Anda di halaman 1dari 26

Analisis Laporan

Keuangan
Pertemuan 4
Prinsip Dasar Analisis
 Analisis laporan keuangan merupakan suatu proses
yang penuh pertimbangan (judgment process). Salah
satu tujuan utamanya adalah untuk mengidentifikasi
perubahan-perubahan pokok (turning point) pada
trend, jumlah dan hubungan; dan alasan-alasan
perubahan-perubahan tersebut.
 Perubahan-perubahan tersebut seringkali merupakan
tanda peringatan awal (early warning signal)
terjadinya pergeseran menuju keberhasilan atau
kegagalan suatu perusahaan.
 Proses penuh pertimbangan ini dapat ditingkatkan
melalui pengalaman dan penggunaan alat-alat
analitis.
 Ratio-ratio keuangan biasanya dinyatakan dalam satuan
Analisis Ratio
persentase (%) atau “kali”. Beberapa jenis angka ratio yang
akan dibahas secara rinci dikelompokkan ke dalam kelompok
sebagai berikut :
 Ratio Likuiditas yang mengukur kemampuan suatu perusahaan dalam
memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
 Ratio Solvabilitas (struktur modal) yang mengukur tingkat perlindungan
para kreditor jangka panjang
 Ratio Return on Invesment yang mengukur kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba, relatif dibandingkan dengan aktiva (investasi)
yang digunakan.
 Ratio Pemanfaatan Aktiva (Assets Utilization) yang megukur efisiensi
dan efektivitas penggunaan aktiva dalam mendukung penjualan
perusahaan
 Ratio Kinerja Operasi (Operating Performance) yang mengukur
efisiensi operasi perusahaan
 Investor umumnya tertarik pada kelompok ratio prifitabilitas tertentu
Analisis Ratio
 Ratio dapat dihitung dari berbagai kombinasi atau pasangan
angka. Dengan menggunakan pos-pos yang ada pada laporan
keuangan, dapat disusun suatu daftar angka ratio yang
panjang.
 Pembandingan pos-pos neraca dan laporan laba-rugi dalam
bentuk ratio dapat menimbulkan kesulitan, khususnya
menyangkut periode waktunya.
 Idealnya apabila akan membandingkan angka yang ada di
laporan laba-rugi dan yang ada di neraca harus digunakan
angka rata-rata piutang untuk periode yang sama. Sayangnya,
data tersebut tidak tersedia bagi para analis ekstern.
 Pemecahannya adalah dengan menggunakan laba-rugi dari
saldo awal dan akhir piutang dagang, meskipun cara ini masih
juga belum mampu mengeliminir perubahan2 musiman.
Laporan Keuangan Komparatif
 Langkah awal yang baik dalam melakukan analisis laporan
keuangan adalah dengan menyajikan laporan keuangan
secara komparatif.
 Dengan penyajian ini capat diperoleh gambaran mengenai
pergerakan dan kecenderungan serta memberikan petunjuk
yang berharga dalam rangka memprediksi masa datang.
 Di dalam pembandingan laporan keuangan, perubahan baik
dalam absolut (rupiah) maupun persentase, keduanya harus
dipertimbangkan. Hal ini disebabkan karena ukuran rupiah
dari dasar yang berbeda, yang digunakan untuk menghitung
perubahan persentase dapat mengakibatkan perubahan
persentase yang besar melebihi porsinya.
Contoh 1
PT BAGAS PERKASA JAYA
Neraca Komparatif
Per 31 Desember 2009 dan 2010
(dalam ribuan rupiah)

31 Desember Perubahan
Neraca
2009 2010 Rupiah %
Kas 1,300 1,200 (100) (7.69)
Piutang Dagang 1,200 1,000 (200) (16.67)
Persediaan 2,200 2,600 400 18.18
Tanah 2,300 3,700 1,400 60.86
Gedung 4,000 4,000 0 0.00
Mesin 4,000 5,000 1,000 25.00
Akumulasi Depresiasi (1,000) (1,500) 500 50.00
Total Aktiva 14,000 16,000 2,000 14.29
Utang Lancar 2,500 2,200 (300) (12.00)
Utang Jangka
panjang 4,500 6,000 1,500 33.33
Modal 7,000 7,800 800 11.42
Total utang dan modal 14,000 16,000 2,000 14.29
Contoh 2
PT BAGAS PERKASA JAYA
Laporan Laba-Rugi Komparatif
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2009 dan 2010
(Dalam Ribuan Rupiah)

