memaksa
pemerintah di banyak negara membatasi atau melarang perjalan serta
menerapkan karantina yang ketat. Kebijakan ini membuat banyak
pekerja lintas batas tidak dapat hadir secara fisik dan bekerja di negara
tempat perusahaan mereka berada. Pembatasan pergerakan
mengharuskan para pekerja ini tetap tinggal dan bekerja dari rumah
atau bahkan ada yang kemungkinan diberhentikan. Selain itu, ada pula
pekerja lintas batas yang harus terkurung di suatu negara yang bukan
tempat tinggalnya karena adanya pembatasan atau karantina.
Permasalahannya hak pemajakan dapat timbul jika seorang wajib pajak
luar negeri melewati batas waktu time test.
Ilustrasi
Tuan Ahmad, terkurung di suatu negara
yang bukan negara tempat tinggalnya
karena adanya pembatasan perjalanan.
Hal ini menimbulkan masalah dalam
menentukan tempat tinggal Tuan Ahmad
untuk keperluan pajak (tax resident).
Dalam hal ini, OECD memandang
tempat tinggal Tuan Ahmad tidak akan
berubah karena adanya dislokasi
sementara akibat krisis Covid-19.
Dengan demikian, OECD
merekomendasikan agar negara tempat
Perbedaan UN dan OECD Model

1. Perbedaan dalam tataran tujuan diadakannya P3B


Dalam OECD Model, tujuan utama dari suatu P3B
adalah untuk meningkatkan perdagangan antara negara-
negara yang menandatangani P3B dengan cara
menghilangkan pajak berganda secara internasional.
Sedangkan dalam UN Model, tujuan P3B lebih luas,
yaitu untuk meningkatkan investasi asing ke negara-
negara berkembang. Selain itu, tujuan lainnya yang
hendak dicapai adalah sebagai alat untuk pertumbuhan
ekonomi dan sosial dari negara-negara berkembang.
Perbedaan dalam tataran pasal-pasal
substantif yang mengatur hak pemajakan
UN Model sebagai representasi dari
negara-negara berkembang tentunya ingin
mendapatkan hak pemajakan yang lebih
banyak di negara sumber penghasilan.
Sebaliknya, OECD Model berkeinginan
hak pemajakan lebih banyak ada di negara
domisili.

Dengan perbedaan kepentingan tersebut,


terdapat perbedaan perumusan dalam
pasal-pasal antara OECD Model dan UN
Model. Misalnya, masalah definisi BUT
yang lebih luas dalam UN Model
Tabel Perbedaan
Perbedaan OECD Model UN Model

BUT BasicDefinisinya meliputi proyek


Pro Definisinya meliputi
Premiumproyek
Konstruksi bangunan, konstruksi, atau bangunan, konstruksi, perakitan,
$35 $60 $85
instalasi yang melebihi 12 instalasi, atau kegiatan pengawasan
bulan.
You can explain terkait dengan proyek-proyek
You can explain di atas
You can explain
your product or your your product oryang
yourmelebihi your product or your
6 bulan.
service service service
BUT Tidak pernah membentuk Kegiatan pemberian jasa dapat
Characteristic
Pemberian BUT. Characteristic
membentuk Characteristic
BUT sepanjang
Characteristic Characteristic Characteristic
Jasa dilakukan di negara sumber
penghasilan melebihi 183 hari
dalam periode 12 bulan.
Kasus 1
● Client Konsultan Pajak Mengenai PPh Jasa Teknis di
Jepang
● Perusahaan kami bergerak pada industri manufaktur
produk otomotif. Untuk memproduksi barang, kami
memiliki Perjanjian License and Technical Assistance
Services dengan perusahaan induk kami yang
berkedudukan di Jepang. Hal yang hendak kami
tanyakan adalah bagaimana perlakuan PPh atas
pembayarantechnical assistance fee (jasa teknis) yang
Pembahasan

