Anda di halaman 1dari 27

ARITMIA

kelompok 6
1. Ika nurjanah batalipu G70116285
2. Miranda nasir ismail G70117110
3. Gita indah cahyani G70118034
4. Maria novryanti sia G70118105
5. Fauzia G70118170
6. Heldayanti G70118215
ARITMIA

Gangguan irama jantung atau aritmia


merupakan komplikasi yang sering terjadi
pada infark miokardium. Aritmia atau disritmia
adalah perubahan pada frekuensi dan irama
janung yang disebabkan oleh konduksi
elektrolit abnormal atau otomatis (Doenges,
1999).

Aritmia terjadi
karena impuls elektrik yang
berfungsi mengatur
detak jantung tidak bekerja
dengan baik
MEKANISME TERJADINYA ARITMIA

Secara umum aritmia dapat terjadi akibat


pengaruh persarafan simpatis – parasimpatis,
supresi nodus SA sehingga fokus diambil alih oleh
tempat lain, atau tempat lain lebih aktif sehingga
mengambil alih nodus SA. Selain itu, bila impuls
dari nodus SA tidak dapat terbentuk, tidak dapat
keluar, atau mengalami hambatan dalam
perjalannanya, akan terjadi aritmia
Secara rinci aritmia dapat akibat dari pembentukan
Impuls yang terganggu, mekanisme
afterdepolarization, dan adanya blok konduksi yang
memghalangi atau memperlambat impuls, yang dapat
menimbulkan bardikardia maupun takikardia.
Hambatan impuls menyebabkan takiarimia melalui
mekanisme reentri, dimana diperlukan adanya blok
unidireksional dan konduksi lambat melalui jalur
reentri
Selain itu juga Pengaruh hormonal, gangguan
elektrolit dan asam basa, hipoksia, iskemia, infark,
inflamasi dan pengaruh obat – obatan (termasuk
obat
antiaritmia)  dapat menyebabkan terjadinya aritmia
jantung melalui berbagai mekanisme diatas
Pada penderita yang terdiagnosa penyakit aritmia
ini akan merasakan :
 Jantung berdetak kencang
 Tiba- tiba jantung bertambah denyutnya
 Berdetak terlalu cepat (takikardi) atau terlalu
lambat (bradikardi)
 Tidak merasakan apa-apa, karena aritmia dapat
asimtomatik (tanpa gejala)
Jenis-jenis aritmia yang paling umum dijumpai antara
lain :
 Bradikardia : Jantung berdetak lebih lambat atau tidak teratur

 Blok jantung : Jantung berdetak lebih lambat dan bisa menyebabkan seseorang
pingsan

 Takikardia supraventrikular : Jantung berdenyut cepat secara tidak normal

 Fibrilasi atrium : Jantung berdetak sangat cepat, bahkan pada saat sedang
beristirahat

 Fibrilasi ventrikel : Menyebabkan penderitanya kehilangan kesadaran atau


kematian mendadak akibat detak jantung yang terlalu cepat dan tidak teratur
abnormal (aritmia).

Gangguan jantung adalah


penyebab paling umum
dari irama jantung Kadang-kadang orang
sadar irama jantungnya
abnormal, tetapi
kebanyakan mereka
hanya merasakan.
Konsekuensinya seperti
lesu atau pingsan
MACAM-MACAM ARITMIA
 Sinus Takikardi : Meningkatnya aktifitas nodus sinus

 Sinus bradikardi : Penurunan laju depolarisasi atrim

 Komplek atrium premature : Impul listrik yang berasal di atrium tetapi di luar
nodus sinus menyebabkan kompleks atrium prematur, dimana pada ECG
menunjukkan irama tidak beraturan

 Takikardi Atrium : suatu episode takikardi atrium biasanya diawali oleh suatu
kompleks atrium prematur sehingga terjadi reentri pada tingkat nodus AV