Tahun Perubahan
Laba-Rugi
2009 2010 Rupiah %
Penghasilan 150.000 200.000 50.000 33.33
HPP 50.000 60.000 10.000 20.00
Laba Kotor 100.000 140.000 40.000 40.00
Biaya Pemasaran (25.000) (34.000) 9.000 36.00
Biaya Adm. (20.000) (28.000) 8.000 40.00
Biaya Bunga (10.000) (14.000) 4.000 40.00
Laba sebelum Pajak 45.000 64.000 19.000 42.22
Pajak (15%) 6.750 9.600 2.850 42.22
Laba Bersih 38.250 54.400 16.150 42.22
Laporan Keuangan Komparatif
 Perubahan dalam rupiah perlu selalu dikatahui
agar diperoleh perspektif yang tepat dan
kesimpulan yang valid. Sedangkan perubahan
dalam persentase dapat membantu, menentukan
berarti tidaknya (significance) perubahan tersebut.
Analisis Trend
 Analisis trend merupakan analisis yang menggambarkan
kecenderungan perubahan suatu pos laporan keuangan
selama beberapa periode (dari tahun ke tahun).
 Pada teknik ini, data laporan keuangan untuk beberapa
periode dinyatakan dalam satuan persentase atas dasar
tahun dasar.
 Neraca dan laporan laba rugi yang disusun dalam
persentase trend dapat memberikan informasi mengenai
tigkat pertumbuhan masing-masing pos laporan
keuangan dari rahun ke tahun.
Berikut ilustrasi laporan laba-rugi yang disusun dalam persentase trend (cara
yang sama juga berlaku untuk neraca)
Tahun (rupiah)
2006 2007 2008 2009 2010
Penghasilan 100.000 115.000 130.000 145.000 160.000
HPP 80.000 92.000 104.000 116.000 128.000
Laba Kotor 20.000 23.000 26.000 29.000 32.000
Biaya-biaya 10.000 11.500 13.500 16.000 18.800
Laba Bersih 10.000 11.500 12.500 13.000 13.200

Dengan melihat data, dapat dikatakan bahwa selama lima


tahun, baik penjualan maupun laba bersih mengalami
kenaikan. Pertanyaannya, seberapa cepatkah penjualan
mengalami kenaikkan, dan apakah kenaikkan laba bersih
telah sesuai dengan kenaikkan penjualannya.
Kenaikkan penjualan dan laba bersih dapat ditempatkan dalam
suatu perspektif yang tepat, dengan menyatakan kembali pos-pos
tersebut ke dalam persentase trend.

Tahun (%)
2006 2007 2008 2009 2010
Penghasilan 100% 115% 130% 145% 160%
HPP 100% 115% 130% 145% 160%
Laba Kotor 100% 115% 130% 145% 160%
Biaya-biaya 100% 115% 135% 160% 188%
Laba Bersih 115% 125% 130% 132%
Saldo masing-masing pos pada tahun dasar (untuk kasus
ini tahun 2006) dinyatakan dalam persentase trend sebesar
100%, sedangkan saldo pos yang sama untuk tahun-tahun
selanjutnya dinyatakan dalam persentase atas dasar tahun
dasar.
 Jadi untuk pos penjualan tahun 2008 misalnya, bila dinyatakan
dalam persentase menjadi :
= Saldo Pos Penjualan pada tahun 2008
Saldo Pos Penjualan pada tahun 2006 (tahun dasar)
= 130.000 x 100%
100.000
= 130 %
 Dari analisis, tampak bahwa tingkat pertumbuhan penjualan
selama lima tahun terakhir stabil, yaitu sebesar 15% per tahun.
Pertumbuhan penjualan ini ternyata tidak proporsional denagn
tingkat pertumbuhan laba bersih, yang justru cenderung
menurun (khususnya sejak tahun 2008). Penurunan tingkat
pertumbuhan laba bersih ini disebabkan oleh naiknya tingkat
pertumbuhan pada pos biaya, khususnya tahun 2008
Analisis Common Size
(Persentase per komponen)
 Laporan keuangan dalam persentase per komponen
(common size statement) menyatakan masing-masing
posnya dalam satuan persen atas dasar total
kelompoknya.
 Suatu neraca yang disusun per-komponen (Common
size statement) dapat memberikan informasi sebagai
berikut :
 Komposisi investasi (aktiva) suatu perusahaan dapat
memberikan gambaran tentang posisi relatif aktiva lancar
terhadap aktiva tak lancar.
 Struktur modal (komposisi pasiva), yang dapat memberikan
gambaran mengenai posisi relatif utang perusahaan terhadap
modal sendiri
Analisis Common Size
(Persentase per komponen)
 Jika neraca dalam persentase per komponen ini
disusun secara komparatif, dapat memberikan
informasi mengenai perubahan komposisi, baik
komposisi investasi maupun struktur modal.
 Laporan Laba rugi yang disusun dalam persentase
per komponen dapat menggambarkan
distribusi/alokasi setiap Rp. 1,00 penjualan kepada
masing-masing elemen biaya dan laba. Sementara
apabila disusun secara komparatif, dapat
menggambarkan perubahan distribusi tersebut.
Contoh Sederhana
PT BAGAS PERKASA JAYA
Neraca Komparatif
Per 31 Desember 2009 dan 2010
(dalam ribuan rupiah)

