obia
Pembimbing: dr. Erny Sriwahyuni Abdullah, Sp. KJ
B. Seorang individu takut atau menghindari situasi ini karena berpikir sulit
melarikan diri atau takut jika tidak tersedia bantuan saar timbul gejala seperti
panik atau gejala lain yang membuatnya tidak berdaya atau memalukan
(misalnya, ketakutan jatuh pada orang tua; takut inkontinensia).
C. Situasi agoraphobik hampir selalu memancing rasa takut atau cemas.
D. Situasi agorafobik sebisa mungkin dihindari, membutuhkan kehadiran seorang
pendamping, atau mengalami ketakutan atau kecemasan yang intens.
E. Ketakutan atau kecemasan tidak sebanding dengan bahaya yang sebenarnya
ditimbulkan oleh situasi agorafobia dan konteks sosiokultural.
Kriteria Diagnosis DSM-5
AGORAFOBIA (300.22 (F40.00))
I. Ketakutan, kecemasan, atau penghindaran tidak lebih baik dijelaskan dengan gejala
gangguan mental lain — misalnya, gejala tidak terbatas pada fobia spesifik, tipe
situasional; tidak hanya melibatkan situasi sosial (seperti dalam gangguan kecemasan
sosial): dan tidak terkait secara eksklusif dengan obsesi (seperti dalam gangguan
obsesif-kompulsif), cacat yang dirasakan atau kekurangan dalam penampilan fisik
(seperti pada body dysmorphic disorder), mengingat peristiwa trauma (seperti dalam
gangguan stres pasca trauma), atau ketakutan akan perpisahan (seperti dalam
gangguan kecemasan perpisahan).
Catatan: Agorafobia didiagnosis terlepas dari adanya gangguan panik. Jika presentasi
seseorang memenuhi kriteria untuk gangguan panik dan agorafobia, kedua
diagnosis harus ditetapkan.
PEDOMAN DIAGNOSIS PPDGJ III
(F40.0)
Semua kriteria di bawah ini harus dipenuhi untuk diagnosis pasti :
A. Gejala psikologis perilaku atau otonomik yang timbul harus merupakan manifestasi primer dari
anxietasnya dan bukan sekunder dari gejala-gejala lain seperti misalnya waham atau pikiran obsesif
B. Anxietas yang timbul harus terbatas pada (terutama terjadi dalam hubungan) setidaknya dua dari
situasi berikut : banyak orang/keramaian, tempat umum, berpergian keluar rumah, dan berpergian
sendiri dan
C. Menghindari situasi fobik harus atau sudah merupakan gejala yang menonjol (penderita menjadi
“home bound”).
Ketika mengalami ketakutan dan kecemasan yang ditimbulkan oleh situasi seperti itu, individu
biasanya mengalami pemikiran bahwa sesuatu yang buruk mungkin terjadi (Kriteria B).
Ketakutan atau kecemasan muncul hampir setiap kali individu
FITUR DIAGNOSIS
melakukan kontak dengan situasi yang ditakuti (Kriteria C).
Usia > 65th prevalensi 0,4%, Tidak dipengaruhi oleh kelompok atau ras
Perkembangan dan Perjalanan
1 3 5
• Agorafobia berlangsung lama dan
Individu degan agorafobia melaporkan kronis. Prevalensi agorafobia yang
terjadi serangan panik sebelum terjadi rendah pada anak-anak
• Remisi lengkap jarang (10%) kecuali
agorafobia dapat mencerminkan
diobati.
kesulitan dalam pelaporan
• Jika lebih parah remisi <<, gejala
kekambuhan dan kronisitas >>
2 4
Faktor Risiko dan Prognostik
Gangguan panik
• Ketika kriteria untuk gangguan panik terpenuhi
• Agorafobia tidak boleh didiagnosis jika
perilaku penghindaran yang terkait dengan
serangan panik tidak mencakup penghindaran
dari dua atau lebih situasi agorafobia.
Diagnosis Banding
Gangguan stres akut dan
• Rasa takut, cemas, atau penghindaran
Post-Traumatic Stress Disorder (PTSD) terbatas pada pemikiran trauma
Apakah ketakutan, kecemasan, atau
• Dan jika perilaku menghindar tidak
penghindaran hanya terkait dengan
meluas ke dua atau lebih situasi
situasi yang mengingatkan individu agoraphobiadiagnosis agorafobia
akan peristiwa traumatis. tidak diperlukan.
Diagnosis Banding
ou
Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics
& images by Freepik.