 Fluter atrium : Kelainan ini karena reentri pada tingkat atrium. Depolarisasi
atrium cept dan teratur, dan gambarannya terlihat terbalik disandapan II,III
dan atau aVF seperti gambaran gigi gergaji.
 Fibrilasi atrium : Fibrilasi atrium bisa tibul dari fokus
ektopik ganda dan atau daerah reentri multipel.
Aktifitas atrium sangat cepat, sindrom sinus sakit

 Komplek jungsional premature

 Irama jungsional

 Takikardi ventrikuler
ETIOLOGI
Penyebab dasar aritmia yaitu :
1. Hipoksia : miokardium yang kekurangan oksigen c
menjadi iritabel
2. Iskemia : infark miokardium dan angina menjadi
pencetus
3. Stimulasi simpati : menguatnya tonus otot karena
penyebab apapun
4. Obat-obatan : efek pemberian obat-obatan digitalis
atau bahkan obat-obat anti artimia sendiri
5. Gangguan elektrolit : ketidakseimbangan kaliumn
kalsium dan magnesium
6. Regangan (stretch) : hipertrofi ventrikel
Selain itu juga etiologi aritmia jantung dalam garis
besarnya dapat disebabkan oleh :
 Peradangan jantung misalnya demam rematik,
peradangan miokard (miokarditis karena infeksi)
 Gangguan sirkulasi koroner (arterosklerosis koroner
atau spasme arteri koroner), misalnya iskemia
miokard, infark miokard
 Karena obat (intoksikasi) antara lain oleh digitalis,
quinidin dan obat-obat anti aritmia lainnya
 Gangguan keseimbangan elektrolit (hiperkalemia,
hipokalemia)
 Gangguan pada pengaturan susunan saraf otonom
yang mempengaruhi kerja dan irama jantung
 Gangguan metabolik (asidosis, alkalosis)
 Gangguan endokrin (hipertiroidisme,
hipotiroidisme)
 Gangguan irama jantung karena kardiomiopati atau
tumor jantung
 Gangguan irama jantung karena penyakit
degenerasi (fibrosis sistem konduksi jantung)
APA
ANT SIH OB
IAR A
TIM T
IA?

Obat antiaritmia adalah obat-obatan


yang mencegah atau mengobati
aritmia. Dimana terbagi menjadi 4
kelas obat.
PENGOBATAN SECARA FARMAKOLOGI
Obat-obat antiaritmia dibagi 4 kelas yaitu :
1. Kelas 1 A. Antiaritmia kelas Ia, selain efeknya terhadap voltage-gated sodium
channels, memperlambat repolarisasi dengan menghambat efflux. Meliputi :
Quinidin : adalah obat yang digunakan dalam terapi pemeliharaan untuk
mencegah berulangnya atrial fibrilasi atau flukter
Procainamide : untuk ventrikel ekstra sistol atrial fibrilasi dan aritmia yang
menyertai anestesi
Dyspiramide : untuk SVT akut dan berulang.

Kelas 1 B. Obat-obatan pada kelas Ib, selain efeknya terhadap sodium voltage-
gated channels, juga mempercepat repolarisasi sel dengan meningkatkan efflux
potassium dan menurunkan durasi aksi potensial dan periode refractory. Meliputi :
Lignocain : untuk aritmia ventrikel akibat iskemia miokard, ventrikel takikardia
Mexiletine : untuk aritmia ventrikel dan VT.
1. Kelas 1 C, menghalangi voltage-dependent sodium channels dan
memperpanjang fase polarisas. Meliputi :
Flecainide : untuk ventrikel ektopik dan takikardi

