KEP. Jiwa Pertemuan I

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 29

KEPERAWATAN JIWA

OLEH : TOTOK WAHYUDI


01 Sejarah Perkembangan Keperawatan
Jiwa

02 Konsep kesehatan jiwa


Keperawatan
Jiwa 03 Paradigma Keperawatan Jiwa

04 Falsafah keperawatan jiwa


Perkembangan Keperawatan Jiwa

1 2 3 4
Masa Masa Keperawatan
Abad 18 dan
Peradaban Pertengahan 19 Jiwa Abad 20
Masa Peradaban
Perubahan perilaku atau watak dan
• 1770-1880 dimulainya pengobatan gangguan mental disebabkan adanya
terhadap pasien gangguan mental perubahan 4 cairan tubuh atau hormone,
(memberikan ketenangann, cukup yang dapat menghasilkan panas, dingin,
asupan gizi, kebersihan badan, kering dan kelembapan.
mendengarkan music dan aktivitas Ilmuan lain dari yunani yaitu galen,
kesenagan/rekreasi). berpendapat bahwa adanya kerusakan
otak dengan kejadian gangguan mental
• Yunani, romawi, arab percaya dan perubahan emosi.
bahwa gangguan mental Menggunakan perawatan modern dengan
(emosional diakibatkan oleh tidak menggunakan kuil sebagai RS. Bersepeda,
berfungsinya organ pada otak. jalan-jalan, dan mendengarkan suara air
terjun, music yang lembut sebagai cara
pengobatan
Masa Pertengahan

Periode pengobatan modern pasien gangguan jiwa. Bapak psikiatric


perancis Pinel menghabiskan sebagian hidupnya untuk mendampingi
pasien gangguan jiwa. Pinel mengajarkan pentingnya hubungan
pasien-dokter dalam pengobatan moral. Tindakan yang
diperkenalkan nya adalah dengan menerapkan komunikasi dengan
pasien, melakukan observasi perilaku pasien dan melakukan
pengkajian riwayat perkembangan pasien.
Abad 18-19
• William ellis adalah praktisi kesehatan mengusulkan perlunya
pendamping yang terlatih dalam merawat pasien dengan gangguan
jiwa, 1836 mempublikasikan treatise on insanity yaitu pentingnya
pendamping terlatih bagi psien gangguan jiwa, karena dengan
pendampingan tersebut efektif dalam proses penyembuhan.
• Bejamin Rush tahun 1783 menulis tentang pentingnya kerja sama
dengan rs jiwa dalam memberikan bantuan kemanusiaan terhadap
pasien gangguan jiwa.
• Thomas Kirkbridge Tahun 1843 mengadakan pelatihan bagi dokter di
rumah sakit Pennsylvania mengenai cara merawat pasien gangguan
jiwa.
• Tahun 1872, didirikannya pertama kali sekolah perawat di New
England Hospital Women’sHospital Philadelphia, tetapi tidak untuk
Lanjutan
Tahun 1882 didirikannya pendidikan keperawatan jiwa
pertama di McLean Hospital di Belmont, Massachusetts. Dan
pada tahun 1890 diterimanya lulusan sekolah perawat
bekerja sebagai staff keperawatan di rumah sakit jiwa. Diakhir
abad 19 terjadi perubahan peran perawat jiwa yang sangat
besar, dimana peran tersebut antara lain menjadi contoh
dalam pengobatan pengobatan pskiatrik seperti menjadi
bagian dari tim kesehatan, mengelola pemberian obat
penenang dan memberikan hidroterapi (terapi air)
Keperawatan Jiwa di Abad 20
• Terintegrasinya materi keperawatan psikiatrik dengan mata kuliah lain.
• Pembelajaran dilaksanakan melalui pembelajaran teori, praktek dilaboratorium,
praktek klinik di RS dan Masyarakat. Tingkat pendidikan yang ada pada abad ini
adalah D.III, Sarjana, Pasca Sarjana dan Doktoral
• Mengembangkan asuhan keperawatan berbasis komunitas dengan menekankan
upaya preventif melalui pengembangan pusat kesehatan mental, praktek mandiri,
pelayanan di rumah sakit, pelayanan day care (perawatan harian), kunjungan rumah
dan hospice care (ruang rawat khusus untuk pasien gangguan jiwa yang
memungkinkan pasien berlatih untuk meningkatkan kemampuan diri sebelum
kembali ke masyarakat).
• identifikasi dan pemberian asuhan keperawatan pada kelompok berisiko tinggi
berupa penyuluhan mengenai perubahan gaya hidup yang dapat mengakibatkan
masalah gangguan kesehatan jiwa
• sistem management pasien care dimana peran seorang manager adalah
Sejarah Modern Keperawatan Jiwa
1948 : Brown membuat laporan di National Nursing Council merekomendasikan keperawatan jiwa dalam pendidikan
keperawatan.
1952 : Peplau menyempurnakan kerangka kerja keperawatan jiwa, 1955 mengembangkan program master (spesialis
perawat).
1964 : CMHCA (Comprehensive Community Mental Health Centers Act ) melaksanakan kongres utk mengesahkan UU
pelatihan perawat.
1970 –an: didirikannya The National Alliance for the Mentally Ill (NAMI), advokasi dan dukungan pada orang dengan
gangguan jiwa, peran perawat dalam penanganan dan perawatan pasien gangguan jiwa meningkat kecuali dalam
pemberian resep.
1980-an : didirikannya organisasi perawat jiwa, American Psychiatric Nurses Association (APNA)
1990 : perkembangan dalam segi pengobatan gangguan jiwa, Sebuah studi di pertengahan 90-an menemukan bahwa
peran utama perawat jiwa adalah konseling pasien, The International Society of Psychiatric–Mental Health Nurses
(ISPN) terbentuk dari gabungan tiga organisasi perawat lain yaitu Association of Child and Adolescent Psychiatric
Nurses (ACAPN), Society of Education and Research in Psychiatric–Mental Health Nursing (SERPN) dan
International Society of Psychiatric Consultation Liaison Nurses (ISPCLN)
2000 : WHO merekomendasikan pelayanan kesehatan mental di RS umum dan dimasukkannya perawatan kesehatan
mental dalam perawatan primer, WHO menekankan pentingnya perawat dalam proses pelayanan kesehatan khususnya
perawatan kesehatan mental.
Keperawatan Jiwa Indonesia
• Masa penjajahan belanda
Perawat merupakan penduduk asli indonesia (velpeger) dibantu zieken oppaser sebagai penjaga orang
sakit. 1799 belanda mendirikan RS Binen Hospital di Jakarta, semarang dan Surabaya.
• Masa penjajahan inggris
Raffles melakukan berbagai upaya untuk memperbaiki kesehatan penduduk indonesia salah satunya
perawatan bagi orang dengan gangguan jiwa, 1819 didirikan RS Stadverband di Jakrta lalu 1919
dipindahkan ke salemba dan sekarang dikenal dengan RS Cipto Mngunkusumo. 1816-1942 banyak
mendirikan rumah sakit dan sekolah perawat.
• Penjajahan jepang
Perkembangan keperawatan mengalami kemunduran
• Kemerdekaan
4 tahun setelah kemerdekaan didirikannya RS dan balai pengobatan, didirikannya sekolah
keperawatan pertama kali pada tahun 1952. 1962 didirikannya akademi keperawatan milik Depkes di
Jakarta. 1985 UI mendirikan Program studi Keperawatan dan disusul Universitas lainnya seperti UGM,
UNDIP,UNHAS dll.
Pengertian Kesehatan
 Mendefinisikan kesehatan sebagai suatu keadaan sejahtera fisik,
mental, dan sosial yang lengkap dan bukan hanya bebas dari penyakit
atau kecacatan (Menurut WHO)
 Sehat adalah suatu keadaan sehat, baik fisik, mental, spiritual maupun
sosial yang memungkinkan sikap orang untuk hidup produktif secara
sosial dan ekonomis (UU No. 36 Tahun 2009)
 Sehat adalah keadaan dinamis di mana individu menyesuaikan diri
dengan perubahan-perubahan lingkungan internal dan eksternal untuk
mempertahankan hidup (Potter & Perry, 2005)
Apa itu Kesehatan Jiwa ?
American Nursing Association Karl Menninger
Baik secara emosional dan penyesuaian manusia antara satu
psikologis, kemampuan untuk sama lain dan lingkungan dan
berinteraksi dengan orang lain, merasakan kebahagiaan
mengatasi stres biasa, dan memahami
lingkungan sekitar secara realistis
Lanjutan

 Sikap yang positif terhadap diri sendiri, tumbuh, berkembang, memiliki aktualisasi diri, keutuhan, kebebasan diri, memiliki persepsi sesuai kenyataan dan kecakapan dalam beradaptasi dengan lingkungan (Yahoda)

