Anda di halaman 1dari 59

HUKUM

KETENAGAKERJAAN
E
M
B
U
K
A
A
N
KRISIS
KETENAGA
KERJAAN

refleksi

TIDAK
HUBUNGAN
INDUSTRIAL SEHAT

PELAKU H.I

VS PEKERJA
PENGUSAHA
( ORGANISASI SDM & HI ) ( ORGANISASI PEKERJA )
Revormasi 8 PerUU-KTK
1. RUU Tentang Serikat Pekerja ( Baru = UU No. 21/2000 )

2. RUU tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial


( PPHI ), menggantikan UU No.22/57 dan UU No.12/64.
( Baru UU No.2/2004)

3. RUU Tentang Pembinaan Dan Perlindungan Ketenagakerjaan


Menggantikan UU. 25/97 ( Baru = UU Ketengakerjaan No.13/2003 )

4. Penyempurnaan Kepmenaker No.2/Men/93 Tentang Kesepakatan


Kerja Waktu Tertentu ( Baru Kepmenakertrans No.100/MEN/2004 )

5. Penyempurnaan Permenaker No. 72/Men/84 Tentang Perhitungan


Upah Lembur ( Baru Kepmenakertrans No.102/MEN/2004 )

6. Penyempurnaan Permenaker No.3/Men/96 Tentang Penyelesaian


PHK Dan Penetapan Uang Pesangon ( Baru = Kepmenaker 150/2000)

7. Penyempurnaan Permenaker No.1/Men/99 Tentang Upah Minimum


(Baru = 226/2000 )

8. Rancangan Undang – Undang Peradilan Perburuhan


Revormasi Khusus PerUU-KTK
1. PP 2/1978 & PKB 1/1985.
( Kepmenakertrans No. 48/MEN/2004
Tentang Tata Cara Pembuatan PP dan PKB )

2. Mogok Tidak Sah.


( Kepmenakertrans No. 232/MEN/2003 Tentang
Akibat Hukum Mogok Kerja Yang Tidak Sah )

3. Perijinan Outsourching.
( Kepmenakertrans No. 101/MEN/2004 Tentang
Tata Cara Perijinan Penyedia Jasa Pekerja dan Pemborong Pekerjaan )

( Kepmenakertrans No. 220/MEN/2004 Tentang


Syarat-Syarat Penyerahan Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan Kepada
Perusahaan Lain ).

4. Penyempurnaan Kepmenaker No.328/MEN/1986 tentang LKS Bipartit.


( Kepmenakertrans No. 255/MEN/2003 Tentang Tata Cara Pembentukan
dan susunan keanggotaan LKS Bipartit )
ORGANISASI SDM & HI

Pelaksanaan Hubungan Industrial lebih


banyak oleh Organisasi SDM & HI

Pendekatan yg harus
dilakukan
• SDM = asset Organisasi kunci
keberhasilan
• Keberhasilan dpt dicapai jika
Peraturan dilaksanakan scr terbuka
• Kultur Perusahaan menjiwai aspek
H.I. Dlm Perusahaan
• Seluruh anggota Organisasi terlibat
dlm pencapaian tujuan bersama
• Pendekatan dgn nilai-nilai religi
PENTING !

INTI TUGAS !
Membicarakan Kepentingan
Pengusaha & Para Pekerja
Untuk Keberhasilan Pengusaha
DALAM PRKATEK PELAKSANAAN
HUBUNGAN INDUSTRIAL
Org. SDM& HI
Konstruktif & harus bekerja
Terbuka Sama dg Org. Memahami
Pekerja Ketentuan yg
mengatur
Hub. Industrial
ORGANISASI PEKERJA

• Melengkapi/menyempurnakan Cenderung
perundingan Pengusaha & Menjadi
Pekerja Tujuan Oposan !
• Memperbaiki kondisi Hubungan
Kerja para anggotanya dari segi
produktivitas, keamanan,
keselamatan serta kesejahteraan,
• Menciptakan Usaha peningkatan
ketrampilan dan status pekerja
dlm pekerjaannya
• Kesempatan Pengendalian scr
demokratis keputusan yg
menyangkut kepentingan pekerja

UU 21 Tahun 2000
FUNGSI & PERAN ORGANISASI PEKERJA
Peran :
1. Sebagai mitra pengusaha dalam mencapai tujuan
perusahaan.
2. Sebagai kontrol terhadap pekerja dan pengusaha
3. Sebagai katalisator dalam proses produksi

Fungsi :
1. Sebagai tempat untuk memperjuangkan kesejahteraan
pekerja.
2. Sebagai ajang komunikasi dan interaksi baik antar sesama
pekerja maupun antara pekerja dan pengusaha
3. Sebagai wadah dalam menyalurkan aspirasi positif
pekerja.
Konvensi ILO
No. 87 di Ratifikasi
dg. Keppres No. 83
Bebas Tahun 1998
Bebas
Berorganisasi Berserikat

Organisasi Pekerja yg
Mandiri dan memahami kuat, aspiratif dan profe
Manajemen Hub. Industrial sional

LKS BIPARTIT = Media Komunikasi antar Pengusaha


dan Pekerja
Penggabungan ini
namanya LKS Biparit
Ah… Masa !
konsultan

Pengusaha Organisasi
Pekerja

Ah… Iya

Kep No. 255/MEN/2004 Tentang Tata Cara Pembentukan Dan


Susunan Keanggotaan LKS Bipartit.
KEBIJAKAN HUBUNGAN KERJA
P P
E E
K N
E G
R U
J S
A A
H
A

Pemenuhan kebutuhan Tujuan


dinamika pekerja Pengusaha

Iklim yg mendorong pelaku


Hub. Industrial utk menguasai &
mengetahui perangkat hukum
HUBUNGAN
KERJA PENGAWAS
KETENAGA
KERJAAN

KETENAGA WAJIB LAPOR


KERJAAN MANAJEMEN HI & HUKUM KTK KETENAGA
ASING KERJAAN

PERSELISIHAN PERLINDUNGAN
HUBUNGAN KETENAGA
KERJA KERJAAN
Hubungan Kerja Diatur dalam :
-Undang-Undang (UU)
No.13 Tahun 2003
Ketenagakerjaan Pasal I
Ayat 15
Perjanjian Berisikan : -Buku III Title 7 A BW
-Pekerjaan Mengenai Perikatan

-Upah
-Perintah
Perjanjian Kerja
(harus tertulis)
UU No.13 Tahun 2003 Pasal 50-51
Syarat-syarat Perjanjian Kerja :
a. Kesepakatan kedua belah pihak;
b. Kemampuan atau kecakapan
melakukan perbuatan hukum;
c. Adanya pekerjaan yang
diperjanjikan; dan
d. Pekerjaan yang diperjanjikan tidak
bertentangan dengan ketertiban
umum, kesusilaan, dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Perjanjian Kerja :
(UU No.13 Tahun 2003 Pasal 52)
1. PKWT 2. PKWTT
- Waktu Tertentu - Waktu Tertentu
- Pekerjaan Tertentu - Pekerjaan Bebas
Bentuk Perjanjian Kerja yang mengatur Hubungan Kerja

1. PKWT (sebelumnya 2. PKWTT (sebelumnya disebut


disebut KKWT) KKWTT)
UU No.13/2003 Pasal 56 UU No.13/2003 Pasal 63
junto Kepmenaker (Buku III Title 7 A BW Perikatan)
No.100/MEN/VI/2004 tanggal 21
Juni 2004 tentang Ketentuan
Pelaksanaan Perjanjian Kerja
Waktu Tertentu Sejarah
-UU No.21/1954
Sejarah -Buku III Title 7 A
-2 Tahun 1993 BW mengenai Perikatan
-5 Tahun 1995
-5 Tahun 1985
Cont`
Bentuk Perjanjian Kerja yang mengatur Hubungan Kerja

5. Penyedia Jasa Tenaga 6. Perjanjian Kerja Khusus


Kerja/Pemborong Kerja (Profesional)
-UU No.13/2003 Pasal 64
-Kepmenaker No.101/MEN/VI/2004 Buku III Title 7 A BW mengenai
tanggal 21 Juni 2004 Tentang Tata Perikatan
Cara Perijinan Perusahaan Penyedia
Jasa Pekerja/Buruh
PKWTT
PKWT
PKPJTK/PKPK
Sejarah
-UU No.21/1954
-Kepmenaker No.2/1978
pu

t a ra
a n k
e r ja ntu
n k a u dlm
nj ia s a h
e r j a
rja n g u nk
p e P e n ga
la h a n u ta u
b a
Ada erja d an hu dan
Pek gadk rtentu tu
n n
Me ktu te terte
n
Wa erjaa
pek
PU

OPZ-56
PU

• KEMAUAN BEBAS KEDUA


BELAH PIHAK

• ADANYA PEKERJAAN
TERTENTU

• YANG DISEPAKATI TIDAK BOLEH BERTENTANGAN


DENGAN UU, TIBUM, DAN KESUSILAAN

• MAMPU DAN CAKAP MENURUT


HUKUM

OPZ-57
PU

WARNING

OPZ-58
PU

• Yang sekali selesai/


sementara sifatnya
• Penyelesaian pekerjaan
tidak terlalu lama -
paling lama 3 Tahun
ADALAH • Bersifat musiman
• Bukan kegiatan tetap
• Berhubungan dengan
produk baru/produk
percobaan

OPZ-59
pu
Konsep yg diajukan ke Depnaker memuat :

Nama &Alamat Perusahaan


Nama, Alamat, Umur, dan Jenis Kelamin Pekerja
Jabatan/jenis pekerjaan
Besarnya upah dan cara pembayaran
Syarat2 kerja -- hak & kewajiban pekerja 7 pengusaha
Jangka Waktu berlakunya Kesepakatan Kerja
Tempat/Lokasi kerja
Tempat.Tgl. Kesepakatan dibuat
Tgl berlaku & Berkahir
Hal-Hal yang dapat mengakhiri PKWT
pu
“ Utk Pekerja yg sekali selesai atau sementara sifatnya “

PALING LAMA MAKSIMAL


7 HR

1 TH PALING LAMA 3 TH

PEMBAHARUAN PKWT

3 THN PEK
BLM SLI
PUTUS 30 HARI

TIDAK ADA HUBUNGAN KERJA KECUALI DIPERJANJIKAN LAIN


pu
“ Untuk Pekerjaan Yg Bersifat Musiman “

Musim Tertentu Pelaksanaan tergantung Target Tertentu


musim atau cuaca

,,,,,,,, ,,,,,,,,
Hr/Bln Berlaku Bagi Bln/THn

P/B Yg Melakukan
Pekerjaan Tambahan

OPZ-62
pu
“ Untuk Pekerjaan Y Berhubungan Dengan Produk Baru “

Kegiatan Baru UTK Di Luar kegiatan Atau Diluar Produk Tambahan


pekerjaan Yg biasa dilakukan

2 THN 1 THN
Dapat Diperpanjang

Tidak Dapat Dilakukan


Pembaharuan

OPZ-63
pu
“ Untuk Pekerjaan Harian Kerja Lepas “

Peker Tertentu Upah Didasarkan Volume Ber-Ubah2


Pada Kehadiran,
Perjanjian Tertulis

21 HR Paling lama ( Lebih ) 3 BLN


Berubah PKWTT

Perjan Memuat :
a. Nama/Alamat Perus/Pemberi Kerja
b. Nama/Alamat pekerja Buruh
c. Jenis pekerjaan Yg dilakukan
d. Besarnya Upah dan atau imbalan lainnya
e. Didaftarkan di Instansi DINNASKER
OPZ-64
PU

WAKTU

SELESAINYA PEKERJAAN

MENINGGALNYA PEKERJA

SESUATU YG DIPERJANJIKAN
BERAKIBAT BAKHIR HUBKER
Tidak berakhir bila pengusaha meninggal, ahli warisnya
Dapat melanjutkan kecuali ditentukan lain dalam PKWT
Mengakhiri PKWT secara sepihak dhrskan bayar ganti rugi
OPZ-65
PU

Tidak Dibuat Dalam Bahasa Ind


Tidak memenuhi Pasal 4/2
dan 5/2 Kep 100/2004
Dilakukan utk Produk baru tapi
menyimpang dari pasal 8/3
Kep 100/84
Pembaharuan tidak melalui masa
Tenggang waktu 30 hr dan tidak
diperjanjiakan lain seperti dimaksud
Pasal 3 Kep 100/2004
Dengan Dikeluarkannya Kep 100/2004, maka Kep 6/85 TT
PHL, Kep 2/93 TT KKWT dan Kep 5/85 TT KKWT di Migas
Dicabut
OPZ-66
PU

