Anda di halaman 1dari 18

PLENO KASUS I

eaxcejulyanputri
1814201001
PENGERTIAN

Fraktur adalah patah tulang, biasanya disebabkan


oleh trauma atau tenaga fisik kekuatan dan sudut
dari tenaga tersebut, keadaan tulang itu sendiri
dan jaringan lunak disekitar tulang akan
menetukan apakah fraktur yang terjadi itu lengkap
atau tidak lengkap (noor zairin, 2016).
ETIOLOGI

Kekerasan
Kekerasan
akibat tarikan
langsung
otot

Kekerasan tidak
langsung
MANIFESTASI
KLINIS

 Tidak dapat menggunakan anggota gerak.


 Nyeri Pembengkakan.
 Terdapat trauma (kecelakaan lalu lintas, jatuh dari
ketinggian atau jatuh dikamar mandi pada orang tua,
penganiyaan, tertimpa benda berat, kecelakaan kerja,
trauma olahraga).
 Gangguan fungsi anggota gerak.
 Deformitas.
 Krepitasi atau datang dengan gejala-gejala lain.
WOC

Trauma Trauma tidak Kondisi


Langsung langsung patologis

Fraktur

Diskontinuitas Pergeseran
Nyeri Akut
tulang frakmen tulang

Perubahan Kerusakan
jaringan sekitar fragmen tulang

Pergeseran Speme otot Tekanan sumsum


fragmen tulang tulang lebih
tinggi dari
kepiler
Peningkatan tek
Deformitas kapiler
Melepaskan
Ggn fungsi Pelepasan katekolamin
ekstremitas histamin
Metabolisme
Hambatan Protein plasma asam lemak
mobilitas fisik hilang
Bergabung
Laserasi kulit Penekanan dengan
pembuluh trombosit
darah
Kerusakan
integritas kulit Emboli

Menyumbat
pembuluh darah

Ketidakefektifan
perfusi jaringan
KASUS PEMICU
Seorang laki-laki umur 45 tahun dirawat di ruang Bedah
dengan keluhan nyeri pada kaki kiri bila digerakkan, skala
nyeri 7. Sebelumnya pasien terjatuh dari pohon kelapa,
pasien mengatakan kaki semakin nyeri bila digerakkan
namun bergerak dengan istirahat. Hasil pemeriksaan fisik
deformitas (+), terlihat perbedaan panjang kaki kiri
dengan kaki kanan yang sehat, edema pada kaki kiri (+),
tidak terdapat luka, teraba hangat pada daerah sekitar kaki
kiri, nyeri tekan (+), krepitasi (+), terdapat keterbatasan
gerak. Hasil pemeriksaan rontgen : closed fraktur tibia
fibula sepertiga distal sinistra, pasien mendapatkan terapi
ketorolac 2 x 0,5 mg/KgBB. Dilakukan pemasangan bidai
melewati 2 sendi dan diistirahatkan. Pasien di rencanakan
dilakukan ORIF.
 Pengkajian Kasus
 Identitas
 Klien
 Nama Klien : Tn. A
 Umur : 45 tahun
 Jenis kelamin : Laki-laki
 Agama : Islam
 Suku/Bangsa : Melayu
 Bahasa yang digunakan : Indonesia
 Pekerjaan : Buruh bangunan
 Alamat: Jl. Pandan No. 37 Telanai pura
 Penanggung Jawab
 Nama : Ny. C
 Umur : 40 thn
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Agama : Islam
 Suku/Bangsa : Melayu
 Bahasa Yang digunakan : Indonesia
 Pekerjaan : Ibu rumah tangga
 Alamat: Jl. Pandan No. 37 Telanai pura
 Hubungan Dengan klien : Istri
 Tanggal Masuk Rumah Sakit
 Tanggal Masuk : 20 September 2019
 Tanggal Pengkajian : 21 September 2019
  
Data Medik
 Diagnosa medik
 Saat masuk : Klien mengeluh nyeri pada kaki kiri bila digerakkan,
sebelumnya klien terjatuh dari pohon kelapa
 Saat Pengkajian : klien mengatakan kaki semakin nyeri bila digerakkan
namun, berkurang dengan istirahat.
 Alasan Masuk Rumah Sakit
 Klien masuk rumah sakit dengan keluhan nyeri pada kaki kiri bila
digerakkan, sebelumnya klien terjatuh dari pohon kelapa.
 Riwayat Kesehatan Sekarang
 pada saat dilakukan pengkajian klien mengeluh kaki semakin nyeri bila
digerakkan namu berkurang dengan istirahat. Hasil pemeriksaan fisik
deformitas (+), terlihat perbedaan panjang kaki kiri dengan kaki kanan yang
sehat, edema pada kaki kiri (+), tidak terdapat luka, teraba hangat pada
daerah sekitar kiri, nyeri tekan (+), krepitasi (+), terdapat keterbatasan gerak.
No Analisa Data Etiologi Problem
1. Ds : Agen cedera fisik Nyeri
- Klien mengatakan nyeri
- Klien mengatakan ia jatuh dari
pohon kelapa
Do :
- Skala nyeri 7
- Nyeri tekan (+)
- Edema pada kaki kiri (+)
- Deformitas (+)
 

2. Ds : Kerusakan stuktur Hambatan mobilitas


- Klien mengatakan nyeri saat integritas tulang fisik
digerakkan
- Klien mengatakan saat istirahat
nyeri akan hilang
Do :
- Deformitas (+)
- Terdapat keterbatasan gerak
- Hasil rongent : closed fraktur
tibia fibula sepertiga distal
sinistra
3. Ds : Kurang Ketidakefektifan
- Klien mengatakan kaki pengetahuan perfusi jaringan
semakin nyeri bila tentang faktor
digerakkan pemberat
- Klien mengatakan (imobilitas)
sebelumnya ia jatuh dari
pohon
Do :
- Teraba hangat pada daerah
sekitar kaki
- Terdapat keterbatasan gerak
- Edema pada kaki kiri (+)
- Nyeri tekan (+)
 Diagnosa Keperawatan
 Nyeri akut berhubungan dengan agen
cidera fisik
 Hambatan mobilitas fisik berhubungan
dengan Kerusakan stuktur integritas tulang
 Ketidakefektifan perfusi jaringan
berhubungan dengan Kurang pengetahuan
tentang faktor pemberat (imobilitas)
A. Intervensi
No Diagnosa Tujuan/KH Intervensi
Keperawatan
1. Nyeri akut Setelah dilakukan 1. Lakukan pengkajian nyeri
berhubungan dengan tindakan selama 2x24 jam secara komprehensif termasuk
agen cidera fisik diharapkan nyeri dapat lokasi, karakteristik durasi,
berkurang dengan kriteria frekuensi, kualitas dan faktor
hasil : presipitasi
- Mampu mengontrol 2. Observasi reaksi nonverbal
nyeri (tahu penyebab dari ketidaknyamanan
nyeri, mampu 3. Gunakan teknik komunikasi
menggunakan tekhnik terapeutik untuk mengetahui
nonfarmakologis untuk pengalaman nyeri pasien
mengurangi nyeri, 4. Kaji kultur yang
mencari bantuan) mempengaruhi respon nyeri
- Melaporkan bahwa 5. Evaluasi pengalaman nyeri
nyeri berkurang dengan masa lampau
menggunakan
manajemen nyeri
- Mampu mengenali
nyeri (skala, ansietas,
frekuensi dan tanda
nyeri)
2. Hambatan mobilitas Setelah dilakukan 1. Monitoring vital sign
fisik berhubungan tindakan keperawatan sebelum/sesudah latihan dan
dengan Kerusakan 2x24 jam diharapkan lihat respon pasien saat latihan
stuktur integritas masalah klien dapat 2. Konsultasikan dengan terapi
tulang teratasi dengan Kriteria fisik tentang rencana ambulasi
Hasil : sesuai dengan kebutuhan
- Klien meningkat 3. Bantu klien untuk
dalam aktifitas fisik menggunakan tongkat saat
- Mengerti tujuan dari berjalan dan cegah terhadap
peningkatan mobilitas cidera
- Memverbalisasikan 4. Ajarkan pasien atau tenaga
perasaan dalam kesehatan lain tentang teknik
meningkatkan ambulasi
kekuatan dan 5. Kaji kemampuan pasien dalam
kemampuan berpindah mobilisasi
- Memperagakan
penggunaan alat
- Bantu untuk mobilisasi
(walker)
3. Ketidakfektifan Setelah dilakukan 1. Monitor adanya daerah
perfusi jaringan tindakan keperawatan tertentu yang hanya peka
berhubungan dengan 2x24 jam diharapkan terhadap
kurang pengetahuan masalah klien dapat panas/dingin/tajam/tumpul
tentang faktor teratasi dengan Kriteria 2. Instruksikan keluarga untuk
pemberat Hasil : mengobservasi kulit jika ada
(imobilitas) - Tekanan systole dan isi atau laserasi
diastole dalam rentang 3. Batasi gerakan pada kepala,
yang diharapkan leher, dan punggung
- Tidak ada tanda-tanda 4. Kolaborasi pemberian
peningkatan tekanan analgetik
inkranial (tidak lebih 5. Monitor adanya
dari 15 mmHg) tromboplebitis
- Berkomunikasi dengan
jelas dan sesuai dengan
kemampuan
A. Implementasi dan Evaluasi
No Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi

1. Nyeri akut berhubungan 1. Melakukan pengkajian nyeri S : Klien


dengan agen cedera fisik secara komprehensif mengatakan
termasuk lokasi, karakteristik, nyeri berkurang
durasi, frekuensi, kualitas dan O : Skala nyeri
faktor presipitasi berkurang
2. Mengobservasi reaksi menjadi 5
nonverbal dari A : Masalah
ketidaknyamanan teratasi sebagian
3. Menggunakan teknik P : Intervensi di
komunikasi terapeutik untuk lanjutkan
mengetahui pengalaman nyeri
pasien
4. Mengkaji kultur yang
mempengaruhi respon nyeri
5. Mengevaluasi pengalaman
nyeri masa lampau
2. Hambatan mobilitas fisik 1. Memonitoring vital sign S : Klien
berhubungan dengan sebelum/sesudah latihan dan mengatakan
Kerusakan stuktur integritas lihat respon pasien saat sudah dapat
tulang latihan berjalan sedikit
2. Mengkonsultasikan dengan menggunakan
terapi fisik tentang rencana bantuan
ambulasi sesuai dengan
O : klien tampak
kebutuhan
berjalan
3. Membantu klien untuk
menggunakaan
menggunakan tongkat saat
tongkat
berjalan dan cegah terhadap
A : Masalah
cidera
belum teratasi
4. Mengajarkan pasien atau
P : Intervensi di
tenaga kesehatan lain tentang
lanjutkan
teknik ambulasi
5. Mengkaji kemampuan pasien
dalam mobilisasi
3. Ketidakfektifan perfusi 1. Memonitor adanya daerah S : klien
jaringan berhubungan dengan tertentu yang hanya peka mengatakan
kurang pengetahuan tentang terhadap sedikit dapat
faktor pemberat (imobilitas) panas/dingin/tajam/tumpul bergerak dari
2. Menginstruksikan keluarga sebelumnya
untuk mengobservasi kulit O : klien tampak
jika ada isi atau laserasi lebih dapat
3. Membatasi gerakan pada bergerak dari
kepala, leher, dan punggung sebelumnya.
4. Mengkolaborasi pemberian A : Masalah
analgetik teratasi sebagian
5. Memonitor adanya P : Intervensi
tromboplebitis dilanjutkan
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai