Anda di halaman 1dari 35

PENGELOLAAN

BAYI BARU LAHIR


Pengendalian Infeksi
pada Bayi Baru Lahir
Latar Belakang
• Dilakukan untuk mencegah Infeksi
Nosokomial (INOS)
– Infeksi yang didapat pada waktu intrapartum, selama
perawatan atau lebih dari 48 jam setelah keluar dari
rumah sakit dan tidak termasuk infeksi transplasental
(CDC)
• Mengakibatkan:
– Meningkatnya angka kematian
– Perawatan rumah sakit lebih lama
– Meningkatnya biaya di unit BBL
Latar Belakang

• Langkah pengendalian infeksi 


sederhana dan efektif jika diterapkan
dengan benar.
• Pencegahan infeksi nosokomial lebih
hemat biaya dibandingkan pengobatan.
Faktor yang berperan
• Imaturitas sistem imun terutama pada bayi
prematur.
• Terlalu penuh (overcrowded) dan kurangnya
jumlah staf.
• Penyalahgunaan antibiotik.
• Ketidakpatuhan kebijakan pengendalian infeksi
terutama cuci tangan.
• Prosedur invasif yang mengganggu barrier kulit
normal misalnya jalur intravaskular, kateterisasi
dan intubasi.
Penerapan Langkah
Pengendalian Infeksi
• Menghindari terlalu banyak orang di ruang bayi.
• Harus ada ruang atau daerah isolasi.
• Gaun penutup dan fasilitas untuk membuang
benda sekali pakai harus ada di dekat pintu
masuk.
• Lantai ruang bayi harus disapu setiap 8 jam
untuk menghilangkan debu dan dipel sekali
sehari dan kapanpun diperlukan.
Penerapan Langkah
Pengendalian Infeksi
• Kebersihan tangan (cuci tangan) Paling
sederhana  sulit dipatuhi karena :
– Sarana tempat dan peralatan cuci tangan yang
kurang
– Pemakaian sarung tangan
– Terlalu sibuk
– Tidak terpikir untuk melakukan cuci tangan
– Iritasi kulit
KAPAN WAJIB MELAKUKAN CUCI
TANGAN ?
• Sebelum dan sesudah kontak dengan pasien
atau benda yang terkontaminasi cairan tubuh
pasien.
• Sebelum dan sesudah melakukan tindakan
aseptik.
• Sebelum dan sesudah melakukan pemeriksaan
dan penggantian pembalut luka.
• Sebelum dan sesudah menyentuh bahan
pemeriksaan laboratorium
KAPAN WAJIB MELAKUKAN CUCI
TANGAN ?
• Jika tangan diduga kotor.
• Diantara dua tindakan atau melakukan
pemeriksaan fisik pasien.
• Segera setelah masuk atau meninggalkan
ruangan rumah sakit.
• Segera setelah melepaskan sarung tangan.
• Sebelum dan sesudah makan.
• Segera setelah keluar dari toilet atau
membersihkan sekresi hidung.
Langkah Pencegahan Infeksi
BBL
• BBL harus dimandikan 3 kali/minggu dengan
sabun yang sesuai.
• Elektroda harus diganti setiap tiga hari.
• Tali pusat harus dirawat dengan alkohol
setiap penggantian tugas jaga.
• Salep mata profilaktik diberikan kepada
semua BBL pada hari pertama.

Learning Objective 4 11
Langkah Pengendalian Infeksi Pada
Perlengkapan Pemberian Minum
&Nutrisi
• Gunakan ASI sebisa mungkin   infeksi
– Insidens INOS bayi prematur dengan ASI : 29,3%
– Insidens INOS bayi prematur dengan susu formula : 47,2%
• Sterilisasi botol minuman harus dilakukan dengan benar
setiap saat.
• Penggunaan air steril merupakan keharusan.
• Selang minuman harus diganti setiap 2-3 hari.

Learning Objective 6 12
PERAWATAN
BAYI BARU LAHIR
Perawatan segera setelah lahir

Cegah hipotermi
Cegah infeksi
Perawatan mata, kulit dan tali pusat
Injeksi vitamin K1
1 mg IM (0,5 mg jika BBL < 1000 gr)
Perdarahan/trauma luas 2,5 mg IM
Beri asupan yang benar
Menyusui dalam waktu ½ jam setelah lahir
Periksa adanya malformasi
Perawatan tali pusat
Periksa 2-4 jam setelah pengikatan untuk
melihat adanya perdarahan
Tidak diberikan apapun, jaga agar tali pusat
bersih dan kering
Bersihkan dengan alkohol tiap 8 jam, tidak usah
dibungkus
Periksa adanya cairan/discharge atau infeksi
sampai tali pusat kering
Perawatan Kulit
Keringkan bayi dengan kain yang lembut dan
hangat
Hapus darah dan sekret dari kulit bayi dengan hati-
hati
Memandikan bayi segera setelah lahir  tidak
direkomendasikan
Dengan air hangat 4 – 6 jam setelah suhu stabil
Jangan memaksa untuk membersihkan vernix
caseosa
Periksalah adanya infeksi superfisial
Bila perlu  mandi dengan cairan antiseptik
(chlorhexidine/ hexachlorophene!!)
Pemeriksaan fisik pada BBL