 Kondisi yg memungkinkan perkembangan fisik, intelektual, dan emosional secara optimal dari seseorang dan perkembangan ini berjalan selaras dengan orang lain. (UU Kesehatan Jiwa No. 23 Tahun 1996)
Komponen Kesehatan Jiwa
1. Otonomi dan kemandirian
 Individu dapat melihat ke dalam dirinya untuk menemukan nilai dan tujuan hidup
2. Memaksimalkan potensi diri
3. Menoleransi ketidakpastian
 Individu dapat menghadapi tantangan hidup sehari – hari dengan harapan dan
pandangan positif
4. Harga diri
5. Menguasai lingkungan
 Individu dapat menghadapi dan mempengaruhi lingkungan dengan cara yang kreatif,
kompeten, dan sesuai kemampuan
6. Orientasi realitas
7. Manajemen stress
 Individu dapat menoleransi stress kehidupan,merasa cemas atau berduka sesuai
keadaan, dan mengalami kegagalan tanpa merasa hancur
Ciri – Ciri Sehat Jiwa
Menurut Marie Yahoda ciri – ciri sehat jiwa sbb:
1. Bersikap positif terhadap diri sendiri
2. Mampu tumbuh, berkembang dan mencapai aktualisasi diri
3. Mampu mengatasi stress atau perubahan pada dirinya
4. Bertanggung jawab terhadap keputusan dan tindakan yang
diambil
5. Mempunyai persepsi yang realistik dan menghargai perasaan
serta sikap orang lain
6. Mampu menyesuaikan diri dengan lingkungan
Faktor Yang Mempengaruhi Kesehatan Jiwa
1. Faktor Individual
 Struktur biologis, memiliki keharmonisan hidup, vitalitas, menemukan
arti hidup, kegembiraan atau daya tahan emosional, spiritual, dan
memiliki identitas yang positif
2. Faktor Interpersonal
 Komunikasi yang efektif, membantu orang lain, keintiman, dan
mempertahankan keseimbangan antara perbedaan dan kesamaan
3. Faktor Sosial/ Budaya
 Keinginan untuk bermasyarakat, memiliki penghasilan yang cukup,
tidak menoleransi kekerasan, dan mendukung keragaman individu
Gangguan Jiwa

 Pengertian Gangguan Jiwa


 Suatu sindrom atau pola psikologis atau perilaku yang
penting secara klinis yang terjadi pada seseorang dan
dikaitkan dengan adanya distres atau disabilitas (kerusakan
pada satu atau lebih area fungsi yang penting) atau disertai
peningkatan resiko kematian yang menyakitkan (American
Psychiatric Association)
Faktor Yang Mempengaruhi Gangguan Jiwa

1. Faktor Individu
 Struktur biologis, ansietas, kekhawatiran dan ketakutan,
ketidakharmonisan dalam hidup, dan kehilangan arti hidup
2. Faktor Interpersonal
 Komunikasi yang tidak efektif, ketergantungan yang berlebihan atau
menarik diri dari berhubungan, dan kehilangan kontrol emosional
3. Faktor Budaya dan Sosial
 Tidak ada penghasilan, kekerasan, tidak memiliki tempat tinggal
(tunawisma), kemiskinan, dan diskriminasi seperti perbedaan ras,
golongan, usia, dan jenis kelamin
Ciri - Ciri Gangguan Jiwa

1.Marah tanpa sebab


2.Mengurung diri
3.Tidak mengenali orang
4.Bicara kacau
5.Bicara sendiri
6.Tidak mampu merawat diri
Rentang Sehat – Sakit Jiwa
 

