Anda di halaman 1dari 31

Teknik Kultur Zooplankton

Crustacea
Pendahuluan
konsumen pertama yang
memanfaatkan produksi primer
zooplankton
yang dihasilkan fitoplankton

dapat mempengaruhi
mata rantai antara produsen
kompleksitas rantai makanan
primer dengan karnivora besar
dalam ekosistem perairan.
dan kecil

• Plankton hewani, adalah hewan yang hidupnya mengapung, atau


melayang dalam laut.
• Kemampuan renangnya sangat terbatas hingga keberadaannya
sangat ditentukan kemana arus membawanya.
• bersifat heterotrofik.
• Ukurannya yang paling umum berkisar 0,2 – 2 mm, tetapi ada juga
yang berukuran besar misalnya ubur-ubur yang bisa berukuran
sampai lebih satu meter.  
crustacea
Klasifikasi

• Artemia merupakan bangsa Crustaceae yang


diklasifikasikan menurut Harefa (2003) sebagai berikut:
* Phyllum : Arthropoda
* Kelas : Crustaceae
* Subkelas : Branchiopoda
* Ordo : Anostraca
* Familia : Artemiidae
* Genus : Artemia
* Spesies : Artemia franciscana
Morfologi

Telur
• bulat berlekuk (kering), bulat penuh (basah).
• Warna coklat yang diselubungi oleh cangkang yang tebal dan kuat
• Cangkang ini berguna untuk melindungi embrio terhadap pengaruh
kekeringan, benturan keras, sinar ultraviolet dan mempermudah pengapungan
• Cangkang telur Artemia dibagi dalam dua bagian yaitu korion (bagian luar) dan
kutikula embrionik (bagian dalam). Diantara kedua lapisan tersebut terdapat
lapisan ketiga yang dinamakan selaput kutikuler luar,.
• Korion dibagi lagi dalam dua bagian yaitu lapisan yang paling luar yang
disebut lapisan peripheral (terdiri dari selaput luar dan selaput kortikal) dan
lapisan alveolar yang berada di bawahnya.
• Kutikula embrionik dibagi lagi menjadi dua bagian yaitu lapisan fibriosa
dibagian atas dan selaput kutikuler dalam di bawahnya. Selaput ini merupakan
selaput penetasan yang membungkus embrio.
• Diameter telur Artemia berkisar antara 200 – 300 μ (0.2-0.3 mm). Sedangkan
berat kering berkisar 3.65 μg, yang terdiri dari 2.9 μg embrio dan 0.75 μg
cangkang
Larva (Nauplius)
• Apabila telur-telur Artemia yang kering direndam dalam air laut dengan
suhu 25oC, maka akan menetas dalam waktu 24 – 36 jam.
• Dari dalam cangkang akan keluar larva yang dikenal dengan nama
nauplius,
• nauplius akan mengalami 15 kali perubahan bentuk. Nauplius tingkat I =
instar I, tingkat II = instar II, tingkat III = instar III, demikian seterusnya
sampai instar XV. Setelah itu nauplius berubah menjadi Artemia dewasa,

Artemia dewasa
• berbentuk seperti udang kecil dengan ukuran 10-20 mm.
• Bagian kepala mempunyai ukuran yang lebih besar daripada bagian ekor,
• Bagian ekor ini memiliki ukuran ±1/3 dari panjang tubuhnya
• Mempunyai sepasang mata, sepasang antennula pada bagian kepala dan
11 pasang kaki/torakopoda di bagian tubuhnya,
• Jumlah kaki ini yang membedakannya dari Crustaceae lainnnya,
• Sepasang alat kelamin terletak diantara ekor
• Hidup plantonik diperairan yang berkadar garam tinggi, yaitu antara 15-30 permil ( 0/00) /
PPT.
• Suhu antara 25-300C, oksigen terlarut sekitar 3mg/l, dan pH 7,3-8,4.
• Sebagai plankton, artemia tidak dapat dipertahankan diri terhadap pemangsanya sebab
tidak mempunyai alat ataupun cara untuk membela diri.