Penting: Saat masuk


Evaluasi respon
Diagnosis
Pedoman Penilaian Fisik
• Penilaian fisik lengkap harus dilakukan pada
saat pertama kali bayi dirawat. Pastikan hasil
penilaian dicatat dengan akurat.
• Penilaian mencakup:
– Tanda-tanda vital
– Pengukuran pertumbuhan
– Penilaian sistem
– Pemeriksaan alat tubuh

• Untuk neonatus yang baru masuk, catat hal berikut ini:


– Data pada saat masuk
– Penilaian masa kehamilan
Tanda vital
• Bayi yang stabil: tanda vital dan sistem
tubuh dinilai setiap mau diberi minum

• Neonatus yang tidak stabil dan


menggunakan bantuan pernafasan: nilai
tanda vital dan sistem tubuh setiap 1-2 jam
Suhu Denyut Jantung
• Suhu rektal hanya • Denyut jantung harus
diperiksa satu kali pada diukur dengan cara
saat masuk untuk
menyingkirkan auskultasi
kemungkinan adanya
anus imperforata • Detak jantung harus
• Pengukuran selanjutnya dihitung sesuai jadwal
dilakukan lewat aksila makan setiap 3-4 jam

• Suhu neonatus normal • Normal120 –160 kali


adalah 36,5- 37,50C. per menit (bpm)
Pernafasan Penilaian
Pernafasan
• Frekuensi nafas • Penilaian awal saat
normal adalah 40 – lahir merupakan
60 kali per menit. evaluasi keberhasilan
• Frekuensi nafas transisi bayi:
dilakukan dengan – Pernafasannya
melakukan
observasi selama nyaman
satu menit penuh. – Tidak ada takipnea
– Tidak ada ngorok
– Tidak ada retraksi
– Tidak ada sianosis
atau pucat
Penilaian pertumbuhan
• Tiga komponen untuk mengukur pertumbuhan
neonatus.
– Berat – harus ditimbang setiap hari.
– Panjang – harus diukur saat masuk dan setiap
minggu.
– Lingkar kepala - harus diukur saat masuk dan setiap
minggu.
• Pola pertumbuhan yang diharapkan pada bulan
1 kehidupan
– Berat: 20-30 g/hari
– Panjang: 0.5-1 cm/minggu
– Lingkar kepala: 0.5 cm/minggu
Penilaian Sistem Syaraf
• Evaluasi tingkat kesadaran
• Evaluasi Tonus
– Axial
– Segmental
• Evaluasi Refleks Primitif :
Refleks rooting, moro, tonic neck,
withdrawal, genggam, cengkraman kaki.
Beberapa contoh refleks
Refleks
Genggam
Refleks
Cengkraman-Kaki Refleks
Rooting
Refleks Moro
Pemeriksaan Motorik

• Evaluasi postur ekstremitas


• Gerakan spontan dan serempak
• Refleks primitif
• Evaluasi posisi tulang
(simetris/asimetris)
• Evaluasi refleks isap/telan sebagai
fungsi piramidalis yang penting
Berikan asupan yang benar

• Segera berikan pada ibu untuk disusui


• Walaupun ASI belum ada
• Untuk merangsang ‘ letdown refleks ‘
Tatalaksana yang salah

• Tidak memberikan bayi kepada ibu dalam 1


jam setelah lahir
• Tidak mengajarkan ibu cara menyusui yang
benar
• Tidak ada rawat gabung
• Memberikan “prelacteal feeding”
• Menjadwal pemberian minum
• Memberi minum pakai botol
ASI

Memberikan :
• nutrisi ideal,
• kebutuhan imunologi dan fisilogi pada semua
bayi
• pertahanan alamiah dan meningkatkan status
imunitas

 Direkomendasikan oleh AAP and European


ASI ekslusif
Apakah yang dilakukan jika ASI
belum juga keluar setelah
> 48 jam ??

Berikan SF dengan
mempertimbangkan faktor risiko
alergi pada keluarga, dengan
memakai
kartu deteksi dini risiko alergi
Tingkat Risiko Alergi
• Risiko kecil : 5 -15 %
• Risiko sedang : 20-40%
• Risiko tinggi : 40-60%

Pada risiko sedang dan tinggi

berikan SF yang hipoalergenik


 protein sudah dipecah sebagian, tingkat alergi
berkurang
Tujuan pemberian
SF hipoalergenik

• Cegah sensitisasi (pengenalan alergen dl susu


sapi) pd usia bayi
 cegah alergi susu sapi
• Cegah penyakit alergi lain di usia selanjutnya
seperti rhinitis alergi, asma
• Sebagai pencegahan primer thd penyakit alergi
selanjutnya
mandiri pintar

Anda mungkin juga menyukai