KETENAGAKERJAAN
E
M
B
U
K
A
A
N
KRISIS
KETENAGA
KERJAAN
refleksi
TIDAK
HUBUNGAN
INDUSTRIAL SEHAT
PELAKU H.I
VS PEKERJA
PENGUSAHA
( ORGANISASI SDM & HI ) ( ORGANISASI PEKERJA )
Revormasi 8 PerUU-KTK
1. RUU Tentang Serikat Pekerja ( Baru = UU No. 21/2000 )
3. Perijinan Outsourching.
( Kepmenakertrans No. 101/MEN/2004 Tentang
Tata Cara Perijinan Penyedia Jasa Pekerja dan Pemborong Pekerjaan )
Pendekatan yg harus
dilakukan
• SDM = asset Organisasi kunci
keberhasilan
• Keberhasilan dpt dicapai jika
Peraturan dilaksanakan scr terbuka
• Kultur Perusahaan menjiwai aspek
H.I. Dlm Perusahaan
• Seluruh anggota Organisasi terlibat
dlm pencapaian tujuan bersama
• Pendekatan dgn nilai-nilai religi
PENTING !
INTI TUGAS !
Membicarakan Kepentingan
Pengusaha & Para Pekerja
Untuk Keberhasilan Pengusaha
DALAM PRKATEK PELAKSANAAN
HUBUNGAN INDUSTRIAL
Org. SDM& HI
Konstruktif & harus bekerja
Terbuka Sama dg Org. Memahami
Pekerja Ketentuan yg
mengatur
Hub. Industrial
ORGANISASI PEKERJA
• Melengkapi/menyempurnakan Cenderung
perundingan Pengusaha & Menjadi
Pekerja Tujuan Oposan !
• Memperbaiki kondisi Hubungan
Kerja para anggotanya dari segi
produktivitas, keamanan,
keselamatan serta kesejahteraan,
• Menciptakan Usaha peningkatan
ketrampilan dan status pekerja
dlm pekerjaannya
• Kesempatan Pengendalian scr
demokratis keputusan yg
menyangkut kepentingan pekerja
UU 21 Tahun 2000
FUNGSI & PERAN ORGANISASI PEKERJA
Peran :
1. Sebagai mitra pengusaha dalam mencapai tujuan
perusahaan.
2. Sebagai kontrol terhadap pekerja dan pengusaha
3. Sebagai katalisator dalam proses produksi
Fungsi :
1. Sebagai tempat untuk memperjuangkan kesejahteraan
pekerja.
2. Sebagai ajang komunikasi dan interaksi baik antar sesama
pekerja maupun antara pekerja dan pengusaha
3. Sebagai wadah dalam menyalurkan aspirasi positif
pekerja.
Konvensi ILO
No. 87 di Ratifikasi
dg. Keppres No. 83
Bebas Tahun 1998
Bebas
Berorganisasi Berserikat
Organisasi Pekerja yg
Mandiri dan memahami kuat, aspiratif dan profe
Manajemen Hub. Industrial sional
Pengusaha Organisasi
Pekerja
Ah… Iya
PERSELISIHAN PERLINDUNGAN
HUBUNGAN KETENAGA
KERJA KERJAAN
Hubungan Kerja Diatur dalam :
-Undang-Undang (UU)
No.13 Tahun 2003
Ketenagakerjaan Pasal I
Ayat 15
Perjanjian Berisikan : -Buku III Title 7 A BW
-Pekerjaan Mengenai Perikatan
-Upah
-Perintah
Perjanjian Kerja
(harus tertulis)
UU No.13 Tahun 2003 Pasal 50-51
Syarat-syarat Perjanjian Kerja :
a. Kesepakatan kedua belah pihak;
b. Kemampuan atau kecakapan
melakukan perbuatan hukum;
c. Adanya pekerjaan yang
diperjanjikan; dan
d. Pekerjaan yang diperjanjikan tidak
bertentangan dengan ketertiban
umum, kesusilaan, dan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
Perjanjian Kerja :
(UU No.13 Tahun 2003 Pasal 52)
1. PKWT 2. PKWTT