● Ketentuan dalam paragraf 11.6 OECD Model Tax Convention


Commentary on Article 12 pada hakikatnya mengatur bahwa
apabila suatu perjanjian atau kontrak terdiri dari pemberian know
how dan juga jasa teknis, serta selama dalam kontrak dijelaskan
bahwa keduanya dapat dipisahkan berdasarkan suatu pembagian
yang wajar maka perlakuan pajaknya terpisah baik untuk
pemberian know how maupun pemberian jasa teknis. Namun,
apabila atas pemberian know-how atau jasa tersebut tidak dapat
dipisahkan maka perlakuan pajaknya dianggap sebagai suatu
kesatuan sebagai principal purpose dari suatu kontrak tersebut
Pembahasan Kondisi 2 : Tidak Dapat Dipisah
Teoritis! atas pemberianknow how dengan
pemberian jasa teknis yang tidak
Kondisi 1 : Dapat Dipisah terpisahkan dianggap sebagai satu
atas pembayaran jasa teknis tersebut kesatuan sebagai pembayaran royalti dan
tunduk pada ketentuan Pasal 7 P3B tunduk pada ketentuan Pasal 12 P3B
Indonesia dan Jepang. Ketentuan Pasal 7 Indonesia dan Jepang. Ketentuan Pasal 12
ayat (1) P3B Indonesia dan Jepang ayat (1) dan ayat (2) P3B Indonesia dan
menyebutkan bahwa atas penghasilan Jepang menjelaskan bahwa negara sumber
berupa laba usaha yang diterima atau dapat mengenakan pajak atas royalti
diperoleh oleh subjek pajak luar negeri sesuai dengan ketentuan pajak domestik
(SPLN) dikenakan pajak di negara tempat negara sumber dengan tarif tidak melebihi
perusahaan tersebut berdomisili, sepanjang 10%, sepanjang penerima penghasilan
SPLN tersebut tidak memiliki Bentuk merupakan beneficial owner. Dengan
Usaha Tetap (BUT) di Indonesia. Oleh demikian, atas pembayaran jasa teknis
Kesimpulan
Berdasarkan kriteria di atas, baik untuk
imbalan jasa teknis yang tidak
dikenakan pajak di Indonesia (non-
objek PPh Pasal 26) maupun untuk
royalti yang dikenakan PPh Pasal 26
dengan tarif sebesar 10%, perusahaan
wajib melampirkan SKD WPLN yang
memenuhi persyaratan administatif
pada saat penyampaian SPT Masa PPh
Pasal 23 dan/atau PPh Pasal 26.
Sebaliknya, jika SKD tidak
dilampirkan dalam SPT Masa maka
atas imbalan jasa teknis yang
dibayarkan kepada perusahaan induk
Kasus 2
● “NEW DELHI, oktober 2016 – Baru-baru ini, Pengadilan Pajak Delhi
mengeluarkan putusan mengenai kasus International Management Group Ltd.
(IMG), perusahaan yang berlokasi di Inggris yang bermasalah atas kewajiban
pajak penghasilan yang diterimanya di India.
● Dari pernyataan resminya, permasalahan tersebut muncul karena adanya
perbedaan pandangan di antara Ditje Pajak India dan IMG, di mana pemerintah
India menganggap penghasilan dari IMG yang tidak berkaitan dengan bentuk
usaha tetap (BUT) atau disebut sebagai permanent establishment tetap akan
dikenakan pajak sebagai biaya jasa teknis.
● “IMG telah menandatangani kontrak dengan Dewan Kontrol Criket di India
(Board of Cricket Control in India/BCCI) untuk menyediakan jasa yang
berkaitan dengan pembentukan, komersialisasi dan pengoperasian dari acara
Indian Premier League (IPL),” ungkap pernyataan tersebut, baru-baru ini.
● Menurut perjanjian penghindaran pajak berganda (P3B) antara India - Inggris,
jasa yang diberikan oleh IMG melalui pegawainya yang berada di India dapat
dikategorikan sebagai salah satu bagian dari BUT yang dapat dikenakan pajak.
Kasus 2
● Pengadilan menyatakan bahwa keuntungan yang dihasilkan atas jasa yang
berkaitan dengan BUT, akan dikenakan pajak sebagai keuntungan bisnis yang
dijelaskan dalam P3B India – Inggris. Sementara, kegiatan lainnya yang tidak
berkaitan dengan BUT akan dikenakan pajak sebagai biaya jasa teknis (Fees for
Technical Services/FTS).
● Berdasarkan ketentuan Undang-Undang Pajak Penghasilan tahun 1961,
pengadilan telah memutuskan bahwa seluruh kegiatan yang diberikan oleh IMG
yang dimanfaatkan oleh BCCI untuk memberikan jasa di India dan menjadi
sumber penghasilan bagi BCCI akan dikenakan pajak sebagai FTS.
● Pengambilan keputusan ini berkaitan dengan isu-isu tentang perpajakan dari
FTS, seperti perpajakan dari keuntungan bisnis dan aturan terkait pendapatan
yang secara efektif berkaitan dengan BUT yang berlokasi di India akan diatur
dalam Pasal Laba Usaha (Business Profit). Sehingga, seperti dilansir dalam
mondaq.com, harus dikenakan pajak atas nilai bersih (yaitu pendapatan
dikurang pengeluaran). Source : DDTC News
Kasus 3
Mopani adalah perusahaan pertambangan
terbesar yang beroperasi di Zambia dan salah
satu produsen tembaga dan kobalt terbesar di Timeline perkembangan &
negara itu. Mopani beroperasi dalam lingkungan hasil
fiskal yang sangat menarik, dengan tarif pajak Tanggal Aktor Tindak Deskripsi
royalti 0,6%, tarif pajak perusahaan dibatasi an
hingga 25%, pembebasan bea cukai, dan klausul Titik Kontak NCP mengeluarkan
15 -11- Pernyat
stabilitas yang berlaku selama 20 tahun (mulai Nasional pernyataan akhir,
2012 aan
tahun 2000). Terlepas dari banyaknya insentif Kanada menutup kasus ini.
fiskal dan asumsi profitabilitas dari operasi 12 April Asosiasi Mengaj Keluhan diajukan ke
penambangannya, Mopani melaporkan tidak ada 2011 Sherpa ukan NCP Kanada dan Swiss
keuntungan, sehingga sangat mengurangi Siaran pers tentang
12 April Asosiasi Jumpa
kewajiban pajaknya. Audit tahun 2009 yang pengaduan yang
2011 Sherpa Pers
dilakukan oleh akuntan internasional atas diajukan
permintaan otoritas Zambia menyimpulkan Folder pers tentang
12 April Asosiasi Liputan
bahwa Mopani menggunakan berbagai teknik pengaduan yang
2011 Sherpa Pers
diajukan
untuk menghindari pembayaran pajak di
Zambia. Para pengadu berpendapat bahwa
Last
Thank you!

Do you have any


questions?

Anda mungkin juga menyukai