UM
PRE-ANALITIK
KELOMPOK 6 :
Tahap pra analitik merupakan langkah pertama dalam proses pengujian spesimen pasien, dimana pada tahap ini dilakukan
mulai dari persiapan, pengambilan sampai pengolahan spesimen. Kesalahan pada tahap pra analitik adalah yang terbesar jika
dibandingkan dengan tahap analitik maupun pasca analitik. Kesalahannya sampai 68%, dikarenakan tahap pra analitik sulit
dikendalikan, contohnya pada persiapan pasien. Laboratorium sulit mengendalikan hal ini, karena banyak faktor yang
mempengaruhi kondisi pasien.
KESALAHAN TAHAP PRA ANALITIK
PENGUMPULAN SPESIMEN
(specimen collection)
PERSIAPAN
PENDERITA
(patient preparation)
PENANGANAN SAMPEL
(sampling handling)
KETATAUSAH
AAN(clerical)
A. KETATAUSAHAAN (CLERICAL)
Kesalahan pada ketatausahaan diantaranya adalah
1. penulisan identitas pasien pada formulir/blanko permintaan pemeriksaan.
2. Sering terjadi penulisan nama yang salah,
3. data tidak lengkap (misalnya tidak ada nama pasien, umur, jenis kelamin atau
nomor rekam medis),
4. tidak adanya diagnosis atau keterangan klinis.
5. Kadang-kadang tulisan tidak dapat dibaca sehingga mempersulit petugas.
Pemberian identitas pasien dan atau spesimen merupakan hal yang penting pada
formulir/blanko permintaan pemeriksaan, pendaftaran, penulisan label wadah
spesimen, dan pada formulir/blanko hasil pemeriksaan. Kesalahan dalam
ketatausahaan ini dapat berpengaruh terhadap hasil pemeriksaan yang dapat
merugikan pasien (Depkes, 1997).
B. PERSIAPAN PASIEN (PATIENT PRE
PARATION)
2. Obat-obatan
Obat-obatan dapat menyebabkan respon tubuh terhadap obat tersebut. Obat yang diberikan
secara intramuskuler dapat menimbulkan jejas pada otot sehingga enzim pada otot akan masuk
ke dalam darah, yang selanjutnya akan mempengaruhi pemeriksaan seperti Creatinin Kinase
(CK) dan Lactic dehydrogenase (LDH).
Faktor-faktor pada pasien yang mempen
garuhi hasil pemeriksaan
3. Aktivitas fisik
Aktivitas fisik dapat menyebabkan:
a) Peningkatan kadar glukosa darah.
b) Perubahan kadar substrat dan ezim, seperti konsentrasi gas darah, kadar asam urat,
kreatinin,CK, LDH, LED, Hb, hitung sel darah dan produksi urine.
4. Demam
Pada waktu demam akan:
c) Terjadi peningkatan gula darah akibat meningkatnya pelepasan insulin.
d) Terjadi penurunan kadar kolesterol dan trigiserida pada awal demam karena meningkatnya
metabolisme lemak. Pada demam yang sudah lama terjadi peningkatan asam lemak bebas
dan benda-benda keton karena penggunaan lemak yang meningkat.
e) Lebih mudah menemukan parasit malaria dalam darah.
f) Terjadi reaksi anamnestik yang menyebabkan kenaikan titer widal.
Faktor-faktor pada pasien yang mempen
garuhi hasil pemeriksaan
5. Trauma
Trauma dengan luka perdarahan menyebabkan penurunan kadar substrat maupun aktivitas enzim,
termasuk kadar Hb, hematokrit dan produksi urine. Hal ini terjadi karena pemindahan cairan tubuh ke
dalam pembuluh darah sehingga darah menjadi encer. Pada tingkat lanjut akan terjadi peningkatan
kadar ureum, kreatinin serta enzim-enzim dalam otot.
6. Variasi harian
Pada tubuh manusia terjadi perbedaan kadar zat-zat tertentu dari waktu ke waktu yang disebabkan oleh
fluktuasi harian (variasi diurnal), seperti:
a) Kadar besi serum yang diambil sore hari akan lebih tinggi daripada pagi hari.
b) Kadar insulin akan mencapai puncaknya pada pagi hari, sehingga bila tes toleransi glukosa dilakukan
pada siang hari, maka hasilnya akan lebih tinggi daripada bila dilakukan pada pagi hari.
c) Aktivitas enzim sering berfluktuasi, disebabkan kadar hormon yang berbeda dari waktu ke waktu.
d) Jumlah sel eosinofil lebih rendah pada malam sampai pagi hari, dibandingkan pada siang hari
(Depkes, 2008).
C. PENGUMPULAN SPESIMEN (SPECI
MEN COLLECTION)
Spesimen yang akan diperiksa di laboratorium haruslah memenuhi
persyaratan sebagai berikut :
1) Jenisnya sesuai jenis pemeriksaan
2) Volume mencukupi
3) Kondisi baik : tidak lisis, segar/tidak kadaluwarsa, tidak berubah
warna, tidak berubah bentuk, steril (untuk kultur kuman)
4) Pemakaian antikoagulan atau pengawet tepat
5) Ditampung dalam wadah yang memenuhi syarat
6) Identitas benar sesuai dengan data pasien
Beberapa hal yang harus diperhatikan sa
at pengambilan Spesimen , yaitu:
1. Waktu pengambilan
Pada umumnya pengambilan spesimen dilakukan pada pagi hari, terutama untuk pemeriksaan kimia
klinik, hematologi dan imunologi karena umumnya nilai normal berdasarkan nilai pada pagi hari. Namun
ada beberapa spesimen yang diambil sesuai dengan perjalanan penyakit dan fluktuasi harian, misalnya:
Demam typhoid Untuk pemeriksaan Widal dilakukan pada fase akut dan konvalesen. Untuk biakan
darah paling baik dilakukan pada minggu I atau II sakit, dan untuk biakan urine atau tinja dilakukan
pada minggu II atau III.
Pemeriksaan biakan dan uji kepekaan kuman Spesimen diambil sebelum pemberian antibiotik.
Pemeriksaan Gonorrhoe, spesimen sekret uretra diambil 2 jam sebelum berkemih
Pemeriksaan mikrofilaria, spesimen darah diambil pada waktu senja dan menjelang tengah malam.
Pemeriksaan tuberculosis, dahak diambil setelah bangun tidur pada pagi hari, dibandingkan dahak
sewaktu.
2. Volume spesimen
Volume spesimen yang diambil harus mencukupi kebutuhan pemeriksaan laboratorium yang diminta
atau dapat mewakili objek yang diperiksa.
Beberapa hal yang harus diperhatikan sa
at pengambilan Spesimen , yaitu:
3. Lokasi pengambilan spesimen
Spesimen darah, Darah vena umumnya diambil dari vena cubiti daerah siku. Darah kapiler
diambil dari ujung jari tengah atau jari manis pada tangan kiri atau tangan kanan, atau
pada daerah tumit 1/3 bagian tepi telapak kaki, atau cuping telinga pada bayi. Darah arteri
diambil dari arteri radialis di pergelangan tangan atau arteri femoralis di daerah lipatan
paha.
Spesimen biakan, Diambil pada tempat yang sedang mengalami infeksi.
Beberapa hal yang harus diperhatikan sa
at pengambilan Spesimen , yaitu:
4. Peralatan pengambilan spesimen
Secara umum peralatan yang digunakan harus memenuhi syarat:
• Bersih
• Kering
• Tidak mengandung detergen atau bahan kimia
• Terbuat dari bahan yang tidak mengubah zat-zat yang ada pada spesimen (inert)
• Mudah dicuci dari bekas spesimen sebelumnya
• Untuk pemeriksaan biakan, harus menggunakan peralatan yang steril
• Pengambilan spesimen yang bersifat invasif harus menggunakan peralatan yang steril dan
disposible.
Beberapa hal yang harus diperhatikan sa
at pengambilan Spesimen , yaitu:
Wadah spesimen harus memenuhi syarat:
• Terbuat dari gelas atau plastik
• Tidak bocor atau tidak merembes
• Harus dapat ditutup rapat dengan tutup berulir
• Besar wadah disesuaikan dengan volume spesimen
• Bersih
• Kering
• Tidak mempengaruhi sifat dari zat-zat dalam spesimen
• Untuk pemeriksaan zat dalam spesimen yang mudah rusak atau terurai karena pengaruh sinar
matahari, maka perlu digunakan botol berwarna coklat (aktinis).
• Untuk pemeriksaan biakan dan uji kepekaan kuman, wadah harus steril
• Untuk wadah spesimen urine, sputum, tinja sebaiknya menggunakan wadah yang bermulut lebar
(Depkes, 2008).
