Anda di halaman 1dari 10

TEOLOGI ISLAM

LATAR BELAKANG SEJARAH


• Berdasarkan catatan sejarah, setelah Rasulullah SAW wafat muncul
perbedaan pemikiran di kalangan umat Islam.
• Terjadi karena perbedaan dalam bidang politik.
• Pertanyaannya;
1. kapan perbedaan itu muncul ?
2. kelompok apa saja yang muncul pertama kali ?
3. bagaimana gerakan-gerakannya ?
• Menurut analisis ahli sejarah, ketika Nabi Muhammad SAW berada di
Madinah (622 M), beliau tidak hanya diyakini dan ditaati sebagai
pemimpin agama, tetapi juga diakui sebagai pemimpin negara.
• Rasulullah SAW dapat dipandang sebagai orang yang pertama kalinya
mendirikan kekuasaan politik yang dipatuhi, yang sebelumnya (di
Madinah) belum pernah terjadi kekuasaan politik seperti yang
dilakukan oleh Beliau.
• Nabi SAW mengajarkan kerukunan hidup bermasyarakat.
• Ajaran ini tidak hanya berbentuk anjuran dan larangan saja, namun
dalam keteladanan secara langsung.
• Kongkritnya, semua umat beragama, (Islam, Yahudi Nasrani, dan
beberapa pemeluk agama lain) di Madinah dapat hidup
berdampingan secara rukun di bawah kepemimpinan Beliau.
• Setelah Rasulullah SAW wafat (10 H), kondisi demikian dapat
dipertahankan oleh Khalifah Abu Bakar Shiddiq dan Umar bin
Khottob.
• Pada masa pemerintahan Khalifah Umar, dikatakan oleh ahli sejarah
sebagai puncak kejayaan Negara Madinah.
• Pada masa itu prinsip-prinsip negara hukum semakin dikembangkan
dengan baik.
• Bahkan Negara Islam yang sering disebut sebagai Madinah al-
Munawwarah berjalan dinamis dengan stabilitas social politik dan
ekonomi yang mantap.
• Pembebasan wilayah-wilayah di sekitar Jazirah Arabia-pun terus
berlangsung
Muncul Perpecahan
• Keadaan menjadi terbalik ketika kekuasaan beralih ke tangan Khalifah
ketiga, Usman bin Affan (23 H/644 M-35 H/656 M).
• Pada paruh kedua masa pemerintahannya, keutuhan dunia Islam
mulai goyah.
• Perang saudara pun meletus, tanpa ada yang sanggup melerainya.
• Puncaknya, timbul pemberontakan, sehingga Khalifah Utsman sendiri
terbunuh oleh pedang pemberontak (bughot).
Penyebabnya
• kebijakan politik nepotisme, beliau mengangkat saudara dekatnya
untuk menempati posisi penting dalam pemerintahan. Misalnya;
1. Memecat Sa’ad bin Abi Waqqas dari pemerintahan Kufah dan
menggantinya dengan Walid bin Uqbah (saudara seibu Utsman).
2. Memperluas wilayah kekuasaan Mu’awiyah bin Abu Sufyan, saudara
sepupunya. Pada masa pemerintahan Umar, Mu’awiyah hanya
sebagai wali Damaskus (Suriah), tetapi pada masa pemerintahan
Utsman ia menguasai wilayah Palestina, Yordania, dan Libanon.
3. Selain itu, Utsman juga dituduh menempatkan orang yang dipandang
kurang cakap pada jabatan strategis dalam lingkungan pemerintahan.
Masa Khalifah ‘Ali bin Abi Thalib
• Sepeninggal Khalifah Utsman bin Affan, Ali bin Abi Talib (saudara
sepupu dan menantu Nabi Muhammad SAW) tampil sebagai Khalifah
keempat.
• Sepanjang masa pemerintahannya selama 5 tahun (35 H/656 M-40
H/661 M), Khalifah Ali tidak berhasil mengembalikan kejayaan Negara
Madinah dan keutuhan ukhuwah Islamiah.
• Situasi politik semakin memanas dan memuncak pada perang saudara
secara terbuka: (1) antara pendukung Ali dan pendukung ‘Aisyah, (istri
Nabi Muhammad SAW), (2) antara pendukung Ali dan pendukung
Mu’awiyah.
MUNCULNYA TIGA
KELOMPOK BESAR DAN
GERAKANNYA
• Sebagai akibat logis dari perang saudara (antara pendukung Ali dan
pendukung Mu’awiyah) umat Islam menjadi terkotak-kotak ke dalam
tiga “kelompok besar” yaitu:
(1) Khawarij
(2) Syi’ah
(3) Mu’awiyah.

Anda mungkin juga menyukai