31 Desember Common Size (%)


Neraca
2009 2010 2009 2010
Kas 1,300 1,200 09.29 07.50
Piutang Dagang 1,200 1,000 08.57 06.25
Persediaan 2,200 2,600 15.71 16.25
Tanah 2,300 3,700 16.43 23.13
Gedung 4,000 4,000 28.57 25.00
Mesin 4,000 5,000 28.57 31.25
Akumulasi Depresiasi (1,000) (1,500) (7.14) (9.37)
Total Aktiva 14,000 16,000 100% 100%
Utang Lancar 2,500 2,200 17,86 13.75
Utang Jangka
panjang 4,500 6,000 32.14 37.50
Modal 7,000 7,800 50.00 48.75
Total utang dan modal 14,000 16,000 100% 100%
Contoh Sederhana
PT BAGAS PERKASA JAYA
Laporan Laba-Rugi Komparatif
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2009 dan 2010
(Dalam Ribuan Rupiah)

Tahun Common Size


Laba-Rugi
2009 2010 2009 2010
Penghasilan 150.000 200.000 100.00 100.00
HPP 50.000 60.000 33.33 30.00
Laba Kotor 100.000 140.000 66.67 70.00
Biaya Pemasaran (25.000) (34.000) (16.67) (17.00)
Biaya Adm. (20.000) (28.000) (13.33) (14.00)
Biaya Bunga (10.000) (14.000) (6.67) (07.00)
Laba sebelum Pajak 45.000 64.000 30.00 32.00
Pajak (15%) 6.750 9.600 04.50 04.80
Laba Bersih 38.250 54.400 25.50 27.20
Cara perhitungan persentase per
komponen
1. Pos-pos neraca dikategorikan menjadi dua yaitu aktiva dan
pasiva. Masing2 kategori ini dinyatakan sebesar 100%
sedangkan masing2 pos yang termasuk pada masing2
kategori dinyatakan dalam persentase atas dasar total aktiva
atau pasiva. Jadi jika saldo Kas per 31 Desember 2009
bersaldo Rp. 1.300,- bila dinyatakan dalam persentase
komponen menjadi :
= Saldo Kas x 100%
Saldo Aktiva
= Rp. 1.300,- x 100%
Rp. 14.000,-
= 9,29%
Cara perhitungan persentase per
komponen
2. Pos2 dalam perhitungan laba rugi dinyatakan dalam
persentase per komponen atas dasar total penghasilan (total
penghasilan dinyatakan sebesar 100%). Jadi pos harga
pokok penjualan tahun 2010 yang bersaldo Rp. 60.000,-
bila dinyatakan dalam persentase komponen menjadi :
= Saldo Harga Pokok Penjualan x 100%
Total Penghasilan
= Rp. 60.000,- x 100%
Rp. 200.000,-
= 30%
Kesimpulan Common Size
 Darineraca yang disusun dalam persentase per
komponen tersebut, tampak bahwa selama dua
tahun, telah terjadi perubahan pada komposisi,
baik aktiva (misalnya kas, persediaan) maupun
pasiva (misalnya utang jangka panjang).
Sementara dari perhitungan laba-rugi, tampak
bahwa distribusi setiap Rp. 1,- penjualan kepada
harga pokok penjualan, misalnya mengalami
penurunan, meskipun distribusi untuk biaya
lainnya (pemasaran, administrasi, dan bunga),
secara total mengalami kenaikkan.
Analisis Sumber dan
Penggunaan Dana
 Analisis sumber dan penggunaan dana, dimana
dana diartikan sebagai kas, sangat berguna
untuk melihat aliran kas (Cashflow) yang terjadi
pada perusahaan selama periode tertentu.
 Dengan menggunakan teknik ini, pengelola
perusahaan akan memperoleh informasi
mengenai sebab2 terjadinya surplus (defisit) kas
selama periode tertentu, sehingga dapat
digunakan sebagai dasar pengambilan
keputusan tentang kas
Contoh Sederhana
Contoh Sederhana
31 Desember Analisis
Neraca
2009 2010 Sumber Penggunaan