5. Pengawet spesimen
Kesalahan dalam
pemberian
pengawet/antikoagulan
tersebut dapat
mempengaruhi hasil
pemeriksaan. Bahan
pengawet/antikoagulan
yang dipakai harus
memenuhi persyaratan
yaitu tidak mengganggu
atau mengubah kadar zat
yang akan diperiksa
(Depkes, 2008).
6. Cara pengambilan spesimen
a. Pengambilan Darah Vena
Kesalahan-kesalahan dalam pengambilan darah vena :
1) Mengenakan torniquet terlalu lama dan terlalu keras sehingga mengakibatkan terjadinya hemokonsentrasi.
2) Kulit yang ditusuk masih basah oleh alkohol.
3) Jarum dilepaskan sebelum tabung vakum terisi penuh, sehingga mengakibatkan masuknya udara ke dalam
tabung dan merusak sel darah merah.
4) Mengocok tabung vakum dapat mengakibatkan hemolisis.
Label wadah spesimen yang akan dikirim atau diambil kelaboratorium harus memuat :
15) Tanggal pengambilan spesimen
16) Nama dan nomor pasien
17) Jenis spesimen
D. PENANGANAN SPESIMEN (SAMPLI
NG HANDLING)
1. Darah (whole blood)
Darah yang diperoleh ditampung dalam tabung yang telah berisikan antikoagulan yang
sesuai, kemudian dihomogenisasi dengan cara membolak-balikan tabung kira-kira 10-
12 kali secara perlahan-lahan dan merata.
2. Serum
1) Biarkan darah membeku terlebih dahulu pada suhu kamar selama 20-30 menit,
kemudian disentrifuge 3000 rpm selama 5-15 menit.
2) Pemisahan serum dilakukan paling lambat dalam waktu 2 jam setelah
pengambilan spesimen
3) Serum yang memenuhi syarat harus tidak kelihatan merah dan keruh (lipemik)
3. Plasma
4) Kocok darah EDTA atau citrat dengan segera secara pelan-pelan
5) Pemisahan plasma dilakukan dalam waktu 2 jam setelah pengambilan spesimen
6) Plasma yang memenuhi syarat harus tidak kelihatan merah dan keruh (lipemik)
4. Urine
Untuk uji carik celup, urine tidak perlu ada perlakuan khusus, kecuali pemeriksaan harus segera dilakukan
sebelum satu jam, sedangkan untuk pemeriksaan sedimen harus dilakukan pengolahan terlebih dahulu
dengan cara :
1) Wadah urine digiyangkan agar memperoleh sampel yang tercampur (homogen)
2) Masukkan ± 15 ml urine kedalam tabung sentrifus
3) Putar urine selama 5 menit pada 1500-2000 rpm
4) Buang supernatanya, sisakan ± 1 ml, kocoklah tabung untuk meresuspensikan sedimen.
5) Suspensi sedimen ini sebaiknya diberi cat sternheimer-malbin untuk menonjolkan unsur sedimen dan
memperjelas strukturnya.
5. Dahak
6) Masukkan dahak ke dalam tabung steril yang berisi NaOH 4% sama banyak
7) Kocok dengan baik
8) Inkubasi pada suhu kamar (250-300C) selama 15-20 menit dengan pengocokan teratur tiap 5 menit.
9) Sentrifus tabung dengan kecepatan tinggi selama 8-10 menit.
10) Buang supernatan ke dalam larutan lysol. 6) Ambil endapannya untuk dilakukan pemeriksaan.
PENYIMPANAN SPESIMEN
Beberapa spesimen yang tidak langsung diperiksa dapat disimpan dengan memperhatikan jenis
pemeriksaannya. Persyaratan penyimpanan macam-macam spesimen, harus memperhatikan jenis
spesimen, antikoagulan, wadah serta stabilitasnya (lihat tabel). Beberapa cara penyimpanan spesimen:
1) Disimpan pada suhu kamar
2) Disimpan dalam lemari es dengan suhu 20-80C.
3) Dibekukan suhu - 200C, - 700C atau - 1200C (tidak boleh terjadi beku ulang).
4) Dapat diberikan bahan pengawet
5) Penyimpanan spesimen darah sebaiknya dalam bentuk serum atau lisat.
Faktor-faktor yang mempengaruhi stabilitas spe
simen
Terjadi kontaminasi oleh kuman
dan bahan kimia
Terjadi penguapan
Pengaruh suhu