Secara etimologi, memori atau memory (Inggris), adalah keberadaan
tentang pengalaman masa lampau yang hidup kembali, catatan yang berisi penjelasan, alat yang dapat menyimpan dan merekam informasi.
Menurut Ahmadi (2003) menyatakan bahwa memori merupakan
kemampuan jiwa dan pikiran untuk menyimpan dan memproduksi pesan-pesan yang diterima dalam bentuk stimulus tertentu.
Tiga hal yang dibutuhkan dalam proses memori, yaitu menerima
pesan, menyimpan, dan mereproduksi kembali. Kemampuan mengingat pada individu merupakan bukti bahwa individu mampu untuk menyimpan dan menghadirkan kembali memori yang pernah dialami terdahulu. Menurut Fisher dan Geiselman mengemukakan bahwa memori yang ditangkap melalui mata jelas sangat penting, karena akurasi mata dapat ditingkatkan dengan pemfokusan lebih mendalam kepada individu yang sedang diamati.
Menurut Siegel (2003) menyatakan bahwa memori merupakan faktor
yang signifikan saat mengingat stimulus yang diberikan dan harus dipertahankan yang kemudian dioperasikan untuk beberapa cara, sehingga menghasilkan jawaban yang diharapkan.
Menurut Matsumoto (2009) mendefinisikan memori sebagai
penyimpanan informasi yang relatif abadi di otak dan melibatkan proses encoding, penyimpanan, dan pengambilan informasi. Memori mencakup berbagai jenis informasi dan proses penyimpanan yang berbeda, termasuk untuk melakukan hal-hal, seperti melihat, bergerak dan terkoordinasi. Jadi menurut ilmu psikologi memori adalah: sebuah proses pengkodean, penyimpanan dan pemanggilan kembali informasi (retrieval) oleh manusia dan organisme lainnya. Pengkodean berkaitan dengan persepsi awal dan pengenalan.