Anda di halaman 1dari 45

Skenario 4

BBDM 13

Nyeri Telan dan


Sesak
Anamnesis dan
Etiologi
• Anamnesis
• Dalam mendiagnosa epiglottitis,harus dapat
membedakan dengan laringotracheitis. Mulai
dari anamnesis sampai pemeriksaan fisik.
Pada anamnesis ditanyakan kepada pasen
keluhan utama yang di rasakan. Pada epigloitis
biasanya datang dengan keuhan disfagia
ataupun stridor.
• Pasien jarang mengeluhkan gangguan suara.
Sedangkan pada laringo tracheitis pasen lebih
mengeluhkan kelainan suara.
• Anak dengan epiglottitis akut cenderung
duduk dengan mulut terbuka dan dagu
mengarah kedepan,serak tidak khas selalu
ada.
•Pasen mengeluh demam tinggi sebagai gejala pertama
•Sakit tenggorokan hebat
•Keluhan nyeri telan
•Keluhan ngeces
•Riwayat infeksi saluran napas yang lainya
•Pada anak tampak sakit keras dan gelisah
•Pada epiglottitis yang sangat parah dapat ditemukan
dyspnea :mengarah pada keadaan sianosis(kulit dan
mukosa kebiruan)
• Etiologi
• Kausan nya belom diketahui dengan jelas.
Seprti pada infeksi lain di faring. Diduga
penyebab primernya adalah virus,kemudian
dapat terjadi infeksi sekunder terutama oleh
h.influenza type B(HIB). Juga di dapatkan
streptococcus,staphylocus,pseudomonas dan
kuman lainya.
• Namun epiglottitis dapat juga timbul karena
penyebab lain seperti luka bakar karena luka
bakar air panas,cedera di tenggorokan dan
berbagai infeksi virus dan bakteri ,reaksi
kemoterapi daerah kepala dan leher
Pemeriksaan
fisik
Keluhan Pasien
• SESAK NAFAS  Pf. Paru
• NYERI TELAN  Pf. Rongga Mulut

• Penilaian Sesak Nafas  Jackson


Pemeriksaan Paru
• INSPEKSI
– Bentuk Dada
– Pernafasan pasien  Stridor? Frekuensi? Irama? Dyspneu?
– Retraksi Interkostalis
– Retraksi Suprasternalis
• PALPASI
– Tactile Fremitus  Lihat adakah pernafasan yang tertinggal atau kurang
bergetar
• PERKUSI
– Sonor  Normal
– Pekak  Padat
– Hipersonor
• AUSKULTASI
Stridor Insipirasi
• Stridor
suara yang terdengar kontinu (tidak terputus-putus), bernada
tinggi yang terjadi baik pada saat inspirasi maupun pada saat
ekspirasi, dapat terdengar tanpa menggunakan stetoskop,
bunyinya ditemukan pada lokasi saluran napas atas (laring) atau
trakea, disebabkan karena adanya penyempitan pada saluran
napas tersebut. Pada orang dewasa, keadaan ini mengarahkan
kepada dugaan adanya edema laring, kelumpuhan pita suara,
tumor laring, stenosis laring
Pemeriksaan Paru (2)
• Auskultasi
– Vesicular, suara nafas vesicular terdengar di semua lapangan paru
yang normal. Barsifat halus, nada rendah, inspirasi lebih panjang dari
ekspirasi.
– broncho-vesicular, suara nafas broncho-vesicular terdengar di daerah
percabangan broncus dan trache. Jadi sekitar sternum dan region
interscapular, nadanya sedang lebih kasar di bandingkan vesicular,
inspirasi sama panjang dengan ekspirasi.
– bronchial, suara nafas bronchial terdengar di daerah trachea (leher)
dan supra sternal notch. Bersifat kasar, nada tinggi/inspirasi lebih
pendek di bandingkan dengan ekspirasi.
Kriteria Jackson
• Jackson I : sesak, stridor inspirasi ringan, retraksi
suprasternal, tanpa sianosis.
• Jackson II : sesuai Jackson I tetapi lebih berat yaitu
disertai retraksi supra dan infraklavikula, sianosis ringan, dan
pasien tampak mulai gelisah.
• Jackson III : sesuai Jackson II yang bertambah berat
disertai retraksi interkostal, epigastrium, dan sianosis lebih
jelas.
• Jackson IV : sesuai Jackson III disertai wajah yang tampak
tegang, dan terkadang gagal napas.
Pemeriksaan Rongga Mulut
• Tujuan : mengetahui apakah nyeri telan karena adanya
inflamasi pada daerah mulut atau tidak.
• Pada anak, bisa juga untuk memeriksa epiglotitis dengan
cara :
– Cara menekan lidah bagian belakang, pelan-pelan dan hati-hati
dengan spatel.
Pemeriksaan Kelenjar Limfe Leher
• Mengetahui adanya infeksi yang menyebar, biasanya
akan ada pembesaran limfe regional.
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Laringoskopi
• Laringoskopi Indirek
Cara melihat laring secara
tidak langsung dengan
bantuan kaca laring
• Laringoskopi Direk
Pe­meriksaan laring secara langsung dengan
menggunakan speculum
Endoskopnya dilengkapi:
- lampu dan lensa
sebagai alat penerangan
- alat penyedot lendir atau kotoran
untuk membersihkan daerah yang akan
dievaluasi
Macam-macam laringoskopi direk:
– selang yang lentur (fleksibel)
dibantu dengan suatu alat serat optik yang
disusupkan melalui hidung dan dimasukkan
terus hingga masuk ke dalam tenggorokan
– selang kaku
dimasukkan langsung dari mulut hingga ke
dalam laring
Radiologi
• Posisi lateral leher
• Epiglotitis: thumb print sign
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
• Tidak spesifik pada pasien dengan epiglotitis
• dilakukan ketika saluran napas pasien telah diamankan
• Jumlah leukosit dapat meningkat dari 15.000 hingga
45.000 sel/μL
• Kultur darah dapat diambil, terutama jika pasien terlihat
tidak baik secara sistemik
• Kultur biasanya memberikan hasil yang positif pada 25%
kasus
Pemeriksaan Laboratorium

a. Pemeriksaan darah lengkap


Pembiakan darah atau lendir tenggorokan dapat
menunjukan adanya bakteri pada pemeriksaan darah
lengkap tampak peningkatan jumlah sel darah putih.
Rontgen leher dapat menunjukan adanya
pembengkakan epiglotis.

b. kultur darah dan sensivitas


kultur darah digunakan untuk memastikan antibiotik
yang adekuat terhadap bakteri penyebab.
Differential Diagnosis dan
Diagnosis Kerja
EPIGLOTITIS

• Haemophilus
influenza type B
• Onset cepat
• Stridor inspirasi
• Demam
• Tidak ada batuk
• Drooling
• Muffled voice
• Thumbprint sign
Croup

• Parainfluenza virus
• Onset lama (hari)
• Barking cought
• Tdk ada disfagia
• Tdk ada drooling
• Hoarse voice
• Steeple sign
Abses peritonsil

• Demam
• Disfagia
• Trismus
• Drooling
• Pembesaran wajah/leher
• Nyeri kepala
• Inflamasi sekitar tonsil +
hiperemis
Abses retrofaring

• Streptococcus beta
hemolitik & S. aureus
• Demam
• Neck stiffness
• X-ray
– Susah dibedakan dengan
abses prevertebral
• CT-Scan
PENATALAKSANAAN FARMAKOLOGI
DAN NON FARMAKOLOGI
Penatalaksanaan pada pasien dengan epiglotitis
diarahkan kepada mengurangi obstruksi saluran nafas
dan menjaganya agar tetap terbuka, serta
mengeradikasi agen penyebab.
Pada pasien dengan keadaan yang stabil tanpa tanda-tanda
bahaya saluran nafas, sulit bernafas, stridor, atau saliva yang
menggenang, dan hanya memiliki pembengkakan yang ringan,
dapat ditangani tanpa intervensi saluran nafas dengan
pengawasan ketat di unit perawatan intensif atau ICU. Karena
obstruksi saluran nafas dapat terjadi dengan cepat pada pasien,
penilaian serial berulang dari patensi saluran nafas sangat
diperlukan.
Pada anak-anak, hindari prosedur yang dapat
meningkatkan kegelisahan sampaisaluran nafas anak
tersebut telah diamankan.
Antibiotik intravena dapat dimulai sesegera mungkin dan harus
mencakup  Haemophilus influenzae, Staphylococcus aureus,
Streptococcus dan Pneumococcus, seperti amoksisilin/asam
klavulanat atau sefalosporin generasi kedua atau ketiga,
sepertisefuroksim, sefotaksim, atau seftriakson.

Antibiotik digunakan untuk menghilangkan penyebabnya.


Pemberian oksigen dan hampir selalu di lakukan pebukaan
saluran pernafasan, baik dengan cara memasukan tuba
endotrakeal maupun dengan cara membuat lubang di leher
bgian depan (Trakeostomi). Untuk meningkatkan hidrasi, di
berikan cairan infus. Kortikosteroid di berikan untuk mengurangi
pembengkakan.
1. Amankan jalan napas
Indikasi
-adanya distres pernapasan
-adanya pernapasan
-ketidakmampuan menelan
-saliva menggenang
-keadaan pernapasan makin buruk dalam 8-12
jam
A. Dilakukan intubasi

B. Trakeotomi
2. Meningkatkan hidrasi
Meningkatkan hidrasi dengan pemberian cairan
melalui infus
3. Diberikan antibiotik
Ampisilin oral 100mg/kgBB/hari
Oxacillin I.V. , 150-200 mg/kgBB/hari
Cefazolin I.V. , 75-100 mg/kgBB/ hari
Ceftriaxone I.V. 50-100 mg/kgBB/hari (Comb.
Therapy)
4. Kortikosteroid
Untuk mengurangi pembengkakan.

Kortisol, 5 mg tablet
Cortisone, 5 mg tablet
Prednison, 5,10 mg tablet
Prednisolone, 5,10 mg tablet
DAFTAR PUSTAKA
1. Snow, J.B., Ballenger, J.J. Ballenger’s
Otorhinolaryngology Head and Neck Surgery.
16th Ed. USA: BC Decker; 2003:1090-
1093,1195-1199.
2. Tolan, R.W. Pediatric Epiglottitis.
2011.Tersedia di: http://
http://emedicine.medscape.com/article/963
773 [diakses 28 Oktober 2017].
PENCEGAHAN
DAN EDUKASI
Pencegahan
Vaksin Haemophilus influenzae tipe B (Hib)
Tidak diberikan pada anak-anak lebih dari 5
tahun dan orang dewasa
Edukasi
• Mencegah trauma pada epiglotis
• Mencegah penyebaran infeksi
• Membuat udara sekitar menjadi lembab
• Pola Makan dan Minum
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai