Anda di halaman 1dari 10

KASUS

AKUNTANSI
SEKTOR PUBLIK

ABDUL KAWI ANSHARI


ERHAMIKI
MUHAMMAD ALIF PRAYUDA
REZA AULIA HASIBUAN
TEUKU MUHAMMAD NUZUL AKMAL

ALPINE SKI HOUSE


PT ASIAN AGRI
GROUP (AAG) PT Asian Agri Group (AAG) adalah salah satu induk usaha
terbesar kedua di Grup Raja Garuda Mas, perusahaan milik
Sukanto Tanoto. Menurut majalah Forbes, pada tahun 2006
Tanoto adalah keluarga paling kaya di Indonesia, dengan
kekayaan mencapai US$ 2,8 miliar (sekitar Rp 25,5 triliun).

ALPINE SKI HOUSE


KASUS PT
AGRI GROUP
Di negara kita dalam prakteknya, baik sistem maupun administrasi
perpajakan seringkali menemui permasalahan-permasalahan. Seperti
kasus pada PT. Asian Agri Group yang terbukti merugikan negara
sebesar 1,3 trilyun rupiah secara otomatis akan berdampak pada
perekonomian nasional. Pajak yang seharusnya dapat memberikan
sumbangan pembangunan masyarakat menjadi tidak jelas akibat
penggelapan pajak penghasilan untuk badan usaha dari SPT-nya.
Prosesi hukum tentunya harus dijalankan sesuai dengan peraturan
perundangan yang berlaku. Karena bagaimanapun juga
pertanggungjawaban pajak ini harus adil dan transparan. Apabila terjadi
kesalahan maka pihak yang berkaitan harus membayar ganti rugi untuk
negara dan demi kepentingan nasional bangsa.

ALPINE SKI HOUSE 3


ANALISIS KASUS PT ASIAN
AGRI GROUP
menganalisis motif sengketa pajak yang dilakukan oleh PT Asian
Agri Group yang telah melanggar Peraturan Perundang-
Undangan Perpajakan dengan melakukan Penggelapan Pajak
(Tax Evasion). Adapun tiga motif yang dilakukannya yaitu
Transaksi Hedging Fiktif, Biaya Fiktif dan Transfer Pricing.
Kemudian, penelitian ini berlanjut pada proses pengadilan
tindak pidana perpajakan tentang proses putusan hukum yang
dijalani oleh PT Asian Agri Group. Metode penelitian yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu kualitatif dengan
menggunakan metode study literature dan studi dokumen.
Adapun hasil penelitian ini menunjukan bahwa PT Asian Agri
Group benar melakukan ketiga motif tersebut dengan
menggelapkan pajak SPT PPh Badan belasan Perusahaan-
Perusahaan Asian Agri Group yang telah melanggar UU
Perpajakan Sesuai Pasal pidana pajak Pasal 38 dan 39 ayat 1 UU
Nomor 28 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga Atas UU
Nomor 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara
Perpajakan.

ALPINE SKI HOUSE 4


SOLUSI
PENYELESAIAN
KASUS ASIAN AGRI
Menteri Keuangan, Jaksa Agung dapat
menghentikan penyidikan. Dengan demikian,
kasus berakhir (case closed) jika wajib pajak
yang telah melakukan kejahatan itu telah
melunasi beban pajak beserta sanksi
administratif berupa denda. Jadi, penyelesaian
kasus tindak pidana perpajakan oleh Asian Agri
Group meski masuk kategori “Perlawanan Aktif
terhadap Pajak” sekalipun – tetap dapat
diselesaikan di luar sidang pengadilan. Dengan
demikian, harapan kita bergantung pada
Menteri Keuangan dan Jaksa Agung sebagai
pihak yang paling menentukan dalam proses
penyelesaian tindak pidana perpajakan ini.

ALPINE SKI HOUSE 5


KASUS
MANIPULASI LAPORAN
KEUANGAN PT KAI

ALPINE SKI HOUSE


KASUS PT KAI
Dalam kasus tersebut, terdeteksi adanya kecurangan dalam
penyajian laporan keuangan. Ini merupakan suatu bentuk penipuan
yang dapat menyesatkan investor dan stakeholder lainnya. Kasus ini
juga berkaitan dengan masalah pelanggaran kode etik profesi
akuntansi.

Diduga terjadi manipulasi data dalam laporan keuangan PT KAI


tahun 2005, perusahaan BUMN itu dicatat meraih keutungan
sebesar Rp, 6,9 Miliar. Padahal apabila diteliti dan dikaji lebih rinci,
perusahaan seharusnya menderita kerugian sebesar Rp. 63 Miliar.
Komisaris PT KAI Hekinus Manao yang juga sebagai Direktur
Informasi dan Akuntansi Direktorat Jenderal Perbendaharaan
Negara Departemen Keuangan mengatakan, laporan keuangan itu
telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik S. Manan.  Audit terhadap
laporan keuangan PT KAI untuk tahun 2003 dan tahun-tahun
sebelumnya dilakukan oleh Badan Pemeriksan Keuangan (BPK),
untuk tahun 2004 diaudit oleh BPK dan akuntan publik..

ALPINE SKI HOUSE 7


5 Analisis dalam metode Question Approach

1. Profitable (menguntungkan)

Pihak yang diuntungkan adalah Manajemen PT KAI karena kinerja keuangan perusahaan seolah-olah baik (laba Rp6.9 M), meskipun pada
kenyataannya menderita kerugian Rp 63 M. Tidak tertutup kemungkinan, pihak manajemen memperoleh bonus dari “laba semu” tersebut.

2. Legal
PT KAI melanggar Pasal 90 UU No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal
“Dalam kegiatan perdagangan efek, setiap pihak dilarang secara langsung maupun tidak langsung”
3. Fair (adil)
Perbuatan manajemen PT.KAI merugikan publik/masyarakat dan pemerintah.

4. Right
Hak-hak Publik; dirugikan karena investor memperoleh informasi yang menyesatkan, sehingga keputusan yang diambil menjadi salah/tidak
akurat
5. Suistainable Development(pengembangan berkelanjutan)
Rekayasa yang dilakukan manajemen PT KAI bersifat jangka pendek dan bukan jangka panjang, karena hanya menginginkan
keuntungan/laba untuk kepentingan pribadi/manajemen (motivasi bonus).

ALPINE SKI HOUSE 8


SOLUSI AGAR KASUS SERUPA TIDAK
TERULANG

1. Merekrut manajemen baru yang memiliki


integritas dan moral yang baik, serta
memberikan siraman rohani kepada
karyawan akan pentingnya integritas yang
baik bagi kelangsungan usaha perusahaan.

2. Membangun kultur perusahaan yang baik;


dengan mengutamakan integritas, etika
profesi dan kepatuhan pada seluruh
aturan, baik internal maupun eksternal,
khususnya tentang otorisasi.

ALPINE SKI HOUSE 9


THANK YOU 

ALPINE SKI HOUSE

Anda mungkin juga menyukai