• Artemia hidup di danau-danau garam (berair asin) yang ada di seluruh dunia.
• Udang ini toleran terhadap selang salinitas yang sangat luas, mulai dari nyaris tawar hingga
jenuh garam.
• Secara alamiah salinitas danau dimana mereka hidup sangat bervariasi, tergantung pada
jumlah hujan dan penguapan yang terjadi.
• Apabila kadar garam kurang dari 6 % telur artemia akan tenggelam sehingga telur tidak bisa
menetas, hal ini biasanya terjadi apabila air tawar banyak masuk kedalam danau dimusim
penghujan.
• apabila kadar garam lebih dari 25% telur akan tetap berada dalam kondisi tersuspensi,
sehingga dapat menetas dengan normal.
• Kista tertua artemia pernah ditemukan oleh suatu perusahan pemboran yang bekerja
disekitar Danau "Salt Great". Kista tersebut diduga berusia sekitar lebih dari 10000 tahun
(berdasarkan metoda "carbon dating"). Setelah diuji, ternyata kista-kista tersebut masih bisa
menetas walaupun usianya telah lebih dari 10000 tahun.
• Ovovivipar : nauplius menetas di dalam
reproduksi kantung telur induknya dan nauplius yang
keluar sudah dapat berenang bebas,
keadaan ini terjadi pada salinitas rendah.
Ketika Artemia dewasa hidup pada
Berdasarkan cara salinitas tinggi, embrio akan terbungkus
berkembangbiakannya, oleh kapsul keras yang sering disebut
• Melalui proses perkawinan kista. Kista ini akan melindungi embrio
(Biseksual) sehingga dapat menetas pada kondisi
• Tidak melalui proses perkawinan optimal
(Partegnogenetik). • ovipar tergantung dari salinitas medium
habitatnya

• Kedua cara reproduksi (biseksual dan parthenogenesis) tersebut


akan sama-sama menghasilkan kista pada salinitas tinggi (ovipar)
dan nauplius pada salinitas rendah (ovovivipar).
• Adapun daur hidupnya meliputi fase kista, prenauplius, nauplius dan
dewasa.
syarat-syarat menetaskan kista artemia :
• Salinitas 20-30 ppt atau 1-2 sendok teh garam per liter air tawar.
• Untuk buffer bisa ditambahkan magnesium sulfate (20 % konsentrasi) atau
1/2 sendok teh per liter air.
• Suhu air 26 - 28 °C.
• memberikan sinar selama penetasan untuk merangsang proses.
• Aerasi yang cukup; untuk menjaga oksigen terlarut sekitar 3 ppm
• pH 8.0 atau lebih, apabila pH drop dibawah 7.0 dapat ditambahkan soda
kue untuk menaikkan pH.
- Kepadatan sekitar 2 gram per liter.
- Sebelumnya dapat dilakukan proses dekapsulisasi untuk melunakan
cangkang.
Manfaat Artemia

• Artemia merupakan pakan yang penting bagi organisme


budidaya seperti ikan, udang dan kepiting. Hal ini disebabkan
karena nilai nutrisi yang dikandungnya tinggi dan
penggunaannya pun luas
• pakan ikan yang umumnya dijual dalam bentuk telur ( kista)
• fase dewasa dan induk yang memiliki kandungan protein yang
lebih tinggi dari burayakan dan berukuran jauh lebih besar
sehingga mudah dikonsumsi oleh ikan hias dewasa.
• mengonsumsi spirulina
• Artemia tidak membawa penyakit (seperti cacing)
hi dup
s
Siklu 15-20 jam, 25oC
12 jam
Pre-nauplii
(beberapa jam E1, nauplii
Telur/kista
kista msh menempel
E2)

Berwarna orange kecoklatan


tidak akan makan, karena mulut dan anusnya belum
terbentuk dengan sempurna.

Ganti kulit 15x


(8 hari)
• mulai makan (mikro alga, bakteri, dan detritus
organik)
• tidak pemilih

• Artemia dewasa sekitar 8 mm,


• pada kondisi tepat 20 mm.
(biomasnya 500 biomas pada
fase naupli
Dewasa
• salinitas rendah dan dengan pakan yang optimal, betina Artemia bisa mengahasilkan
naupli sebanyak 75 ekor perhari.
• Selama masa hidupnya (sekitar 50 hari) mereka bisa memproduksi naupli rata-rata
sebanyak 10 -11 kali.
• Dalam kondisi super ideal, Artemia dewasa bisa hidup selama 3 bulan dan
memproduksi nauplii atau kista sebanyak 300 ekor(butir) per 4 hari.
• Kista akan terbentuk apabila lingkungannya berubah menjadi sangat salin dan bahan
pakan sangat kurang dengan fluktuasi oksigen sangat tinggi antara siang dan malam
hari.

• Artemia dewasa toleran terhadap suhu -18 hingga 40 ° C.


• optimal untuk penetasan kista dan pertubuhan adalah 25 - 30 ° C (tergantung strain)
• Artemia menghendaki kadar salinitas 30 - 35 ppt
• dapat hidup dalam air tawar salama 5 jam sebelum akhirnya mati.
• pH (8-9 optimal, dibawah 5 dan lebih dari 10 membunuh artemia)
• cahaya (diperlukan dalam proses penetasan dan akan sangat menguntungkan bagi
pertumbuhan)
• oksigen. Berpengaruh terhadap warna artemia
• Apabila kadar oksigen air rendah, dan air banyak mengandung bahan organik, atau
apabila salintas meningkat, artemia akan memakan bakteria, detritus, dan sel-sel kamir
(yeast).
• Pada kondisi demikian mereka akan memproduksi hemoglobin sehingga tampak
berwarna merah atau orange. Apabila keadaan ini terus berlanjut mereka akan mulai
memproduksi kista.
Budidaya Artemia

• Artemia : dapat digunakan pada larva dan


benih ikan air tawar, payau dan laut.
• kebutuhan hatchery akan Artemia masih
import

• persiapan tambak,
• penebaran benih,
• penumbuhan makanan alami,
• pemeliharaan,
• pemanenan
• prosesing.
Syarat tambak • tambak garam
• tidak bocor
• ketersediaan air selalu
ada
• kedalaman 70 cm

Persiapan tambak

Penebaran benih
• Penjemuran/pengeringan dasar
tambak
• Pengapuran tambak dengan • nauplii artemia 200
dosis 500 kg/ha ekor perliter pada
• Pemupukan organik 500 kg/ha stadia instar I (artemia
• Pemupukan TSP/urea 200 kg yang baru menetas)
(1:3) • dilakukan pada saat
• Pengisian air tambak dengan suhu rendah.
salinitas 80 ppt sedalam 70 cm
Pemupukan tambak

• pemupukan secara kontinu (pupuk organik atau anorganik


sebanyak 10%) dari dosis awal pemupukan
• inokulasi pakan alami.
• dapat diberikan pakan tambahan berupa dedak yang diperkaya
dengan vitamin dan mineral atau bungkil kelapa, silase ikan
maupun tepung terigu.
• Oleh karena itu pada tambak pemeliharaan artemia diberikan
pakan tambahan berupa bungkil kelapa yang sebelumnya (2 jam)
direndam baru diberikan dengan cara menebarkannya secara
merata pada tambak budidaya.
Budidaya Artemia

• dilakukan pada lokasi yang memiliki salinitas


cukup tinggi yaitu lebih dari 50 permill,
• untuk menghasilkan kista dengan hasil
yang optimum dibutuhkan salinitas antara 120 –
140 ppt
• peningkatan salinitas hingga 150 ppt akan
menghasilkan produktivitas telur menjadi
menurun.
• Oleh karena itu, pada tambak budidaya artemia
setelah dilakukan penebaran nauplii artemia
salinitas tambak secara bertahap terus
ditingkatkan dari 70 ppt menjadi 80 ppt terus
secara bertahap dinaikkan sampai menjadi 120
– 140 ppt.
• metoda dekapsulasi (larutan
Metode penetasan hipoklorit)
Artemia • metoda tanpa dekapsulasi.
      

 Larutan hipoklorit yaitu larutan yang mengandung HClO disiapkan yang


akan digunakan untuk melakukan proses penghilangan lapisan luar
kista.
 Natrium hipoklorit (Na O Cl) dosis 10 cc Na O Cl untuk satu gram kista
 Kalsium hipoklorit (Ca (OCl)2 dosis 0,67 gram untuk satu gram kista .
Saringan kasa Media aduk
Aerasi kuat,
Kista larutan (5-7 menit)
hipoklorit

• terjadinya perubahan warna


kista dari coklat gelap
menjadi abu-abu kemudian
orange.

Pencucian kista
• Kista disaring (120 mikron)
• pencucian kista dengan menggunakan air tawar secara berulang-ulang
(bau klorin itu hilang).
• dicuci dengan air bersih
• siap untuk ditetaskan dengan menggunakan larutan penetasan
• Proses penetasan yang dilakukan sama dengan proses penetasan
tanpa dekapsulasi.
        
Tanpa dekapsulasi

Aerasi (10-20 l
Kista udara/menit, suhu
Wadah penetasan
(timbang) 25-30oC, pH 8-9,
disiapkan
salinitas >35ppt)

20 cm
Lampu TL 60 watt
(intensitas cahaya 1000lux)

Penetasan berlangsung
selama 24–48 jam kemudian.
      
Wadah penetasan

• kantong plastik berbentuk kerucut,


• botol aqua ,
• ember plastik dan bentuk wadah lainnya yang
didesain berbentuk kerucut Sedangkan peralatan
yang dibutuhkan untuk melakukan budidaya Artemia
antara lain adalah

Wadah budidaya aerator/blower, selang aerasi, batu aerasi,


selang air, timbangan, saringan halus/seser,
ember,gayung, gelas ukur kaca,
refraktometer.
Pemilihan wadah

• bergantung kepada tujuannya.


• Wadah yang terbuat dari bak semen, bak beton,
bak fiber dan tanki plastik biasanya digunakan
untuk menetaskan cyst Artemia secara massal
• wadah budidaya kolam tanah yaitu tambak
biasanya dilakukan untuk membudidayakan
artemia.
• ukuran dari wadah yang akan digunakan sangat
menentukan kapasitas produksi dari pakan alami
Artemia.
      
Penyiapan wadah budidaya

• Siapkan alat dan bahan


• Bersihkan wadah
• pensucihamaan wadah
• Bilaslah wadah
• Pasanglah peralatan aerasi dengan merangkaikan antara aerator, selang
aerasi dan batu aerasi, masukkan kedalam wadah budidaya.
• Ceklah keberfungsian peralatan tersebut dengan memasukkan kedalam
arus listrik.
• Buatlah larutan garam
• Ukurlah salinitas media penetasan dengan menggunakan alat
refraktometer
• Jika salinitas media tidak sesuai dengan yang diinginkan tambahkan garam
atau air tawar kedalam media sampai diperoleh salinitas media sesuai
kebutuhan.
       
Inokulasi artemia

• identifikasi jenis bibit pakan alami Artemia,


• melakukan seleksi terhadap bibit pakan alami Artemia,
• inokulasi bibit pakan alami sesuai dengan prosedur.
Identifikasi Artemia perlu dilakukan agar tidak terjadi kesalahan dalam
melakukan inokulasi. Artemia merupakan salah satu jenis zooplankton yang
hidup diperairan laut yang bersalinitas antara 42 sampai dengan 316 permil.

• Artemia : berasal dari cyst artemia.


• Cyst artemia : telur yang mengalami fase istirahat karena kondisi lingkungan
perairan buruk ..
Teknik inokulasi

• menebarkannya secara hati-hati kedalam media kultur sesuai dengan


padat tebar yang telah ditentukan.
• Penebaran bibit Artemia ini sebaiknya dilakukan pada saat suhu perairan
tidak terlalu tinggi yaitu pada pagi dan sore hari.
     

