Anda di halaman 1dari 35

PROBLEM-BASED LEARNING

Nita Suleman
PERMASALAHAN

• Siswa mengalami kebosanan dalam menerima


pelajaran karena guru menyampaikan meterinya
dengan metode yang sama dan monoton
• Siswa bersikap pasif dalam menerima materi dan
akibatnya proses kegiatan belajar dan
mengajarnya (KBM) kurang bermakna
• Guru mengalami masa stagnasi atau kevakuman
yang berkepanjangan dalam proses KBM
 
PBL
• Cara yang efektif dalam menyelenggarakan
pendidikan secara terintegrasi
• Didasarkan adult learning/ andragogi
• Kerjasama dalam kelompok kecil, bukan kompetisi

Andragogi
Definisi : “the art and sciences of helping adults learn”
(Malcom Knowles)
Sejarah PBL
• Diperkenalkan pertama kali oleh Universitas
McMaster Kanada th 1969
Selanjutnya :
Universitas Maastrich Belanda
Universitas Newcastle Australia
Andragogi Didasarkan 5 asumsi
1. Orang dewasa adalah orang yang independent dan self-
directing
2. Mempunyai pengalaman yang sangat luas yang kaya dengan
sumber belajar
3. Menilai pembelajaran sebagai suatu hal yang terintergrasi
dengan kebutuhan dan tuntutan kehidupan sehari-hari
4. Lebih tertarik pada problem-centered approach daripada
subject centered
5. Termotivasi belajar melalui dorongan internal
DEFINISI PBL
PBL adalah suatu metode pembelajaran di
mana mahasiswa sejak awal dihadapkan pada
suatu masalah , kemudian diikuti oleh proses
pencarian informasi yang bersifat student-
centered (Harsono, 2004).
DEFINISI PBL
PBL adalah sebuah metode pengajaran yang
memberi kesempatan bagi para mahasiswa
untuk bisa “belajar bagaimana belajar” dan
agar mampu bekerja sama dalam suatu
kelompok untuk memecahkan masalah (Amin
& Eng, 2003)
DEFINISI PBL
Prosedur pembelajaran di mana mahasiswa
membentuk dan mengejar tujuan
pembelajarannya sendiri serta memilih
sumber pembelajaran yang akan digunakan
untuk mendapatkan informasi yang
dibutuhkan (Schmidt, 1998)
Perbedaan PBL dengan Problem Solving

Problem-based Problem Solving


Learning
Masalah Informasi

Prior knowledge
Sumber belajar Problem/ masalah
Informasi
Pemecahan masalah
Pemecahan masalah
Alasan Perubahan Strategi Pembelajaran

• Ledakan IPTEK
• Internasionalisasi dan globalisasi
• Pergeseran teacher-centered (pasif) menjadi
student-centered (aktif)
• Upaya meningkatkan kualitas pendidikan
Karateristik Pembelajaran PBL
SPICES
• Student centered
• Problem-based learning
• Integrated
• Community Based curriculum
• Elective/early clinical exposure
• Self Directed Learning
Pendidikan tinggi yang ideal
Menciptakan lulusan yang :
• Mampu berpikir dan memberi pertimbangan
secara efektif
• Mampu memecahkan masalah yang kompleks
• Mampu bekerja dengan data multi dimensi
• Siap untuk belajar seumur hidup
KEUNGGULAN PEMBELAJARAN PBL
• Membantu siswa belajar
• Mengintegrasikan materi perkuliahan
• Memberikan perspektif yang berbeda
• Menyenangkan
• Meningkatkan keterampilan pemecahan
masalah bagi guru
Proses Pembelajaran dalam PBL
• Menggunakan pengetahuan sebelumnya
dalam belajar
• Melakukan pembelajaran kolaboraif
• Melakukan pembelajaran elaboratif
• Pembelajaran mandiri
• Active participation
• Self regulation
Partisipasi mahasiswa
1. Dalam tutorial :
• Sebagai pemimpin diskusi kelompok
• Sebagai penulis diskusi
• Sebagai anggota diskusi
2. Masuk dalam lingkungan ilmiah
PBL
Pengetahuan harus dikembangkan sendiri oleh
mahasiswa
Mengutamakan proses belajar
Pendidik sebagai pemandu
Peran utama pendidik sebagai mediator dan
fasilitator
Kurikulum disusun dengan melibatkan
mahasiswa
Bagaimana cara pengetahuan itu dibentuk
dalam PBL

• Secara individual dan sosial


• Dengan aktif dan dialog
• Melalui usaha memperjelas (menerima,
memikirkan, membuat abstraksi,
mengungkapkan dan mengumpulkan)
• Masuk dalam lingkungan orang-orang terdidik
PBL suatu pendekatan belajar

• P-problem as the key units


• R-Resources for self learning
• O-Objectives settings
• B-Behavior
• L-Learning
• E-Examples to establish rules
• M-Motivation by discovery learning
• S-Self directed learning & Self Assesment
(Ova Emilia, 2004)
Self-directed Learning
• SDL adalah suatu pengorganisasian pengajaran dan
pembelajaran di mana tugas-tugas belajar dikontrol
seluruhnya oleh mahasiswa.
• Usaha keras mahasiswa untuk memiliki kemampuan
bertanggung jawab atas pembelajaran mereka, otonomi
pribadi dan pilihan masing-masing individu
• Learning to learn
• Mendidik tenaga profesional mampu mengikuti
perkembangan dan memanfaatkan IPTEK
Proses Belajar mengajar dalam PBL
• Diskusi kelompok kecil
• Masalah interdisiplin/ terintegrasi
• Waktu lebih banyak untuk belajar mandiri
• Pelatihan ketrampilan sejak dini (skills lab)
• Unit satuan belajar dalam bentuk modul/ blok
Project-Based Learning
• Metode pengajaran sistematis yang
melibatkan para siswa dalam belajar
pengetahuan penting dan peningkatan
kualitas kehidupan melalui keterampilan,
siswa dipengaruhi proses penyelidikan
terstruktur kompleks, pertanyaan otentik dan
produk yang dirancang dengan hati-hati dan
pertanyaan-pertanyaan yang diperbaiki
(Mergendoller & Lenz, 2006).
Project-Based Learning
• Fokus pada mengajak siswa melakukan investigasi.
Dalam framework ini, siswa mencari solusi ke
masalah-masalah yang tidak biasa dengan
menanyakan dan merevisi/menyempurnakan
pertanyaan, membuat prediksi, mendesain suatu
rencana atau eksperimen, mengumpulkan dan
menganalisis data, membuat kesimpulan,
mengkomunikasikan ide-idenya, menanyakan
pertanyaan yang baru, dan membuat produk.
(Blumenfeld et al, 1991).
Project-Based Learning
• Dirancang untuk digunakan pada permasalahan komplek yang
diperlukan peserta didik dalam melakukan insvestigasi dan
memahaminya. Melalui PjBL, proses inquiry dimulai dengan
memunculkan pertanyaan penuntun (a guiding question) dan
membimbing peserta didik dalam sebuah proyek kolaboratif yang
mengintegrasikan berbagai subjek (materi) dalam kurikulum.

• Pada saat pertanyaan terjawab, secara langsung peserta didik


dapat melihat berbagai elemen utama sekaligus berbagai prinsip
dalam sebuah disiplin yang sedang dikajinya. PjBL merupakan
investigasi mendalam tentang sebuah topik dunia nyata, hal ini
akan berharga bagi atensi dan usaha peserta didik.
Mengapa PjBL Penting?
PjBL Penting:
• Dengan membawa kurikulum ke dalam
konteks kehidupan nyata melalui pendekatan
PjBL, siswa didorong untuk menjadi pekerja
mandiri, pemikir kritis, dan pembelajar
seumur hidup
• PjBL ini bukan hanya sebuah cara belajar,
melainkan cara bekerja sama.
Keuntungan Pembelajaran Berbasis Proyek
• Meningkatkan motivasi belajar peserta didik untuk belajar,
mendorong kemampuan mereka untuk melakukan pekerjaan
penting, dan mereka perlu untuk dihargai.
• Meningkatkan kemampuan pemecahan masalah.
• Membuat peserta didik menjadi lebih aktif dan berhasil
memecahkan problem-problem yang kompleks.
• Meningkatkan kolaborasi.
• Mendorong peserta didik untuk mengembangkan dan
mempraktikkan keterampilan komunikasi.
• Meningkatkan keterampilan peserta didik dalam mengelola
sumber.
Keuntungan Pembelajaran Berbasis Proyek

• Memberikan pengalaman kepada peserta didik pembelajaran dan


praktik dalam mengorganisasi proyek, dan membuat alokasi
waktu dan sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk
menyelesaikan tugas.
• Menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan peserta didik
secara kompleks dan dirancang untuk berkembang sesuai dunia
nyata.
• Melibatkan para peserta didik untuk belajar mengambil informasi
dan menunjukkan pengetahuan yang dimiliki, kemudian
diimplementasikan dengan dunia nyata.
• Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan, sehingga
peserta didik maupun pendidik menikmati proses pembelajaran.
Kelemahan Pembelajaran Berbasis Proyek
• Memerlukan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah.
• Membutuhkan biaya yang cukup banyak
• Banyak pendidik yang merasa nyaman dengan kelas tradisional, di mana
instruktur memegang peran utama di kelas.
• Banyaknya peralatan yang harus disediakan.
• Peserta didik yang memiliki kelemahan dalam percobaan dan
pengumpulan informasi akan mengalami kesulitan.
• Ada kemungkinan peserta didik yang kurang aktif dalam kerja kelompok.
• Ketika topik yang diberikan kepada masing-masing kelompok berbeda,
dikhawatirkan peserta didik tidak bisa memahami topik secara
keseluruhan
Langkah-Langkah Operasional

1 2
PENENTUAN MENYUSUN
PERTANYAAN PERECANAAN PROYEK
MENDASAR

3
MENYUSUN JADUAL

4 5
MONITORING MENGUJI HASIL
SISTEM PENILAIAN
• Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap
suatu tugas yang harus diselesaikan dalam periode/waktu
tertentu. Tugas tersebut berupa suatu investigasi sejak dari
perencanaan, pengumpulan data, pengorganisasian,
pengolahan dan penyajian data.

• Penilaian proyek dapat digunakan untuk mengetahui


pemahaman, kemampuan mengaplikasikan, kemampuan
penyelidikan dan kemampuan menginformasikan peserta
didik pada mata pelajaran tertentu secara jelas.
SISTEM PENILAIAN

1. Kemampuan pengelolaan
Kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi dan
mengelola waktu pengumpulan data serta penulisan laporan.

2. Relevansi
Kesesuaian dengan mata pelajaran, dengan mempertimbangkan tahap
pengetahuan, pemahaman dan keterampilan dalam pembelajaran.

3. Keaslian
Proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karyanya, dengan
mempertimbangkan kontribusi guru berupa petunjuk dan dukungan
terhadap proyek peserta didik.
Tugas Kelompok
1. Penentuan Pertanyaan Mendasar (Start With the
Essential Question).
Pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial,
yaitu pertanyaan yang dapat memberi penugasan
peserta didik dalam melakukan suatu aktivitas.
Mengambil topik yang sesuai dengan realitas dunia
nyata dan dimulai dengan sebuah investigasi
mendalam. Pengajar berusaha agar topik yang
diangkat relevan untuk para peserta didik.
2. Mendesain Perencanaan Proyek (Design a Plan for
the Project.
Perencanaan dilakukan secara kolaboratif antara
pengajar dan peserta didik. Dengan emikian
peserta didik diharapkan akan merasa “memiliki”
atas proyek tersebut. Perencanaan berisi tentang
aturan main, pemilihan aktivitas yang dapat
mendukung dalam menjawab pertanyaan esensial,
dengan cara mengintegrasikan berbagai subjek
yang mungkin, serta mengetahui alat dan bahan
yang dapat diakses untuk membantu penyelesaian
proyek.
SEKIAN
DAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai