Anda di halaman 1dari 12

OM SWASTYASTU

ETIK AUTONOMY

SANG AYU MADE MELATI SUKMA


16.321.2531
A11-B
LITERATUR REVIEW
JURNAL 1
Judul
Persepsi Perawat Terhadap Prinsip-Prinsip Etik Dalam Pelaksanaan Tindakan Keperawatan Di Rumah Sakit Tk. Ii Putri Hijau Medan
Jurnal The Nursing’s perception, Ethichal principles, Nursing action
Volume & Halaman Vol. 1, No. 1 Juni
Tahun 2016
Penulis Resmi Pangaribuan
Reviewer Sang Ayu Made Melati Sukma
Tanggal 11 April 2020
Latar belakang
Latar belakang membahas tentang etika keperawatan adalah nilai-nilai dan prinsip-prinsip yang diyakini oleh profesi keperawatan dalam
melaksanakan tugasnya yang berhubungan dengan pasien, masyarakat, teman sejawat maupun dengan organisasi profesi, dan juga dalam
pengaturan praktik keperawatan itu sendiri.
Tujuan Penelitian Untuk mengeksplorasi persepsi perawat terhadap prinsip-prinsip etik dalam pelaksanaan tindakan di ICU Rumah sakit Tk. II Putri Hijau
Medan.
Permasalahan Berdasarkan uraian di atas maka rumusan masalahnya adalah bagaimana persepsi perawat terhadap prinsip-prinsip etik dalam
pelaksanaan tindakan di ICU Rumah sakit TK.II Putri Hijau Medan tahun 2010?

System yang digunakan

Jenis penelitian yang dilakukan adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif fenomenologi. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang
bermaksud untuk memahami fenomena tentang hal yang dialami subyek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, atau tindakan
yang dilihat secara menyeluruh dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa dalam konteks khusus yang alamiah
dengan menggunakan berbagai metode alamiah (Moleong, 2002).
Pembahasan

Diskusi tema yang didapatkan berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada empat orang responden tentang persepsi perawat
terhadap prinsip-prinsip etika dalam pelaksanaan tindakan keperawatan. Pembahasan tema tersebut adalah sebagai berikut:
1. Mendapatkan persetujuan dalam melakukan tindakan dan pasien atau keluarga pasien berhak menolak tindakan dengan
menandatangani pernyataan penolakan tindakan.
2. Melakukan tindakan untuk kebaikan, menghindari hal yang membahayakan
3. Agama mengaj arkan berbuat baik
4. Tidak membeda-bedakan pasien dan mendahulukan tindakan sesuai prioritas masalah.
5. Memberikan infrmasi dan mempertahankan kerahasiaan
6. Menghargai pasien atau keluarga yang menggunakan cara-cara tradisional
Kelebihan -

Kekurangan -
Kesimpulan

Faktor-faktor yang mempengaruhi presepsi adalah :


a. Intrinsik dan ekstrinsik seseorang (cara hidup, cara berfikir, kesiapaan mental,kebutuhan dan wawasan)
b. Faktor politik, ekonomi, sosial, budaya
c. Faktor usia
d. Faktor kematanagn
e. Faktor lingkungan sekitar
LITERATUR REVIEW
JURNAL 2
Judul
Dilema Etik dalam Merawat Pasien Terlantar Yang Menjelang Ajal Di IGD
Jurnal Dilema Etik, Pasien terlantar, Perawat IGD
Volume & Halaman 3(2):145—153
Tahun 2016
Penulis Maria Imaculata Ose
Reviewer Sang Ayu Made Melati Sukma
Tanggal 11 April 2020

Latar belakang

Latar belakang membahas tentang dilema etik sering dialami oleh perawat IGD dalam merawat pasien terlantar yang berada dalam fase
menjelang ajal, namun tidak memiliki identitas. Fokus perawatan yang diberikan pada fase menjelang ajal dikenal dengan istilah End Of
Life Care. Ketidakhadiran keluarga untuk mendampingi pasien dan tingginya beban kerja perawat yang tidak seimbang seringkali
menyebabkan perawat tidak dapat fokus memberikan pendampingan menyebabkan timbulnya dilema etik.
Tujuan Penelitian
Untuk mengeksplorasi makna dilema etik perawat dalam merawat pasien terlantar yang menjelang ajal di IGD.
Permasalahan
Bagaimana dilema etik dalam merawat pasien terlantar yang menjelang ajal di IGD?
System yang digunakan

Penelitian ini menggunakan desain penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan Fenomenologi Interpretif (Streubert &
Carpenter, 2011). Penelitian ini dilaksanakan di IGD RSSA Malang. Tahap pemilihan partisipan dengan menggunakan teknik purposive
sampling yakni melakukan seleksi kepada perawat yang bekerja di IGD dengan kriteria inklusi yang telah ditetapkan oleh peneliti dan
memiliki pengalaman merawat pasien terlantar menjelang ajal hingga peneliti tidak menemukan informasi baru atau tercapainya saturasi,
setelah sebelumnya partisipan mengisi Inform Consent terlebih dahulu.
Pembahasan

Kehadiran pasien terlantar menjelang ajal yang tidak didampingi keluarga menjadi salah satu masalah yang terjadi di IGD. Pasien ini
tidak di kategorikan sebagai pasien prioritas I di ruang IGD namun tetap membutuhkan End of Life Care yang bermartabat (Ose, dkk,
2016.) Salah satu tantangan besar perawat dalam pelayanan gawat darurat adalah bagaimana mengintegrasikan nilai-nilai dan keyakinan
perawat sendiri ke dalam praktik profesional dengan tepat. Keterlibatan secara aktif seorang perawat dalam membuat keputusan etis
yang dapat memengaruhi peran mereka dan perawatan terhadap klien (Chaloner, 2007). Prinsip-prinsip etis dalam praktik keperawatan
antara lain otonomi (Autonomy), (Beneficience), keadilan (Justice), tidak merugikan (Nonmaleficience), kejujuran (Veracity), menepati
janji (Fidelity), karahasiaan (confidentiality), Akuntabilitas (Accountabiliy) (Dalami, 2010).
Kelebihan
Perawat memiliki prosedur dan kesepakatan profesional yang diatur dalam kode etik dan hukum untuk mengevaluasi setiap tugas dan
tanggung jawab yang dilakukan, sehingga tujuan pelayanan kesehatan bagi klien dapat tercapai secara menyeluruh (Tedjomuljo, 2016).
Kekurangan
Fokus perawatan yang diberikan pada fase menjelang ajal adalah End Of Life Care (Forero et al., 2012). End Of life care bertujuan agar
pasien merasa bebas dari rasa nyeri, nyaman, dihargai, dihormati dan berada dalam kedamaian dan ketenangan serta merasa dekat
dengan orang merawatnya (Aligood & Tomey, 2014).
Kesimpulan

Fokus perawatan IGD pada kondisi kegawatan pasien untuk kestabilan kondisi yang kritis, mencegah terjadinya kecacatan dan
menyelamatkan nyawa dengan memperhatikan respon time. Kehadiran pasien terlantar dalam fase menjelang ajal menimbulkan suatu
konflik bagi perawat. Perawat memaknai tetap harus bersikap professional dan bertanggung jawab walaupun pasien tersebut bukanlah
pasien prioritas. Perawat juga harus mampu dalam mengendalikan perasaan dan mengendalikan sikap dan tetap berusaha maksimal
untuk memberikan perawatan dan tidak mengacuhkan pasien terlantar ini. Selain harus dapat mengendalikan perasaan dan sikap,
perawat menyadari peran dan tanggung jawab sebagai pemberi asuhan keperawatan setiap pasien untuk memenuhi hak pasien dalam
memberikan perawatan yang berkualitas. Dengan adanya dukungan kebijakan dalam penanganan pasien terlantar ini memungkinkan
penerapan caring tetap diberikan walaupun perawatan End of life care yang diberikan di IGD belum optimal.
LITERATUR REVIEW
JURNAL 3
Judul

Pertanggungjawaban Hukum Perawat Dalam Hal Pemenuhan Kewajiban dan Kode Etik Dalam Praktik Keperawatan
Jurnal Jurnal Ilmiah Ilmu Keperawatan Indonesia
Volume& Halaman Vol. 8, No. 4 Desember
Tahun 2018
Penulis Baiq Setiani
Reviewer Sang Ayu Made Melati Sukma
Tanggal 11 April 2020

Latar belakang Latar belakang membahas tentang permasalahan etik yang dihadapi perawat dalam melaksanakan praktik keperawatan menimbulkan
konflik antara kebutuhan pasien dengan harapan perawat.

Tujuan Penelitian

Untuk menekankan tentang tanggung jawab serta kewajiban seorang perawat sesuai dengan kode etik serta kompetensi yang dimiliki.
Permasalahan Bagaimana tanggung jawab perawat sebagai tenaga kesehatan? Bagaimana tanggung jawab perawat dalam melakukan kewajiban dan
hak berdasarkan peraturan perundang-undangan?

System yang digunakan

Metode dalam penelitian ini menggunakan pendekatan yudiris normative, yaitu pendekatan pada peraturan perundang-undangan,
pendekatan konseptual, dan pendekatan kasus yang pernah terjadi.
Pembahasan Kode etik perawat (juga biasa disebut etik keperawatan) sebagai bagian dari pengetahuan dasar etik berisi bagaimana perawat
seharusnya berperilaku etik sebagai sebuah profesi, bagaimana seharusnya membuat keputusan saat mengalami hambatan, bagaimana
mencegah terjadinya permasalahan etik, serta bagaimana berusaha memenuhi kewajiban profesional sersuai tujuan, nilai dan standar
keperawatan. Etik keperawatan mengandung unsur-unsur pengorbanan, dedikasi, pengabdian, dan hubungan antara perawat dengan
klien, dokter, sejawat perawat, diri sendiri, keluarga klien, dan pengunjung. Etik keperawatan merupakan hal yang sangat penting dalam
pelaksanaan pelayanan kesehatan. Selain bermanfaat bagi perawat, etik juga bermanfaat bagi tim kesehatan lainnya dan bagi penerima
pelayanan kesehatan. Etik keperawatan ini juga bermanfaat bagi rumah sakit terutama untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan
dan meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit.

Kelebihan -
Kekurangan -
Kesimpulan Pernyataan kode etik perawat dibuat untuk membantu dalam pembuatan standar dan merupakan pedoman dalam pelaksanaan tugas,
kewajiban dan hak perawat profesional. Kewajiban perawat tertuang dalam Pasal 37
Undang-Undang No. 38 Tahun 2014, Pasal 9-13 Undang-Undang No. 36 Tahun 2009, serta Pasal 3 dan 12 Peraturan Menteri Kesehatan
RI No. HK.02.02/Menkes/ 148/I/2010.
Sedangkan mengenai hak perawat, tertuang dalam Pasal 36 Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2014, Pasal 56 Undang-Undang No. 36
Tahun 2009, serta Pasal 11 Peraturan Menteri Kesehatan RI No. HK.02.02/Menkes/148/I/2010.
OM SANTIH, SANTIH, SANTIH OM

Anda mungkin juga menyukai