2. Antiaritmia Kelas 2 (Beta Adrenergik Blokade)


Atenol, Metroprolol, Propanolol : indikasi aritmia jantung, angina

3. Antiaritmia Kelas 3 (Prolong Repolarisation)


Amiodarone, indikasi VT, SVT berulang

4. Antiaritmia Kelas 4 (Calsium Channel Blocker)


Verapamil, indikasi Supraventrikular aritmia.
PENGOBATAN NON-FARMAKOLOGI

 Disarankan menghindari merokok dan


konsumsi alcohol
 Menjaga tekanan darah agar tetap stabil
 Juga harus dihindari makanan dan faktor lain
yang mencetuskan terjadinya aritmia
 Mengatur pola hidup 
 Hindari stimulan yang digunakan pada obat
batuk dan pilek. Beberapa obat tersebut
berisi bahan2 yang memicu aritmia
 Pace Maker, merupakan suatu alat yang berfungsi
sebagai impuls listrik dan memberikanrangsangan
listrik ke jantung. alat pacu jantung permanen dapat
ditempatkan melalui torakotomiatau transvenously,
Pacemaker terutama mencegah jantung berdetak
terlalu lambat.
 ICD ( implantable cardioverter defibrillato),
merupakan suatu alat canggih yang digunakan
terutama untuk terapi ventricular tachycardiadan
ventricular fibrilasi, dua irama jantung yang
mengancam jiwa
 Pembedahan Jantung, mungkin diperlukan
untuk menyembuhkan penyakit jantung yang
dapatmenyebabkan aritmia
FAKTOR RESIKO TERKENA ARITMIA

 Hipertensi
 Stress karena meningkatnya produksi adrenalin
yang bekerja pada pembukuh darah sehingga
tekanan darah meningkat.
 Diabetes
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Pemeriksaan fisik meliputi pemeriksaan fisik umum


dan khusus pada jantung. Sebelum melakukan
pemeriksaan fisik khusus pada jantung, maka
penting
terlebih dahulu melihat pasien secara
keseluruhan/keadaan umum termasuk mengukur
tekanan darah, denyut nadi, suhu badan dan
frekuensi
pernafasan.
Pemeriksaan dapat dilakukan dengan :
 Inspeksi, lihat dan perhatikan impuls dari iktus kordis,
mudah terlihat pada pasien yang kurus dan tidak terlihat
pada pasien yang gemuk atau emfisema pulmonum. Yang
perlu diperhatikan adalah Titik Impuls Maksimum (Point of
Maximum Impulse). Normalnya berada pada ruang
intercostals V pada garis midklavikular kiri.
 Palpasi dapat mengetahui dan mengenal ukuran jantung
dan denyut jantung. Point of Maximum Impuls dipalpasi
untuk mengetahui getaran yang terjadi ketika darah
mengalir melalui katup yang menyempit atau mengalami
gangguan.
 Perkusi, dengan posisi pasien tetap
berbaring/terlentang kita lakukan
pemeriksaan perkusi. Tujuannya adalah untuk
menentukan batas jantung (batas atas kanan
kiri).
 Auskultasi, pemeriksaan auskultasi untuk
menentukan denyut jantung, irama jantung,
bunyi jantung, murmur dan gesekan (rub).
Dapat juga dilakukan dengan pemeriksaan penunjang,
sebagai berikut :
 EKG : Menunjukkan pola cedera iskemik
dan gangguan konduksi.Menyatakan tipe/sumber
disritmia dan efek ketidakseimbangan elektrolit dan obat jantung.
 Monitor Holter : Gambaran EKG (24 jam) mungkin diperlukan untuk
menentukan dimana disritmia disebabkan oleh gejala khusus bila
pasien aktif (di rumah/kerja).
 Foto dada : Dapat menunjukkan pembesaran bayangan jantung
sehubungan dengan disfungsi ventrikel atau katup.
 Skan pencitraan miokardia : dapat
menunjukkan aea iskemik/kerusakan miokard
yang dapat mempengaruhi konduksi normal
atau mengganggu gerakan dinding dan
kemampuan pompa.
 Pemeriksaan obat : Dapat menyatakan
toksisitas obat jantung, adanya obat jalanan
atau dugaan interaksi obat contoh digitalis,
quinidin.
sekian

Anda mungkin juga menyukai