Anda di halaman 1dari 12

PELAKSANAAN

AUDIT ATAS
PIUTANG
USAHA
Disusun oleh :
Moch. Faisol
Wahyu Luthfina R
Miftahun Najibah
Silatul Maesaroh
PIUTANG
 Menurut Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan (PSAK) no. 43
“Piutang adalah jenis pembiayaan dalam bentuk
pembelian dan atau pengalihan piutang atau
tagihan jangka pendek suatu perusahaan yang
berasal dari transaksi usaha
PROSEDUR PEMERIKSAAN PIUTANG USAHA
 Pelajari dan evaluasi internal control atas piutang dan transaksi
penjualan, piutang dan penerimaan.
 Buat Top Schedule dan Supporting Schedule piutang pertanggal
neraca.
 Minta aging shedule dari piutang usaha pertanggal neraca yang
antara lain menunjukkan nama pelanggan (customer), saldo
piutang, umur piutang dan kalau bisa subsequent collections-
nya.
 Periksa mathematical accuracy-nya dan check individual
balance ke subledger lalu totalnya ke general ledger.
 Test check umur piutang dari beberapa customer ke subledger
piutang dan sales invoice.
 Kirimkan konfirmasi piutang:
1. Tentukan dan tuliskan dasar pemilihan pelanggan yang akan dikirim
surat konfirmasi.
2. Tentukan apakah akan digunakan konfirmasi positif atau konfirmasi
negatif.
3. Cantumkan nomor konfirmasi baik di schedule piutang maupun di
surat  konfirmasi.
4. Jawaban konfirmasi yang berbeda harus diberitahukan kepada klien
untuk dicari perbedaannya.
5. Buat ikhtisar (summary) dari hasil konfirmasi

 Periksa subsequent collections dengan memeriksa buku kas dan


bukti penerimaan kas untuk periode sesudah tanggal neraca sampai
mendekati tanggal penyelesaian pemeriksaan lapangan (audit field
work).
 Periksa apakah ada wesel tagih (notes receivable) yang
didiskontokan untuk mengetahui kemungkinan adanya contingent
liability.
 Periksa dasar penentuan allowance for bad debts dan periksa
apakah jumlah yang disediakan oleh klien sudah cukup, dalam arti
tidak terlalu besar dan terlalu kecil.
 Test sales cut-of dengan jalan memeriksa sales invoice, credit note
dan lain-lain, lebih kurang 2 (dua) minggu sebelum dan sesudah
tanggal neraca.
 Periksa notulen rapat, surat-surat perjanjian, jawaban konfirmasi
bank, dan correspondence file untuk mengetahi apakah ada piutang
yang dijadikan sebagai jaminan.
 Periksa apakah penyajian piutang di neraca dilakukan sesuai
dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia/SAK
 Tarik kesimpulan mengenai kewajaran saldo piutang yang
diperiksa
Standar Audit Pemeriksaan
Piutang
 SAS 67, The confirmation process (AU 330) mensyaratkan
bahwa auditor harus melakukan prosedur konfirmasi dalam
proses pengauditan kecuali:
1) piutang dagang berjumlah tidak material untuk laporan
keuangan secara keseluruhan
2) penggunaan konfirmasi dinilai tidak efektif
3) perencanaan auditor berkaitan dengan resiko bawaan dan
resiko pengendalian rendah dan bukti yang diharapkan
dengan prosedur analitis atau pengujian substantif detail
cukup untuk mencapai resiko audit yang diterima.
 Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) SA Seksi
330 (PSA No. 07) mengatur mengenai Proses Konfirmasi
dalam pelaksanaan audit.
 SA Seksi 326 mendefinisikan asersi sebagai pernyataan
yang dibuat oleh satu pihak yang secara implisit
dimaksudkan untuk digunakan oleh pihak lain (pihak
ketiga).
 SA Seksi 326 (PSA No.07) tentang Bukti Audit
menyatakan bahwa, pada umumnya, dianggap bahwa
“Bukti audit yang diperoleh dari sumber independen di luar
entitas memberikan keyakinan yang lebih besar atas
keandalan untuk tujuan audit independen dibandingkan
dengan bukti audit yang disediakan hanya dari dalam entitas
tersebut.”
Risiko Pemeriksaan Piutang
 RisikoBawaan
 Resiko Pengendalian
 Resiko deteksi
Model Perhitungan Risiko Audit

Model Risiko Audit (audit risk) yang paling lumrah


digunakan (dan diajarkan) adalah:
AR = IR x CR x DR
Dimana:
AR      = Audit Risk
IR        = Inherent Risk
CR       = Control Risk
DR      = Detection Risk
 Model Risiko Audit ini bisa diterapkan dengan 3 langkah berikut
ini:
1. Pertama, Kantor Akuntan Publik (KAP) biasanya sudah mematok
besaran angka persentase Audit Risk (AR) yang bisa diterima
(biasanya tak boleh lebih dari 10%).
2. Kedua, menentukan IR dan CR. Inherent risk (IR) diukur dengan
mempertimbangkan factor eksternal dan internal seperti yang
sudah saya jelaskan di atas.Sedangkan CR diukur dengan menilai
desain dan implementasi sistim pengendalian internal yang dimiliki
oleh audite seperti yang sudah saya jelaskan di atas.
3. Ketiga, menentukan DR dengan menggunakan persamaan di
atas,  menjadi:
DR = AR/(IR x CR)
Tujuan Pemeriksaan Piutang
Usaha
• Untuk mengetahui apakah terdapat pengendalian intern (internal control) yang baik atas
piutang dan transaksi penjualan, piutang dan penerimaan kas.
• Untuk memeriksa apakah transaksi yang menyangkut penjualan, piutang dan
penerimaan kas.
• Untuk memeriksa validity (keabsahan) dan authenticity (keotentikan) dari pada piutang
• Untuk memeriksa collectubility (kemungkinan tertagihnya) piutang dan cukup tidaknya
perkiraan allowance for bad debts(penyisihan piutang tak tertagih).
• Untuk mengetahui apakah ada kewajiban bersyarat (contingent liability) yang timbul
karena pendiskontoan wesel tagih (notes receivable)
• Untuk mengetahui apakah piutang yang tercantum dalam mata uang asing sudah
dikonversi ke dalam rupiah dengan menggunakan kurs rupiah BI pada tanggal neraca.
• Untuk memeriksa apakah penyajian piutang di neraca sesuai dengan standar akuntansi
yang berlaku umum di  Indonesia/Standar Akuntansi Keuangan/ SAK ETAP
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai