Anda di halaman 1dari 9

KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PEREMPUAN

SUB POKOK BAHASAN: KEPUTIHAN

DISUSUN OLEH :
DESTI SARTIKA
172426010 SP

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN ( S-1 )


FAKULTAS ILMU KESEHATAN ( FIKES )
UNIVERSITAS DEHASEN BENGKULU
TAHUN AJARAN 2020
LATAR BELAKANG

• Kesehatan reproduksi merupakan suatu keadaan sejahtera fisik, mental, dan


sosial secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan
dalam semua hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi serta fungsi-
fungsinya dan prosesnya (Widyastuti, 2009).
• Kesehatan reproduksi pada wanita tidak terlepas pada kesehatan organ
intimnya. Tentu kita perlu sadari bahwa menjaga kesehatan reproduksi
sangat penting. Salah satu hal yang dapat kita lakukan adalah menjaga
kebersihan atau higienitas, terutama pada daerah sekitar vagina.
• Dalam vagina terdapat mikroorganisme (flora normal) yang bila tidak di jaga
dapat terganggu keseimbangan. Bila hal ini terjadi maka akan timbul
gangguan dan keluhan pada daerah tersebut, salah satu gejala adanya
gangguan adalah melalui timbulnya keputihan.
PENGERTIAN KEPUTIHAN

• Keputihan adalah keluarnya cairan selain darah dari vagina


yang berwarna putih kekuningan atau putih keabu-abuan baik
encer maupun kental, yang beraroma tidak sedap dan bisa
menyebabkan rasa gatal yang cukup hebat.
• Keputihan merupakan sekresi vaginal abnormal pada wanita.
Keputihan yang disebabkan infeksi biasanya disertai dengan
rasa gatal di dalam vagina dan di sekitar bibir vagina bagian
luar. Jika di biarkan dan tidak ditangani sedini mungkin infeksi
ini dapat menjalar dan menimbulkan peradangan ke saluran
kencing, sehingga menimbulkan rasa pedih saat si penderita
buang air kecil (Nenk,2009).
JENIS –JENIS KEPUTIHAN
Jenis keputihan dibagi menjadi 2 yaitu:
• Keputihan normal
Keputihan normal dapat terjadi pada masa menjelang dan sesudah menstruasi,
pada sekitar fase sekresi antara hari ke 10-16 menstruasi. Bisa terjadi saat
terangsang seksual atau mengalami stres emosional. Keputihan seperti ini wajar
terjadi pada wanita.

• Keputihan abnormal
Gejalanya keluar lendir secara berlebihan, berwarna putih dan berbau, gatal,
biasanya tidak disertai nyeri. Dapat terjadi pada semua infeksi alat kelamin
(infeksi bibir kemaluan, liang senggama, mulut rahim, dan jaringan penyangga
juga penyakit karena hubungan kelamin)(Manuaba,2009).
PENYEBAB KEPUTIHAN

• Jamur Candidas atau Monilia


• Parasit Trichomonas Vaginalis
• Bakteri Gardnella
• Faktor kebersihan yang kurang baik
• Pemakaian obat-obatan (antibiotik) dalam waktu lama.
• Stres
TANDA DAN GEJALA KEPUTIHAN

Keputihan normal (fisiologis)


• Keluarnya cairan berwarna bening, tidak lengket dan encer
• Tidak mengeluarkan bau yang menyengat
• Pada bayi perempuan yang baru lahir, dalam waktu satu hingga sepuluh
hari, dari vaginanya dapat keluar cairan akibat pengaruh hormon yang
dihasilkan oleh plasenta
• Remaja awal kadang-kadang juga mengalami keputihan sesaat sebelum
masa pubertas, biasanya gejala ini akan hilang dengan sendirinya
• Biasanya keputihan yang normal tidak disertai dengan rasa gatal. Keputihan
juga dapat dialami oleh wanita yang terlalu lelah atau yang daya tahan
tubuhnya lemah
LANJUTAN………………
Keputihan abnormal (patologis)
• Keluarnya cairan berwarna putih pekat, putih kekuningan, putih kehijauan atau putih
kelabu dari saluran vagina. Cairan ini dapat encer atau kental, lengket dan kadang-
kadang berbusa
• Cairan ini mengeluarkan bau yang menyengat (bau tidak sedap)
• Pada penderita tertentu, terdapat rasa gatal yang menyertainya serta dapat
mengakibatkan iritasi pada vagina
• Nyeri atau rasa terbakar disekitar vagina.
• Merupakan salah satu ciri-ciri penyakit infeksi vagina yang berbahaya seperti HIV,
Herpes, Candyloma.
• Infeksi ini dapat menjalar dan menimbulkan peradangan pada saluran kencing
• (Sallika,2010).
CARA MENGATASI KEPUTIHAN
Mengatasi keputihan biasanya dilakukan dengan cara menjaga kebersihan diri dan
lingkungan, diantaranya:
1. Menjaga vagina agar tetap kering untuk mencegah tumbuhnya bakteri dan jamur.
2. Ganti pembalut apabila sudah terasa basah dan lembab.
3. Hindari penggunaan cairan pembersih kewanitaan yang mengandung bahan kimia
terlalu berlebihan, karena hal itu dapat mengganggu pH cairan kewanitaan dan dapat
merangsang munculnya jamur atau bakteri.
4. Setelah buang air besar, bersihkan dengan air dan keringkan dari arah depan ke
belakang untuk mencegah penyebaran bakteri dari anus ke vagina.
5. Gunakan celana dalam minimal 2 kali sehari dan sebaiknya yang berbahan dasar
katun karena katun menyerap kelembaban dan menjaga agar sirkulasi udara tetap
terjaga
6. Hindari seks bebas atau berganti–ganti pasangan tanpa menggunakan alat pelindung
seperti kondom
7. Sebisa mungkin kendalikan stress
The end……..
Terimah kasih

DESTI SARTIKA
172426010 SP

Anda mungkin juga menyukai