Etiologi
• HIS kurang kuat
• Plasenta sukar terlepas
JENIS-JENIS RATENSIO PLASENTA
1. Plasenta adhesiva
2. Plasenta akreta
3. Plasenta inkreta
4. Plasenta prekreta
5. Plasenta inkarserata
Perdarahan post partum yang tidak ditangani dapat
mengakibatkan :
a. Anemia
Anemia terjadi akibat banyaknya darah yang keluar dan menyebabkan perubahan
hemostasis dalam darah, juga termasuk hematokrit darah. Anemia dapat berlanjut
menjadi masalah apabila tidak ditangani, yaitu pusing dan tidak bergairah dan
juga akan berdampak juga pada asupan ASI bayi.
b. Syok hemoragie
Akibat terjadinya perdarahan, ibu akan mengalami syok dan menurunnya
kesadaran akibat banyaknya darah yang keluar. Apabila hal ini tidak ditangani
dengan cepat dan tepat, maka akan menyebabkan kerusakan atau nekrosis tubulus
renal dan selanjutnya meruak bagian korteks renal yang dipenuhi 90% darah di
ginjal. Bila hal ini terus terjadi maka akan menyebabkan ibu tidak terselamatkan .
c. Sindrom Sheehan
Hal ini terjadi karena, akibat jangka panjang dari perdarahan postpartum
sampai syok. Sindrom ini disebabkan karena hipovolemia yang dapat
menyebabkan nekrosis kelenjar hipofisis. Nekrosis kelenjar hipofisi dapat
mempengaruhi sistem endokrin.
Gejala Klinis
• Uterus tidak berkontraksi dan lembek
• Perdarahan segera setelah bayi lahir
• Syok
• Bekuan darah pada serviks atau pada posisi
terlentang akan menghambat aliran darah keluar
• Atonia uteri
• Darah segar mengalir segera setelah anak lahir
• Uterus berkontraksi dan keras
• Plasenta lengkap
• Lemah
• Mengigil
• Robekan jalan lahir
• Plasenta belum lahir setelah 30 menit
a. Penatalaksana
1. Tahap I (perdarahan yang tidak terlalu banyak): Berikan
uterotonika, urut/ massage pada rahim, pasang gurita.
2. Tahap II (perdarahan lebih banyak): Lakukan penggantian cairan
(transfusi atau infus), prasat atau manuver (Zangemeister, frits),
kompresi bimanual, kompresi aorta, tamponade uterovaginal,
menjepit arteri uterina.
T1 : Mengobservasi TTV
R1 : TD : 90/60 mmHg
N : 80 x/ menit
S : 38 C
T1 : Mengobservasi TTV
R1 : TD : 90/60 mmHg
N : 80 x/ menit
S : 37 C
T1 : Mengobservasi TTV
R1 : TD : 90/60 mmHg
N : 80 x/menit
S : 37 C
T1 : Mengobservasi TTV
R1 : TD : 90/60 mmHg
N : 80 x/menit
S : 36 C