Respon Adaptif Respon Maladaptif Masalah Psikososial

Pikiran logis Waham Pikiran menyimpang

Persepsi kuat Halusinasi Ilusi

Emosi konsisten Ketidakmampuan mengendalikan emosi Reaksi emosional

Perilaku sesuai Kekacauan perilaku Perilaku kadang tidak sesuai

Hubungan sosial baik Isolasi sosial Menarik diri


PRINSIP - PRINSIP KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA

1. Peran dan fungsi keperawatan jiwa


2. Hubungan yang terapeutik antara perawat dengan klien
3. Konsep model keperawatan jiwa
4. Model stress dan adaptasi dalam keperawatan jiwa
5. Keadaan-keadaan biologis dalam keperawatan jiwa
6. Keadaan-keadaan psikologis dalam keperawatan jiwa
7. Keadaan-keadaan sosial budaya dalam keperawatan jiwa
8. Keadaan-keadaan lingkungan dalam keperawatan jiwa
9. Keadaan-keadaan legal etika dalam keperawatan jiwa
10. Penatalaksanaan proses keperawatan: dengan standar-standar keperawatan
11. Aktualisasi peran keperawatan jiwa: melalui penampilan standar-standar profesional
Konsep Model Keperawatan Kesehatan Jiwa
1. Model Psikoanalisa
 Konsep
Merupakan model yang pertama dikemukakan oleh Sigmund
Freud. Psikoanalisa meyakini bahwa penyimpangan perilaku
pada usia dewasa berhubungan dengan perkembangan pada
masa anak. Setiap fase perkembangan mempunyai tugas
perkembangan yang harus dicapai. Gejala merupakan symbol
dari konflik.
 Proses Terapi
Proses terapi psikoanalisa memakan waktu yang lama
Lanjutan
2. Model Interpersonal
 Konsep
Model ini dikembangkan oleh Harry Stack Sullivan. Sebagai tambahan Hildegard Peplau
mengembangkan teori interpersonal keperawatan. Teori ini meyakini bahwa perilaku
berkembang dari hubungan interpersonal. Menurut Sullivan “individu memandang orang lain
sesuai dengan yang ada pada dirinya”.
 Ada 2 dorongan yang dimiliki pada individu:
1) Dorongan untuk kepuasan
Berhubungan dengan kebutuhan dasar seperti: lapar, tidur, kesepian, nafsu.
2) Dorongan untuk keamanan
Berhubungan dengan kebutuhan budaya seperti penyesuaian norma sosial, nilai suatu
kelompok tertentu
 Proses Terapi
Mengoreksi pengalaman interpersonal, klien akan belajar berhubungan interpersonal yang
memuaskan dengan re-edukasi dan mengembangkan hubungan saling percaya.
Lanjutan
3. Model Sosial
 Konsep
Model ini berfokus pada lingkungan sosial yang mempengaruhi individu dan pengalaman hidupnya.
Pandangan sosial terhadap penyimpangan perilaku, perilaku yang dianggap normal pada suatu daerah
tertentu mungkin sebagai penyimpangan pada daerah yang lain. Individu yang sudah dilabel/dicap
jika tidak dapat menyesuaikan diri dengan norma lingkungan, maka perilaku tersebut memerlukan
perawatan/dirawat.
 Kaplan, meyakini bahwa situasi sosial dapat mencetuskan gangguan jiwa. Situasi yang dapat menjadi
pencetus:
• Kemiskinan, situasi keuangan tidak stabil, pendidikan tidak adekuat.
• Kurang mampu mengatasi stress.
• Kurang support system.
 Proses terapi:
• Pencegahan primer
• Kesehatan jiwa masyarakat, manipulasi lingkungan
• Intervensi crisis
Pelayanan Keperawatan Kesehatan Jiwa
Mencakup 3 tingkat pencegahan:
1. Pencegahan primer
 Fokus pelayanan keperawatan jiwa pada peningkatan kesehatan dan pencegahan terjadinya
gangguan jiwa
 Tujuan pelayanan adalah mencegah terjadinya gangguan jiwa, mempertahankan dan
meningkatkan kesehatan jiwa
 Target pelayanan yaitu anggota masyarakat yang belum mengalami gangguan jiwa sesuai dengan
kelompok umur yaitu anak-anak, remaja, dewasa dan usia lanjut.
 Aktivitas pada pencegahan primer adalah:
 Program pendidikan kesehatan, program stimulasi perkembangan, program sosialisasi,
manajemen stress, persiapan menjadi orang tua
 Program dukungan sosial diberikan pada: anak yatim piatu kehilangan pasangan, kehilangan
pekerjaan, kehilangan rumah/ tempat tinggal
 Program pencegahan penyalahgunaan obat
 Program pencegahan bunuh diri
Lanjutan
2. Pencegahan sekunder
 Fokus pelayanan keperawatan pada pencegahan sekunder adalah deteksi dini
masalah psikososial dan gangguan jiwa serta penanganan dengan segera.
 Tujuan pelayanan adalah menurunkan kejadian gangguan jiwa.
 Target pelayanan yaitu anggota masyarakat yang berisiko/memperlihatkan
tanda-tanda masalah psikososial dan gangguan jiwa.
 Aktivitas pada pencegahan sekunder adalah:
 Menemukan kasus sedini mungkin dengan cara memperoleh informasi dari
berbagai sumber seperti masyarakat, tim kesehatan lain, penemuan langsung
 Melakukan penjaringan kasus gangguan jiwa di masyarakat pada daerah
tertentu
Lanjutan
3. Pencegahan Tersier
 Fokus pelayanan keperawatan pada peningkatan fungsi dan sosialisasi serta
pencegahan kekambuhan pada pasien gangguan jiwa
 Tujuan pelayanan adalah mengurangi kecacatan/ketidakmampuan akibat gangguan
jiwa
 Target pelayanan yaitu anggota masyarakat yang mengalami gangguan jiwa pada tahap
pemulihan
 Aktivitas pada pencegahan tersier adalah :
 Program dukungan sosial dengan mengerakkan sumber-sumber di masyarakat
seperti sumber pendidikan, dukungan masyarakat
 Program rehabilitasi dengan memberdayakan pasien dan keluarga hingga mandiri
 Program sosialisasi, membuat tempat pertemuan untuk sosialisasi
 Program mencegah stigma, stigma merupakan anggapan yang keliru dari masyarakat
terhadap gangguan jwa. Oleh karena itu, perlu diberikan program mencegah stigma
untuk menghindari isolasi dan deskriminasi terhadap pasien gangguan jiwa.
Wisuda Bukan
mitos, dapat
diraih dengan
kesungguhan
belajar dan
berdoa
SEMANGAT PARA
PEJUANG TOGA
WISUDAH
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai