Anda di halaman 1dari 8

KONSELING LINTAS BUDAYA

DR. SULISTIYANA, S.PD. M.PD DAN AKHMAD SUGIANTO, M.PD.

Karakteristik Konselor Lintas Budaya


Di susun oleh :
Elma Mahliani 1810123320027
Medi Hartono 1810123310010
Mitha Suci Qomariah 1810123320030
M. Rico Sampana Aji 1810123310021
Siti Hadijah 1810123220042
Sri wahyuni 1810123320035
Putri Adinda PA 1810123320005
Wenny Audya Mecca 1810123220034
A. LATAR BELAKANG

Konseling lintas budaya merupakan perpaduan dari dua istilah


yaitu konseling dalam lintas budaya. Secara singkat konseling
lintas budaya dapat diartikan konseling yang dilakukan dalam
ruang lingkup dan setting budaya yang berbeda, dengan kata lain
konselor dan klien yang berasal dari latar belakang budaya yang
berbeda, ( Maliki,2016).
Lintas budaya yang disebut juga multibudaya meningkat dalam
decade 1960-an, yang selanjutnya melatari kesadaran bangsa
Amerika pada decade 1980-an. Namun rupanya kesadaran itu
disertai dengan kemunculan kembali sikap resialis yang
memecah belah secara meningkat. Hal ini dapat dijelaskan
bahwa dibutuhkan pendekatan baru untuk kehidupan baru diabad
21,
B. PENGERTIAN KONSELOR LINTAS BUDAYA

 Konseling lintas budaya adalah konseling yang


melibatkan konselor dan klien yang berasal dari latar
belakang budaya yang berbeda, dan karena itu proses
konseling sangat rawan oleh terjadinya biasbias budaya
pada pihak konselor yang mengakibatkan konseling tidak
berjalan efektif. Pandangan yang menyatakan bahwa
pada saat klien memasuki situasi konseling, yang akan
menjadi fokus adalah individu, bukan budayanya, dan
bahwa pada saat konseling, konselor tidak berurusan
dengan budaya klien, tidak juga budaya konselor,
melainkan dengan indivdu klien (Mega Iswari, 2017:16).
C. KARAKTERISTIK KONSELOR LINTAS
BUDAYA

Menurut (Hadiwinarto. 2018:9) Konselor lintas budaya


harus memiliki karakteristik, sebagai berikut:
 Kesadaran terhadap nilai-nilai pribadi yang dimilikinya
dan asumsi-asumsi terbaru tentang perilaku manusia.
 Kesadaran memiliki nilai-nilai sendiri yang harus
dijunjung tinggi.
 Menerima nilai-nilai yang berbeda dari klien dan
mempelajarinya.
 Kesadaran terhadap karakteristik konseling secara
umum.
LANJUTAN

 Kesadaran terhadap kaidah-kaidah dalam melaksanakan


konseling.
 Mengetahui pengaruh kesukaran dan perhatian terhadap
lingkungannya.
 Tanggap terhadap perbedaan yang berpotensi menghambat
proses konseling.
 Tidak boleh mendorog klien untuk memahami budaya dan
nilai-nilai yang dimiliki konselor
D. TUJUAN KONSELOR LINTAS BUDAYA

1. Memahami nilai – nilai pribadi serta asumsinya tentang perilaku


manusia dan mengenali bahwa tiap manusia itu berbeda.
2. Sadar bahwa “tidak ada teori konseling yang netral secara
politik dan moral”.
3. Memahami bahwa kekuatan sosiopolitik akan mempengaruhi
dan akan menajamkan perbedaan budaya dan kelompok.
4. Dapat berbagi pandangan tentang dunia konseli dan tidak
tertutup.
5. Jujur dalam menggunakan konseling, mempergunakan teknik
keterampilannya dari pada kepentingan mereka untuk
membedakan pengalaman dan gaya hidup mereka.
KESIMPULAN
Konseling lintas budaya adalah konseling yang melibatkan
konselor dan klien yang berasal dari latar belakang budaya yang
berbeda, Pelaksanaan konseling lintas budaya, konselor
membawa klien kearah yang lebih baik untuk pencapaian
kehidupan yang baik, sehingga individu mampu mengambil
suatu keputusan dan mampu memaknai nilai-nilai yang
terkandung pada dirinya, karena efektifitas konselor akan
bergantung pada komunikasi konselor dengan klien, dan
konselor juga memahami latar belakang budaya klien yang
beragam.
THANK YOU
ANY
QUESTION?

Anda mungkin juga menyukai