Anda di halaman 1dari 32

Laporan Kasus

“Gingivektomi
dengan
Scalpel/Orban dan
Kirkland Knife”

Oleh: DGM 2019 Kelompok D2

Pembimbing: drg. Beta Widya Oktiani, Sp. Perio


Anggota Kelompok:

– Eko Achmad Septiadi


– Elvara
– Mayang Sekar Indraputri
– Naila Khairiyah
– Peniasi
– Salmah Erlita H
– Zuli Purwanti
Gingivektomi

– Gingivektomi adalah operasi periodontal yang dilakukan untuk menangani kasus


parah penyakit gusi, juga dikenal sebagai periodontitis
– Indikasi utama untuk gingivektomi dalam kedokteran gigi adalah dalam
penanganan pembesaran gingiva.
– Untuk pelaksanaan gingivektomi adalah penghapusan total poket periodontal
(pertumbuhan berlebih gingiva / misalnya hiperplasia, karies subgingiva, crown
margins yang terletak di subgingiva. Desain margin gingiva bebas dengan alat
bedah, gingivoplasti harus dipertimbangkan.
Indikasi Gingivektomi:

– Poket periodontal (untuk perawatan penyakit gusi) - Jika perawatan non-bedah seperti
scaling gigi dan root planing atau / dan perawatan antimikroba gagal mengurangi
kedalaman poket periodontal, gingivektomi dilakukan.
– Hiperplasia gingiva (untuk perawatan periodontal dan kosmetik), Obat-obatan tertentu
(seperti obat anti-epilepsi) menyebabkan pertumbuhan jaringan gusi yang berlebihan
yang membesar hingga menutupi sebagian mahkota gigi
– Kerusakan gigi sub-gingiva (karies akar) - Kadang-kadang gingivektomi mungkin diperlukan
hanya untuk memungkinkan dokter gigi mendapatkan akses ke area akar untuk
melakukan pewarnaan gigi atau mempersiapkan area untuk pemasangan jembatan gigi.
– Gigi bungsu yang terkena impaksi -Bila gigi bungsu belum sepenuhnya tumbuh, maka
seluruhnya atau sebagian tertutup oleh jaringan gusi. .
Kemungkinan Risiko dan Komplikasi

1. Pendarahan, yang bisa terjadi selama dan setelah operasi.


2. Nyeri dan bengkak pada gusi.
3. Infeksi di tempat pembedahan.
4. Bekuan darah.
5. Abses di area periodontal.
6. Bisa terjadi nekrosis tulang pada pasien kemosurger.
7. Kerusakan jaringan sehat di sekitarnya jika arus listrik atau bahan kimia digunakan.
8. Kerusakan saraf di dekatnya.
9. Gigi sensitif terhadap suhu dingin.
10. Penumpukan plak kambuh, terutama jika jaringan gusi yang sakit tidak diangkat seluruhnya.
Perawatan pasca operasi

– Ahli periodontis akan meresepkan analgesik karena gingivektomi bisa


terasa nyeri setelah efek anestesi mereda
– Menjaga kebersihan mulut sangat penting untuk menjaga kesehatan gusi.
– Diet diperlukan selama dua minggu pertama masa penyembuhan.
Hindari makanan pedas dan renyah, dan minumlah cairan dingin atau
sedikit cairan hangat.
– Hindari merokok
– Pasien harus mengunjungi periodontis setelah 7 sampai 10 hari untuk
melepas penutup periodontal dan memeriksa penyembuhan gusi
Laporan Kasus 1

– Pasien pria berusia 17 tahun datang dengan kondisi gusi yang membesar. Penderita
tidak merokok dan tidak mengalami hipertensi, kelainan darah, kencing manis,
hepatitis. Ia juga memiliki kondisi umum yang baik dan kondisi ekstraoral yang baik.
Secara klinis, menunjukkan adanya pembesaran gingiva dan hiperpigmentasi
gingiva terutama terjadi pada gigi anterior rahang atas.
– Pemeriksaan klinis menunjukkan adanya pembesaran gingiva 11 12 13 21 22 23 31
32 33 41 42 43,
Gambar 1 Foto klinis pasien sebelum pengobatan, gingiva
pembesaran dan hiperpigmentasi gigi anterior
Gambar 2 Foto panoramik, tampaknya ada banyak
diastema gigi anterior
Diskusi

– Dalam kasus ini, secara klinis sebelum pengobatan tampak warna gingiva kehitaman di daerah
keratin. Warna kehitaman ini merupakan hiperpigmentasi gingiva yang disebabkan oleh penumpukan
butiran melanin yang dihasilkan oleh melanoblas yang terletak di antara sel epitel di lapisan basal
epitel .
– Prosedur yang dilakukan untuk menghilangkan hiperpigmentasi gingiva adalah depigmentasi
menggunakan pisau periodontal atau alat ban yang dilakukan setelah gingivektomi pada hari yang
sama.
– Pemeriksaan darah lengkap dilakukan untuk mengetahui kondisi sistemik pasien. Satu minggu setelah
perawatan awal yaitu scaling dan root planning, pasien merasakan pendarahan saat menggosok gigi.
Namun pembesaran gingiva masih terlihat.
– Rencana tindakan selanjutnya adalah gingivektomi dan depigmentasi gingiva. Pada hari ke-5 kontrol,
paket periodontal dibuka dan terlihat kemerahan serta terjadi perdarahan di area serviks area operasi.
A. Gingivectomy procedure: pocket marked with pocket marker, then inserted 1 mm with
scalpel no 15c in apical bleeding point (left). Gingival depigmentation, using periodontal
knife orban, erodes the surface of the epithelial layer (right), B. Results right after
gingivectomy and gingival depigmentation (left). Application of periodontal packs in the
operating area (right).
– Iritasi yang dicurigai pada area operasi karena kebersihan mulut pasien yang buruk.
Irigasi saline dan H2O2 dilakukan untuk mengurangi iritasi dan menghilangkan kotoran
di area luka. Pada kontrol hari ke 14, luka tampak membaik, warna gingiva kembali
normal, tidak ada perdarahan.
– Rencana tindakan selanjutnya adalah mengirim pasien untuk perawatan ortodontik tetapi
pasien menolak karena alasan tertentu. Tindakan restorasi yang dilakukan untuk
mencegah terjadinya hiperplasia berulang adalah dengan merestorasi mahkota gigi
dengan veneer langsung sehingga diharapkan kontak gigi baik. Perawatan veneer
langsung dilakukan oleh departemen konservasi gigi.
The control condition of the 5th postoperative day appears to be redness in
the cervical area (left). Control condition II day 14 postoperatively, bleeding
visible, normal gum color (right).
Control four month postoperative, normal gum color, anterior teeth already
restored to improve contact point
LAPORAN KASUS 2
Seorang pasien pria berusia 22 tahun
datang klinik periodonsia dengan keluhan
sudah lama mengalami hiperplasia gingiva.
Pasien dalam keadaan baik, perokok dan
tidak minum obat apapun.

Pemeriksaan awal menunjukkan :


• Poket dengan perdarahan sulkus pada
gigi 11, 12, 21, 22.
• Gigi 11,12, 21, 22 telah ditumpat dengan
komposit dan terdapat karies sekunder
Gambar Radiografi

Radiografi periapikal tidak menunjukkan kerusakan pada akar dan tulang alveolar.
Terapi Pra-Bedah
Perawatan awal dilakukan perawatan non-bedah dengan perawatan Scalling Root Planing (SRP) dan
0,2% cairan klorheksidin dua kali sehari.

Prosedur pembedahan:
Antisepsis intraoral dan larutan yodium digunakan untuk antisepsis ekstraoral. Setelah
menentukan masalahnya, menentukan jumlah reseksi dari jaringan lunak yang direncanakan,
sejauh mana perluasan reseksi tulang yang mungkin diperlukan dan teknik bedah dapat
ditentukan.

Jika hanya perlu pengangkatan jaringan lunak (tidak ada reseksi tulang) lalu ada dua pilihan yang
bisa dilakukan:
1. Gingivektomi (beveled incision)
2. Flap yang diposisikan ke apikal (Reverse beveled incision).
Pembedahan:

Dalam kondisi yang aseptik, 2-3 ml anestesi lokal diberikan


di rahang atas daerah anterior dan gingivektomi dilakukan
untuk anterior bawah.
Pertama, poket marker digunakan untuk menandai titik
terdalam di setiap poket pada permukaan radikuler dan
interproksimal.
Serangkaian titik perdarahan diperoleh setelah menandai
poket yang berfungsi sebagai pedoman untuk insisi bevel
eksternal awal (menggunakan blade no. 15).
Insisi ini diikuti dengan insisi sulcular dan pisau orban digunakan untuk
mengangkat jaringan interproksimal.
Lanjutan..
Lanjutan..
Periodontal dressing di letakan di area
Setelah mengangkat
bedah, instruksi jaringan
paska operasi : Analgesik
(paracetamol 500 mg setelah makan
yang membesar (enlarged
selama 3 hr) dan dan antibiotik
tissue) , lakukan
(amoksisilin gingivoplasti
500 mg selama 5 hari)
diresepkanpisau
dengan periodontal
dan pasien dipanggil kembali
setelah 7 hari.

Set
ela
h7
har
i
lok
asi
pe
mb
ed
ah
an
me
nu
nju
ka
n
pr
os
es
pe
ny
em
bu
ha
n
Paska Operasi (Kontrol)
Evaluasi berkala selanjutnya dari
program pemeliharaan
dilakukan.
Pasien akan mendapatkan
restorasi dengan tumpatan
komposit di gigi 11 dan 21.
Setelah 7 hari menunjukan
proses penyembuhan

22
Laporan Kasus 3

– Pada penelitian ini poket gingiva pertama kali diperiksa dengan probe
periodontal dan ditandai dengan poket marker, kemudian pisau Kirkland
digunakan untuk sayatan bevel eksternal dan pisau Orban digunakan untuk
melepaskan jaringan interdental
Teknik pada gingivektomi:
Gingivektomi bedah(Carranza, 2002:749-750).


Poket pada masing-masing permukaan dieksplorasi dengan
probe periodontal dan ditandai dengan pocket marker.
Step 1 Masing-masing poket ditandai pada beberapa daerah
sebagai outline pada permukaannya.


Pisau periodontal (Kirkland knives) digunakan untuk insisi pada daerah permukaan fasial
dan lingual. Pisau periodontal Orban digunakan untuk insisi interdental, jika diperlukan,
dan pisau Bard-Parker, dan gunting digunakan sebagai instrumen tambahan.
Step 2: ●
Insisi dimulai dari apikal ke tanda poket dan aecara langsung ke koronal di antara dasar
poket dan puncak tulang. Proses penyembuhan tidak akan terjadi masalah jika daerah
ditutupi periodontal pack secara adekuat.
Lanjutan..

Insisi kontinyu dan terputus bisa digunakan. Insisi harus dibevel kurang-lebih 45o sehingga
blade dapat menembus seluruh gingiva menuju ke dasar poket. Insisi yang akurat akan
dapat menghilangkan dinding poket dan membentuk kontur jaringan yang ramping; bila
Step 2 insisi terlalu datar akan terbentuk kontur pascaoperasi yang kurang memuaskan Kealahan
yang paling sering dibuat pada operasi ini adalah insisi pada posisi koronal sehingga dinding
dasar poket tetap tertinggal dan penyakit cenderung timbul kembali.


Menghilangkan dinding poket yang telah dieksisi, membersihkan daerah, dan
memeriksa permukaan akar. Bila insisi sudah dapat memisahkan seluruh
Step 3: dinding poket dari jaringan di bawahnya, dinding poket akan dapat dengan
mudah dihilangkan dengan kuret atau skaler yang besar. Sisa jaringan fibrosa
dan jaringan granulasi dapat dibersihkan seluruhnya dengan kuret yang tajam.
Prosedur gingivektomi bedah adalah sebagai berikut:
(Manson, 1993: 180)

Skaling dan Root


Menandai Poket Insisi Gingivektomi Pemotongan Jaringan
Planing
1. MenandaiPoket.

Untuk dapat menghilangkan seluruh dinding poket, batas apical dari poket harus diidentifikasi
terlebih dahulu dan diberitanda dengan menggunakan tang penanda poket atau sonde
periodontal. Beberapa tanda yang dibuat pada gingival fasial dan lingual dapat digunakan sebagai
acuan dalam membuat insisi gingivektomi.
2. Insisi Gingivektomi.

Insisi dapat dibuat dengan bantuan beberapa buah pisau seperti misalnya; Swann-Morton
No 12 atau 15 pada pegangan skapel konvensional; pisau Blake yang menggunakan blade
disposable; pisau gingivektomi khusus seperti Kirkand, Orban atau pisau Goldman-Fox yang
harus diasah setiap akan digunakan. Pemilihan jenis pisau yang akan digunakan adalah
tergantung pada operator masing-masing, namun bila memungkinkan selalu menggunakan
blade yang disposable.
Insisi harus dibuat di sebelah apikal dari tanda yang sudah dibuat yaitu di apikal dasar poket
dan bersudut 45O sehingga blade dapat menembus seluruh gingival menuju ke dasar poket.
Insisi yang kontinu (tidak berupa insisi sabit yang terputus) dibuat mengikuti dasar poket.
Insisi yang akurat akan dapat menghilangkan dinding poket dan membentuk kontur
pascaoperasi yang kurang memuaskan. Kesalahan yang paling sering dibuat pada operasi ini
kurang memuaskan.
3. Pemotongan Jaringan.

Bila insisi sudah dapat memisahka nseluruh dinding poket dari jaringan
dibawahnya, dinding poket akan dapat dengan mudah dihilangkan dengan kuret
atau skaler yang besar misalnya skalerCumine. Sisa jaringan fibrosa dan jaringan
granulasi dapat dibersihkan seluruhnya dengankuret yang tajam untuk membuka
permukaan akar.
4. Skaling dan Root Planing.

Permukaan akar harus diperiksa untuk melihat adanya sisa deposit kalkulus dan
bilaperlu permukaan akar harus diskaling dan dilakukan root planning.
 
DAFTAR PUSTAKA

1. Kurnia S. The Aesthetic Management of Gingival Enlargement and Hyperpigment in maxillary


anterior region : case report. Journal of case Reports in Dntal Medicine (J Case Rep Dent Med.
January ). January 2019; 1(1): 1-4.
2. Dinyati M, Mapanggara S, Adam AM, dan Oktawati S. Treatment of Dental Polyclinic –induced
gingivitis caused by secondary caries : case report. Journal of Case Reports in Dental Medicine (J
Case Rep Dent Med. January 2019; 1(1): 9-12.
3. Madi M, dan Mahmoud MM. The Evaluation Of Healing Effect Of Lowlevel Laser Treatment
Following Gingivectomy. Beni-Suef University Journal of Basic and Applied Sciences (2020) 9:25
4. Malakar M, dan Das S. Gingivectomy: A Review Article. International Journal of Scientific Research.
2018; 7(5).
-TERIMAKASIH-

32

Anda mungkin juga menyukai