Penebaran cyst Artemia

• Cyst Artemia : telur yang telah berkembang lebih lanjut menjadi embrio dan
kemudian diselubungi oleh cangkang yang tebal dan kuat.
• Cangkang ini berguna untuk melindungi embrio terhadap pengaruh
kekeringan, benturan keras, sinar ultra violet dan mempermudah
pengapungan.
• Jadi cyst artemia itu yang akan ditetaskan adalah hasil dari perkawinan
artemia dewasa jantan dan betina yang pada kondisi lingkungan buruk akan
membentuk fase istirahat atau dorman. Dan biasanya disebut telur kering
(diapauze).
     
• Artemia yang dijual dipasaran merupakan hasil budidaya atau eksploitasi
dari alam yang dikemas dalam kemasan kaleng dengan berat rata-rata
450 gram.
• Telur artemia yang berasal dari laut atau tambak ini dipanen dengan
menggunakan seser, kemudian dibersihkan dari kotoran-kotoran yang
melekat.
• Kista yang berisi embrio akan mengapung dipermukaan air. Kemudian
kista tersebut dikeringkan dibawah sinar matahari atau dengan alat
pengering/oven dengan suhu sebaiknya tidak lebih dari 40oC .
• Pengeringan didalam alat pengering ini dilakukan selama tiga jam sampai
kadar air dari siste tersebut kurang dari 10% agar tahan lama dalam
penyimpanan.
• Lama penyimpanan siste artemia jika dilakukan pengemasan dengan
kaleng tanpa udara atau kantong plastik berisi gas Nitrogen adalah lima
tahun.
     
Berapakah kebutuhan cyst artemia yang
harus ditetaskan untuk memenuhi
kebutuhan produksi?
• padat penebaran yang digunakan
adalah 5-7 gram/liter.
• Semakin besar wadah yang digunakan
maka jumlah siste yang akan ditebarkan
akan semakin banyak.
• Oleh karena itu harus dipilih wadah
yang tepat untuk menetaskan siste
artemia tersebut.
     
Panen cyst artemia

• Lepaskan aerasi yang ada didalam wadah penetasan.


• Lakukan penutupan wadah penetasan pada bagian atas dengan
menggunakan plastik hitam agar artemia yang menetas akan
berkumpul pada bagian bawah wadah penetasan.
• Artemia mempunyai sifat fototaksis positif yang akan bergerak menuju
sumber cahaya.
• Diamkan beberapa lama (kurang lebih 15-30 menit) sampai seluruh
cyst yang telah menetas berkumpul didasar wadah.
• Lakukan penyedotan dengan selang untuk mengambil artemia yang
telah menetas dan ditampung dengan kain saringan yang diletakkan
didalam wadah penampungan.
• Bersihkan artemia yang telah dipanen dengan menggunakan air tawar
yang bersih dan siap untuk diberikan kepada larva/benih ikan
konsumsi/ikan hias.
        
Panen Artemia

• dilakukan setiap hari


• jumlah yang dipanen adalah kurang dari 20%.
• Pemanenan Artemia dapat juga dilakukan seminggu sekali atau dua minggu
sekali sangat bergantung kepada ukuran Artemia yang akan diberikan kepada
larva/benih ikan.
• Cyst artemia yang baru menetas mempunyai ukuran antara 200-350
mikrometer (0,2-0,35 mm) dan disebut nauplius.
• Duapuluh empat jam setelah menetas nauplius artemia ini akan mulai tumbuh
organ pencernaannya, oleh karena itu pada
masa tersebut artemia sudah mulai makan
• Artemia menjadi dewasa pada umur 14 hari dan akan beranak
setiap 4-5 hari sekali.
      
Pakan Artemia

• Artemia menyaring makanannya (filter feeder).


• menelan apa saja yang ukurannya kurang dari 50 mikron.
• Pada Artemia dewasa pengambilan makanan dibantu oleh kaki-kakinya
(torakopoda)
• nauplius
 e. dibantu oleh antenna.
• Selain berfungsi sebagai alat gerak, kaki Artemia juga berfungsi sebagi
alat pernapasan.
• kaki Artemia akan bergerak terus mengingat dia harus terus bernafas
(Mudjiman, 1998).

Anda mungkin juga menyukai