DENGAN
PASAL 59 AYAT 1,2,45,6
13/2003

OPZ-67
DASAR-DASAR PELAKSANAAN POLA ALIH DAYA
MELALUI PERJANJIAN PPP/PJTK

I. KETENTUAN UMUM
Perusahaan dapat menyerahkan sebagian pelaksanaan pekerjaan kepada perusahaan lainnya melalui
perjanjian pemborong pekerjaan atau penyediaan jasa pekerja/buruh yang dibuat secara tertulis.
( Pasal 64 UUK 13/2003 )

II. PERJANJIAN PEMBORONG PEKERJAAN (PPP)


(1). Perjanjian Pemborongan Pekerjaan yang dibuat secara tertulis. ( Pasal 65 ayat 1 )
(2). Pekerjaan yang dapat diserahkan kepada perusahaan harus memenuhi syarat-syarat sebagai
berikut : ( Pasal 65 ayat 2 ).
a. Dilakukan secara terpisah dari kegiatan utama;
b. Dilakukan dengan perintah langsung atau tidak langsung dari pemberi pekerjaan;
c. Merupakan kegiatan penunjang perusahaan secara keseluruhan; dan
d. Tidak menghambat proses produksi secara langsung.
(3). Perusahaan penerima pekerjaan harus berbentuk badan hukum. (Pasal 65 ayat 3). Badan Hukum
dimaksud adalah Koperasi dan PT ( Pasal 2 ayat a Kepmnaker 101/2004 ).
(4). Perlindungan kerja dan syarat-syarat kerja yang diberikan bagi pekerja/buruh pada sekurang-
kurangnya sama dengan perlindungan kerja dan syarat-syarat kerja yang diberikan pada perusahaan
pemberi pekerjaan atau sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku ( Pasal 65 ayat
4)
(5). Hubungan kerja yang terjadi antara perusahaan PJTK/PPP dengan pekerjanya dapat didasarkan
atas perjanjian kerja waktu tidak tertentu atau perjanjian kerja waktu tertentu apabila memenuhi
persyaratan sebagaimana dimaksud dalam pasal 59. (Pasal 65 ayat 7)

OPZ-16
III. PERJANJIAN PJTK
(1). Pekerja perusahaan PJTK yang bekerja di perusahaan pemeberi pekerjaan hanya boleh
mengerjakan yang bukan pekerjaan utama pemberi pekerja. ( Pasal 66 ayat 1 ).
(2). Penyedia jasa pekerja/buruh untuk kegiatan jasa penunjang atau kegiatan yang tidak berhubungan
langsung dengan proses produksi harus memenuhi syarat sebagai berikut ( pasal 66 ayat 2 ) :
a. Adanya hubungan kerja antara pekerja/buruh dan jasa perusahaan penyedia jasa
pekerja/buruh;
b. Perjanjian kerja yang berlaku dalam hubungan kerja sebagaimana dimaksud pada huruf a
adalah perjanjian kerja untuk waktu tertentu yang memenuhi persyaratan sebagaimana
dimaksud dalam pasal 59 dan/atau perjanjian kerja waktu tidak tertentu yang dibuat secara
tertulis dan ditandatangani oleh kedua belah pihak;
c. Perlindungan upah kesejahteraan, syarat-syarat kerja serta perselisihan yang timbul menjadi
tanggung jawab perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh; dan
d. Perjanjian antara perusahaan penguna jasa pekerja/buruh dan perusahaan lain yang
bertindak sebagai perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh dibuat secara tertulis dan wajib
memuat pasal-pasal sebagaimana dimaksud dalam undang-undang ini.
(3). Berbadan Hukum PT dan Koperasi dan memiliki izin dari instansi yang bertanggungjawab dibidang
ketenagakerjaan. ( Pasal 66 3 jo pasal 2 c Kepnaker 101/2004).

IV. PENETAPAN PEKERJAAN UTAMA.


(1). Penentuan untuk pekerjaan utama UUK maupun PP/Kepmennya tidak mengatur, hal ini diserahkan
kepada perusahaan pemberi pekerjaan.
(2). Perusahaan pemberi pekerjaan yang akan menyerahkan pekerjaannya wajib membuat alur kegiatan
proses pekerjaan ( Pasal 6 ayat 2 Kepmenaker 220/2004)
(3). Berdasarkan alur kegiatan tersebut, perusahaan pemberi pekerjaan menetapkan pekerjaan yang
utama
dan penunjang serta melaporkannya kepada instansi ketenagakerjaan setempat. ( Pasal 6 ayat 3
Kepmenaker 220/2004)
OPZ-17
V. SISTEM IMBAL JASA
(1). Perjanjian kerja yang dibuat harus menjamin terpenuhnya hak-hak Pekerja dalam
hubungan kerja sebagaimana yang diatur dalam perundang-undangan. (UU, PP, KepMen, SE, PP,
PKB) (Pasal 5 Kepnaker 220/2004)
(2). Perlindungan kerja dan syarat-syarat kerja bagi pekerja pada perusahaan lain sekurang-kurangnya
sama dengan perlindungan kerja dan syarat-syarat kerja pada perusahaan pemberi pekerjaan atau
sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku ( Pasal 65 ayat 4 UUK).

VI. PENGALIHAN TENAGA KERJA


(1). Perundang-undangan ketenagakerjaan menjamin bahwa pekerja yang dialihkan wajib diterima oleh
perusahaan PJTK/PPP yang Baru ( Pasal 4 Kepmenaker 101/2004).
(2). Dalam Perjanjian Kerjasama (PKS) yang dibuat mencantumkan penegasan bahwa ”Perusahaan
PJTK bersedia menerima Pekerja/Buruh di perusahaan PJTK sebelumnya untuk jenis pekerjaan
yang terus menerus yang ada di perusahaan pemberi kerja dalam hal terjadi penggantian
perusahaan penyedia jasa Pekerja/Buruh”. ( Pasal 4 ayat c Kepmenaker 101/2004 )

VII. REFERENSI
(1). Undang-undang No.3 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
(2). Keputusan Mentri No.101 tahun 2004 tentang Tata Cara Perijinan Perusahaan Penyedia Jasa
Pekerja/Buruh
(3). Keputusan Mentri No. 220 tahun 2004 tentang Syarat-syarat Penyerahan Sebagian Pelaksanaan
Pekerjaan Kepada Perusahaan lain.

OPZ-18
WAJIB LAPOR KETENAGAKERJAAN
TUJUAN :
Melindungi karyawan agar penggunaan jam kerja,
kerja lembur serta perhitungan upah lembur tidak
menimpang dari ketentuan yang berlaku

Memberikan jaminan keselamatan


kerja terhadap karyawan sesuai dg ketentuan pemerintah yg
berlaku

Dasar Hukum = - UU No. 7/1981 Ttg Wajib Lapor Ketenagakerjaan di


Perusahaan Swasta
- Kepmenaker No. 6/1995 Ttg. Tata Cara Pelaporan Ketenaga
Kerjaan
OPZ-20
PENGAWAS KETENEGAKERJAAN

Adalah Pegawai Depnaker yg


diserahi tugas mengawasi pelaks.
Peraturan ketenagakerjaan yg
terdiri dari Pegawai Pengawas
Umum dan Pegawai Spesialis

Pegawai Pengawas Umum adalah


Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan yg
diserahi tugas mengawasi pelaks pera-
turan secara preventip

OPZ-21
PEGAWAI PENGAWAS SPESIALIS

Pengawas spesialis

a si
w
e nga &
m iv
e n t
p rev
f
Scr presi
Re
Pelaksaan UU Kete
naga kerjaan

OPZ-22
DALAM PRAKTEK
Pembinaan Yang penting UUD
“Ujung-ujungnya Duit”
cari kesalahan

duit terjadi
SDM tidak
karena menguasai

OPZ-23
Pengawasan Ketenaga Kerjaan
Terpadu

Adalah Suatu Sistem Pengawasan


terhadap pelaksaan Peraturan
Perundangan yg merupakan
Rangkaian Kegiatan :
1. Penyusunan Rencana
2. Pemeriksaan di Perusahaan/
Tempat kerja
3. Penindakan korektif baik scr.
Preventif & represif
4. Pelaporan Hasil Pemeriksaan

OPZ-224
DASAR HUKUM PENGAWAS
KETENAGAKERJAAN

UU No. 3/ 1951 Tentang Permenaker No. 3 / 1984 Tentang


Pernyataan Berlakunya UU Pengawasan Kerja Terpadu
Pengawasan Perburuhan No. 23 / 1948

Kepmenaker No. 152 / 1967 Tentang


Penunjukkan Pegawai yg berhak mene-
tapkan pegawai yg diberi kewajiban
menjalankan pengawasan perburuhan

OPZ-25
Mengawasi berlakunya UU
PRINSIP Ketenagakerjaan

Mengumpulkan bahan / infor-


masi bidang ketenagakerjaan

Pegawai Pengawas yg bertugas


HARUS dapat mengeluarkan Surat
Tugas ( sesuai Kepmenaker No. 3 / 1984 )

OPZ-26
TUJUAN PENGAWASAN TERPADU

1. Mengawasi pelaks. Peraturan


Ketenaga Kerjaan
2. Memberi nasehat kpd pengusaha /
pekerja ttg hal-hal yg dapat
menjamin pelaks. Efektif UU
3. Mengumpulkan keterangan ttg
hubungan kerja

OPZ-27
PERLINDUNGAN KETENAGAKERJAAN

Meliputi :

Istirahat Buruh
K3
Syarat Lingkungan Kerja
Pengupahan
Waktu Kerja
Jaminan Sosial
Pensiun
Kesehatan

UUK 13/2003 OPZ-28


PERSELISIHAN TENAGA KERJA
Pengusaha Pekerja

PERSELISIHAN =
TIDAK ADANYA
PENYESUAIAN
PAHAM

Selesaikan di tingkat Perusahaan LPPHI = 3 bln


Praktek 1 – 2 th
OPZ-29
PPHI

PHI :
ADALAH PERBEDAAN PENDAPAT YG MENGAKIBATKAN
PERTENTANGAN ANTARA PENGUSAHA ATAU GABUNGAN
PENGUSAHA DENGAN PEKERJA/BURUH ATAU SERIKAT
PEKERJA/BURUH

• Adanya Perselisihan Hak


• Adanya Perselisihan Kepentingan
• Adanya Perselisihan PHK
• Adanya Perselisihan Antar Serikat
Dalam Satu Perusahaan
C
A
M
ph
k

• PHK Dalam Masa Percobaan


• PHK Karena Kesalahan Berat
•PHK Karena KKWT
• PHK Atas Permintaan Sendiri
• PHK Tidak Bekerja Tanpa Bukti Yg Sah
• PHK Karena Pelanggaran Disiplin ( Bina/PL/PT)
• PHK Karena Sakit Lama
• PHK Usia Pensiun
• PHK Karena Kondisi Perusahaan
• PHK Karena Tidak Cakap
• PHK Karena Pekerja ditahan bukan atas pengaduan
Pengusaha
• PHK Karena Kesalahan Pengusaha

OPZ-31
DASAR HUKUM

UU No. 13/2003 UU No. 2/2004


Ttg. Ketenagakerjaan Tentang PPHI

Perpu 1/2005

Kepmenaker No. 150/2000 Kepmenaker No. 15 / 1994


Ttg. Penyelesaian PHK & Pem- Ttg. Petunjuk Penyelesaian PHK
bayaran Pesangon, Uang Jasa dan tingkat Perusahaan & Pegawai
Ganti Kerugian Perantara
Kepmenaker 232/2003
TTg Akibat Mogok Yang
Tidak sah
Note: 22/57 dan 12/64 dicabut OPZ-32
KETENAGA KERJAAN ASING
TKA
Laporan Pelatihan

TKI 6 bln sekali

Transfer
Of
Knowledge

Perusahaan wajib membayar


Dana Pendidikan Keahlian & Ketrampilan ( DPPK )
OPZ-33
DASAR HUKUM
Undang-undang No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan

Keppres No. 75 Tahun 1995 Tentang


Penggunaan Tenaga Kerja Warga Negara Asing Pendatang
( TKWNAP )

Kepmenaker No. 20/Men/2004 Tentang


Pemberian ijin memperkerjakan TKA

51 Kepmenaker No. 228/MEN/2003 Tentang Tata


KETENTUAN Cara pengesahan RPTKA
PRAKTIS
BIDANG
HUBUNGAN Kepmenaker No. 173/Men/2000 Tentang
INDUSTRIAL Jangka Wakti ijin Memperkejakan TKA

OPZ-34
ASPEK HUKUM PERDATA & PIDANA
Sekarang dlm Era Reformasi
Hakim TEGAS !
Ada sangsi administratif
( Perdata ) &
palu Sangsi Pidana
UU No. 13/2003

Jangan main-main

Awas … !
Dlm UU No. 13/2003
terdapat :
-12 pasal sangsi administratif
-32 pasal sangsi pidana
dari keseluruhan pasal yg
berjumlah 191 pasal
SANGSI ADMINISTRATIF
( PERDATA )

Pengusaha hati-hati 1. TEGURAN


2. PERINGATAN TERTULIS
3. DENDA
4. PEMBATASAN KEGIATAN USAHA
5. PEMBEKUAN KEGIATAN USAHA
6. PEMBATALAN PERSETUJUAN
7. PEMBATALAN PENDAFTARAN
8. PENGHENTIAN SEMENTARA
SEBAGIAN / SELURUH ALAT
PRODUKSI
9. PENCABUTAN IZIN
SANGSI PIDANA

1. PASAL 183 ( melanggar Ps 74)


2. PASAL 184 ( Melanggar Pasal
167/5 )
3. Pasal 185 ( Melanggar 42/1,2 –
68,69/2 – 80,82 90/1 – 43 dan
60/4,7 )
4. Pasal 186 ( Melanggar Pasal
35/2,3 – 93/2 – 137/1 dan 138/2
)
5. Pasal 187 ( Melanggar pasal 37/2
– 44/1 – 45/1 – 67/1 – 71/2 –
76, 78/2 – 79/1,2 – 85/3 dan psl
144 )
6. Pasal 188 ( Melanggar pasal 14/2
– 38/2 – 63/1 – 78/1 – 108/1 –
Harap menjadi perhatian SDM/HI 111/3 – 114 dan psl 148 )

7
PETUNJUK PELAKSANAAN KEPUTUSAN TENAGA
KERJA DAN TRANSMIGRASI
( PERATURAN PELAKSANAAN UU NOMOR 13 TAHUN 2003 )

NO. NOMOR DAN TANGGAL KEPUTUSAN SUBSTANSI PENGATURAN


1. NOMOR : KEP.20/MEN/III/2004 Tentang Tata Cara Memperoleh Ijin
Tanggal : 1 Maret 2004 Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing.

2. NOMOR : KEP.21/MEN/III/2004 Tentang Penggunaan Tenaga Kerja Asing


Tanggal : 1 Maret 2004 Sebagai Pemandu Nyanyi / Karaoke.

3. NOMOR : KEP.48/MEN/IV/2004 Tentang Tata Cara Pembuatan dan Pengesahan


Tanggal : 8 April 2004 Peraturan Perusahaan Serta Pembuatan dan
Pendaftaran Perjanjian Kerja Bersama.

4. NOMOR : KEP.49/MEN/IV/2004 Tentang Ketentuan Struktur dan Skala Upah.


Tanggal : 8 April 2004

5 NOMOR : KEP.51/MEN/IV/2004 Tentang Istirahat Panjang Pada Perusahaan


Tanggal : 8 April 2004 Tertentu.

6. NOMOR : KEP.67/MEN/IV/2004 Tentang Pelaksanaan Program Jaminan Sosial


Tanggal : 26 April 2004 Tenaga Kerja Bagi Tenaga Kerja Asing.
Cont`
PETUNJUK PELAKSANAAN KEPUTUSAN TENAGA
KERJA DAN TRANSMIGRASI
( PERATURAN PELAKSANAAN UU NOMOR 13 TAHUN 2003 )

NO. NOMOR DAN TANGGAL KEPUTUSAN SUBSTANSI PENGATURAN


7. NOMOR : KEP.69/MEN/V/2004 Tentang Perubahan Lampiran Keputusan
Tanggal : 8 April 2004 Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Republik Indonesia Nomor : KEP.
227/MEN/2003 Tentang Tata Cara Penetapan
Standar Kompetensi Kerja Nasional.

8. NOMOR : KEP.100/MEN/VI/2004 Tentang Ketentuan Pelaksanaan Perjanjian


Tanggal : 21 Juni 2004 Kerja Waktu Tertentu.

9. NOMOR : KEP.101/MEN/VI/2004 Tentang Tata Cara Perijinan Perusahaan


Tanggal : 21 Juni 2004 Penyedia Jasa Pekerja/Buruh.

9. NOMOR : KEP.102/MEN/VI/2004 Tentang Waktu Kerja Lembur dan Upah Kerja


Tanggal : 25 Juni 2004 Lembur.

10. NOMOR : KEP.112/MEN/VII/2004 Tentang Perubahan Keputusan Menteri Tenaga


Tanggal : 6 Juli 2004 Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia
Nomor : KEP.226/MEN/2003 Tentang Tata Cara
Perizinan Penyelenggaraan Program
Pemagangan Di Luar Wilayah Indonesia.
Cont`
PETUNJUK PELAKSANAAN KEPUTUSAN TENAGA
KERJA DAN TRANSMIGRASI
( PERATURAN PELAKSANAAN UU NOMOR 13 TAHUN 2003 )

NO. NOMOR DAN TANGGAL KEPUTUSAN SUBSTANSI PENGATURAN


11. NOMOR : KEP.115/MEN/VII/2004 Tentang Perlindungan Bagi Anak yang
Tanggal : 7 Juli 2004 Melakukan Pekerjaan Untuk Mengembangkan
Bakat dan Minat.

12. NOMOR : KEP. 223/MEN/2003 Tentang Jabatan-Jabatan Di Lembaga


Tanggal 31 Oktober 2003 Pendidikan Yang Dikecualikan Dari Kewajiban
Membayar Kompensasi

13. NOMOR : KEP. 224/MEN/2003 Tentang Kewajiban Pengusaha Yang


Tanggal 31 Oktober 2003 Memperkerjakan Pekerja/Buruh Perempuan
Antara Pukul 23.00 Sampai Dengan 07.00

14. NOMOR KEP. 225/MEN/2003 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Lembaga
Tanggal 31 Oktober 2003 Akreditasi Lembaga Pelatihan Kerja

15. NOMOR KEP. 226/MEN/2003 Tentang Tata Cara Perizinan Penyelenggaraan


Tanggal 31 Oktober 2003 Program Pemagangan Di Luar Wilayah
Indonesia

17. NOMOR KEP. 227/MEN/2003 Tentang Tata Cara Penetapan Standard


Tanggal 31 Oktober 2003 Kompetensi Kerja Nasional Indonesia
Cont`
PETUNJUK PELAKSANAAN KEPUTUSAN TENAGA
KERJA DAN TRANSMIGRASI
( PERATURAN PELAKSANAAN UU NOMOR 13 TAHUN 2003 )

NO. NOMOR DAN TANGGAL KEPUTUSAN SUBSTANSI PENGATURAN


18. NOMOR KEP. 228/MEN/2003 Tentang Tata Cara Pengesahan Rencana
Tanggal 31 Oktober 2003 Penggunaan Tenaga Kerja Asing
 
19. NOMOR KEP. 229/MEN/2003 Tentang Tata Cara Perzinaan Dan Pendaftaran
Tanggal 31 Oktober 2003 Lembaga Pelatihan Kerja

20. NOMOR KEP. 230/MEN/2003 Tentang Golongan Dan Jabatan Tertentu


Tanggal 31 Oktober 2003 Yang Dapat Dipungut Biaya Penempatan
  Tenaga Kerja
 
21. NOMOR KEP. 231/MEN/2003 Tentang Tata Cara Penangguhan
Tanggal 31 Oktober 2003 Pelaksanaan Uaph Minimun
 
22. NOMOR KEP. 232/MEN/2003 Tentang Akibat Hukum Mogok Kerja Yang
Tanggal 31 Oktober 2003 Tidak Sah
 
23. NOMOR KEP. 233/MEN/2003 Tentang Jenis Dan Sifat Pekerjaan
Tanggal 31 Oktober 2003 Yang Dijalankan Secara Terus Menerus

24. NOMOR KEP. 234/MEN/2003 Tentang Waktu Kerja Dan Istirahat Pada Sektor
Tanggal 31 Oktober 2003 Usaha Energi Dan Sumber Daya Mineral Pada
  Daerah Tertentu
 
Cont`
PETUNJUK PELAKSANAAN KEPUTUSAN TENAGA
KERJA DAN TRANSMIGRASI
( PERATURAN PELAKSANAAN UU NOMOR 13 TAHUN 2003 )

NO. NOMOR DAN TANGGAL KEPUTUSAN SUBSTANSI PENGATURAN

25. NOMOR KEP. 235/MEN/2003 Tentang Jenis-Jenis Pekerjaan Yang


Tanggal 31 Oktober 2003 Membahayakan Kesehatan, Keselamatan, Atau
Moral Anak

26. NOMOR KEP. 255/MEN/2003 Tentang Tata Cara Pembentukan Dan Susunan
Tanggal 9 Desember 2003 Keanggotaan Lembaga Kerjasama Bipartit

Anda mungkin juga menyukai