Kas 1,300 1,200 100

Piutang Dagang 1,200 1,000 200

Persediaan 2,200 2,600 400

Tanah 4,000 5,000 1.000

Gedung 4,000 4,000 -

Mesin 2,300 3,700 1.400

Akumulasi Depresiasi (1,000) (1,500) 500

Total Aktiva 14,000 16,000

Utang Lancar 2,500 2,200 300

Utang Jangka panjang 4,500 6,000 1.500

Modal 7,000 7,800 800

Total utang dan modal 14,000 16,000 3.100 3.100


Pedoman pembuatan analisis
sumber dan penggunaan dana
 Untuk pos2 aktiva (kecuali kas), bila terjadi kenaikan
aktiva, berarti telah terjadi aliran kas keluar, karena
adanya penggunaan kas untuk pembelian aktiva tersebut.
Sebaliknya bila terjadi penurunan berarti, terjadi aliran
kas masuk yang berasal dari penjualan aktiva tersebut.
 Untuk pos2 utang dan modal berlaku aturan sebaliknya.
Bila terjadi kenaikan utang atau modal, berarti telah
terjadi aliran kas masuk karena adanya penerimaan kas
dari penerbitan utang atau setoran modal. Sebaliknya
bila ada penurunan, berarti telah terjadi aliran kas keluar
yang digunakan untuk pelunasan utang atau penarikan
modal.
Rata2 Industri dan Pembandingan
dengan Pesaing
 Analisis terhadap laporan keuangan akan lebih bermakna,
apabila hasil analisis tersebut dibandingkan dengan rata 2
industri dan hasil dari pesaing. Biasanya data hasil
industri dikumpulkan oleh lembaga jasa keuangan.
 Masalah yang umumnya dihadapi oleh para analis adalah
rata2 industri tersebut tidak secara jelas mencakup
perusahaan yang sedang dianalisis. Hal ini disebabkan
karena perusahaan yang sedang dianalisis didiversivikasi
ke dlaam banyak area industri. Oleh karena itu perlu
dipilih data industri yang benar2 sesuai dengan
perusahaan yang sedang dianalisis.
Rata2 Industri dan Pembandingan
dengan Pesaing
 Apabila data rata2 industri tidak tersedia, atau
jika komparasi dengan pesaing diinginkan,
maka laporan keuangan perusahaan lain perlu
juga dianalisis untuk tujuan pembandingan.
 Penggunaan analisis trend, rata2 industri, dan
komparasi dengan pesaing utama, akan
memberikan dukungan dalam rangka
menemukan dasar pemecahan masalah.
Hati2 Menggunakan Data
Industri
 Beberapa situasi yang perlu diperhatikan oleh para analis
antara lain sebagai berikut :
 Formula ratio industri berbeda diantara berbagai sumber, sementara
tidak tersedia informasi tentang bagaimana ratio industri tersebut
dihitung.
 Perusahaan yang sama dapat menggunakan metode penilaian atau
pengakuan pendapatan yang berbeda yang dapat mengganggu
dipenuhinya prinsip daya banding
 Perbedaan periode laporan keuangan yang digunakan oleh perusahaan2
yang dikelompokan dalam satu kelompok industri
 Perusahaan dengan kebijakan keuangan yang berbeda dimasukkan
dalam satu kelompok industri yang sama
 Beberapa data rata2 industri ditentukan atas dasar sampel perusahaan
yang jumlahnya sedikit, sehingga tidak dapat mewakili kondisi
industri yang sesungguhnya.

Anda mungkin juga menyukai