- Waktu Tertentu - Waktu Tertentu
- Pekerjaan Tertentu - Pekerjaan Bebas
Bentuk Perjanjian Kerja yang mengatur Hubungan Kerja
t a ra
a n k
e r ja ntu
n k a u dlm
nj ia s a h
e r j a
rja n g u nk
p e P e n ga
la h a n u ta u
b a
Ada erja d an hu dan
Pek gadk rtentu tu
n n
Me ktu te terte
n
Wa erjaa
pek
PU
OPZ-56
PU
• ADANYA PEKERJAAN
TERTENTU
OPZ-57
PU
WARNING
OPZ-58
PU
OPZ-59
pu
Konsep yg diajukan ke Depnaker memuat :
1 TH PALING LAMA 3 TH
PEMBAHARUAN PKWT
3 THN PEK
BLM SLI
PUTUS 30 HARI
,,,,,,,, ,,,,,,,,
Hr/Bln Berlaku Bagi Bln/THn
P/B Yg Melakukan
Pekerjaan Tambahan
OPZ-62
pu
“ Untuk Pekerjaan Y Berhubungan Dengan Produk Baru “
2 THN 1 THN
Dapat Diperpanjang
OPZ-63
pu
“ Untuk Pekerjaan Harian Kerja Lepas “
Perjan Memuat :
a. Nama/Alamat Perus/Pemberi Kerja
b. Nama/Alamat pekerja Buruh
c. Jenis pekerjaan Yg dilakukan
d. Besarnya Upah dan atau imbalan lainnya
e. Didaftarkan di Instansi DINNASKER
OPZ-64
PU
WAKTU
SELESAINYA PEKERJAAN
MENINGGALNYA PEKERJA
SESUATU YG DIPERJANJIKAN
BERAKIBAT BAKHIR HUBKER
Tidak berakhir bila pengusaha meninggal, ahli warisnya
Dapat melanjutkan kecuali ditentukan lain dalam PKWT
Mengakhiri PKWT secara sepihak dhrskan bayar ganti rugi
OPZ-65
PU
DENGAN
PASAL 59 AYAT 1,2,45,6
13/2003
OPZ-67
DASAR-DASAR PELAKSANAAN POLA ALIH DAYA
MELALUI PERJANJIAN PPP/PJTK
I. KETENTUAN UMUM
Perusahaan dapat menyerahkan sebagian pelaksanaan pekerjaan kepada perusahaan lainnya melalui
perjanjian pemborong pekerjaan atau penyediaan jasa pekerja/buruh yang dibuat secara tertulis.
( Pasal 64 UUK 13/2003 )
OPZ-16
III. PERJANJIAN PJTK
(1). Pekerja perusahaan PJTK yang bekerja di perusahaan pemeberi pekerjaan hanya boleh
mengerjakan yang bukan pekerjaan utama pemberi pekerja. ( Pasal 66 ayat 1 ).
(2). Penyedia jasa pekerja/buruh untuk kegiatan jasa penunjang atau kegiatan yang tidak berhubungan
langsung dengan proses produksi harus memenuhi syarat sebagai berikut ( pasal 66 ayat 2 ) :
a. Adanya hubungan kerja antara pekerja/buruh dan jasa perusahaan penyedia jasa
pekerja/buruh;
b. Perjanjian kerja yang berlaku dalam hubungan kerja sebagaimana dimaksud pada huruf a
adalah perjanjian kerja untuk waktu tertentu yang memenuhi persyaratan sebagaimana
dimaksud dalam pasal 59 dan/atau perjanjian kerja waktu tidak tertentu yang dibuat secara
tertulis dan ditandatangani oleh kedua belah pihak;
c. Perlindungan upah kesejahteraan, syarat-syarat kerja serta perselisihan yang timbul menjadi
tanggung jawab perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh; dan
d. Perjanjian antara perusahaan penguna jasa pekerja/buruh dan perusahaan lain yang
bertindak sebagai perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh dibuat secara tertulis dan wajib
memuat pasal-pasal sebagaimana dimaksud dalam undang-undang ini.
(3). Berbadan Hukum PT dan Koperasi dan memiliki izin dari instansi yang bertanggungjawab dibidang
ketenagakerjaan. ( Pasal 66 3 jo pasal 2 c Kepnaker 101/2004).
VII. REFERENSI
(1). Undang-undang No.3 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
(2). Keputusan Mentri No.101 tahun 2004 tentang Tata Cara Perijinan Perusahaan Penyedia Jasa
Pekerja/Buruh
(3). Keputusan Mentri No. 220 tahun 2004 tentang Syarat-syarat Penyerahan Sebagian Pelaksanaan
Pekerjaan Kepada Perusahaan lain.
OPZ-18
WAJIB LAPOR KETENAGAKERJAAN
TUJUAN :
Melindungi karyawan agar penggunaan jam kerja,
kerja lembur serta perhitungan upah lembur tidak
menimpang dari ketentuan yang berlaku
OPZ-21
PEGAWAI PENGAWAS SPESIALIS
Pengawas spesialis
a si
w
e nga &
m iv
e n t
p rev
f
Scr presi
Re
Pelaksaan UU Kete
naga kerjaan
OPZ-22
DALAM PRAKTEK
Pembinaan Yang penting UUD
“Ujung-ujungnya Duit”
cari kesalahan
duit terjadi
SDM tidak
karena menguasai
OPZ-23
Pengawasan Ketenaga Kerjaan
Terpadu
OPZ-224
DASAR HUKUM PENGAWAS
KETENAGAKERJAAN
OPZ-25
Mengawasi berlakunya UU
PRINSIP Ketenagakerjaan
OPZ-26
TUJUAN PENGAWASAN TERPADU
OPZ-27
PERLINDUNGAN KETENAGAKERJAAN
Meliputi :
Istirahat Buruh
K3
Syarat Lingkungan Kerja
Pengupahan
Waktu Kerja
Jaminan Sosial
Pensiun
Kesehatan
PERSELISIHAN =
TIDAK ADANYA
PENYESUAIAN
PAHAM
PHI :
ADALAH PERBEDAAN PENDAPAT YG MENGAKIBATKAN
PERTENTANGAN ANTARA PENGUSAHA ATAU GABUNGAN
PENGUSAHA DENGAN PEKERJA/BURUH ATAU SERIKAT
PEKERJA/BURUH
OPZ-31
DASAR HUKUM
Perpu 1/2005
Transfer
Of
Knowledge
OPZ-34
ASPEK HUKUM PERDATA & PIDANA
Sekarang dlm Era Reformasi
Hakim TEGAS !
Ada sangsi administratif
( Perdata ) &
palu Sangsi Pidana
UU No. 13/2003
Jangan main-main
Awas … !
Dlm UU No. 13/2003
terdapat :
-12 pasal sangsi administratif
-32 pasal sangsi pidana
dari keseluruhan pasal yg
berjumlah 191 pasal
SANGSI ADMINISTRATIF
( PERDATA )
7
PETUNJUK PELAKSANAAN KEPUTUSAN TENAGA
KERJA DAN TRANSMIGRASI
( PERATURAN PELAKSANAAN UU NOMOR 13 TAHUN 2003 )
14. NOMOR KEP. 225/MEN/2003 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Lembaga
Tanggal 31 Oktober 2003 Akreditasi Lembaga Pelatihan Kerja
24. NOMOR KEP. 234/MEN/2003 Tentang Waktu Kerja Dan Istirahat Pada Sektor
Tanggal 31 Oktober 2003 Usaha Energi Dan Sumber Daya Mineral Pada
Daerah Tertentu
Cont`
PETUNJUK PELAKSANAAN KEPUTUSAN TENAGA
KERJA DAN TRANSMIGRASI
( PERATURAN PELAKSANAAN UU NOMOR 13 TAHUN 2003 )
26. NOMOR KEP. 255/MEN/2003 Tentang Tata Cara Pembentukan Dan Susunan
Tanggal 9 Desember 2003 Keanggotaan Lembaga Kerjasama Bipartit